459. Pantun Silaturahim Alumni Thawalib

Padang, 17 Desember 2016 

PEMBUKA
Pengantar
Sengaja diundang
6877.	Dapat oleh-oleh si bunga tulip
	Dari negeri belanda di bulan Agus
	Sengaja diundang Alumni Thawalib
	Pemrakarsanya Bapak Guspardi Gaus

Guspardi Gaus
6878.	Hijau tampak si Gunung Padang 
	Banyak bunga kini bersemi
	Memang Pak Guspardi Gaus sengaja mengundang 
	Berkumpul disini sambil bersilaturahmi

Salam hormat
6879.	Begitu ramai tokoh hadir disini
	Beragam jabatan dan profesi
	Kami beri apresiasi yang tinggi
	Salam hormat dari saya pribadi
	ISI

Thawalib Terkenal
Thawalib pesantren terkenal
6880.	Sejak kecil bawaannya kidal 
	Selalu tampil di kesempatan pertama
	Pesantren Thawalib pesantren terkenal 
	Alumninya berkualitas, ada dimana mana

Contoh pesantren tertua
6881.	Manis rasanya salak pondoh
	Enak dimakan di rumah mertua
	Pesantren Thawalib jadikanlah contoh
	Sebagai pesantren yang tertua

Sumbar butuh kiprahmu
6882.	Tinggi melilit aka biluru 
	Banyak di bawahnya tumbuh kemumu
	Majulah Thawalib dengan nafas baru 
	Sumatera Barat butuh kiprah mu

Keagamaan diperkuat
6883.	Kini di ladang dipasang jerat 
	Pagar keliling juga dibuat 
	Tantangan ke depan semakin berat 
	Nilai keagamaan masyarakat, haruslah diperkuat 

Solusi, Musyawarah
Beda, selesaikan
6884.	Kain suto kain marekan
	Keduanya dibelikan untuk menantu
	Ada perbedaan mari selesaikan
	Thawalib maju seiring waktu

Selesikan dengan musyawarah
6885.	Malam hari di terang bulan
	Terbang kelelawar ke satu arah
	Kalau pengurus Thawalib ada persoalan
	Elok selesaikan secara musyawarah

6886.	Setiap kita pasti ada masalah
	Tapi pasti ada pula solusi
	Tuntaskanlah dengan musyawarah
	Semoga Allah selalu berkati

Benahi
Thawalib dibenahi
6887.	Perbuatan dosa jangan ditiru 
	Diri sendiri yang akan rugi
	Jangan kalah dengan pesantren baru 
	Mari bersama kita benahi lagi

Ikuti Sunnatullah
6888.	Dulu maju, bagaimana kini
	Ada sebab, pasti ada akibat
	Sunnatullah sukses, mari kita ikuti
	Insya Allah, Thawalib kembali hebat

Amalan
6889.	Pesantren, asalnya dari surau
	Surau tempat mengaji, perbanyak amalan
	Ustadz pembinanya begitu memukau
	Santrinya paham hingga jadi perbuatan
	
PENUTUP
Jadi harapan
6890.	Ada malam, Ada siang
	Itulah tanda kehidupan
	Kini songsong masa datang
	Thawalib tetap jadi harapan

Sekian
6891.	Alumni Thawalib, dai yang gigih
	Kepada umat selalu menyeru 
	Cukup sekian dan terima kasih
	Mari melangkah Thawalib yang baru 

Mohon ijin
6892.	Maksud hati ingin tetap disini
	Apa daya jadwal begitu padat
	Mohon diri Setelah sambutan ini
	Maaf dan ijin, saya harus berangkat