Anakku Penyejuk Hatiku

MASALAH PERKEMBANGAN ANAK DAN SOLUSINYA

BAB I Perkembangan Anak

A. PERKEMBANGAN USIA BALITA

PERKEMBANGAN USIA BALITA

Perkembangan Sosial Usia Balita

Erikson menyebut tahapan pengenalan seorang anak terhadap dunianya dengan istilah “percaya vs tidak percaya”. Hal ini menggambarkan tahap kritis anak sejak kelahiran anak hingga usia delapanbelas bulan. Keadaan ini benar-benar memiliki hubungan dengan apa yang disebut sebagai “sinkronisitas” antara seorang bayi dan orangtuanya. Ketika seorang bayi menangis, apakah ibu atau ayahnya merespon cepat dan mengetahui dengan tepat apa yang dia tangisi dan apa keinginannya? Jika orang tua menjaga keinginan atau kebutuhan anaknya dengan cukup cepat dan akurat, maka seorang bayi akan mempercayai orang tua dan lingkungannya; dia percaya orang tuanya bisa membantunya dan menjaga keamanannya. Pada saat demikian, anak sedang ingin dipenuhi kebutuhannya, sehingga anak juga percaya diri  bahwa dia bisa mempengaruhi dunianya secara positif.

Anak yang tidak terpenuhi kebutuhannya dan juga kerap menangis dalam waktu yang lama tanpa mendapat tanggapan dari orang tua, mungkin akan merasa bahwa ia adalah korban yang tidak berdaya dan merasa terancam. Anak menjadi tidak percaya terhadap lingkungan atau terhadap orang tuanya.

Anak yang tidak mempercayai lingkungannya, akan gelisah, tidak termotivasi untuk bermain atau belajar, bahkan mungkin depresi. Dia tidak akan bergerak dengan mudah atau penuh percaya diri ke dalam tahapan perkembangan berikutnya yang akan menuntut anak berpisah dari orang tuanya.

Anak yang menangis dan butuh respon orang tua, pada saat itu dia sedang mengembangkan kepercayaan, rasa aman dan percaya diri yang akan mempengaruhi dunianya secara positif. Bila anak tidak puas atau dia menangis lama, sekali tanpa respon dari orang tuanya maka anak akan merasa tidak tertolong dan mulai curiga pada lingkungannya.

Ironisnya, ketika mendapatkan ikatan cinta yang kuat dan bisa dipercaya dari orang tua dan pengasuhnya, anak masih mengalami ketakutan akan berpisah. Sekitar usia enam sampai delapan bulan, seorang anak akan menangis ketika ibunya meninggalkan ruangan. Anak merasakan kondisi dimana tiada seorangpun di dekatnya kecuali dirinya merasa kehilangan karena anak tidak tahu apakah ibunya akan kembali lagi.

Erikson menandai tahapan kedua dari perkembangan psikososial anak sebagai  tahap “kemandirian vs malu dan ragu”. Tahap ini terjadi pada usia delapanbelas bulan sampai tiga tahun. Anak mampu menampilkan lebih banyak gerakan fisik. Anak bisa berjalan, menarik atau melepas pakaian mereka, membuka lemari yang menarik perhatian mereka, makan sendiri, bahkan dapat mengendalikan buang air kecil dan buang air sendiri di toilet. Anak menginginkan  kemandirian, kebebasan untuk memilih yang bukan dikarenakan kemampuan fisik baru, tapi karena meningkatnya pengertian bahwa anak punya kehidupan sendiri dari ibu dan ayahnya.

Usia balita adalah usia marah karena aktivitas fisik seorang anak sering tidak sesuai dengan keinginannya. Kosa katanya sering tidak mencukupi untuk membuat dirinya dimengerti atau untuk menyampaikan keinginannya. Anak tidak sabar dan mudah frustrasi. Anak sulit ditenangkan, karena terkejut dengan situasi yang membutuhkan kemandirian.

Seorang balita mempunyai kemampuan untuk mengenali bahaya, maka orang tuanya harus mengawasi dengan hati-hati. Tapi jika langkah anak menuju kemandirian dan kebebasannya tidak diperbolehkan, dia menjadi ragu; jika anak tidak dihargai, atau mungkin diejek, dia akan menjadi malu. “Rasa ragu adalah saudaranya rasa malu”, kata Erikson.

Pada masa balita, khususnya usia dua tahun merupakan usia merengek, dekat dengan orang tua dan munculnya kemarahan yang diwujudkan dalam rasa takut. Seorang anak menjadi mandiri untuk mengejar keinginannya sendiri, tapi pada saat yang bersamaan dia takut terpisah dengan orang tuanya. Bila orang tua tidak menghargai anak untuk lebih mandiri maka balita akan menjadi takut.

Anak menyenangi kemampuan dirinya sendiri dan akan meminta pada orang tuanya suatu penghargaan. Dia akan lari ke orang tuanya dan merangkul lutut orang tua bila orang tuanya menjauh. Bila orang tua tidak terlihat olehnya, maka anak akan panik dan anak akan merangkak mencarinya. Pola antara kemandirian dan kebutuhan ini menandakan tingkat perkembangan anak. Biarkan anak melakukan rengekannya yang seringkali diikuti dengan merangkak ke pangkuan orang tuanya untuk ditimang-timang agar anak tenang.

Ketakutan akan orang asing berbeda dengan ketakutan akan perpisahan, meskipun ini muncul di waktu yang sama dan memiliki beberapa penyebab yang saling mempengaruhi. Ketakutan akan orang asing dimulai ketika seorang anak bisa membedakan antara orang tuanya dan orang lain. Sebelum lima sampai enam bulan, kebanyakan bayi akan merespon orang dewasa yang ramah, lemah lembut, yang menyuapinya atau yang menyamankannya. Ketika pada usia delapan sampai duabelas bulan, seorang bayi dengan tiba-tiba berteriak secara histeris ketika digendong oleh neneknya, meskipun anak sebelumnya menyukainya. Pada usia inilah, anak mulai takut pada orang asing.

Anak yang takut terhadap orang asing (orang di luar keluarganya) karena anak telah lama dirawat oleh satu orang saja. Anak-anak yang lama tinggal dalam keluarga besar akan jarang mengalami hal seperti ini. Meskipun demikian, tetaplah diingat bahwa pengasuh tetap akan efektif meminimalkan ketakutan.

Anak yang takut akan orang asing (orang di luar keluarganya) memiliki banyak kaitan dengan ketakutan akan berpisah. Banyak bayi yang senang berada di pusat perbelanjaan atau di pasar yang penuh dengan orang asing karena orang tuanya terus saja menggenggamnya dengan erat. Tapi ketika seorang pengasuh bayi datang atau seorang yang baru dikenal sang bayi meraih tangannya untuk menyentuhnya, sang bayi akan menangis. Anak menangis karena ibunya telah memberikannya kepada orang baru.

Masalah makan sering terjadi di antara usia sembilan dan delapanbelas bulan, yaitu ketika seorang bayi harus merubah pola makannya dari makanan lunak ke makanan padat. Sebagian anak memiliki sensitifitas tinggi pada bentuk makanan sehingga anak memilih beberapa makanan. Anak yang suka memilih ini, takut mencoba makanan yang baru, sehingga ia tidak menyukai makanan tertentu.

Anak yang suka memilih makanan, memiliki pendirian yang kuat. Menolak makanan menjadi salah satu cara bagi anak untuk mengekspresikan diri dan membuat keinginan anak dimengerti orang tua. Seiring perkembangannya, anak di antara usia dua hingga tiga tahun mencoba untuk memisahkan diri dan menjadi seorang individu. Pada dasarnya anak masih tetap bergantung pada orang tua, tapi ingin memiliki keleluasaan yang lebih. Mereka tidak mandiri pada satu waktu tetapi mereka bisa mandiri pada waktu lainnya. Sebagian balita menjadikan waktu makan sebagai cara yang sempurna untuk menunjukkan kekuatan atau kemauannya dimana orang tuanya tidak bisa memaksa anaknya makan atau menelan makanan.

Pada kasus yang lebih buruk, anak yang menolak makan bisa menjadi anak anoreksia yang tidak memiliki nafsu makan. Anak dapat menderita kekurangan gizi dan mengalami pertumbuhan yang lambat. Hal ini bisa disebabkan, karena anak memiliki pengasuh yang mengalami depresi atau keadaan rumah yang kacau, dan sebagian lagi mengalami gangguan. Alasan penolakan makan lainnya adalah stres paska traumatik. Jika seorang anak tersedak, atau dalam perawatan medis yang harus memasukkan selang ke dalam tenggorokannya, mungkin anak akan mengaitkan makanan dengan rasa sakit sehingga ia menolak untuk makan. Dari kedua contoh yang tidak biasa ini, para ahli dibutuhkan untuk membuat anak-anak kembali normal dalam proses makan.

Anak balita dan anak pra-sekolah, biasanya membuat lompatan yang sangat besar secara fisik dan kognitif karena masih dalam tahap pertumbuhan.

Pada usia ini, agresi atau penyerangan bisa menjadi sebuah cara bagi anak untuk mengatur orang tuanya, khususnya anak yang bimbang di antara perasaan tergantung pada orang tua dan keinginan untuk mandiri. Emosi yang berubah-ubah dapat membentuk ketakutan pada diri anak.

Agresi sangat jarang sekali dinyatakan sebagai hasil dari perpaduan alam dan proses biologis. Lingkungan yang memiliki pengaruh yang sangat halus dapat membentuk sikap yang halus pula. Budaya di Indonesia menjadikan anak lak-laki tegar/kuat dalam hal olahraga dan kehidupan. Banyak tayangan televisi menampilkan kartun yang menayangkan perkelahian sehingga menyebabkan anak menirunya pada saat bermain. Beberapa studi menunjukkan bahwa kekerasan di televisi telah memberikan pengaruh kepada anak-anak yang sangat rentan untuk meniru apa yang mereka lihat.

Rumah, dapat memberikan pengaruh yang sangat besar kepada anak sebagai tempat melakukan kekerasan. Jika saudara yang lebih tua atau orang tua berargumen dengan paksaan atau dengan bahasa yang cenderung kasar, anak akan berlaku sama dalam tingkah lakunya, yaitu melakukan kekerasan.

Pada saat anak di TK, dia akan mengerti tentang aturan bagaimana bersikap, contohnya menyakiti orang lain adalah perbuatan yang tidak baik. Anak akan mulai bersosialisasi lewat playgroup atau Taman Kanak-Kanak dimana anak akan belajar bagaimana seharusnya bergaul dengan orang lain, apa yang dapat ditolerir dan apa yang tidak dapat diterima di dalam lingkungannya. Temannya sendiri akan memberikan perilaku yang keras apabila anak berbuat tidak baik dengan mengatakan “Saya tidak akan bermain denganmu kecuali engkau bersikap baik”.

Balita dan anak pra sekolah memiliki sifat sangat menuntut. Untuk menuntut sesuatu, anak belum bisa menunda kebutuhannya, anak ingin mencapai keinginannya pada saat itu juga. Karena penguasaan kata-kata belum banyak, maka anak menjadi frustrasi dan tidak sabar. Anak menjadi sensitif secara emosi dan anak berada di dalam dilema antara ingin menjauh dari orang tua atau membangun kemandiriannya.

Anak di usia ini sedang mencoba membangun kemandiriannya, dengan merengek dan marah-marah akan menjadi kekuatan yang bisa dipakai untuk mengatur orang tuanya. Hal ini khususnya terjadi sewaktu anak berperilaku salah, sementara perhatian orang tua sedang difokuskan pada hal lain. Tidak ada yang berbahaya dalam perilaku merengek atau marah ini, hanya saja ini merupakan sebuah tingkah laku dalam mengekspresikan kemauannya.

    Anak yang harus berbagi dengan saudara kandungnya, biasanya akan bersikap menjadi lebih kekanak-kanakan dibandingkan dengan usianya. Masalah ini akan teratasi apabila orang tua bisa menangani dengan penuh empati dan bisa meyakinkan anak tersebut dengan banyak memberikan perhatian padanya.

Anak biasanya bermain dengan cara meniru. Anak mampu menendang, berceloteh dan senyum, dimana hal ini mencerminkan keinginan anak meminta perhatian orang dewasa. Anak juga juga menguasai keahlian dasar gerak melalui kejenakaannya.

Anak yang mengalami depresi tidak akan makan dengan baik dan tidak mau berhubungan dengan orang dewasa atau melakukan kontak mata. Ia tidak kelihatan senang ketika melihat wajah yang dikenalnya atau benda-benda yang berwarna cerah.

Anak yang mengalami depresi tidak menunjukkan rasa ingin tahu dan tidak mau lepas dari orang tua untuk menjelajahi lingkungan sekitarnya. Secara paradoks, anak depresi, akan terlihat hiperaktif dan tidak menunjukkan keteraturan. Anak seperti itu telah mengalami emosi yang tidak menyenangkan sehingga ia memilih untuk berhenti dari berbagai aktivitas. Membenturkan kepala secara terus-menerus atau menjambak rambut, bisa menjadi suatu indikasi bahwa seorang anak mengalami depresi dan mencoba mencari cara baru untuk menyenangkan dirinya, seperti dorongan untuk makan yang berlebihan.

Seorang anak yang berada pada usia pra sekolah, harus berpisah dari orang tuanya dan masuk ke tahap yang Erikson sebut dengan tahap “inisiatif vs rasa bersalah”. Anak harus termotivasi sendiri melakukan hal-hal baru, contohnya mengendarai sepeda meniru apa yang dilakukan orang tua yang sama jenis kelaminnya sehingga pada usia ini, orang tua sering mengucapkan hal berikut: “Dia sudah besar sekarang”.

Menurut Erikson: “Tahap ini, anak berada pada waktu yang cukup untuk belajar dengan cepat dan bersemangat. Anak ingin dan mampu bermain secara kooperatif, bekerja sama dengan anak-anak yang lain dengan perencanaan, dan anak mau mengambil pelajaran dari guru”.

Ada dua hal penting yang harus dilakukan orang tua pada tahap ini. Yang pertama adalah memuji anak ketika berhasil mengerjakan sesuatu walaupun hasilnya tidak memuaskan, misalnya susunan balok yang salah. Lingkungan harus aman untuk mengeksplorasi kemandirian anak. Jika orang tua secara langsung atau tidak langsung mengkritik pekerjaan anak, maka orang tua akan gagal membangun inisiatif anak dan sekaligus menimbulkan rasa bersalah, sehingga anak merasa takut ketika anak melakukan sesuatu tanpa arahan orang dewasa.

Hal penting kedua yang harus dilakukan orang tua adalah memastikan anak memiliki banyak kesempatan untuk bermain dengan anak lain seusianya. Pada saat ini, anak siap berbagi mainan dan bermain bersama seperti membuat istana pasir dan yang lainnya. Persahabatan di antara anak-anak adalah pelajaran awal yang sangat penting sebelum masuk TK. Jika tidak, anak akan mengalami kesulitan beradaptasi dengan kondisi kelasnya.

Perkembangan Kognitif Usia Balita

Anak seringkali takut pada bunyi yang keras atau yang tidak jelas seperti panci jatuh, sirine, petir, atau teriakan. Sekitar usia sembilan bulan, anak mulai bisa membedakan ibunya dengan orang lain, dia akan membangun rasa takut terhadap orang asing khususnya ketika berpisah dari ayah atau ibunya. Dia belum terbiasa bahwa ada objek dan orang lain di sekitarnya. Anak tidak mengerti apakah ibunya kembali ketika meninggalkan kamar.

Seorang anak setelah berusia delapan bulan, akan mengembangkan pengenalan sebuah objek di lingkungannya. Anak mulai belajar untuk mengenali sebuah benda yang tidak langsung dilihatnya. Sebagai contoh bila anak menjatuhkan sebuah bola, ia akan melihat ke bawah untuk mencarinya.

Sementara itu, seorang anak yang berumur dua setengah tahun, akan menyimpan dan mengingat bayangan seseorang yang asing dan tidak dikenalnya, dengan begitu bayangan tersebut akan tetap diingatnya.

Ingatan anak tentang sesuatu yang tidak menyenangkan bisa menjadi penghambat proses perkembangan anak, karena anak memiliki emosi lebih kuat, malu, atau takut, sehingga anak akan mengalami kesulitan dalam menjalani perkembangannya. Contohnya balita menjadi gugup ketika mendengar mesin yang bersuara keras seperti vacum cleaner. Sedangkan sebagian lagi takut pada kloset (semua ini berhubungan dengan konsep balita tentang ukuran dan diri). Vacum cleaner bekerja menghisap debu dan kloset dapat menghisap air. Bayangan anak bahwa alat penghisap  ini dapat menghisap dirinya atau membahayakannya.

Anak usia pra sekolah takut pada binatang, dan anak mampu menciptakan makhluk imajiner seperti hantu dan monster. Imajinasi anak akan berkembang dan mereka sadar kalau diri mereka sebenarnya kecil dan tidak memiliki kemampuan. Anak memiliki “pikiran magis” dan percaya pada apa yang mereka pikir dan dirasakan menjadi nyata. Mereka pun menjadi takut pada gelap dan sesuatu yang bersembunyi di dalamnya.

Ketakutan akan berpisah mencapai puncaknya pada masa balita. Anak ingin selalu bersama orang tuanya, begitu juga ketika tidur. Ketika anak terbangun saat tidur di malam hari, biasanya ia menangis, namun kemudian anak diam ketika mengetahui bahwa orang tuanya ada di sampingnya.

Piaget percaya bahwa anak-anak mulai belajar dan mengembangkan kemampuan untuk berpikir semenjak bayi, hal ini didapat dari pengalaman-pengalaman yang dibawa oleh anak melalui indera dan gerakan fisik mereka. Piaget menyebut tahap ini sebagai tahap “sensorimotorik”. Itu berarti bahwa seorang bayi pada awalnya mengamati dunia melalui pendengaran, penciuman, rasa, dan penglihatannya, kemudian mata, kepala, tangan, jari-jari dan anggota tubuh merespon perasaan-perasaan tersebut. Kejadian ini menciptakan pengalaman yang akan mematangkan inderanya untuk menjalankan tugas perkembangan berikutnya.

Seorang anak mengetahui bahwa tangannya bisa menggoyangkan mainan dan kemudian mainan itu menghasilkan suara. Anak belajar tentang ukuran, bentuk, dan hubungan ruang dengan meletakkan mainan itu ke dalam mangkuk, atau bermain dengan balok-balok mainan. Anak lambat laun akan belajar bahwa ternyata berbagai benda ada di depan matanya.

Untuk memfasilitasi belajar pada tahapan ini, orang tua perlu menyediakan sebuah lingkungan yang merangsang anaknya, dengan banyak warna terang, benda-benda yang bergerak, ruangan untuk eksplorasi tak terbatas, dan yang paling penting adalah orang tua harus banyak berinteraksi dengan anaknya.

Anak pada tahun pertama kehidupannya berusaha menyelesaikan tahap-tahap yang menakjubkan. Anak secara fisik, belajar untuk memfokuskan pandangannya, menendang, meraih, berbalik dan duduk. Pada waktu yang bersamaan anak mengembangkan emosi, kognitif dan sosialnya. Tugas psikososial anak yang pertama adalah mengembangkan kedekatan dengan orang tuanya (terutama ibunya) dan bergantung pada orang tua untuk hal-hal yang tidak bisa dia lakukan.

Pada dasarnya usia dua sampai tujuh tahun disatukan sebagai tahapan “praoperasional”. Anak-anak terus bertambah egosentrisnya dalam berpikir (artinya mereka merasa dan mengerti dunia hanya melalui sudut pandang mereka) dan bergantung pada informasi yang diperolehnya saja. Anak berpikir menurut nalurinya dan hampir bergaya animalistis.

Anak balita memahami dirinya sebagai pusat kehidupan. Secara kognitif, anak meyakini bahwa dunia berputar mengelilinginya. Saat orang tua berdebat, anak akan melihat bahwa itu karena kesalahannya. Anak tersebut yakin bahwa ia dapat menghentikan pertengkaran orang tuanya jika dia berperilaku lebih baik.

Anak usia pra sekolah berpikir tentang hal-hal yang sifatnya gaib. Mereka percaya bahwa apa yang ada di benak mereka atau khayalan mereka akan menjadi kenyataan. Contohnya, si kecil Ibrahim marah dan kemudian menangis. Hari berikutnya, ayahnya mengalami kecelakaan. Ibrahim akan berpikir, itu terjadi karena kemarahannya. Hal tersebut akan menjadi beban rasa bersalah yang berat bagi si anak.

Pada balita dan anak usia pra-sekolah, agresif biasanya memiliki tujuan untuk mendapatkan beberapa hal dari orang lain. Menurut teori perkembangan, anak-anak pada usia ini mencari kepuasan guna memenuhi kebutuhan mereka. Dalam waktu singkat, anak usia balita dan pra sekolah belum belajar sabar atau bercakap–cakap dengan lebih baik. Pada anak berusia delapan belas bulan yang baru saja belajar bicara, ia akan bertambah kecewa terhadap ketidakmampuan dalam menyampaikan keinginannya. Luapan emosi anak akan terjadi dan kemudian menjadi kebiasaan.

Dengan bermain, orang tua dapat mengajarkan anak sebab dan akibat suatu peristiwa. Pada saat tiga bulan, anak mulai sadar terhadap sesuatu gerakan seperti menggoyangkan mainannya. Dari sini, anak akan belajar tentang berbagai hubungan antara benda. Antara usia sembilan dan duabelas bulan, anak akan meletakkan mainan ke wadah. Permainan–permainan lain mengajarkan pelajaran yang lain pula. Permainan dapat membantu anak untuk tidak merasa gelisah, ketika berpisah dengan orang tuanya.

Permainan berpura-pura dimulai ketika anak berusia delapanbelas bulan, dimana anak–anak pura–pura memberi makan, minum dan mandi. Mereka bermain peran, melakukan uji coba dengan kegiatan–kegiatan orang–orang dewasa yang mereka lihat.

Selama bermain dengan teman-teman sebayanya, anak-anak ini akan duduk berdampingan di bak pasir, tapi tetap saling mengacuhkan hingga seorang anak mengambil mainan temannya. Permainan pada anak-anak balita, aktivitasnya tertuju pada aktivitas yang sama dan mereka mengetahui satu sama lain tapi hanya sedikit dari mereka yang saling berinteraksi dan bekerja sama.

Pada usia tiga tahun, anak-anak akan menceritakan dunia fantasinya. Anak akan membuat mainannya saling berbicara satu dengan yang lain dan juga berbicara dengan anda. Anak akan membuat cerita-cerita dan akan menciptakan seorang teman khayalan yang dapat menemaninya atau mengekspresikan perasaan yang membuat anak merasa nyaman.

Pada usia ini, batas antara fantasi dan kenyataan sangat kecil, dan anak-anak bisa keliru dan keluar dari fantasi dan kenyataannya atau bahkan mencampur aduk keduanya. Tetapi apa yang dilihat orang dewasa sebagai cerita bohong, anak memandang sebagai suatu hal yang masuk akal dan layak. Fantasi memberikan pemenuhan harapan, bahkan orang dewasa pun tahu dan juga sibuk dengan mimpi anak. Anak-anak dengan pemikiran gaibnya mempercayai bahwa harapan dapat menjadi kenyataan dan mereka menginginkan harapan tersebut. Anak dapat menganggap dirinya sebagai seorang raksasa yang berkuasa untuk menghadapi monster yang dia yakini bersembunyi di kamar mandi. Anak-anak yang belum bersekolah menggunakan pemikiran gaibnya dan sering kali membangkitkan ketakutannya akan sesuatu di kegelapan.

Pada usia empat tahun, anak-anak mampu menciptakan permainan yang membutuhkan interaksi satu sama lain dan juga yang membutuhkan kerjasama sesama anak. Anak mampu membuat sebuah drama sosial, bermain rumah-rumahan secara berkelompok, dimana tiap-tiap anak mempunyai peranan dan bersama-sama membuat sebuah alur cerita dengan saling bereaksi antara satu dengan yang lainnya.

Ketika anaknya berusia 2,5 dan 3,5 tahun, orang tua akan memutuskan untuk mendaftarkan anaknya pada play group. Meskipun secara perkembangan anak sudah siap untuk menghadapi tantangan sosial, tapi orang tuanya akan menjadikan anaknya takut berpisah, khususnya bila orang tua sedikit tegang pada saat meninggalkan anaknya. Meskipun anak telah menguasai objek permanen, dia masih memiliki pemahaman waktu bahwa dirinya harus berada selama tiga jam di play group, yang bagi anak merasakannya seperti seharian.

Anak akan mengalami kesulitan menghadapi perpisahan jika dia tidak menghabiskan waktu di play group. Para ahli merekomendasikan untuk mencarikan teman bermain bagi anak, sebelum orang tua mendaftarkan ke play group dalam rangka mendekatkannya dengan situasi berkelompok. Sebagai cara agar anak bersama-sama, anak diminta untuk berbagi kue, mengikuti petunjuk dan duduk tenang dengan melingkar, pihak sekolah meminta anak untuk terbiasa dengan aturan baru.

Anak yang berada pada usia dua-tiga tahun sangat menginginkan kebebasan, tapi secara emosional masih bergantung pada orang tua. Anak ingin melakukan sendiri berbagai hal secara fisik namun dia tidak bisa menyelesaikan tugas tersebut tanpa dibimbing. Naluri pertama anak adalah kemenangan, dan ingin melakukannya sendiri. Anak mulai menginginkan beberapa kontrol pada kejadian–kejadian yang mereka alami. Anak tidak ingin diganggu oleh makanan ketika mereka sedang bermain di bak pasir. Anak bahkan ingin memilih makanan dan pakaian mereka sendiri. Anak menolak tidur apabila ia tidak mengantuk. Bentuk perlawanan ini menggambarkan perlawanan alami pada kontrol dan otoritas orang tua.

Anak juga akan berteriak ketika mereka takut. Anak yang menolak mandi biasanya mengalami ketakutan, mungkin anak pernah terjatuh, atau ia takut akan terjatuh ke bak atau takut kedinginan. Anak mempunyai pengalaman yang tidak mengenakkan ketika mandi sehingga dia takut mandi.

Anak usia pra sekolah sangat dikenal dengan khayalannya. Ini adalah tahap yang indah dimana anak percaya dengan dongeng, namun anak mulai tumbuh rasa takut dan mimpi buruk. Orang tua tidak dapat berkompromi dengan anak seusia ini dan harus meyakinkan anak bahwa tidak ada monster di bawah tempat tidurnya. Berikan anak “pengertian” untuk tidak takut kepada sesuatu dengan lampu tidur sehingga ia bisa melihat tidak ada sesuatu yang bersembunyi di kegelapan; atau orang tua meyakinkan anak bila ada monster datang, maka orang tua akan mengusirnya.

Anak usia pra sekolah ini bisa bermimpi dikejar-kejar ular naga, dia juga bisa berfantasi, dan berpura-pura menjadi binatang besar yang dapat melumatkan seseorang. Oleh karena itu, jika seorang anak marah pada orang tuanya dan ingin melukainya, serta esoknya terjadi kecelakaan pada orang tuanya, maka anak akan percaya bahwa dialah penyebab kecelakaan itu. Hal ini akan sangat menakutkan si anak. Itulah sebabnya orang tua harus memberi penjelasan kepada anak, karena orang tuanyalah yang bertanggung jawab membimbing anak  menghadapi dunia.

Dunia anak adalah dunia yang tidak stabil, suatu saat menjadi sangat menakutkan dalam imajinasinya, dan sewaktu-waktu orang tua dihadapkan dengan rasa takut anaknya yang tidak bisa dipahami atau tingkah laku orang tua yang membingungkan anaknya. Banyak masalah anak pada usia ini disebabkan karena mental anak yang belum matang dan masalah yang tidak dipahami secara rasional.

Cara Mengembangkan Potensi Anak Usia Balita

Hal penting bagi anak untuk mengetahui bahwa beberapa benda ada walaupun benda tersebut jauh dari pandangannya. Cobalah untuk bergumam ketika anda (orang tua) berada di ruangan yang lain. Katakan “Ibu akan berada di sana”, seiring dengan itu, orang tua mendekati anak untuk meredakan

Cobalah untuk tidak menyelinap pergi keluar dari pandangan anak, dimana anak akan berharap kembali sebelum dia mengetahui ketidakhadiran orang tuanya. Katakan pada anak bahwa ibunya akan mengambil air minum dan orang tua akan kembali dengan cepat, seperti yang dijanjikan.

Bermainlah ciluk ba dan petak umpat, supaya potensi kognitif dan sosial anak dapat berkembang.

Jangan memaksa anak untuk bermain dengan saudara atau teman jika dia tidak menyukainya. Tunggulah anak sampai anak mau bermain dan biarkan anak memilih apakah dia ingin berteman atau tidak.

Biarkan anak yang baru belajar makan sendiri membuat segalanya berantakan. Biasanya, masalah pada usia ini adalah siapa yang akan menyuapi anak tersebut. Makan dengan tangan akan membuatnya lebih mudah. Pujilah kemampuan dia untuk bisa makan sendiri, dan katakan: ”Ibu lihat kamu memasukkan seluruh sendok ke dalam mulutmu. Kamu anak pintar”. Orang tua yang dapat mencontohkan cara makan yang baik, tidak bisa juga terlalu mengatur apa yang dimakan anak karena anakpun sudah memiliki keinginan sendiri.

Hormati keengganan anak pada makanan tertentu bila ia terlihat sensitif terhadap makanan tersebut. Jika orang mengingat kembali masa kecilnya, mungkin orang tua akan ingat bahwa dirinyapun pernah tidak suka pada makanan tertentu. Sensitifitas tersebut bisa menurun di dalam keluarga. Sensitifitas bisa berhubungan dengan temperamen. Sebagian anak memang secara alami enggan untuk mencoba hal yang baru. Mereka harus dikenalkan kepada makanan baru itu secara bertahap.

Letakkan sedikit di atas piring dan katakan, ”Kau boleh mencobanya jika kamu mau”. Sebagian besar balita selalu ingin merasakan apapun yang dimakan orang tuanya. Cara terbaik untuk menarik perhatian anak adalah tidak menawarkan apa yang dimakan orang tuanya hingga anak memintanya sendiri.

Anak yang rasa sukanya didikte, mungkin akan mencoba mengontrol orang tuanya. Puaskanlah keinginan anak untuk mandiri dengan memberikan dua pilihan: telur atau daging, atau apapun yang membuatnya senang. Sarapan adalah waktu terbaik bagi orang tua untuk memberi pilihan, karena sarapan mudah dan cepat disajikan. Bila permintaannya sudah disiapkan dan anak meminta yang baru, maka orang tua jangan bangun dari meja untuk memenuhi permintaan baru si anak. Katakan pada anak, yang ada di piring adalah apa yang tersedia dan itu yang ada.

Cobalah melihat kemampuan anak sebagai aset dan bukan sebagai kekurangan. Anak yang memiliki keinginan kuat bisa menjadi sifat yang berharga saat mereka dewasa nanti. Anak yang melawan untuk makan biasanya pandai, cepat mengerti dan sangat sensitif dengan isyarat orang tua. Anak dapat melihat reaksi orang tuanya dan tahu bahwa kerewelan mereka dapat merebut perhatian orang tua. Anak seperti ini adalah sebuah tantangan bagi orang tua. Sebaiknya orang tua tidak menghilangkan selera humornya. Bertoleransilah tanpa harus mengalah pada permintaan anak untuk makanan yang berbeda. Jangan pernah menyebut anak sebagai “anak nakal” hanya karena tidak mau makan. Orang tua harus tetap mengkoreksi anak karena berlaku tidak sopan saat makan seperti sengaja membuang makanan dan alat makannya, atau bertingkah marah. Respon orang tua harus sesuai dengan usia anak.

Jika anak memaksa orang tuanya untuk membuat makanan yang sama setiap harinya, jangan diambil hati, karena anak akan merubahnya seminggu atau dua minggu kemudian. Makanan yang dikehendaki anak biasanya sesuatu yang disukai temannya. Membuat variasi dalam konsumsi mereka juga baik dengan ketentuan “Tidak ada permen atau makanan ringan lainnya sebelum kamu makan makanan yang bergizi terlebih dahulu”. Mengajak anak berbelanja dapat merangsang keingintahuan mereka pada menu yang berbeda.

Orang tua bisa mencontohkan kebiasaan makan yang baik. Hindari memberikan makanan sebagai penghargaan keberhasilan atau mencegah rasa sedih, khususnya bagi anak yang cenderung gemuk. Bawalah mereka ke taman untuk bermain sambil makan.

Suatu hal yang sulit ketika anak tidak menyukai makanan yang telah dimasak orang tuanya, tapi ingatlah membiarkan anak mengontrol apa yang dimakannya akan mengajarinya disiplin dan kontrol diri dengan memperhatikan isyarat lapar dan kenyang dari tubuhnya.

Nenek adalah orang dewasa dan harus dapat merespon keragu-raguan anak. Ingatlah bahwa kewaspadaan anak secara insting tentang orang asing dan perwujudan cinta secara fisik akan mengembangkan kewaspadaan dari segala bahaya.

Perkenalkan anak dengan pengasuh yang baru. Bila orang tua pergi, suruhlah pengasuh untuk datang lebih awal sebelum orang tua pergi.

Buatlah kebiasaan pergi yang konsisten dan jelas dengan kata-kata ceria seperti “Sampai bertemu kembali” dan “Ibu akan segera kembali”.

Objek berupa selimut atau boneka binatang kesayangan membuat anak menjadi nyaman dan terbiasa serta mampu mengatasi ketakutan berpisah dengan orang tuanya. Objek peralihan adalah sesuatu yang dipilih anak ketika berpisah dari orang tuanya yaitu membuat peralihan dari tergantung menjadi mandiri.

Anak-anak yang menghadapi kesulitan dalam bermain, akan merasa kesepian apabila ibunya pergi. Ajak saudara atau temannya ke rumah.

Orang tua bisa bergabung dalam sandiwara yang diciptakan anaknya, di antaranya bermain peran sesuai dengan petunjuk si anak. Permainan seperti ini adalah kesempatan emas untuk mendiskusikan situasi apapun termasuk berbagai permasalahan anak.

Jangan terlalu memaksa anak, setidaknya anak lebih tenang ketika orang tuanya tidak memaksa anak.

Tetaplah tenang menghadapi kemarahan anak. Merespon dengan marah atau dengan berteriak hanya akan membuat anak menangis. Orang tua akan meredakan kemarahan anaknya dengan menjawab anak secara tenang, jangan merespon permintaan anak sampai dia melakukannya dengan tepat.

Bila seorang anak belajar berbicara, katakan padanya untuk menggunakan kata-kata daripada menjerit.

Ketika anak merengek, katakan ”Ibu tidak mau membantu kalau kamu masih merengek”. Diamkan anak, kemudian dengar maunya anak.

Pada usia lima tahun, orang tua akan lebih baik merespon dengan menyisipkan humor.

Anak akan tertawa dan berhenti merengek jika orang tua menirukan wajah anaknya ketika anak merengek. Cara ini efektif selama apa yang orang tua lakukan itu hanya untuk menggodanya, dan bukan untuk meremehkannya.

Salah satu aspek yang paling sulit adalah menolong anak untuk belajar sabar, mengatasi rasa kecewa, dan menunda kepuasan dari dirinya. Untuk itu orang tua harus melatih anak bersabar dengan berbagai permainan.

Orang tua harus menguatkan diri untuk mengacuhkan rengekan selama 10, 15 atau 20 menit sampai anak menghentikan rengekannya.

Ketika anak menyatakan permintaannya dengan cara yang baik maka orang tua sebaiknya merespon secara baik pula. Apabila orang tua secara jujur tidak dapat memberikan apa yang diinginkan anaknya, pada saat itu juga cobalah meminta anak untuk menghitung sampai tiga. Cara ini untuk mengalihkan perhatian anak.

Orang tua sebaiknya tidak membawa anaknya ke pasar atau shopping mall terlalu lama karena kemarahan anak akan terjadi di tempat tersebut.

Orang tua sebaiknya memberi waktu pada diri dan anaknya untuk melepaskan kemarahan atau mengubah rengekan menjadi diam. Apabila tidak bisa, maka anak harus segera didiamkan.

Orang tua harus meninggalkan toko atau acara, bila anak mulai marah-marah. Ketika lain kali orang tua pergi, janganlah membawa anak. Katakan pada anak saat akan pergi, “Ibu akan membawamu pergi jika kamu telah berperilaku baik”.

Jangan berikan terlalu banyak mainan karena akan membuat anak cepat bosan.

Rancang permainan yang masuk akal, fasilitasi penjelajahan dan sandiwara. Kumpulkan semua dalam satu wadah; boneka di tempat tidur kecil dengan penutup; atau dapur–dapuran dengan teko dan beberapa cangkir.

Pemberian yang baik untuk anak adalah seperangkat balok mainan. Mainan ini sangat bermanfaat bagi pengembangan potensi anak.

Anak yang bermain dengan balok tengah akan membangun koordinasi tangan–mata, rasa hubungan yang renggang, angka–angka dan ukuran. Mereka membuat imajinasinya bekerja. Balok bisa menjadi jalanan, kereta atau juga kapal.

Tunjukkan pada anak bagaimana memasang satu/dua balok dan biarkan mereka membuat balok mereka sendiri.

Orang tua jangan terburu–buru membetulkan menara buatan anak yang tumbang atau menguatkan menara yang goyah. Anak sedang belajar untuk menyelesaikan masalahnya dengan cara yang mereka lakukan sendiri.

Orang tua meluangkan waktu untuk bermain bersama anak. Waktu bermain tersebut mengajarkan anak-anak tentang adanya perhatian orang dewasa.

Permainan sesama anak adalah bermain yang sifatnya membangun kerjasama, dimana seorang anak akan berbaur dan mendapat teman.

Kadang–kadang orang dewasa sangat peduli pada dorongan intelektual suatu permainan sehingga mereka lupa pada aspek sosial yang sama pentingnya.

Orang tua mengajarkan anak-anaknya yang agresif tentang kebiasaan-kebiasaan bermain yang lebih tepat.

Agar memudahkan kemampuan anak mendapatkan teman, orang tua dapat berperilaku seperti kawan sebayanya.

Anak-anak ingin mengatur permainan bersama–sama dan bisa sewaktu–waktu bersikap seperti bos.

Ikuti keinginan anak, namun jika permintaannya mulai tidak menyenangkan, maka katakanlah padanya, atau beritahu anak tentang hal yang diinginkan orang tua.

Dalam permainan dengan teman–teman sebayanya terjadi aktivitas memberi dan menerima secara bergantian. Seorang anak yang suka menyuruh akan sangat terkejut ketika anak mulai berinteraksi dengan temannya karena temannya tidak mau disuruh bahkan memarahinya. Anak diharapkan mampu merubah dirinya setelah melakukan aktivitas bermain.

Biarkan anak melakukan apa yang diingininya dan menemukan caranya sendiri untuk menenangkan dirinya dalam permainan.

Orang tua sebaiknya mencoba untuk tidak cemas jika anak tampak agresif, dan tidak membanting mainan atau marah. Agresif mungkin jauh lebih baik daripada dia mengganggu adiknya.

Orang tua dapat mengambil kesempatan untuk menanyakan kepada anak apa yang mengganggunya atau apa yang dipikirkannya. Permainan kadang-kadang bisa menjadi cara mengungkapkan perasaannya, misalnya melepaskan kemarahan bagi anak-anak atau bagi orang tua.

Jika anak bermain dengan penuh kebencian, orang tua perlu berbicara dengan psikolog atau ahli untuk membantu menemukan apa yang membuat anak begitu marah.

Menjadwal waktu bermain. Bermain di kelompok kecil akan banyak mengajarkan anak-anak tentang bagaimana berteman. Namun demikian, jadwalkan waktu bermain anak agar tidak berlebihan.

Buat beberapa jadwal kegiatan rutin, seperti makan malam, dan waktu tidur.

Orang tua dapat membantu anak menyusun mainan dengan memudahkannya untuk bermain atau memfasilitasi anak.

Letakkan mainan di tempat yang mudah dijangkau anak, agar anak dapat bermain.

Cari mainan yang mempunyai banyak kegunaan dan dapat dibayangkan anak.

Permainan komputer sangat menghibur tetapi dapat menumbuhkan peran pasif.

Jika orang tua ingin lebih jauh lagi menumbuhkan kehidupan fantasi anak, jangan lupa membacakan cerita untuknya. Orang tua dapat membuat cerita sendiri atau mengajak anak untuk membumbui ceritanya dengan pertanyaan tertentu seperti ”Apa yang dilakukan Nabi dan sahabatnya di hari Idul Fitri?”

Batasi kebiasaan anak menonton televisi, yang dapat menghipnotis dan membatasi anak-anak dalam bermain.

Ketika orang tua membawa anak ke TK, persiapkanlah secara hati-hati dan beritahukanlah terlebih dahulu tentang keadaan di TK. Bicarakanlah tentang apa yang terjadi disana. Yakinkan kembali bahwa semuanya baik-baik saja. Sebelum meninggalkan anak, bantulah anak agar tertarik dengan permainan bongkar pasang atau sesuatu yang ada di ruangan terlebih dahulu. Berikanlah anak pelukan dan ciuman, tersenyumlah lalu pergi.

Beberapa anak lebih takut kepada orang lain dan akan menangis dengan keras ketika orang tua meninggalkannya. Apabila ini terjadi, ajaklah guru-guru TK untuk membuat anak terbiasa dengan ruangan kelas ketika orang tua tidak di sekolah. Anak dapat menyimpan selimut atau beruang atau salah satu milik orang tuanya yang dia cintai dalam ranselnya atau untuk dia genggam ketika anak gelisah.

Orang tua perlu memperhatikan apakah anak takut, siap atau tidak menerima tantangan dari sekolah, dimana orang tua harus menunggu beberapa bulan dan kemudian mencobanya.

Berikan peringatan yang jelas kepada anak sebelum melakukan sesuatu. Jika anak terus bertingkah, beri hukuman kepada anak seperti memutar bangkunya dari meja hingga menghadap ke dinding sampai ia tidak bisa berinteraksi dengan orang tua. Lalu kembalikan anak ke meja untuk memperbaiki perilakunya. Jika anak mengulanginya, orang tua harus mengulangi hukumannya.

Konsistenlah pada waktu menentukan hukuman. Jangan mentolerir suatu perbuatan salah anak pada esok harinya sedangkan orang tua menghukumnya pada hari ini.

Biarkan anak-anak memuaskan keinginannya dengan cara memberi kebebasan. Berikan anak-anak yang belum sekolah dua pilihan, seperti baju warna merah atau hijau. Atau izinkan mereka untuk memilih pakaian sendiri selama pakaian tersebut cocok menurut mereka. Ketika mereka benar-benar tidak mempunyai pilihan maka katakan, “Waktunya pergi, bukan?” “Apakah kamu sudah siap untuk pergi?” Bila mereka mengatakan tidak, itu hanya untuk menunjukkan perlawanan.

Ketika orang tua memberikan beberapa pilihan, sangat penting untuk memberi aturan seperti jangan berlari ketika menyeberang, jangan terlalu keras berayun atau masuk selama hujan deras. Orang tua mesti konsisten terhadap Jangan biarkan anak mempermainkan orang tua.

Bagi anak balita, bermain sering kali merupakan cara yang terbaik untuk mempelajari sesuatu. Jika anak memaksa atau menyerobot mainan temannya, katakanlah dengan tegas tapi lemah lembut. Usahakan agar anak menjauh dari teman sepermainan yang menjadi musuhnya dan katakan padanya bahwa akan ada akibat yang muncul dari tindakannya itu.

Jangan pernah membalas penyerangan dengan penyerangan. Katakanlah kepada anak untuk menggunakan kata-kata atau mintalah menggunakan bahasa yang baik sebagai cara untuk meraih tujuannya. Berikan nasihat bahwa emosi dan marah adalah sifat manusia, tapi tidak perlu ditampilkannya secara fisik seperti memukul atau menyerang. Katakan, “Ibu mengerti kamu marah, tapi memukul itu tidak baik”.

Overacting biasanya sebagai usaha mencari perhatian orang tua. Berilah perhatian sewajarnya.

Setelah berusia dua setengah tahun, anak-anak dapat diajarkan aturan yang lebih sederhana seperti tidak menyakiti orang lain, menyakiti tubuh orang lain, merusak tempat, mengambil milik orang lain dan menyakiti perasaan.

Cobalah untuk menilai tujuan tingkah laku anak. Dorongan yang dilakukan anak seenaknya di tempat bermain pada saat mengejar sebuah bola adalah hal yang menyakiti temannya. Jika seorang anak telah diperingatkan dan masih saja suka mendorong, anak perlu diberikan waktu istirahat. Katakan padanya bahwa perilaku tersebut buruk dan jangan diulangi lagi.

Beberapa orang menyarankan untuk memukul kembali seorang anak dalam menunjukkan betapa sakitnya sebuah tamparan. Ini mungkin hanya berlaku pada penyerangan saja, meskipun demikian kita tahu bahwa kekerasan tidak akan meredam kekerasan, dan akan lebih baik mendiskusikan dengan anak bagaimana perasaannya jika seseorang memukulnya.

Janganlah memaki anak, membicarakan soal salah dan benar atau mengancamnya.

Jangan terlalu sering membicarakan situasi berulang-ulang, anak usia prasekolah tidak dapat memahami semuanya.

Jika orang tua adalah pihak yang disakiti anak, katakan pada anak “Ibu tidak suka sikap seperti ini. Ibu tidak akan membiarkanmu menyakiti Ibu”, lalu tanpa banyak komentar lepaskan genggamannya. Orang tua dapat bermain dengan anak kembali, bila anak telah bersikap baik dan meminta maaf.

Box

Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuannya (QS Al Baqarah: 233).

Allah SWT berfirman, “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang makruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan juga seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan” (QS Al Baqarah: 233).

“Dan Kami perintahkan manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu” (QS  Luqman: 14).

“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan usianya sampai empat puluh tahun ia berdoa: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri” (QS Al Ahqaf: 15).

B. PERKEMBANGAN USIA SEKOLAH

PERKEMBANGAN USIA SEKOLAH

Begitu anak sekolah, ia harus belajar pada tingkatan yang sesuai dengan kemampuan intelektualnya dan mulai bergaul dengan teman-temannya. Jika anak berbeda dari tugas perkembangannya, sebaiknya orang tua harus mencari tahu penyebabnya.

 

Perkembangan Sosial Usia Sekolah

Orang tua harus selalu memperhatikan temperamen anaknya. Anak yang pembawaannya pemalu biasanya cuma punya satu teman akrab. Jika sebelumnya, anak suka berteman dan bergaul dan tiba-tiba menarik diri, mungkin anak pernah mengalami peristiwa yang memalukan dan kemudian menghindar agar tidak diolok-olok oleh teman-temannya. Anak yang melakukan penarikan diri secara berkelanjutan akan mengalami isolasi sosial permanen. Kondisi kesepian ini bisa memicu depresi. Keterlibatan teman dan masyarakat adalah pencegah depresi anak.

 

Anak usia enam sampai sembilan tahun biasanya dirangsang untuk belajar dan mengembangkan indra agar dapat mengenal yang benar dan yang salah. Jika anak pada usia ini bersikap curang, suka mengganggu, berbohong atau mencuri, maka anak akan mengalami gangguan.

 

Erikson mengkategorikan tujuan utama dalam tahap perkembangan ini sebagai upaya antara menghasilkan vs rendah diri. Masa ini adalah masa dimana anak larut dalam usaha penyempurnaan kemampuannya. Jika anak tidak terlibat dalam eksplorasi diri seperti ini, ia akan bermasalah.

 

Erikson menamakan tahapan pada usia ini sebagai tahap yang menggambarkan “masuknya anak dalam kehidupan”. Anak memasuki dunia yang diciptakannya sendiri, di luar batasan dan keamanan rumahnya. Untuk pertama kalinya anak menerima instruksi yang sistematis. Sekolah terlihat seperti sebuah budaya tersendiri, dengan tujuan dan aturannya serta prestasi dan kekecewaannya.

 

Anak pada usia ini berlatih menguasai keterampilan sosialnya. Kepribadian dan konsep diri anak sangat ditentukan dengan apa yang bisa mereka lakukan dengan baik di sekolah. Anak usia sekolah rajin melatih keterampilannya. Anak merasa memiliki harga diri apabila mampu melakukan sesuatu. Anak bisa mengatakan bahwa dia adalah seorang perenang, pelari, pelukis atau seseorang yang menyukai kegiatan ilmiah. Anak seakan-akan memiliki dorongan alami untuk melakukan hobinya, mengerjakan pekerjaan rumah, bahkan melakukan tugas-tugas rumah. Erikson menyebutnya: “Masa ini anak belajar memperoleh pengakuan dengan menghasilkan sesuatu atau anak membangun kemampuannya”.

 

Untuk mendorong dan memperkuatnya, orang tua perlu membantu anak menemukan apa yang anak suka dan apa yang anak inginkan. Orang tua harus membantu mewujudkan cita-cita anaknya yaitu dengan cara melatih kemandirian anak. Orang tua yang terlalu cemas atau tidak tertarik dengan prestasi anak bisa memberikan pengaruh buruk pada anak.

 

Orang yang tidak normal akan menjadi halangan penerimaan dari orang lain seperti anak yang terlalu pintar, terlalu tinggi, terlalu kecil, terlalu gemuk, terlalu dewasa secara fisik (atau sebaliknya) atau terlalu cukup pintar akan sering bermasalah dalam mendapatkan teman. Beberapa anak dilahirkan dengan bakat menjadi pemimpin–pemimpin yang alami, sedangkan anak yang lainnya hanya sebagai pengikut saja. Sebagian anak cukup cakap dan nyaman pada kelompok bermain mereka, sedangkan anak yang lainnya adalah penyendiri.

 

Anak yang gagal dalam mencari teman, bisa menyebabkan dirinya merasa kurang dan rendah diri sehingga merasa tidak yakin dan tidak termotivasi. Menurut Erikson, anak bisa merasa bersalah yang luar biasa pada masa ini, khususnya ketika mengalami kegagalan.

 

Sebaliknya jika berhasil dalam perkembangan sosial, maka anak berusia sepuluh atau sebelas tahun akan memiliki percaya diri dan kebanggaan terhadap kemampuannya. Anak lebih yakin untuk melangkah maju menghadapi kehidupan dan permasalahannya. Semua ini akan mempersiapkan anak ke tahap perkembangan berikutnya, dimana ia harus memutuskan “siapa diriku?”

 

Perkembangan Kognitif Usia Sekolah

Semua masalah yang berkaitan dengan mencari perhatian akan hilang pada usia tujuh tahun, hal ini dikarenakan adanya perkembangan pemahaman dari kemampuan praverbal ke verbal. Anak sudah dapat menunjukkan kebutuhannya melalui kemampuan bicaranya. Ahli psikologi Swiss Jean Piaget menyebut hal ini sebagai tahap “operasi nyata” yang berarti bahwa seorang anak mampu berpikir melalui urutan sebab akibat, dan telah mengenali banyaknya cara yang bisa ditempuh  dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.

 

Anak yang lebih tua usianya dapat meminta sesuatu dengan cara dan waktu yang tepat. Sementara seorang anak usia empat tahun selalu bertentangan dengan keinginan ibunya dan akan sering mengganggunya dengan permintaan. Anak usia empat tahun belum mampu mengungkapkan keinginannya secara baik, sedangkan seorang anak usia delapan tahun sudah bisa melakukannya. Anak akan membaca pikiran ibunya dan  mempertimbangkan apakah dirinya akan mendapat apa yang diinginkan pada saat itu. Anak pada usia pra sekolah lebih menyukai menunggu sampai orang tuanya dapat memenuhi permintaannya. Kemudian anak akan menerima penolakan dari ibunya jika ibunya mempunyai alasan yang masuk akal. Pada akhirnya anak lebih suka pada peraturan yang bisa dicerna oleh akalnya.

 

Anak dapat menjadi seorang penentang pada setiap usia perkembangannya, namun penentangan yang berlebihan pada anak-anak berusia di atas empat dan di bawah sebelas atau duabelas tahun adalah tidak wajar. Ketika berusia empat tahun, anak-anak telah memperlihatkan pengertian yang lebih baik tentang siapa mereka dan tidak begitu saja menolak nasihat atau perkataan dari orang lain. Pada saat Sekolah Dasar, mereka sibuk pada tugas–tugas belajar. Anak–anak lebih tertarik pada penyempurnaan bakatnya dan melakukan kegiatannya yang tergantung pada apa yang mereka suka atau yang mampu mereka lakukan seperti bermain sepakbola, dan menjadi murid yang baik.

 

Anak membentuk pemikiran tentang hal yang benar dan salah, atau tingkah laku apa yang bisa diterima lingkungannya. Anak pada saat ini mengerti dan percaya pada peraturan. Anak sudah cukup bergaul dengan baik, dimana anak telah belajar melalui orang tuanya dan menyadari tingkah laku apa yang bisa ditolerir lingkungannya. Oleh karena itu berkelahi atau tingkah laku agresif lainnya sangat tidak wajar pada usia ini. Mengganggu orang dan penentangan yang berulang–ulang menandakan bahwa anak bermasalah secara emosional dan memiliki sejenis keterlambatan perkembangan.

 

Pada usia ini, anak yang sangat suka melawan akan menderita gangguan sosial dan pertanda kurang perhatian. Anak-anak yang menderita gangguan ini, sangat aktif secara fisik dan memiliki kesulitan dalam konsentrasi. Anak sangat sulit untuk duduk di dalam kelas. Anak selalu bermasalah dengan guru-guru dan mendapat hukuman karena mengulang tingkah laku agresifnya.

 

Anak usia sekolah ini memiliki resiko dalam perkembangan masalah akademiknya. Kebingungan terhadap masalah keluarga membuat anak kurang dapat berkonsentrasi, misalnya anak yang ibunya bercerai dan ibu akan memberi tugas-tugas rumah tangga yang tidak dapat dikerjakan sendirian kepada anaknya sehingga anak mengalami gangguan belajar.

 

Depresi pada usia sekolah sangat mengganggu perkembangan akademiknya. Tanda-tanda depresi lainnya adalah menarik diri dari interaksi sosial dan timbulnya perubahan anak yang menonjol pada pola makan dan tidurnya.

 

Anak mencapai tahapan kognitif yang disebut tahapan “konkrit-operasional” pada usia tujuh tahun. Pada tahap ini, anak dapat mengerti tentang hubungan sebab akibat dan mampu mempertimbangkan secara logis hasil dari sebuah kondisi atau situasi. Sehingga jika anak memiliki teman yang orang tuanya bercerai, kemudian ia akan mencemaskan kemungkinan perceraian orang tuanya akan terjadi pada dirinya.

 

Perselisihan orang tua yang terus menerus dapat mempengaruhi hubungannya dengan saudara kandung. Kakak beradik akan lebih banyak berkelahi karena mereka  mencontoh dari kedua orang tua, atau mereka satu sama lain mendukung masing-masing orang tuanya yang berselisih.

 

Anak usia sekolah mengetahui bahwa dia bukanlah penyebab perselisihan kedua orang tuanya. Anak sudah mampu memahami bahwa perselisihan orang tuanya adalah hal yang khusus. Seringkali tugas-tugas sekolahnya terganggu karena ia tidak dapat berkonsentrasi mengerjakan PRnya di malam hari saat orang tuanya bertengkar. Anak terkadang mengambil jalan lain yaitu membantah atau menentang agar mendapatkan perhatian orang tuanya.

 

Sekolah dapat menyenangkan anak, tapi dapat juga menakutkan anak. Anak-anak harus belajar, bersaing dan menampilkan diri secara akademis, sebagaimana mereka menyatukan diri dalam lingkungan sosial. Segala hal dapat membuat anak menjadi khawatir dan gelisah, contohnya ada teman yang nakal, gurunya kaku dan otoriter, anak memiliki masalah bermain pada saat istirahat, dia khawatir tentang ujian atau dia memiliki masalah berupa kurang perhatian dari orang tuanya.

 

Ketakutan seorang bisa muncul dalam berbagai bentuk, di antaranya dalam bentuk sulit tidur. Anak mungkin terganggu selama di kelas, dia bisa sangat khawatir sampai perutnya sakit. Anak harus membicarakan hal tersebut kepada orang tuanya. Bila mungkin orang tua juga dapat menanyakan kepada guru apa yang terjadi pada anaknya.

 

Kadang-kadang ketakutan bukan hasil dari tekanan lingkungan, tapi dapat berasal dari kepribadian anak tersebut. Misalnya anak malu, selalu takut terhadap sekolah atau situasi di masyarakat. Dan anak yang ingin sempurna akan membuat tekanan yang berat pada diri mereka sendiri untuk berhasil. Keinginan untuk sempurna merupakan suatu kondisi yang bisa memperburuk keadaan anak di rumah.

 

Rumah dapat menyumbang ketakutan anak terhadap sekolah bila orang tuanya bercerai atau anggota keluarganya ada yang sakit. Dalam beberapa kasus, ketakutan terhadap sekolah menjadi semakin jelas ketika anak menolak untuk datang ke sekolah atau dengan alasan kesehatan ia tidak mau datang ke sekolah. Akar dari ketakutan terhadap sekolah ini, dikarenakan ketakutan anak akan berpisah dari orang tuanya.

 

Anak berusia lima dan enam tahun, akan merasa takut pada bencana alam, kecelakaan, dan kejahatan. Bila mereka mendengar berita tentang gempa bumi atau pesawat jatuh di televisi mereka akan merasa cemas jika hal itu terjadi di kotanya atau pada orang yang dicintainya. Segera setelah anak masuk kelas satu SD, rasa takut pada penampilan dan sosial pun muncul. “Aku takut nilai ujianku rendah”; ”Dia lebih cantik dariku”; ”Bajuku terlihat lucu dan orang-orang akan mentertawakanku”, hal ini merupakan rasa cemas yang biasa muncul dalam perkembangan anak.

 

“Fobia” adalah kata yang oleh budaya masyarakat kita diartikan sebagai “takut”, kata ini memiliki arti yang sangat berbeda secara medis. Fobia adalah rasa takut yang intens, kronik, tidak rasional pada situasi dan benda tertentu. Fobia terjadi pada kehidupan keseharian seseorang, contohnya orang dewasa ketika menyeberangi jembatan bisa menjadi lumpuh karena rasa takutnya untuk menyeberang sedangkan anak-anak tidak bisa melakukannya. Anak dengan fobia terhadap anjing akan menghindari taman, pusat perbelanjaan, atau tidak akan meninggalkan rumah sama sekali, karena takut bertemu dengan anjing.

 

Fobia sebenarnya tidak biasa terjadi pada anak, tetapi fobia yang terjadi pada orang dewasa biasanya dimulai pada masa kecil. Perhatian orang tua yang lebih awal pada anak ini dapat mengurangi beberapa resiko misalnya perasaan cemas.

 

Setelah berusia enam tahun, anak-anak diajarkan untuk duduk dan mendengarkan banyak hal dari gurunya. Secara spontan di sekolah, fantasinya mulai berkurang yang pada akhirnya akan menghilang. Di rumah, meskipun anak masih suka bermain peran, drama mereka akan menjadi lebih bervariasi. Permainan imajinasi seperti itu kemungkinan akan mencapai puncaknya saat anak berusia antara enam dan sembilan tahun. Ketika berusia duabelas tahun, anak kurang tertarik bermain rumah-rumahan atau kesatria-kesatriaan bersama-sama. Permainan–permainan tersebut sudah berganti dengan permainan orang remaja atau dewasa.

 

Kebanyakan anak akan menangis saat lututnya terluka, dikarenakan terjatuh saat menaiki bus sekolahnya, saat temannya pindah, atau saat binatang peliharaannya mati.  Anak yang menangis sekali-sekali adalah normal dan merupakan tanggapan emosional yang sehat. Bagaimanapun juga, kesedihan yang berlarut-larut disertai tingkah laku yang tidak wajar, dan perubahan dalam makan, dan sulit tidur serta hubungan yang jelek dengan teman-temannya, merupakan suatu pertanda bahwa seorang anak sedang mengalami depresi dan kegelisahan.

 

Jangan terkejut jika masalah makan terus berlanjut ke Sekolah Dasar, terutama ketika anak mulai mengenal jajan. Mungkin es krim dan jelly adalah makanan yang anak inginkan. Bukan itu saja, mungkin roti harus dipotong dengan cara yang mereka inginkan. Keinginan seperti ini tidak terlalu bermasalah dibanding dengan cara mereka mencapai kemandirian melalui tingkah laku aktif yang berlebihan atau melawan keinginan orang tuanya.

 

Seorang ibu yang baik, sering mengikuti keinginan anak. Ibu yang sangat kaku dan keras soal makanan, tetap saja dapat terpengaruh atau mengikuti keinginan anaknya. Ibu harus dapat merencanakan pola makanan dengan hati-hati, menyediakan banyak alternatif jika makanan tertentu tidak disukai anak, dan meminta anak untuk makan yang lainnya. Bila hal-hal yang positif itu tidak dilakukan ibu maka anak akan tumbuh dengan persepsi yang salah tentang keharusan terpenuhinya suatu keinginan.

 

Keadaan seperti ini bisa menjadi dasar masalah makan yang lebih serius (yaitu kegemukan, bulimia, dan anorexia) bagi anak di kemudian hari. Bulimia dan anorexia berakar dari rasa takut yang berlebihan pada kegemukan. Ketiga kondisi ini akan berakibat pada ketidakmampuan anak mengatur dietnya yang berdasarkan rasa lapar dan kenyang, dan sewaktu-waktu bisa menyebabkan gangguan kesehatan yang serius.

 

Seorang anak dapat menyelesaikan tahap perkembangan psikososial, karena kemampuan kognitif yang baru, yang disebut Piaget sebagai tahap “operasi konkrit”. Anak tanpa kemampuan intelektual tidak akan bisa mencapai penggunaan keterampilannya. Mereka tidak bisa memahami sebab akibat secara logis.

 

Perpindahan dari khayalan kepada kerja nyata akan terjadi sekitar usia tujuh tahun. Anak membangun kemampuan untuk memahami sebab akibat. Anak dapat berpikir logis, solusi terbaik untuk mencapai keinginannya. Anak bisa menerima dan memahami peraturan dan bisa menerima akibat bila melanggarnya.

 

Kematangan berpikir ini dapat merubah perilaku anak, misalnya, sekarang anak dapat menunggu ibunya selesai menelpon sebelum ia meminta sesuatu. Anak dapat dengan mudah mengendalikan dirinya sebelum ia melakukan sesuatu yang ia tahu tidak dapat diterima, bukan lagi karena ia takut tapi karena ia tahu bahwa itu salah.

 

Anak akan mulai bermain kata-kata karena ia tahu kata bisa memiliki banyak arti dan bisa digunakan untuk mencapai keinginannya. Setelah membaca sebuah cerita, anak dapat mengartikannya atau menceritakan isinya. Anak juga mengerti sebuah  kenyataan benda yang berukuran beda tapi memiliki jumlah yang sama. Sebagai contoh, gelas kimia yang tinggi dan ramping menampung lebih banyak cairan daripada yang pendek dan besar. Sekarang ia mengerti bahwa jumlah bisa sama dengan ukuran yang berbeda.

 

Namun, anak masih membutuhkan contoh yang nyata. Anak bisa mengerti perasaan yang abstrak, misalnya, ketika ia melihat ekspresi wajah orang tuanya. Pada tahap berikutnya (usia remaja) yaitu tahap “operasi formal”, anak baru bisa mengerti pikiran-pikiran yang tidak nyata seperti kebenaran dan keadilan.

 

Cara Mengembangkan Potensi Anak Usia Sekolah

  • Membacakan sesuatu untuk anak dan menceritakan kisah perjuangan nabi dan para sahabat. Berceritalah kepada anak, yang merupakan hiburan menyenangkan selama perjalanan panjang. Katakan pada anak “kisah-kisah keluarga“ seperti yang dilakukan kakek selama masa–masa sulit dalam kehidupannya, atau tentang orang tua yang pergi ke luar negeri atau ke luar kota. Hal tersebut membantu perkembangan tradisi mendongeng sebagai aktivitas sosial dan kognitif.
  • Orang tua dapat membiarkan anaknya larut dalam beberapa waktu dengan teman-temannya. Jangan terlalu mengatur waktu dengan latihan olahraga, pelajaran, atau klub-klub ekskul sesudah sekolah. Hal ini akan membuat anak kehilangan kemampuan untuk berfantasi atau berhubungan dengan kawan sebayanya secara spontan.
  • Anak perempuan yang ingin bermain bola dengan anak laki-laki memberikan kesempatan untuk membangun dan belajar bekerja sama. Anak laki-laki yang bermain dengan ayahnya, akan memperoleh penerimaan dari orang tua dan dapat membantu anak laki-laki menunjukkan kasih sayang.
  • Anak laki-laki yang bermain dengan boneka dan anak perempuan yang tomboi tidak menjadi suatu masalah kecuali jika anak tersebut mengutarakan keinginan untuk menjadi jenis kelamin yang berlainan dan tidak suka dengan kodrat sesungguhnya. Hal demikian perlu dicegah.
  • Hormati bawaan lahirnya seperti pendiam tapi tetap memberikan kesempatan bagi anak untuk mendapatkan teman. Hal yang penting bagi anak adalah mampu mengenal baik persahabatannya.
  • Orang tua harus mendiskusikan alasan untuk menerima atau menolak sebuah permintaan anaknya. Hal ini akan membantu anak mengajarkan logika dan menunjukkan bahwa orang tua menghormati anak. Dengarkanlah argumentasi anak, walaupun jawaban dari orang tua adalah tidak.
  • Orang tua dapat memulai sebuah diskusi dengan memberitahukan kepada anak bahwa banyak anak yang memiliki ketakutan yang sama. Bicarakanlah bersama anak tentang cara-cara lain untuk beradaptasi dengan situasi yang ada.
  • Anak yang takut menghadapi ujian, memerlukan pertolongan orang tua untuk merencanakan jadwal dan metode belajar yang lebih baik. Anak mungkin saja memerlukan guru privat. Orang tua dapat mengurangi ketakutan anaknya dengan menanyakan ”Apa yang paling buruk yang akan terjadi bila kamu mendapat nilai C?” Anak-anak seringkali membuat situasi menjadi lebih buruk dari kenyataan yang sebenarnya. Bila anak mengatakan akan gagal di sekolah, atau orang tuanya akan kecewa apabila gagal, maka pahamilah kekhawatiran anak, lalu cobalah meredakannya.
  • Orang tua harus meyakinkan anak, bahwa anak memiliki banyak kesempatan selama setahun untuk memperbaiki dirinya. Ujian yang gagal, tidak berarti anak telah gagal di sekolah.
  • Cara mengatasi yang bisa diambil ketika nilai anak rendah adalah memotivasi anak untuk berusaha lebih keras dan melakukan yang terbaik baginya. Bila yang terbaik darinya adalah nilai C, terimalah keterbatasan itu sementara orang tua mencari cara untuk menolong meraih potensinya.
  • Penyakit rasa cemas cenderung diturunkan dari keluarga, dengan adanya faktor genetik dan pengaruh perilaku. Teknologi baru, memberitahukan bahwa orang yang menderita kepanikan memiliki keabnormalan pada pusat otak tertentu. Tapi jangan lupa bahwa anak dapat diturunkan ketakutan dari orang tuanya. Sebagai contoh seorang ibu yang berjalan-jalan di pinggir kolam renang, secara tidak sengaja, dapat mentransfer kepada anaknya rasa takut sang ibu terhadap air melalui perilaku sang ibu tersebut.
  • Orang tua yang menyepelekan rasa takut anak, mengejek anak atau memaksa anak untuk melawan rasa takut hanya akan menambah rasa takut anak dan juga membuat anak merasa terhina. Hal itu juga akan mengajarkan anak mengabaikan insting rasa takutnya yang akan melindungi dirinya dari bahaya.
  • Akuilah takut yang dirasakan anak. Hindari mengatakan, ”Ah, tidak ada yang perlu ditakuti, kamu ini salah”. Rasa takut adalah sesuatu yang nyata dalam pikiran anak, apakah itu terhadap tempat mandi, seekor kucing, atau imajinasi monster.
  • Cobalah membawa anak secara lembut kepada apa yang ia takuti seperti kepada bak mandi. Angkat anak dari bak mandi sebelum anda membuang airnya, dan biarkan ia menyaksikan prosesnya dari jarak yang aman. Kemudian biarkan anak mencabut penyumbatnya sendiri, sehingga dia tidak takut.
  • Lihatlah kucing dari jarak jauh, kemudian bermainlah dengan anak kucing yang kecil. Cobalah untuk memiliki kucing yang dipeliharanya sendiri di bawah pengawasan orang tuanya. Atau biarkan anak bermain di luar untuk menghilangkan rasa takutnya.
  • Memberikan anak mainan dokter-dokteran dan stetoskop sehingga ia bisa berpura-pura menjadi seorang dokter dan dapat mengurangi rasa takut anak pada saat diperiksa oleh dokter.
  • Bantu anak untuk menyamankan dirinya, dengan cara menghapal dan membaca doa-doa agar menjadi tenang. Rasa takut anak sering kali tidak dapat dikendalikan. Jika seorang anak merasa takut pada hantu di kamar, biarkan lampu menyala dan berikan penjelasan keadaan yang sebenarnya. Orang tua dapat berjanji pada anaknya bahwa orang tua akan berada dekat dengan mereka dan akan datang dengan segera jika anak memanggil dan segera akan melindunginya. Batasi anak menonton film yang menakutkan hingga mereka benar-benar merasa aman.
  • Untuk masalah bencana alam, katakanlah bahwa hal itu jarang terjadi, khususnya terhadap orang yang tinggal di daerah yang belum pernah terjadi gempa bumi. Jika daerah dimana tempat tinggal anak cenderung terjadi bencana alam, yakinkan kepada anak bahwa orang dewasa telah membuat rencana untuk mengamankan orang-orang. Anak perlu tahu bahwa orang dewasa bertanggung jawab dan memiliki rencana untuk menjaga diri mereka. Ketika ada pemboman, banyak anak merasa cemas jika bom itu terjadi di rumah mereka. Jika ada kekhawatiran tentang serangan bom di Jakarta, guru harus memberitahukan bahwa guru telah membuat rencana untuk keselamatan muridnya jika ada sesuatu yang terjadi.
  • Anak yang takut menaiki pesawat terbang harus mendapat penjelasan dari orang tua bahwa kecelakaan pesawat terbang jarang terjadi. Kemudian, selama penerbangan berikan mainan dan aktivitas yang dapat membuat dirinya sibuk.
  • Biarkan anak yang cemas terhadap sekolahnya menempelkan foto orang tuanya di dompet/tasnya untuk dilihat ketika anak merasa gugup. Letakkan sepotong kain lembut dengan parfum orang tua di tempat yang dapat dipegang atau diciumnya, agar anak mudah mengingat orang tuanya.
  • Orang tua membantu anak agar lebih baik dan membuat diri anak lebih tenang, ketika anak merasa cemas.
  • Anak yang benar-benar takut pada sekolah biasanya mengatakan sedang menderita sakit kepala atau sakit perut untuk mencegah dirinya ke sekolah. Coba temukan apa sebenarnya yang membuat dirinya takut ke sekolah. Tanyalah: “Apa ada hal yang mengganggu di sekolah?” Anak sering membuat situasi terlihat lebih buruk dari yang sebenarnya. Jika ia mengatakan, ”Saya akan gagal ujian, jatuh di matematika, dan tidak akan pernah berhasil”, orang tuanya dapat menjawab, ”Kegagalan dalam satu ujian tidak berarti kamu gagal”. Bisa ditambah, “Ketika Ibu di kelas empat, tulisan Ibu buruk sekali. Ibu pikir, Ibu akan menjadi orang yang gagal”. Tentu saja anak akan teryakinkan kembali. Anak juga akan belajar untuk tidak menyerah. Pengakuan orang tua terhadap kelemahan anak, membuktikan bahwa anak yang tidak begitu berhasil tetap diberi penghargaan dan dorongan.
  • Orang tua dapat menimbulkan rasa takut dengan mengatakan pada anaknya bahwa banyak orang merasakan hal yang sama dengan dirinya. Sebaiknya ibu mengatakan, ”Ibu tahu banyak anak takut pergi ke sekolah karena mereka tidak kenal dengan gurunya dan takut pada anak yang nakal. Apakah kamu mengkhawatirkan hal seperti itu?”
  • Cerita dari buku tentang anak yang takut, juga merupakan alat yang baik untuk mengatasi rasa takut dan membuktikan pada anak bahwa mereka tidak sendiri yang takut. Membaca tentang laba-laba atau ular dan kebiasaan binatang juga merupakan cara yang baik untuk mengatasi rasa takut pada diri anak terhadap binatang.
  • Orang tua mencoba bersikap netral terhadap pola makan anak. Orang tua dapat mengontrol tiga hal: apa yang yang harus dimakan, dimana dan kapan harus makan. Anak harus mengontrol jumlah makanan yang ia makan. Tujuannya adalah membuat anak makan ketika lapar dan kemudian berada di meja makan ketika ingin makan. Buatlah jadwal makan dan siapkan makanan ringan.
  • Pada waktu makan, makanan padat harus disuguhkan pertama kali, makanan cairan paling akhir. Letakkan porsi kecil dahulu di atas piring. Anak bisa meminta lagi jika ia telah menghabiskan apa yang diberikan orang tuanya. Masukkan sesuatu yang anak suka makan. Untuk makanan ringan, tawarkan sesuatu sebagai tambahan. Tidak ada permainan, televisi, membaca, atau hal lainnya yang akan mengganggu waktu makan. Anak harus menyelesaikan makannya dalam waktu 30 menit. Pindahkan piringnya pada waktu tersebut, apalagi ketika ia hanya bermain-main dengan makanannya.

 

C. PERKEMBANGAN USIA PRA REMAJA

PERKEMBANGAN USIA PRA REMAJA

Anak usia pra remaja (sekitar usia duabelas tahun) mulai terlihat “lincah” dengan orang yang lebih tua. Orang tua mulai melihat kesamaran “krisis identitas” Erikson dan tahap “operasi formal” Piaget. Anak usia sebelas dan duabelas tahun yang beranjak remaja akan mulai berpikir, siapakah aku bila aku dewasa? Akankah aku bahagia? Ketika anak mulai bertingkah seperti orang dewasa, mungkin sudah waktunya orang tua membaca buku yang membahas masa dewasa secara lebih intensif.

 

Bagi anak-anak pra remaja (anak–anak kelas enam SD dan kelas satu SLTP), teman kelompok menjadi sesuatu yang sangat penting. Pada masa ini, pendapat seorang teman menjadi sangat berpengaruh terhadap diri anak. Misalnya tidak diundang ke suatu acara, ditolak temannya, dan dikritik teman atau diasingkan oleh kelompoknya. Pada usia ini terjadi krisis emosi sehingga orang tua harus mewaspadainya.

 

Begitu pentingnya penerimaan teman, sehingga ketidakhadiran anak untuk kumpul-kumpul dengan temannya harus dicurigai. Anak pra remaja berdandan di depan cermin mungkin terasa mengenakkan, tapi anak yang sama sekali tidak peduli dengan penampilan fisiknya biasanya tidak berada di cermin berlama-lama.

 

Sebagaimana yang kita semua ketahui, bahwa emosi yang naik turun pada usia pra remaja ini adalah hal yang biasa, contohnya ketika anak konflik dengan orang tuanya atau dengan temannya, perpindahan mood yang ekstrim atau ekspresi putus harapan dan percaya diri pada anak yang rendah harus diperhatikan. Orang tua juga harus hati-hati terhadap sikap fatalistik anak yang terus-menerus. Seorang anak pra remaja yang mengalami gangguan dan konflik, biasanya berpikir bahwa semua situasi itu tidak ada harapan, bahwa ia tidak akan pernah mencapai apapun, atau bahwa ia tidak bisa berhasil dalam kondisi apapun dan ia mulai menunjukkan pola pikir hitam atau putih.

 

Pada usia pra remaja, perubahan hormonal bisa menjadi pemicu depresi. Depresi klinis tidak hanya disebabkan dari reaksi atas suatu kehilangan, perubahan atau tekanan lingkungan, tapi dari ketidakseimbangan biokimia dan hereditas. Mood dipengaruhi oleh zat kimia yang membawa pesan ke otak. Ketidaknormalan hormon akan mengakibatkan sikap, perasaan atau pikiran-pikiran yang disfungsional (tidak pada tempatnya).

 

Anak yang depresi diwarisi kerentanan terhadap kekurangan dirinya. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa anak dari orang tua yang depresi mempunyai resiko yang lebih besar untuk berkembangnya gejala-gejala depresi. Kerapuhan ini bisa disebabkan oleh lingkungan yang kemudian menjadi depresi yang parah. Hal ini lazim terjadi pada masa remaja atau dewasa.

 

Agresi fisik akan muncul di sekitar usia sebelas atau duabelas tahun, yaitu pada masa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Seperti layaknya pada balita dan anak pra-sekolah, maka penyerangan (agresif) adalah normal pada masa ini. Hal ini juga bisa terjadi pada anak perempuan.

 

Pola agresi yang paling lazim dari anak praremaja adalah saling berdebat dalam kelompoknya atau ada perselisihan. Penyerangan ini timbul karena didasari oleh masalah–masalah kesetiaan dan kehormatan pribadi. Perkelahian pada anak pra remaja ini sering terjadi karena dorongan agresi ini.

 

Anak-anak berusia sebelas dan duabelas tahun, sangat mengutamakan penerimaan kelompok. Pada usia ini, anak-anak cenderung bersama–sama, yang berarti mereka harus diterima oleh kelompoknya. Bila seorang anak tidak memiliki akal sehat atau kepercayaan diri yang kurang baik, dia akan tidak peduli pada apa yang dikatakan oleh orang lain kepadanya, tetapi dia akan lebih takut apabila ada penolakan oleh teman kelompoknya.

 

Hal akademis juga menjadi lebih kompetitif pada usia ini. Pada masa ini, anak akan membutuhkan energi ekstra untuk belajar.

 

Membantah menjadi sangat wajar pada usia pra remaja, dimana anak-anak lebih sering menjelajahi dunia mereka sendiri, terutama di luar rumah mereka. Mereka akan membandingkan tingkah laku serta kepercayaan antara teman sebayanya, pembimbing dan orang tua mereka. Berfikir negatif, menolak pendapat orang lain atau harapan-harapan dari luar, akan muncul dalam bentuk penolakan ide-ide dan gaya hidup. Anak juga akan membantah anda hanya karena dorongan keinginan dan pemikirannya. Anak bangga pada pengetahuan dan ide mereka sendiri.

 

Cara Mengembangkan Potensi Usia Pra Remaja

  • Orang tua harus belajar untuk bersikap fleksibel dalam menghadapi cara pikir anak. Juga fleksibel dalam menerapkan tingkah laku orang tua, karena orang tua adalah contoh terbaik bagi sikap dan perilaku anak.
  • Orang tua harus belajar untuk menerima kesalahan atau kegagalan anak dan meyakinkan diri bahwa hari esok menawarkan kesempatan baru. Dengan begitu, anak juga akan bersikap optimis. Semangati anak untuk berteman dan ikut kelompok yang akan membantu pencarian jati dirinya, status sosial dan keyakinan diri.
  • Orang tua harus berdiskusi dan memberi kesempatan anak berpendapat. Orang tua tentu tidak ingin anaknya tumbuh tunduk dan patuh tanpa bisa berpikir yang rasional.
  • Peraturan-peraturan yang normal membuat seorang anak merasa aman. Anak tahu apa yang diharapkan darinya dan apa yang diterima. Di dalam lingkungan tersebut anak dapat menentang dengan aman, bertanya, melawan, belajar dan tumbuh dengan aman. Peraturan tersebut harus lembut dan masuk akal, dan anak harus tahu bahwa orang tuanya peduli padanya dan bahwa dia tidak harus bertanggungjawab terhadap apa yang benar dan apa yang salah.
  • Orang tua harus menjelaskan bahwa merasakan perasaan negatif adalah normal. Anak pra remaja pada saat emosinya meledak-ledak terkadang berteriak dan mereka mengatakan bahwa mereka benci orang tuanya atau orang tuanya bodoh. Orang tua harus menenangkan diri dan katakan sesuatu seperti, “Ibu tahu kamu marah pada Ibu dan itu tidak apa-apa. Tapi Ibu minta kamu berlaku lembut kepada Ibu”. Penting bagi anak untuk belajar bahwa perbedaan pendapat kadang terjadi, tapi hal tersebut harus diatasi secara baik-baik. Berikan penghormatan pada anak seperti yang orang tua harapkan penghormatan dari anak.
  • Orang tua tidak membiarkan pembangkangan anak tetapi harus melakukan pendekatan dengan tenang, tegas dan baik hati. Teruslah berbicara dengan anak untuk mengajaknya mendiskusikan perasaannya dengan orang tuanya. Contohnya ketika mengatasi permasalahan pergaulan.
  • Orang tua harus yakin bahwa orang tua mempunyai pengaruh pada anaknya dan orang tua dapat memberikan tekanan untuk memperbaiki anak.
  • Orang tua dapat menolong anaknya dengan cara mengendalikan hati nurani dan mengungkapkan perasaan anak dengan kata-kata daripada dengan cara fisik. Cara ini tidak saja menghasilkan beberapa disiplin yang penting baginya, tapi anak juga akan berpikir kreatif dan lebih tegas.
  • Anak yang baik akan memiliki banyak teman. Semua orang tidak menyukai manusia yang suka menggertak orang lemah. Anak yang diboikot oleh teman sepermainannya karena sang anak sangat agresif dan anak yang mementingkan dirinya sendiri, akan tumbuh dalam dirinya rasa bermusuhan dengan guru dan teman sepermainan.
  • Untuk anak yang lebih tua usianya, akan memikirkan konsekuensi logis dari perilakunya. Tanyakanlah “Jika seseorang memukulmu, apa yang akan kau lakukan? Apakah kau akan tetap bermain dengannya? Apakah kamu pikir Bobby akan mau bermain denganmu sekarang?” Sarankan anak untuk mencari temannya dan memaafkannya, ajarkan padanya bahwa menyelesaikan konflik itu penting. Bila seorang anak telah merusak sesuatu, suruh anak memperbaikinya atau membersihkan segalanya yang berantakan. Hal ini bukanlah hukuman tapi sebagai rasa tanggung jawab.
  • Anak yang menjadi agresif terhadap temannya tapi tidak untuk teman lainnya, mungkin disebabkan oleh teman bermainnya yang memukulnya. Anak yang agresif merupakan respon dari tidak diberlakukannya pengasuhan secara konsisten, atau anak menemukan orang dewasa melakukan hal yang tidak sesuai dengan perkataannya. Agresif anak pada keadaan yang tepat menandakan anak bisa mengontrol dirinya sendiri.
  • Anak yang menunjukkan gejala-gejala depresi secara fisik ataupun emosional, sebaiknya mencari bantuan kepada psikolog yang berpengalaman.
  • Diberi pengobatan anti depresi untuk menstabilkan ketidakstabilan biokimia dan memudahkan mengatasi gejala fisik seperti susah tidur atau susah konsentrasi. Waspadalah bahwa semua obat-obatan punya efek samping potensial, termasuk obat-obatan psikotropika. Bicarakan pengobatannya secara hati-hati dengan psikiater. Pastikan anak mengkonsumsinya dengan tepat.
  • Psikoterapis akan membantu anak yang depresi yaitu dengan mempelajari cara–cara berpikir anak tentang dirinya sendiri dan dunia luar, juga cara-cara anak untuk mengatasi rintangan-rintangan yang tak terhindarkan dalam hidupnya. Partisipasi keluarga dalam terapi kelompok juga efektif. Ini membantu orang tua belajar menyelesaikan masalah anaknya.
  • Sebagai tambahan, keluarga adalah lingkungan terdekatnya. Perfeksionisme berlebihan pada keluarga, dapat menyebabkan depresi. Dalam hal ini sikap orang tua sendiri harus jelas. Jika anak mencoba untuk merubah pandangannya sementara keluarganya tidak, maka akan sangat mungkin sakit anak kambuh lagi.
  • Anak yang secara klinis terlihat depresi, membutuhkan tindakan cepat dari orang tua. Depresi yang berlarut-larut akan mempengaruhi kenyamanan anak, motivasi, tugas sekolah dan kemampuan untuk berinteraksi dengan yang lain. Tanda awal sakit mental sering terjadi pada masa kanak-kanak dan pencegahan dini bisa mencegah masalah yang lebih parah dan melelahkan.

 

D. PERKEMBANGAN USIA REMAJA

PERKEMBANGAN USIA REMAJA

Usia antara duabelas dan sembilanbelas tahun adalah usia remaja. Sebagai bagian dari proses pendewasaan, fase ini ditandai oleh pubertas. Remaja menjadi lebih tinggi dan lebih berat. Perubahan tubuh terjadi pada masa ini, seperti pertumbuhan payudara bagi perempuan, perubahan suara bagi laki-laki, tumbuhnya rambut kemaluan dan pembesaran alat kelamin. Ada juga perkembangan intelektual dengan kemampuan baru untuk memahami masalah yang kompleks. Remaja juga belajar untuk memenuhi permintaan sosial. Remaja juga mulai mengenal peran jenis laki dan wanita, sehingga mulai muncul ketertarikan dengan lawan jenisnya.

 

Sebagian besar remaja memiliki kesulitan menjelaskan perasaan mereka dan cenderung menyembunyikan pikiran pribadinya. Tindakan orang tua dengan memenuhi keinginan remaja, dapat menelusuri fantasi mereka dan membuat anak mengekspresikan perasaan terdalamnya tanpa rasa takut. Remaja menginginkan nilai sempurna dalam belajar mereka, sehingga orang tua berhenti memarahi mereka karena orang tua bangga anaknya berhasil. Anak stres dapat disebabkan harapan orang tua yang begitu tinggi. Sebagian remaja tidak senang mendapatkan nilai tertinggi sembilan karena orang tuanya menginginkan nilai sepuluh. Orang tua yang memfokuskan pada nilai yang sempurna menciptakan rasa tidak nyaman pada anaknya. Ini membuat remaja merasa bahwa orang tua tidak menghargai usaha mereka untuk mendapatkan hasil yang baik. Harapan orang tua yang tinggi terhadap anaknya harus dipertimbangkan kembali dengan akal sehat. Selain itu orang tua harus memahami perasaan anaknya, memberikan perhatian dan peduli kepada keadaan anaknya.

 

Pada beberapa keluarga, ayah seringkali tidak ada di rumah karena bekerja atau kegiatan lainnya. Sebagian besar anak usia ini diasuh oleh ibunya. Banyak remaja yang ingin orang tua mendengarkan keluh kesah mereka untuk mengurangi beban yang disandangnya. Sayangnya sulit bagi orang tua untuk mendengarkan keluhan mereka dengan simpati tanpa memberi nasihat, karena kecenderungan orang tua ingin memberi nasihat.

 

Remaja menginginkan sebuah keluarga bahagia. Ketegangan dan kekacauan di dalam keluarga menandakan runtuhnya pilar sistem pendukung kehidupan anak. Tanpa dukungan keluarga, anak akan merasa tidak mampu menghadapi tantangan dari lingkungannya.

 

Orang tua kerap melakukan apa yang mereka pikir terbaik bagi anaknya. Namun demikian, pengasuhan sebaiknya didasarkan pada prinsip “orang tua yang baik” daripada “orang tua yang sempurna”. Remaja, pada batas tertentu, akan tetap tumbuh dengan baik walau tanpa pengasuhan orang tuanya.

 

Hal-Hal yang Akan Dihadapi Remaja

  • Membangun hubungan dengan remaja lainnya, orang tua dan orang dewasa lainnya, seperti saudara dan guru.
  • Bersiap untuk bekerja.
  • Mengadaptasi pendewasaan seksual.
  • Mengontrol peningkatan agresifitas dan ketegasan diri.
  • Mengembangkan standar moral dan nilai untuk menjaga mereka dalam perubahan lingkungan dan kehidupan.
  • Mencapai kemandirian dari keluarganya.
  • Meraih jati diri.

 

Cara Mengembangkan Potensi Usia Remaja

  • Biasakan sesuatu yang rutin seperti memulai makan pagi/malam bersama.
  • Mengelola disiplin dan aturan. Hal ini penting bagi remaja. Orang tua perlu mengingat bahwa anak merasa sangat nyaman dan sangat dicintai saat orang tuanya cukup memberikan perhatian dalam menerapkan aturan-aturan yang konsisten dan mudah dimengerti. Sebetulnya anak tahu apa yang diinginkan dari dirinya.
  • Perselisihan di antara anak dan keluarga yang sudah kronis, menuntut orang tua untuk meminta penyuluhan dari tenaga profesional agar dapat berkomunikasi lebih baik dan memecahkan perbedaan yang ada. Hal tersebut tidak berarti orang tua mengakui kelemahannya; justru hal ini memperlihatkan kekuatan dan komitmen orang tua kepada keluarga. Membesarkan anak, membutuhkan kekuatan secara fisik dan emosi. Remaja yang keras kepala, dapat memperburuk kondisi keluarga yang harmonis sekalipun.
  • Orang tua yang memiliki perselisihan dalam batas normal, sebaiknya jangan menyembunyikannya dari anak-anak. Hal itu, kenyataannya memberi keuntungan bagi anak mendengarkan perselisihan, berdebat dengan leluasa dan cobalah katakan “Kami tidak sepakat pada masalah ini sekarang, tapi kita akan mencari penyelesaiannya. Hal ini adalah tanggung jawab kita”. Jika orang tua mereka terlihat atau nampak dapat menguasai keadaan selama perselisihan tersebut, anak-anak akan merasa berkurang kebingungannya terhadap konflik dan akan lebih merasa aman secara emosional.
  • Perselisihan di antara orang tua yang dapat menjadi perselisihan yang sengit, sebaiknya dihentikan perdebatannya sampai anak-anak pergi tidur. Mungkin saja waktu sela tersebut akan meredakan kemarahan anda.
  • Untuk anak yang lebih tua, orang tua harus menjelaskan argumen dan kesepakatan yang dibuat antara ibu bapaknya. Jika tidak mungkin, katakan kadang kala orang tua sepakat untuk tidak sepakat. Seorang anak usia berapa saja akan berkurang kecemasannya terhadap masalah, dengan penjelasan orang tuanya bahwa orang tuanya dapat menyelesaikan masalahnya.
  • Tidak ada masalah yang tidak dapat diatasi, sepanjang orang tua dan anak bersedia menyelesaikan masalah. Jangan paksa anak menyukai satu sama lain sebelum mereka siap.
  • Orang tua bertanggung jawab mempersiapkan anak untuk menghadapi perubahan yang terjadi selama usia remaja. Remaja membutuhkan dukungan dan pemahaman tentang lingkungan untuk bisa tumbuh dengan baik. Selama masa remaja, hubungan orang tua-anak akan terus tertekan dan tertantang.
  • Komunikasi terbuka dibutuhkan untuk mempertahankan hubungan baik dalam keluarga. Orang tua harus belajar mendengar anak remaja mereka dan tidak langsung menawarkan solusi. Sebagian remaja hanya butuh seseorang untuk mendengarkan keluh kesah mereka.
  • Anak mampu mengkonsep masalah mereka sendiri dan muncul dengan solusinya. Ketika orang tua memberikan nasihat, mereka harus yakin kalau nasihat mereka sesuai dengan tingkat pemahaman, intelektual, psikososial dan moral anak. Semakin muda anak, semakin sederhana nasihat yang diberikan. Fokus nasihat adalah apa yang bisa dilakukan anak bukan mengkritik anak. Berilah komentar yang membangun.
  • Hormati privasi anak. Jangan membuka diary mereka tanpa izin atau menguping percakapannya di telepon.
  • Berikan contoh yang baik kepada anak untuk diikuti. Dengan memberikan aturan yang jelas, orang tua dapat membantu anak remaja mereka membangun disiplin perilaku yang baik. Untuk remaja yang lebih tua, maka orang tua harus menegosiasikan larangan daripada memberlakukan aturan yang kaku dan sepihak.
  • Jangan memberi kesan bahwa apa yang anak lakukan tidak cukup baik. Jangan berkata seperti, ”Waktu Ibu seusiamu…” atau kata-kata seperti “tidak pernah” atau “selalu”. Pujilah perilaku anak yang baik.
  • Orang tua yang fleksibel dan otoritatif adalah mereka yang selalu mendorong anak untuk membicarakan masalahnya, memberikan penjelasan yang rasional dan masuk akal atas peraturan yang mereka buat di rumah dan menghormati peran anak dalam membuat keputusan, walaupun tetap memegang tanggung jawab. Sebaliknya, orang tua yang lunak, otoriter, acuh dan terlalu mengatur tidak akan membantu perkembangan anak secara optimal.
  • Dalam pencarian jati diri anak, adalah biasa bagi anak menanyakan wewenang orang tua mereka. Orang tua tidak seharusnya merasa tersinggung atas pertanyaan anaknya. Jelaskan secara baik peran orang tua kepada anaknya.
  • Hindari gaya disiplin yang agresif dan konfrontatif. Akan lebih baik untuk bernegoisasi dalam hal tertentu.
  • Orang tua jangan terlalu tenggelam dalam berargumen dengan anak usia remaja. Berdiskusi bersama anak secara wajar dan rasional. Remaja cenderung idealis, spekulatif dan teoritis karena kurangnya pengalaman hidup.
  • Setiap ada kesempatan, orang tua dapat melibatkan anak untuk memperbarui peraturan. Ini akan membuat hukum lebih diterima oleh anak.
  • Ketika menyatakan tidak setuju, orang tua perlu memfokuskan pada perilaku anak yang buruk daripada menyerang anak secara pribadi.
  • Orang tua harus melakukan instruksi terhadap mereka secara positif dan memberi tahu anak apa yang bisa dilakukannya.
  • Bicaralah kepada anak secara pribadi. Jangan pernah menghina mereka di depan saudara kandung atau temannya.

 

Box

Dari Ibnu Abbas, ia berkata: Pada suatu hari aku (dibonceng) di belakang Rasulullah SAW, lalu beliau bersabda: “Wahai anak remaja, sungguh aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat: “Peliharalah Allah, niscaya engkau akan dipeliharaNya dan peliharalah Allah, niscaya engkau akan menemukanNya di hadapanmu. Apabila engkau meminta, mintalah kepada Allah dan apabila engkau memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah. Ketahuilah bahwa sekiranya semua manusia bersatu untuk memberikan suatu keuntungan kepadamu, niscaya mereka tidak akan dapat melakukannya sedikitpun selain yang telah Allah takdirkan untukmu. Dan sekiranya mereka bersatu untuk mencelakakan kamu, niscaya mereka tidak akan dapat melakukannya sedikitpun kecuali yang telah Allah takdirkan kepadamu. Semua pena telah diangkat dan kertas-kertas telah menjadi kering” (HR Turmudzi 4/667 h.n 2516).

E. PERKEMBANGAN PENTING DAN PERILAKU SOSIAL

PERKEMBANGAN PENTING DAN PERILAKU SOSIAL

  1. Usia Kelahiran – Satu Setengah Tahun

Perkembangan Penting

  • Dua bulan: mendekur; dalam posisi tiarap, menekan lengan bawah.
  • Tiga-empat bulan: tertawa; mulai bermain dengan obyek yang berguna, seperti mainan yang bergoyang dan meraih benda yang teruntai.
  • Lima-enam bulan: berguling.
  • Enam-sembilan bulan: duduk; mulai mengerti kata yang mudah seperti “selamat tinggal” (da-da).
  • Sembilan-duabelas bulan: merangkak; mengucapkan “ibu” atau “ayah”; meminum dari cangkir dengan bantuan; mulai makan sendiri; bisa mengangkat benda kecil dengan jari tengah dan ibu jari; memasukkan satu mainan ke mainan lain dan mulai menunjukkan pengenalan bahwa benda memiliki ketetapan meski tidak terlihat.
  • Duabelas bulan: dapat bangun sendiri dan berjalan tanpa bantuan, melempar benda ke lantai, memahami kalimat sederhana dan mematuhi perintah yang jelas dan sederhana, dapat mengucapkan beberapa kata dan dapat mengerti lebih banyak kata, dan cenderung malu dan takut pada orang yang belum ia kenal.
  • Limabelas bulan: menumpuk dua balok; memeluk boneka; mencoba tebakan mudah; pura-pura bicara di telepon; mengerti perintah yang mudah seperti “bawakan aku bolanya”, menunjuk bagian tubuh ketika disuruh, lebih mandiri, misalnya, berjalan dan makan sendiri, meniru orang dewasa, dan mulai latihan ke kamar kecil.
  • Delapanbelas bulan: bisa berjalan; menggunakan 10-20 kata yang jelas, yang kebanyakan kata benda; mulai menggabungkan dua kata, seperti “susu lagi” atau “kucing hitam” dan menggunakan kalimat: “ikut pergi”, mulai melompat, mulai dapat melepas kaos kaki dan sepatu dengan mudah, makan sendiri dengan mudah menggunakan sendok, mengetahui nama bagian tubuh tertentu, dapat mengikuti instruksi, dan bertambah kontrol keinginan buang air kecilnya.

 

Perilaku Sosial

  • Lahir-dua bulan: tersenyum dalam merespon terhadap sentuhan atau suara orang tua.
  • Tiga-lima bulan: tersenyum secara spontan; mendekati anggota keluarga.
  • Sembilan-duabelas bulan: bermain petak umpat; memberikan mainan kepada seseorang ketika diminta dengan gerakan tubuh; membuat banyak suara berbeda dan infleksi (perubahan suara) waktu mengoceh; melambai waktu memberikan ucapan perpisahan “da-da”.
  • Limabelas-delapanbelas bulan: masih membutuhkan pengasuhnya sewaktu bermain; membantu menaruh mainan ke dalam kotak. Mulai bermain pro-sosial dengan boneka binatang (membawa, menepuk, memeluk, dan lain-lain).

 

Hal Umum

  • Lahir-lima bulan: masalah makan dan tidur.
  • Enam-delapanbelas bulan: muncul kegelisahan bila berpisah.
  • Sembilan-delapanbelas bulan: cemas akan orang asing.

 

  1. Usia Satu Setengah -Tiga Tahun

Perkembangan Penting

  • 20-24 bulan: dapat menggunakan sampai 50 kata; telah memiliki kata sifat seperti: “bagus”, “panas” dan kata kerja seperti “pergi”, “melihat”, “ingin”, bisa membuat kalimat tiga kata dan bisa memanggil nama.
  • 24 bulan: bisa menggunakan satu benda untuk mengganti benda yang lain, seperti menggunakan balok sebagai mobil; membuat konstruksi enam sampai delapan balok sederhana; mengerti perintah dua langkah; bisa mengenali benda di gambar, naik dan turun tangga, mampu melempar bola tanpa kehilangan keseimbangan, mampu memakai kaos kaki dan sepatu, mampu memegang pensil, menulis acak dengan gerakan vertikal dan melingkar, mampu mengucapkan permintaan, menggunakan kata ganti “saya” dan “kamu”, dan menyaksikan anak-anak lain bermain, anak bermain di tempat yang sama tapi belum bermain bersama.
  • 27-30 bulan: mengerti perbedaan ukuran dan konsep, bisa melompat dengan kedua kaki; menggunakan kata kerja, dapat berjalan berjingkat, membantu menyimpan sesuatu, mengetahui nama lengkap dan jenis kelaminnya, mampu membedakan anak laki dan perempuan, dan mengetahui nama lima benda.
  • 36 bulan: mengendarai sepeda roda tiga; bisa memberitahu nama depan sendiri; menggunakan kata ganti orang sendiri; berbicara waktu bermain sendiri; bisa menggambarkan kejadian sebuah cerita; mulai bertanya “mengapa”; memulai dalam dialog singkat; menghitung tiga benda, mampu mengendarai sepeda roda tiga atau empat, mampu membawa sesuatu dengan aman, mampu berpakaian sendiri tapi masih butuh bantuan saat mengenakan kancing, mengetahui beberapa lagu anak dan dapat berhitung sampai sepuluh, dan bermain bersama menggunakan imajinasi, misalnya berbicara dengan boneka.

 

Perilaku Sosial

  • 20-24 bulan: mulai meniru teman sebaya, tapi masih bermain bersejajar (bersampingan tapi tidak bersama).
  • 24-36 bulan: senang “membantu” mengepel, membersihkan, menyapu; mencoba untuk mendapatkan teman dekat; bermain lebih baik dengan satu anak dibandingkan dengan banyak anak.
  • 28-30 bulan: tahu akan perbedaan jenis kelamin; menunjukkan perasaan lebih suka kepada teman dekatnya; tahu konsep “milik saya”.
  • 32-36 bulan: mulai dengan mudah berpisah dari ibu; mengerti konsep bergantian; tertarik dengan latihan toilet dan berdandan.

 

Hal Umum

  • Kesulitan perpisahan.
  • Marah yang tak terkendalikan.
  • Perilaku berlawanan.
  • Penundaan bahasa atau bahasa yang tidak teratur.
  • Rutinitas waktu tidur terganggu.
  • Perubahan selera makan.
  • Ke kamar mandi malas.

 

  1. Usia Tiga – Lima Tahun

Perkembangan Penting

  • 36-48 bulan: memiliki 900-2000 kosakata, jumlah kata dalam kalimat rata-rata empat kata, kosakata dan pemahaman berkembang, dan bermain dengan teman imajinasinya.
  • 48 bulan: bisa menghitung empat benda dengan benar; melompat dengan satu kaki; melempar dengan tangan; bisa memotong dengan gunting, meloncat tangga dan turun tangga, memasang kancing, memiliki banyak pertanyaan dan dapat bercerita, ke kamar kecil sendiri sesuai kebutuhannya dan bermain imajinasi dengan boneka, mampu memahami gambar yang sederhana, dan menggambar orang dengan bentuk sederhana misalnya mata dan tangan.
  • 60 bulan: melompat; belajar mengendarai sepeda; bisa menyebutkan empat warna dan menghitung sepuluh benda; rata-rata kalimat enam kata dan termasuk banyak perincian: “Saya naik mobil paman ke rumah kakek”; tata bahasa sudah benar; bisa menjawab telepon; bisa menggunakan perbedaan kata sifat (besar, lebih besar) dan kata depan (di, ke, me); menceritakan cerita khayalan; menanyakan arti kata-kata, melompat dengan dua kaki, mampu mengikat tali sepatu dan mengetahui usianya, serta membedakan pagi dan siang.

 

Perilaku Sosial

  • 36-48 bulan: mulai menyukai kelompok bermain kecil; mengajak bermain sama-sama dengan anak lain; latihan toilet sudah selesai.
  • 48 bulan: bisa bermain dengan beberapa anak sekaligus; bisa menyuruh orang lain; mengajak bermain imajinatif dan khayalan (ksatria dan naga-nagaan atau bermain rumahan); bermain dengan teman main tertentu.
  • 60 bulan: memakai dan membuka baju sendiri; memakai sepatu di kaki yang benar; bermain dengan peraturan.

 

Hal Umum

  • Mimpi buruk.
  • Takut akan gelap, hantu khayalan, binatang, dan menyakiti diri sendiri.
  • Masalah artikulasi: kesulitan mengucapkan r, l, dan th.
  • Pertanyaan tentang kematian dan sekarat.

 

  1. Usia Lima – Duabelas Tahun

Perkembangan Penting

  • Pemahaman bacaan dan meningkatnya kemampuan matematika ditandai dengan instruksi yang memadai.
  • Pengembangan minat, hobi, seperti olahraga, permainan, dan seni.
  • Kemampuan untuk menjaga pendapat pribadi, sikap, atau kepercayaan orang lain.
  • Meningkatnya kemampuan intelektual dengan sedikit demi sedikit dan tetap untuk menganalisa masalah teknis dan memikirkan langkah ganda menuju solusi yang benar.
  • Mengetahui jumlah jari, mampu menyebutkan nama hari dalam sepekan, membedakan kiri dan kanan dan mampu menggambar orang dengan utuh.

 

Perilaku Sosial

  • Hubungan teman yang tetap.
  • Melibatkan diri dengan satu atau lebih grup sosial berdasarkan minat atau kemampuan.
  • Meningkatkan kapasitas anak untuk bergabung dengan orang dewasa melalui diskusi dan percakapan.
  • Peningkatan yang bertahap dalam kemampuan memikirkan strategi untuk negosiasi dalam situasi sosial yang sulit atau menantang.

 

Hal Umum

  • Masalah sekolah dan fobia.
  • Penerimaan dan penolakan teman sebaya.
  • Masalah perilaku.
  • Kekacauan hiperaktif dan kekurangan perhatian.
  • Ketidakmampuan belajar.
  • Masalah dalam menghargai diri sendiri.
  • Khawatir akan keluarga dan peristiwa lingkungan.
  • Pendewasaan dini atau terlambat secara fisik.

 

 

BAB II Masalah Perkembangan Anak

A. PERHATIAN ISLAM TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

PERHATIAN ISLAM TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

 

  1. Akhlak Sosial

Manusia adalah makhluk sosial, dimana Allah menciptakan manusia agar melakukan interaksi sosial. Dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, dianjurkan kepada kita untuk menampilkan akhlak sosial yang baik. Rasulullah menyuruh kita untuk memperhatikan temannya, berteman dengan teman yang baik, dan menjauhi teman yang buruk. Akhlak sosial yang baik seperti menyingkirkan benda yang mengganggu di tengah jalan, lemah lembut, berkasih sayang, murah hati, tidak kasar, tidak mencaci maki, dan riang gembira. Dengan berakhlak sosial, maka kita akan diterima oleh lingkungan sosial. Oleh karena itu, diwajibkan kita menyempurnakan akhlak, memperbaiki akhlak, dan berakhlak mulia.

 

Box

Rasulullah SAW bersabda, “Perumpamaan teman saleh dengan teman yang jahat itu seperti tukang minyak dan tukang las. Tukang kesturi, baik ia memberi atau engkau membeli darinya maka engkau tetap akan mendapati bau harum wewangi. Sebaliknya, dengan tukang las, adakalanya akan membakar bajumu, atau setidaknya engkau mendapati bau tidak sedap darinya” (HR Abu Daud 4/259 h.n 4829).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Seseorang itu akan sama dengan orang yang dicintainya, dan baginya apa yang diusahakannya” (HR Turmudzi 4/595 h.n 2386).

 

Sesungguhnya aku diutus ke dunia ini, untuk menyempurnakan akhlak manusia (HR Ahmad 2/381 h.n 8939 hadits ini sahih).

 

Muliakanlah anak-anakmu dan perbaikilah akhlak mereka (HR Ibnu Majah 2/1211 h.n 3671).

 

Rasulullah SAW bersabda: “Iman itu ada enam puluh atau tujuh puluh tingkat; yang paling rendah ialah menyingkirkan gangguan yang ada di jalan, dan yang paling tinggi mengucapkan: “Laa ilaaha illallaah (Tiada Tuhan melainkan Allah) (HR Muslim 1/63 h.n 35).

 

Rasulullah SAW bersabda: “Telah ditunjukkan kepadaku perbuatan-perbuatan umatku yang baik dan yang buruk. Di antara perbuatan yang baik itu ialah menyingkirkan gangguan yang ada di jalan, dan di antara yang buruk ialah meludah di masjid (HR Muslim 1/390 h.n 553).

 

Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa menyingkirkan suatu benda yang mengganggu di jalan yang biasa dilewati kaum muslimin, ia telah menyimpan sebuah kebaikan, dan bila kebaikan itu diterima ia akan masuk surga (HR Tabrani 20/216 h.n 502, hadits ini Hasan).

 

Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya (QS Asy Syams: 7-8).

 

Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat untuk mengujimu tentang apa yang diberikanNya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaNya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS Al An’am: 165).

 

Dari Husein bin Ali, katanya: “Aku bertanya pada ayahku tentang perangai Rasulullah SAW dengan para sahabatnya. Maka, jawabnya, “Rasulullah SAW selalu tampak riang gembira, murah hati, lemah lembut, tidak keras dan kaku, tidak suka bicara keras dan kasar, tidak suka mencaci maki dan berpura-pura, dan melupakan apa-apa yang tidak berkenan di hatinya. Tidak pernah mengecewakan harapan orang dan melepaskannya dengan ringan.

 

  1. Kemampuan Bicara

Islam menganjurkan kita berbicara dengan hikmah dan benar, tidak boleh banyak bicara dan berkata kotor. Banyak lagi contoh tentang perhatian Islam terhadap bicara. Bicara yang baik akan membawa kebaikan misalnya hadis yang menyuruh untuk diam atau bicara baik. Sebaliknya, mereka yang mengumpat, mengejek, dan berbicara kotor akan mendapatkan kerugian, khususnya dari lingkungan sosialnya.

 

Box

Luqman berkata: “Janganlah kamu berbicara dengan hikmah terhadap orang-orang yang tolol, karena mereka akan mendustakan kamu. Dan jangan pula (kamu berbicara) dengan kebathilan terhadap orang-orang bijak, karena mereka akan membencimu”.

 

Luqman berkata: “Barangsiapa yang berbicara kepada orang yang tidak mendengarkan pembicaraannya, maka dia ibarat orang yang menyuguhkan makanannya kepada penghuni kubur”.

 

Luqman berkata: “Wahai putraku, barangsiapa yang memikul apa yang tidak dia mampui, maka akan lemah. Barangsiapa yang merasa bangga (‘ujub) pada diri sendiri, maka akan hancur. Barangsiapa yang sombong terhadap orang lain, maka akan hina. Barangsiapa yang enggan bermusyawarah, maka akan menyesal. Barangsiapa yang bergaul dengan orang-orang pintar, maka akan menjadi pintar. Dan barangsiapa yang sedikit perkataannya, maka akan panjang kesehatannya”.

 

Luqman berkata: “Wahai putraku, janganlah kamu kalah cerdas dari ayam, apabila datang malam, ia mengepakkan sayapnya dan berseru Allah dengan tasbih. Janganlah kamu lalai. Takutlah kamu kepada Allah dan janganlah kamu umumkan hal itu pada orang lain. Jangan sampai orang-orang memperdayamu dengan apa yang tidak kamu ketahui dari dirimu. Janganlah kamu terpedaya dengan perkataan orang bodoh: “Sesungguhnya di tanganmu ada mutiara”, sedangkan kamu mengetahui bahwa itu adalah kotoran hewan”.

 

Abu Nu’aim Al Ashfahaani meriwayatkan dari Ibrahim bin Adham, dia berkata: “Luqman berkata kepada putranya: “Wahai putraku, sesungguhnya seseorang selalu banyak berbicara sehingga dia dianggap bodoh, padahal tidaklah dia bodoh. Dan sesungguhnya seseorang selalu diam sehingga dia dianggap orang sabar, padahal bukanlah dia sabar”.

 

Luqman berkata: “Wahai putraku, bersabar ketika mengalami kehancuran adalah keyakinan yang teguh. Setiap perbuatan mempunyai kesempurnaan dan tujuan. Dan kesempurnaan ibadah adalah sifat wara’ dan keyakinan. Puncak kemuliaan dan kedudukan yang tinggi adalah bagusnya akal. Maka, barangsiapa yang bagus akalnya, tertutup aibnya, diperbaiki keburukan-keburukannya,  dia diridhai oleh Tuhannya”.

 

Rasulullah SAW bersabda, “Mulailah kalimat laa ilaaha illaa Allaah, untuk bayi-bayi kalian” (HR Baihaqi fis Shu’ab 6/398 h.n 8649).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Didiklah anak-anak kalian dengan tiga perkara, mencintai Nabi kalian, mencintai ahli baitnya (keluarga Nabi) dan senang membaca Al Quran. Sebab orang-orang yang mengemban tugas Al Quran itu berada dalam lindungan singgasana Allah pada hari yang tidak ada perlindungan dari pada perlindungan-Nya beserta para Nabi-Nya dan orang-orang yang suci” (HR Ibn Annajar dalam tarikhnya, Imam Al-Munawi mengatakan haditsnya dhaif).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Tiada lain yang akan menjerumuskan manusia ke dalam neraka itu adalah ucapan-ucapan lidah-lidah mereka” (HR Ashhabussunan, lihat Sunan Turmudzi 5/11 h.n 2616).

 

Dari Anas RA, ia berkata: “Nabi SAW bila mengucapkan suatu kalimat, beliau mengulanginya sampai tiga kali, sehingga pendengarnya memahaminya. Apabila beliau datang kepada suatu kaum, beliau memberi salam kepada mereka tiga kali (HR Bukhari 1/48 h.n 95).

 

Rasulullah SAW bersabda: “Setiap perkataan yang baik merupakan shadaqah” (HR Bukhari 5/2241 h.n 5676).

 

Dari Aisyah RA: “Tidak pernah Rasulullah SAW berbicara cepat seperti kalian yang berbicara cepat. Beliau mengatakan kata-kata yang apabila orang menghitung mau menghafalnya, niscaya ia dapat menghafalnya” (HR Baihaqi 3/207 h.n 5548).

 

“Perkataan Rasulullah SAW itu terpisah-pisah sehingga dapat dipahami oleh setiap orang yang mendengarnya” (HR Abu Daud 4/261 h.n 4839).

 

  1. Peran Akal

Allah SWT menciptakan manusia dan melengkapinya dengan akal serta menyuruh manusia untuk menggunakan akalnya. Begitu banyak perintah dan anjuran kepada kita untuk menggunakan akal agar peran akal bisa optimal. Islam menyuruh kita memperhatikan alam, kejadian manusia dan segala sesuatu yang ada di dunia, karena padanya terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal. Selain itu, ilmu merupakan satu  cara untuk mengisi kebutuhan akal manusia.

 

Box

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (QS Ali Imran: 190).

 

Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebagian tanaman-tanaman itu atas sebagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang mau berpikir (QS Ar Ra’d: 4).

 

Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikan dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun? Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata, untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (menghadap Allah) (QS Qaf: 6-8).

 

Dan sesungguhnya telah Kami  sediakan neraka itu  bagi kebanyakan jin dan manusia, bagi mereka ada akal tetapi tidak dapat berpikir dengannya, dan bagi mereka ada mata tetapi tidak dapat melihat dengannya dan baginya ada telinga tetapi tidak dapat mendengar dengannya, mereka itu adalah seperti hewan, bahkan lebih sesat, mereka itu adalah orang yang zalim (QS Al A’raf: 179).

 

Barangsiapa yang mempunyai ilmu, kemudian ia sembunyikan ilmu tersebut, maka Allah akan mencambuknya di hari kiamat dengan cambuk api neraka (HR Ibnu Majah 1/97 h.n 265).

 

Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikan kepadanya hikmah (kenabian) dan  pengetahuan (QS Al Qashash: 14).

 

Luqman berkata: “Wahai putraku, janganlah kamu mempelajari ilmu karena tiga hal, dan jangan pula kamu meninggalkannya karena tiga hal: Janganlah kamu mempelajari ilmu untuk mengolok-olok (orang lain) dengan ilmu itu, tidak pula untuk kamu berbangga-bangga dengannya dan tidak pula untuk pamer (riya’) dengannya. Dan janganlah kamu meninggalkan ilmu karena benci terhadapnya, tidak pula karena malu pada manusia dan tidak pula karena pasrah dengan kebodohan”.

 

Barangsiapa yang menginginkan kebaikan di dunia ini, hendaknya mencari ilmu; barangsiapa yang menginginkan kebaikan di akhirat hendaknya mencari ilmu; barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya hendaknya mencari ilmu .

 

Menuntut ilmu itu wajib bagi kaum muslimin dan ilmu yang tidak diletakkan kepada orang yang bukan ahlinya seperti mengikat babi dengan emas permata (HR Ibnu Majah 1/81 h.n 224).

 

Rasulullah SAW bersabda: Seorang alim lebih berbahaya bagi syaitan daripada seribu ahli ibadah (HR Ibnu Majah 1/81 h.n 222).

 

Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah memudahkan jalan untuknya menuju surga (HR Muslim 4/2074 h.n 2699).

 

Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah memudahkan jalan untuknya menuju surga. Sesungguhnya malaikat meletakkan kedua sayapnya untuk menuntut ilmu, disebabkan ridha Allah kepadanya, dan orang yang alim akan dimintakan ampun oleh semua yang berada di langit dan di bumi, bahkan ikan di lautanpun akan memintakan ampun untuknya. Dan kelebihan seorang alim terhadap seorang abid seperti kelebihan bulan atas semua bintang (HR Turmudzi 5/48 h.n 2682).

 

Carilah ilmu, sejak dari buaian sampai liang lahad (perkataan ini dinisbahkan kepada Nabi sebagai suatu hadits, namun tidak ditemukan ulama yang meriwayatkannya. Dan biasanya perkataan ini disampaikan dengan istilah yang menunjukkan kelemahannya dalam ilmu hadits).

 

  1. Aktivitas Motorik

Islam sebagai agama juga memberikan perhatian kepada aktivitas-aktivitas motorik, di antaranya adalah bermain, latihan berenang, lari, melempar dan memanah. Aktivitas ini menggambarkan suatu kekuatan fisik yang akan dicapai. Oleh karena itu, Allah mencintai mukmin yang kuat dibandingkan mukmin yang lemah. Beberapa masalah aktivitas motorik yang akan dijelaskan dalam buku ini dapat menghambat tercapainya kekuatan fisik dan perkembangan motorik yang diharapkan. Oleh karena itu diperlukan perhatian terhadap aktivitas motorik tersebut.

 

Box

Rasulullah bahkan pernah menghentikan khutbahnya, turun dari mimbar sekedar hanya untuk memeluk Hasan dan Husain yang saat itu terjatuh setelah berkejar-kejaran. Sesudah itu naik kembali ke mimbar, beliau berkata, “Hai manusia, sesungguhnya harta dan anak-anak kalian itu fitnah dan ujian. Kalian lihat sendiri bagaimana aku melihat anak-anak itu berlarian dan terjatuh. Ternyata aku tak sanggup melihatnya, lalu aku turun dari mimbar dan menggendong keduanya ke sini” (HR Ibnu Khuzaimah 3/151 h.n 1801).

 

Abdullah berkata: Rasulullah SAW  salat pada suatu ketika, ketika beliau sedang sujud, meloncatlah Hasan dan Husain ke atas punggungnya, para sahabat ingin melarang mereka berdua, namun Rasulullah SAW memberi isyarat agar mereka membiarkan mereka berdua. Ketika beliau telah selesai melaksanakan salat, beliau meletakkan mereka berdua di dalam pangkuannya dan kemudian berkata: Barang siapa yang mencintaiku hendaklah mencintai keduanya (HR Ibnu Khuzaimah 2/48 h.n 887).

 

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu miliki (Al Anfal: 60).

 

Ath Tabrani meriwayatkan sabda Rasulullah SAW, “Segala sesuatu yang tidak menyebut Asma Allah, maka ia adalah senda gurau belaka kecuali empat perkara; berjalannya seseorang antara dua tujuan (untuk memanah), latihan dalam menunggang kuda, bermain dengan keluarganya dan belajar renangnya” (HR Tabrani fil Awsath 8/119 h.n 8147).

 

Ketahuilah bahwa kekuatan itu memanah. Ketahuilah bahwa kekuatan itu memanah. Ketahuilah bahwa kekuatan itu memanah (HR Muslim 3/1522 h.n 1917).

 

Aisyah berkata: Ketika datang utusan Habasyah (Ethiopia) kepada Rasulullah SAW, mereka kemudian bermain lembing di masjid dan Rasulullah menutupiku dengan selendangnya sementara saya melihat mereka, seakan-akan saya anak kecil yang suka dengan permainan (HR Ibnu Hibban 13/186 h.n 5876).

 

Dalam shahih Bukhari pun diterangkan suatu kali Rasulullah lewat di lapangan di mana para sahabat sedang bermain panah. Beliau memberi semangat seraya bersabda, “Panahlah wahai keturunan Nabi Ismail sesungguhnya moyangmu dulu merupakan seorang pemanah! Panahlah sesungguhnya saya bersama bani fulan, sebahagian sahabat kemudian menahan diri mereka dari memanah, Rasulullah kemudian bertanya: Kenapa kalian berhenti, mereka menjawab: Bagaimana kami akan memanah sedangkan engkau bersama bani fulan. Rasulullah berkata: Panahlah. Sesungguhnya aku bersama kamu sekalian” (HR Bukhari 3/1292 h.n 3316).

 

Tabrani juga meriwayatkan sabda beliau, “Hendaklah kamu bermain panah karena itu adalah sebaik-baik permainanmu” (HR Bazzar 3/346 h.n 1146 Isnadnya jayyid).

 

 

Rasulullah SAW bersabda, “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dibandingkan dengan mukmin yang lemah” (HR Muslim 4/2052 h.n 2664).

 

Umar Bin Khaththab RA pernah menulis kepada beberapa penguasa, “Amma Ba’du. Maka ajarilah dan perintahkan anak-anak kalian untuk berenang dan melempar. Dengan begitu mereka akan mampu melompat ke atas punggung kuda (dengan sigap dan tangkas)” (Imam Al-Munawi menyebutkannya dalam Fayd Al-Qadir 4/327).

 

Umar pernah menulis surat kepada Abi Ubaidah: Ajarkanlah anak-anakmu berenang dan ajarkanlah memanah kepada orang yang ikut berperang di antara kamu .

   

Rasulullah SAW bersabda, “Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah mengajari mereka menulis, berenang dan melempar serta tidak memberi rezeki kecuali dengan rezeki yang baik” (HR Baihaqi 10/15 h.n 19526, hadits ini dhaif ).

 

Dalam riwayat lain, “Ajarilah anak-anak kalian berenang dan melempar” (HR Baihaqi 6/401 h.n 8664, hadits ini dhaif sekali).

 

“Barang siapa yang meninggalkan melempar setelah mempelajarinya karena tidak menyenanginya, sesungguhnya itu termasuk nikmat yang telah diingkarinya atau kufur terhadap nikmat yang telah Allah berikan kepadanya (HR Abu Daud 3/13 h.n 2513)

 

Tidak ada perlombaan (pertaruhan) selain di tapak kaki unta, tapak kaki kuda, dan pemanah (HR Ibnu Hibban 10/544 h.n 4690).

 

  1. Masalah Emosi

Emosi adalah suasana hati seperti marah, senang, sedih, gembira dan takut. Islam memberikan perhatian yang tinggi kepada aktvitas emosi ini misalnya emosi marah. Rasulullah memberikan panduan bagaimana mengatasi marah dan melarang marah serta melarang beberapa kegiatan emosi negatif lainnya seperti dengki, kasar, dan keras. Rasulullah menyuruh kita untuk bersikap lemah lembut, menyayangi, dan memberikan maaf. Dalam beberapa nasihatnya, Nabi SAW mengutamakan pencapaian suasana bahagia melalui amal saleh dan melarang berbuat jahat.

 

Box

Maka karena rahmat dari Allah, engkau bersikap lemah lembut terhadap mereka, sekiranya engkau berlaku keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan dari sekitarmu. Maka maafkanlah mereka dan mohonkan ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam sesuatu urusan (QS Ali Imran:159).

 

Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada kedengkian kecuali dalam dua hal; seorang yang diberi harta oleh Allah, lalu dia diberikan kemampuan untuk menafkahkannya di jalan kebenaran, dan seorang yang diberi hikmah oleh Allah, lalu dia mengamalkannya dan mengajarkannya” (HR Bukhari 1/39 h.n 73 dan Muslim 1/558 h.n 815).

 

Maukah aku beritahukan kepada kalian hal-hal yang dapat memuliakan bangunanmu dan meninggikan derajat di sisi Allah? Mereka menjawab: “Mau, ya, Rasulullah!” Rasulullah bersabda:  “Memaafkan orang yang menzalimimu, bersedekah pada orang yang tidak pernah memberi kepadamu, dan menyambung silaturahmi dengan orang yang telah memutuskan hubungan dengan kamu” (HR Tabrani fil Awsath5/364 h.n  5567).

 

Ibnu Masud RA berkata: “Saya membaiat Rasulullah SAW untuk memberi nasihat kepada setiap muslim (HR Muslim 1/74 h.n 56).

 

Ibnu Masud berkata: Orang yang bahagia adalah dia yang dapat mengambil nasihat dari orang lain”.

 

Berbahagialah orang yang rendah hati dalam keadaan tidak kekurangan, yang merendah diri bukan dalam kemiskinan, menafkahkan harta yang dia kumpulkan tidak dengan maksiat, bergaul dengan ahli fikih dan hikmah dan mengasihi orang-orang yang rendah dan miskin. Berbahagialah bagi orang yang rendah diri dan baik pekerjaannya, bagus jiwanya, mulia perilakunya serta menghilangkan kejahatannya terhadap manusia. Berbahagialah orang yang mengamalkan ilmunya, menafkahkan kelebihan dari hartanya dan mencegah berlebih-lebihan dalam bicara (HR Tabrani fil kabir 5/71 h.n 4615).

 

Sayangilah, niscaya kalian akan disayangi dan berilah maaf, niscaya kalian akan diampuni. Celakalah bagi “corong ucapan”, celakalah bagi mereka yang berketetapan hati untuk terus mengerjakan (kejelekan), yaitu mereka yang terus berbuat keji, sedang mereka mengetahui (HR Ahmad 2/165 h.n 6541).

 

Luqman berkata: “Wahai puteraku, hendaklah kamu bergaul dengan para ulama dan dengarkanlah ucapan orang-orang bijak. Karena sesungguhnya Allah SWT menghidupkan hati yang mati dengan cahaya hikmah, sebagaimana hujan deras menghidupkan bumi yang gersang”.

 

Ya Tuhan kami, berilah kami ampunan dan juga saudara-saudara kami yang telah beriman dahulu dari kami. dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman, ya Tuhan kami sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang (QS Al-Hasyr: 10).

B. MENGENAL PERKEMBANGAN ANAK

MENGENAL PERKEMBANGAN ANAK

 

  1. Ajaklah Anak Bicara

Bicara adalah salah satu bentuk komunikasi yang penting. Bicara merupakan alat komunikasi yang paling utama pada manusia dibandingkan bentuk komunikasi lainnya seperti gerak tubuh, tulisan, gambar dan lainnya.

 

Anak-anak berkenalan dengan dunianya melalui bicara orang tua dan lingkungannya, kemudian muncul interaksi antara anak dengan lingkungannya melalui bicara. Perkembangan bicara mengikuti perkembangan anak dan kematangan bicaranya, secara bertahap bicara anak semakin efektif menjadi alat komunikasi.

 

Segala pesan anak diwujudkan melalui bicaranya, apakah anak mau makan, minum, minta sesuatu, tidak mau sesuatu, bahkan marah, senang, sedih diwujudkan dengan bicaranya. Oleh karena itu kemampuan bicara anak harus diperhatikan sejak bayi.

 

Perkembangan anak menjadi pribadi yang kuat dengan akhlak yang baik serta mampu menyesuaikan dirinya dalam mengembangkan diri, sangat tergantung dengan kemampuan bicaranya. Ajaklah anak bicara semenjak ia masih bayi. Orang tua yang berbicara di depan bayi dapat bernilai hiburan kepada bayi dan memberikan rasa aman kepada bayi. Walaupun bayi belum memahami bicara orang tua, tapi bicara adalah satu sarana yang menghubungkan orang tua dan bayinya. Makin bertambah usia bayi, akan menjadikan bicara orang tua sebagai suatu ilmu yang akan dicontohnya. Bayi memulai bicaranya dengan sebutan, bu, yah, mam dan seterusnya sesuai dengan kemampuan perkembangan bicaranya. Terlebih ketika bayi sudah memasuki masa kanak-kanak, maka bicara merupakan sarana pergaulannya.

 

Ajaklah anak bicara sedini mungkin, karena bicara sebagai alat utama mengembangkan segala bentuk perkembangan anak seperti perkembangan sosial, dan perkembangan emosi. Bicara yang terganggu pada anak, akan mengganggu perkembangan emosi dan sosial anak. Anak menjadi tidak berhasil dalam bergaul dengan temannya, emosi anak pun menjadi tidak matang dan muncul beberapa permasalahan lainnya.

 

Pada usia remaja, bicara tidak lagi sebagai sarana menghibur anak atau ungkapan dari kemauan anak tetapi sebagai satu kemampuan pengaktualan diri. Kemampuan berbicara yang dimiliki anak akan mampu menguasai ilmu dan teknologi. Melalui bicara dan bahasa ini, anak dapat sukses dalam kuliah dan pekerjaannya. Kemampuan bicara dan bahasa ini sangat ditentukan oleh kemampuan bicara ketika masih kanak-kanak. Berhasilnya anak melewati masa-masa kritis perkembangan bicara akan menghasilkan kesuksesan anak di masa depannya.

 

Ajaklah anak bicara sehingga potensi anak dapat teraktualkan. Dengan bicara ini potensi apapun yang dimiliki anak bisa diaktualkan seperti potensi kognitif, sosial dan emosi. Perkembangan kognitif dalam masa kanak-kanak juga dipengaruhi oleh sejauh mana anak mampu bicara.

 

Orang tua perlu mengetahui kunci penting melatih bicara anak agar segala potensi dan kemampuan yang dimilikinya dapat dikembangkan. Di antara kunci itu adalah dengan membiasakan orang tua bicara apapun ketika bersama anak dan melatih anak bicara sesuai dengan usia perkembangannya. Bayi dan anak akan meniru bicara orang tua sehingga anak terbiasa mengungkapkan keinginannya dengan cara yang baik dan bukan dengan cara menangis, marah, merengek, malu, takut, diam dan lainnya.

 

Ajaklah anak bicara sehingga segala permasalahan yang terjadi pada perkembangan sosial, kognitif, dan emosi dapat diatasi. Masalah perkembangan ini, dapat secara efektif diatasi melalui bicara orang tua terhadap anaknya.

 

  1. Ketika Anak Marah

Marah adalah satu jenis emosi anak yang mendominasi jenis emosi lainnya. Tidak ada anak yang tidak pernah marah. Bahkan tingkah laku anak sehari-hari banyak diwarnai oleh emosi marah ini seperti merusak, menggigit, menggigit kuku, merengek, letupan kejengkelan, menolak pergi ke sekolah, lari dari rumah, buang air besar sembarangan, menangis, mengancam, dan banyak contoh lainnya.

 

Orang tua biasanya mengalami kesulitan menghadapi anak ketika marah. Terkadang orang tua menjadi marah kepada anak yang marah. Biasanya cara demikian membawa masalah tidak selesai, bahkan menjadi bertambah masalah baru. Marah anak belum tentu bisa diselesaikan oleh marahnya orang tua. Kebingungan orang tua menghadapi anak ketika marah dapat diatasi dengan melatih orang tua untuk tidak marah ketika melihat anak marah.

 

Orang tua perlu memiliki ketenangan dalam menghadapi segala bentuk permasalahan perkembangan emosi dan motorik anak. Marah bukanlah cara yang efektif dan pamungkas untuk mengatasi marah anak. Ketenangan orang tua menghadapi anak adalah modal utama menyelesaikan segala permasalahan anak. Setelah itu, penanganan spesifik dari orang tua perlu disesuaikan dengan permasalahan anak yang spesifik pula seperti masalah hiperaktif, mencoret, depresi, kecemasan, malu, menuruti keinginan, takut, gerakan yang berulang (tic) dan sebagainya. Masing-masing permasalahan ini memiliki cara penanganan yang spesifik dan tertentu.

 

Dua emosi dominan pada anak adalah marah dan takut. Permasalahan anak marah selalu disertai dengan masalah takut seperti malu, kecemasan, rasa tidak aman, takut berpisah, mudah tersinggung dan lain-lain. Dari kedua emosi tersebut yang paling sulit dihadapi orang tua adalah ketika anak marah dibandingkan ketika anak takut. Anak marah menampilkan berbagai aksi yang sulit bagi orang tua untuk menghadapinya karena langsung berhadapan dengan lingkungan. Manakala emosi takut cenderung menarik diri dari lingkungannya. Sehingga wajar apabila orang tua sulit menghadapi ketika anak marah dibandingkan ketika anak takut. Bahkan orang tua menilai anak marah adalah anak bermasalah manakala anak takut bukan anak bermasalah. Marah dan takut yang berlebihan merupakan tanda bagi orang tua untuk mengatasinya. Apabila tidak teratasi akan mempengaruhi perkembangannya kelak. Tetapi marah dan takut yang sesuai dengan usia perkembangannya adalah keadaan yang wajar bagi setiap anak.

 

Ketika anak marah, banyak aksi yang dilakukannya seperti melalui aksi lisan berupa mengejek, mencaci, berkata jorok, berkata kotor, berdusta, berbohong dan berbagai aksi lisan lainnya yang tergantung dari usia anak. Selain itu, aksi fisik berupa merusak, mencoret, membangkang, agresif, mengancam, mencuri, mengganggu, menangis, mogok bicara dan sebagainya. Anak balita belum memahami aksi marahnya, mereka marah sebagai reaksi dari lingkungannya yang tidak memenuhi keinginannya. Marah anak juga wujud sebagai keinginannya untuk diperhatikan atau tanda bagi orang tua yang kurang memberikan perhatian. Marah dapat muncul dari model lingkungan atau reaksi dari kebutuhan anak. Masing-masing jenis tingkah laku anak marah ini memiliki dasar penyebab yang berbeda sehingga memerlukan penanganan yang berbeda pula.

 

  1. Penghambat Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial adalah tahapan perilaku sosial anak mengikuti kematangan sosial  dan interaksinya dengan lingkungan. Beberapa wujud perkembangan sosial dalam perilaku yaitu berbuat baik dengan teman, menjauhi teman yang jahat, serta menghindari kegiatan-kegiatan anti sosial.

 

Apabila perilaku sosial tidak memenuhi harapan sosial, maka akan membahayakan bagi penerimaan sosial oleh kelompok. Semakin jauh anak berada di bawah harapan sosial akan semakin merugikan penyesuaian pribadi dan sosial serta semakin jelek konsep diri mereka.

 

Beberapa Penghambat Perkembangan Sosial

  • Adanya keterlantaran sosial terhadap anak. Keterlantaran sosial ini berarti hilangnya kesempatan untuk berhubungan dengan orang-orang, sehingga menimbulkan keterlantaran dalam kesempatan belajar menjadi pribadi sosial. Keterlantaran ini disebabkan oleh kurangnya waktu orang tua merawat bayi dan anak sehingga kekurangan rangsangan yang memotivasinya untuk menjadi bagian dari kelompok sosial atau keluarga.
  • Meningkat dan berkurangnya partisipasi sosial secara berlebihan. Kurangnya kesempatan berhubungan sosial akan berbahaya bagi sosialisasi. Bila terlalu banyak partisipasi pun, akan menyulitkan anak mengembangkan dirinya sebagai individu.
  • Adanya ketergantungan yang berlebihan terhadap orang tua. Bayi dan anak kecil memerlukan ketergantungan pada orang lain. Apabila ketergantungan berlarut, maka akan membahayakan bagi penyesuaian sosial dan pribadi, mereka akan merasa lebih rendah dari teman sebaya yang sudah mandiri.
  • Anak yang melakukan penyesuaian secara berlebihan. Cepat atau lambat semua anak mengetahui bahwa kelompok sosial menilai dan kemudian menerima mereka atas dasar kesediaan atau kemampuan anak memenuhi harapan sosial. Penyesuaian berlebihan akan mengakibatkan hilangnya individualitas, anakpun tidak memiliki pandangan yang baik bagi diri mereka sendiri.
  • Anak yang tidak mampu menyesuaikan diri. Ketidakmampuan menyesuaikan diri ini sama bahayanya dengan penyesuaian yang berlebihan, anak akan terbuang dari hubungan sosial, akibatnya mereka tidak hanya terlantar dalam hal kepuasan menjadi anggota suatu kelompok tetapi mereka juga tidak berkesempatan mempelajari pengalaman yang hanya dapat diperoleh dari keanggotaan kelompok. Dua penyebab anak tidak mampu menyesuaikan diri adalah tidak mempunyai motivasi untuk menyesuaikan diri dan anak kurang pengetahuan tentang harapan kelompoknya atau cara memenuhi harapan itu.
  • Munculnya prasangka terhadap perilaku orang lain. Berbahaya bagi anak yang berprasangka dan begitu juga bagi korbannya. Seringkali anak menjadi kejam, tidak toleran, kaku dan ingin membalas dendam. Sedangkan bagi mereka yang menjadi korban merasa bahwa lingkungannya memusuhi, sehingga menarik diri, menjadi agresif, dan menunjukkan reaksi pertahanan berlebihan. Sebagian lainnya menjadi pengacau atau anak nakal terhadap lingkungan.

 

Box

Luqman berkata: “Wahai putraku, jauhilah olehmu teman yang jahat. Karena teman jahat itu ibarat pedang yang terhunus. Bentuknya membuatmu kagum, namun bekas (luka yang disebabkannya) sangatlah buruk.

C. MASALAH PERKEMBANGAN SOSIAL

MASALAH PERKEMBANGAN SOSIAL

 

  1. Agresif

Islam menyuruh pengikutnya untuk membaguskan budi pekerti, hati dan mencintai kebaikan. Beriringan dengan itu, kita dilarang berbuat tidak baik seperti agresif dengan mengancam, menyerang secara verbal dan fisik.

 

Agresif seringkali muncul pada masa kanak-kanak, yang berupa tingkah laku menyerang baik secara fisik maupun verbal. Bahkan berupa ancaman yang disebabkan karena adanya rasa permusuhan.

 

Sebagian besar perilaku mengancam dan menyerang pada anak didefinisikan sebagai agresif. Bagi sebagian orang tua, anak berebut mainan sampai pada perkelahian dianggap hal yang biasa. Bahkan dianggap sebagai sebuah persaingan yang sehat. Bagi anak yang belum berusia empat tahun, yang normal dan sehat secara emosional akan mengalami beberapa serangan seperti: menggigit, memukul, menendang, melempar benda-benda dan berteriak. Semuanya ini adalah cara insting untuk mengekspresikan rasa tidak senang atau menginginkan apa yang anak inginkan. Serangan adalah sebuah masalah, seperti mengancam rasa aman anak lain karena tujuannya merusak ketika seorang anak gagal untuk memenuhi keinginannya.

 

Penyebab Agresif

  • Agresif sebagai reaksi emosi terhadap frustrasi, misalnya dilarang melakukan sesuatu.
  • Agresif anak diperlakukan tertentu oleh orang tuanya, sehingga tingkah laku agresif mengalami penguatan dan pengulangan. Hal ini dapat terjadi karena beberapa keluarga menghargai tindakan agresif.
  • Agresif anak ditiru dari orang tuanya. Tingkah laku orang tua atau lingkungan juga merupakan model yang paling efektif bagi anak, agresif terjadi karena mencontoh.

 

Bentuk-bentuk Agresif

  • Letupan kejengkelan.
  • Marah secara verbal.
  • Menyerang dengan fisik.
  • Tempertantrum (ledakan marah).

 

Ciri-ciri Agresif

  • Usia dua tahun, anak meredakan kemarahan dengan memukul.
  • Usia empat tahun, anak lebih suka bertengkar mulut.
  • Usia tiga-tujuh tahun, kontrol agresif pada anak meningkat.
  • Usia delapan-sembilan tahun, anak sudah bisa mengontrol agresif, walaupun masih terjadi tindakan agresif.
  • Usia di atas sembilan tahun masih agresif, maka perlu dilakukan penanganan segera oleh ahli.

 

Cara Mencegah Agresif

Ternyata sikap agresif dapat dicegah. Bagaimana caranya? Berikut ini, beberapa kiat untuk mencegah sikap agresif anak:

  • Orang tua bersikap tegas. Agresif seringkali disebabkan kurangnya disiplin dari orang tua.
  • Terima kehadiran anak anda. Orang tua yang menolak anak tidak hanya gagal memberi afeksi tapi juga cenderung melakukan hukuman fisik yang keras.
  • Kehangatan orang tua kurang dirasakan anak dan hukuman fisik yang berkepanjangan cenderung menghasilkan anak agresif, memberontak dan tidak bertanggung jawab.
  • Orang tua membatasi tontonan yang memperlihatkan kekerasan. Acara televisi yang mempertontonkan kekerasan merupakan sarana belajar tingkah laku agresif yang efektif, karena itu orang tua perlu membatasi tontonan tersebut pada anak.
  • Meningkatkan rasa bahagia di dalam keluarga. Orang yang bahagia cenderung bersikap baik pada dirinya dan orang lain.
  • Orang tua dan keluarga tidak bertengkar di depan anak.
  • Ajak anak bergerak dan beraktivitas yang wajar sehingga terjadi pelepasan energi (tenaga). Hal itu dapat dilakukan dengan memberi anak kebebasan main di luar rumah atau ruang yang luas, bisa juga dengan mengajak berolah raga.
  • Meningkatkan keterlibatan orang tua. Anak yang masih kecil butuh keterlibatan orang dewasa dalam aktivitasnya. Perhatian orang tua membuat anak merasa tenang dan aman.

 

Cara Mengatasi Agresif

Bila agresifitas belum terjadi beberapa kiat di atas bisa diterapkan. Akan tetapi bila sikap agresif telah terjadi, orang tua harus memiliki langkah-langkah yang dapat mengurangi sifat ini. Beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orang tua adalah sebagai berikut:

  • Reward atau ganjaran untuk tingkah laku yang diharapkan. Langkah pertama teknik ini adalah menangkap kapan anak bertingkah laku baik, seperti tidak berteriak dan tidak memukul. Saat itu berilah ia hadiah. Tidak harus berupa barang tapi bisa dengan pelukan, ciuman, makanan kesukaannya, atau bahkan hanya dengan ucapan terima kasih.
  • Lingkungan (orang tua, keluarga atau teman) sebaiknya tidak mempedulikan tingkah laku agresif. Cara ini akan mengurangi tingkah laku agresif.
  • Ajarkan tingkah laku dan keterampilan sosial pada anak, mereka melakukan agresif karena kurang memahami keterampilan sosial. Untuk itu anak perlu dilatih mengatakan apa yang ia kehendaki dan memikirkannya secara jelas.
  • Pada saat yang tepat, berilah alternatif untuk menghilangkan kemarahan seperti beri kesempatan untuk bermain, menggambar bebas, atau bercerita dan orang tua bertindak sebagai pendengar aktif.
  • Menetapkan aturan yang jelas. Orang tua harus tegas ketika anak melakukan aksinya. Artinya baik dari nada bicara maupun ekspresi menunjukkan bahwa orang tua tidak sepakat dengan aksi itu.
  • Perlu mencari sumber agresifitas. Beberapa anak berlaku agresif karena kebutuhannya akan kasih sayang yang tidak terpenuhi. Karena itu sebaiknya orang tua selalu menjaga hubungan yang harmonis dengan anak.

 

Box

Ya Allah, Engkau telah membaguskan rupaku, maka baguskan juga budi pekertiku. Jauhkanlah wajahku dari api neraka (Doa) (HR Ibnu Hibban 3/239 h.n 959).

 

Sesungguhnya Allah SWT itu baik hati dan mencintai kebaikan. Dan Dia  itu suci dan mencintai kesucian. Dia itu mulia dan mencintai kemuliaan. Dia itu bagus dan mencintai kebagusan. Oleh karena itu, bersihkanlah rumahmu dan janganlah kalian meniru orang Yahudi (HR Turmudzi 5/111 h.n 2799).

 

  1. Berbohong

Berbohong adalah perbuatan yang dibenci Allah. Tidak ada seorang pun yang suka dibohongi. Mengatakan sesuatu yang tidak benar dan berdusta merupakan tindakan yang tidak diterima oleh lingkungan sosial. Islam menyuruh kita menjauhi tingkah laku bohong, karena dengan berbohong akan merugikan diri sendiri serta merugikan orang lain. Kita tidak dipercaya oleh orang lain. Selain kerugian di dunia yang didapat oleh pembohong, juga kerugian di akhirat. Karena Allah akan menjauhkan dari tempat-Nya.

 

Berbohong adalah sikap sengaja mengatakan sesuatu yang tidak benar dengan tujuan memperoleh keuntungan. Anak di bawah usia lima tahun tidak mengerti apa maksud bohong. Anak usia tersebut mempunyai sedikit pengetahuan dan informasi. Sehingga mereka terkesan berbohong saat menjawab pertanyaan orang dewasa.

 

Seringkali orang tua adalah pihak pertama yang memberi contoh sehingga anak belajar berbohong. Jika orang tua memberikan alasan dan mengucapkan bohong untuk menghindari suatu kegiatan di depan anak mereka, berarti orang tua secara tidak sadar memberikan contoh yang buruk pada anak mereka.

 

Anak berbohong untuk menghindari hukuman atau akibat yang tidak mengenakkan. Jika anak tidak dapat mengerjakan pekerjaan sekolah, dengan mudahnya ia berkata bahwa gurunya belum memberikan tugas. Semakin keras dan sering orang tua memberikan hukuman, semakin sering anak berbohong untuk menghindari hukuman.

 

Anak juga berbohong untuk menghilangkan kejenuhan dan mencari perhatian. Jika anak merasa jenuh dan merasa tidak tenang karena tidak ada yang ia lakukan, anak mungkin membuat cerita yang seru untuk menghibur teman dan agar mendapatkan pujian.

 

Orang tua harus memberikan contoh yang baik dengan cara tidak berbohong dan tidak menjadi orang tua yang terlalu sering memberikan hukuman. Orang tua juga harus mengajak anak untuk melakukan kegiatan sosial dan rekreasi yang bervariasi atau bermakna agar dapat memperkaya kehidupan mereka.

 

Berbohong merupakan hal yang seringkali dilakukan anak, biasanya berbohong dilakukan dengan beberapa cara:

  • Informasi yang disampaikan tidak benar dengan memutarbalikkan kebenaran. Misalnya anak mengaku sudah menyelesaikan PR (Pekerjaan Rumah), padahal belum.
  • Anak berbicara dengan melebih-lebihkan. Anak melebih-lebihkan sang ayah saat bercerita pada teman-temannya.
  • Anak membual tentang pengalamannya. Anak menceritakan kegiatan liburan yang tidak ia lakukan.
  • Anak menceritakan sesuatu yang tidak sepenuhnya benar.
  • Cenderung menyalahkan orang lain untuk kesalahan yang dibuatnya sendiri.

 

Penyebab Berbohong

  • Anak berbohong untuk melindungi dirinya. Misalnya dari hukuman orang tua.
  • Anak menolak kenyataan yang ada di sekitarnya. Untuk mengatasi ingatan dan perasaan yang menyakitkan, misalnya anak dihukum oleh guru tetapi di rumah ia menceritakan guru memberinya hadiah.
  • Anak membutuhkan perhatian dari orang tuanya atau lingkungan. Dengan berbohong, anak berharap dapat perhatian.
  • Anak belum dapat membedakan antara kenyataan dan fantasi, biasanya muncul pada anak yang kecil.
  • Anak berbohong karena ingin melindungi anak lain dari serangan atau kritikan.
  • Anak yang benci terhadap orang lain.
  • Anak menginginkan sesuatu dari lingkungannya tetapi tidak boleh, sehingga anak berbohong.
  • Anak yang mempunyai citra diri negatif. Anak yang merasa dirinya tidak berarti, sering berbohong untuk meningkatkan harga diri.
  • Anak yang tidak dipercaya oleh orang tuanya. Misalnya saja orang tua mengatakan anak adalah seorang pembohong, akibatnya tingkah laku membohong malah semakin kuat.
  • Anak mendapatkan contoh yang salah dari lingkungannya, sehingga membenarkan tingkah laku berbohong.

 

Cara Mencegah Berbohong

Bisakah berbohong dicegah? Jawabnya adalah bisa. Asal orang tua bisa berkomunikasi yang baik dengan anak. Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk mencegah kebiasaan berbohong adalah sebagai berikut:

  • Orang tua sebaiknya tidak memojokkan anak dengan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat menuduh. Setiap anak butuh diberi kepercayaan.
  • Orang tua melakukan diskusi tentang masalah-masalah moral seperti mengapa tidak boleh berbohong.
  • Orang tua sebaiknya menghindari pemberian hukuman yang terlalu sering dan keras. Pemberian hukuman yang tidak proporsional membuat anak mencari cara untuk selamat.
  • Orang tua memberikan contoh yang baik dan lebih mawas diri terhadap kecenderungan yang biasa dilakukan seperti melebih-lebihkan cerita, ingkar janji, tidak mengakui kesalahan, dan menyuruh anak berbohong dengan menyuruh anak mengatakan pada tamu bahwa ayah/ibu tidak ada di rumah.

 

Cara Mengatasi Berbohong

  • Anak diberi hukuman sebagai pengalaman bahwa berbohong justru merugikan. Selain itu, orang tua juga harus menanamkan pentingnya nilai kejujuran dengan menunjukkan bahwa bila anak berterus terang mengenai masalah tertentu, maka orang tua akan membantu kesulitannya.
  • Orang tua mengajarkan nilai-nilai moral, dengan menunjukkan bahwa berbohong tidak baik karena merusak orang lain, juga merusak diri sendiri.
  • Orang tua memberi umpan balik pada cerita anak yang belum bisa membedakan antara kenyataan dan fantasi. Misalnya menyuruh anak menceritakan yang sesungguhnya setelah ia bercerita mengenai sesuatu yang tidak pernah terjadi.
  • Sebaiknya segera mencari penyebab anak bertingkah laku bohong dan upayakan penyelesaiannya.
  • Terhadap kasus-kasus berat pada kebiasaan berbohong, seringkali juga diperlukan bantuan ahli untuk mengatasinya.

 

Box

Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan (QS Ash Shaff: 2-3).

 

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Tiga orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah SWT, tidak disucikan, tidak dilihat oleh-Nya, dan bagi mereka siksa yang pedih. Orang tua yang berzina, raja pendusta, dan orang kekurangan yang sombong” (HR Muslim 1/102 h.n 107).

 

Dari Ibnu ‘Abdul Barr meriwayatkan, bahwa Luqman berkata kepada putranya: “Hendaklah kamu menggauli orang-orang pintar dan dengarkanlah perkataan orang-orang bijak. Sesungguhnya Allah SWT menghidupkan hati-hati yang mati dengan cahaya hikmah, sebagaimana menghidupkan bumi dengan hujan deras. Dan jauhilah olehmu berbohong dan akhlak yang jelek. Karena sesungguhnya orang yang berdusta, hilang air mukanya (muram). Dan orang yang jelek akhlaknya akan banyak kegelisahannya. Dan memindahkan batu yang berat dari tempatnya lebih gampang daripada memahamkan orang yang tidak mau paham”.

 

Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan yang paling dekat tempatnya dari tempatku di hari kiamat, ialah orang-orang yang paling baik akhlaknya, dan orang yang paling aku benci dan yang paling jauh tempatnya dari tempatku di hari kiamat, ialah orang-orang yang cerewet, suka membual dan omong besar (HR At Turmudzi 4/370 h.n 2018).

 

Ya Ali, tetaplah pada sifat jujur, walaupun memberi mudharat kepadamu dalam waktu yang dekat dan memberi manfaat dalam waktu yang jauh. (Hadits ini disebutkan oleh Al-‘Ajaluni, diriwayatkan oleh Ibnu Abid Dunya tanpa menyebutkan sanad dan kedudukan haditsnya).

 

Hendaklah kalian menghias diri dengan kejujuran, karena kejujuran itu membimbing orang pada kebaikan, dan kebaikan itu mengawal orang ke surga, dan selama orang itu senantiasa bersikap jujur, sehingga Allah menetapkannya sebagai orang yang shiddiqan (jujur). Dan hendaklah kalian menjauhkan diri dari kebohongan, karena kebohongan itu menggiring orang pada kejahatan, dan sesungguhnya kejahatan itu menjerumuskan orang ke api neraka. Dan orang yang selalu berbohong Allah menetapkannya sebagai kadz-dzaaban (pembohong) (HR Bukhari 5/2261 h.n 5743 dan Muslim 4/2012 h.n 2607).

 

Abdul Malik bin Marwan berpesan kepada pendidik anaknya, “Ajarilah dia berkata jujur sebagaimana engkau mengajarinya Al Quran. Bimbinglah dia menuju akhlak yang terpuji dan indah. Ajaklah dia duduk bersama orang-orang besar dan terhormat serta memiliki ilmu pengetahuan. Jangan biarkan dia dekat dengan orang-orang rendahan yang tidak berbudi dan tidak berilmu, sebab perangai mereka cukup membahayakan. Hormati dia di tempat yang ramai serta caci dan marahilah dia di tempat yang sepi. Jika dia berbohong, maka pukullah, sebab kebohongan akan menggiring dia kepada kejahatan. Sedangkan kejahatan akan menggiringnya kepada api neraka”.

 

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang berkata kepada anak kecil, “Kemarilah, ambillah ini!” tetapi dia tidak memberikannya, maka itu termasuk dusta” (HR Ahmad 2/452 h.n 9835).

 

Abdullah bin Amir berkata: Ibuku memanggilku ketika Rasulullah SAW duduk di rumahku, dan ibuku berkata: Kemarilah, saya akan memberimu. Rasulullah SAW berkata: Apa yang hendak engkau berikan kepadanya? Ibuku menjawab: Aku akan berikan korma. Rasulullah SAW berkata: Kalaulah engkau tidak memberinya maka engkau akan dicatat telah melakukan suatu kebohongan (HR Abu Daud 4/298 h.n 4991).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya kebohongan itu tidak pantas dilakukan dengan sungguh-sungguh ataupun main-main. Dan juga seorang ayah berjanji kepada anaknya kemudian janji itu tidak dipenuhinya” (HR Baihaqi fis Shu’ab 4/201 h.n 4787).

 

Luqman berkata: “Bohongnya hati akan tampak dari kata-kata yang diucapkan atau dari pandangan mata”.

 

  1. Curang

Rasulullah SAW menyuruh kita jujur dan dilarang berbuat curang. Di dalam kejujuran terdapat kebaikan dan keselamatan sedangkan kecurangan terdapat keburukan dan kecelakaan.  Memelihara amanah dan memenuhi janji serta kejujuran merupakan akhlak terpuji yang berlawanan dengan curang. Oleh karena itu dilarang berbuat curang.

 

Curang dilakukan anak sebagai suatu bentuk untuk memenuhi keinginannya yang tidak terpenuhi dengan cara yang wajar atau jujur. Curang banyak ditemui pada anak-anak dan akan berkurang sesuai dengan penambahan usia serta peningkatan kematangannya.

 

Penyebab Curang

Ada beberapa hal yang membuat anak berani melakukan kecurangan. Di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Adanya tekanan dari luar untuk menjadi orang terbaik, misalnya tekanan orang tua agar anak selalu menjadi juara kelas.
  • Anak yang egosentris, sehingga ingin menang terus.
  • Merasa takut gagal, karena anak tidak pernah disiapkan menghadapi konsekuensi dalam melakukan sesuatu.

 

Cara Mencegah Curang

Kecurangan dapat dicegah. Biasanya kecurangan diawali dari sebuah permainan. Oleh karena itu ketika anak bermain sebaiknya orang tua mendampingi. Bila ada tanda-tanda kecurangan, orang tua bisa segera mengatasinya. Guru dan orang tua hendaknya selalu mengajarkan prinsip-prinsip kebaikan. Bila dalam sebuah pertandingan, orang tua diharapkan tidak menuntut anak untuk menjadi nomor satu. Kecenderungan untuk menjadi yang terbaik secara berlebihan akan mendorong anak untuk berbuat curang.

 

Cara Mengatasi Curang

  • Orang tua menunjukkan ketidaksukaan terhadap tingkah lakunya saat bermain bersama. Misalnya dengan memperingatkan anak, dan menghentikan permainan, bila tingkah laku curang diulang kembali.
  • Orang tua mengajarkan anaknya bahwa kecurangan hanya akan merugikan karena tidak ada yang mau bermain dengannya. Tunjukkan bahwa kalau ingin diterima orang lain, maka ia harus dipercaya.
  • Anak yang curang juga karena kurang perhatian dari orang tua. Oleh karena itu berilah cinta tanpa syarat, hal ini dapat dilakukan dengan menunjukkan bahwa kasih sayang tidak tergantung pada prestasi permainan, olah raga atau prestasi belajar di sekolah.
  • Rasa percaya diri perlu ditumbuhkan dengan membantu anak menerima segala kemampuan dan keterbatasannya. Caranya antara lain dengan mengajak anak bermain bersama. Bila anak bermain jujur, tunjukkan bahwa banyak hal yang akan anak dapatkan, antara lain penghargaan dan rasa bangga dari orang tua. Kalah menang dalam suatu permainan adalah hal biasa.

 

Box

Ya Ali, tetaplah pada sifat jujur, walaupun memberi mudharat kepadamu dalam waktu yang dekat dan memberi manfaat dalam waktu yang jauh (Hadits ini disebutkan oleh Al-‘Ajaluni, diriwayatkan oleh Ibnu Abid Dunya tanpa menyebutkan sanad dan kedudukan haditsnya).

 

Hendaklah kalian menghias diri dengan kejujuran, karena kejujuran itu membimbing orang pada kebaikan, dan kebaikan itu mengawal orang ke surga, dan selama orang itu senantiasa bersikap jujur, sehingga Allah menetapkannya sebagai orang yang shiddiqan (jujur). Dan hendaklah kalian menjauhkan diri dari kebohongan, karena kebohongan itu menggiring orang pada kejahatan, dan sesungguhnya kejahatan itu menjerumuskan orang ke api neraka. Dan orang yang selalu berbohong Allah menetapkannya sebagai kadz-dzaaban (pembohong) (HR Bukhari 5/2261 h.n 5743 dan Muslim 4/2012 h.n 2607).

 

Luqman berkata: “Apabila kamu berbicara, maka persingkatlah (pembicaraanmu). Dan apabila kamu telah mencapai hajatmu, maka janganlah kamu berbicara”.

 

Dari Anas, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda kepadaku: “Wahai anakku, jika engkau dapat pada pagi dan sore hari tanpa ada keinginan di hatimu untuk berbuat curang kepada seseorang, lakukanlah!” Selanjutnya, beliau bersabda kepadaku: “Wahai anakku, demikian itu merupakan sunahku dan barangsiapa menghidupkan sunahku, sungguh dia telah mencintaiku dan barangsiapa mencintaiku, maka dia akan bersamaku di dalam surga (HR Turmudzi 5/46 h.n 2678  hadits ini Hasan).

 

(Orang-orang mukmin) yaitu mereka yang selalu memelihara amanah dan memenuhi janji mereka (QS Al Mukminun: 8).

 

  1. Gangguan Tingkah Laku

Berakhlak baik adalah anjuran Nabi SAW Di antara akhlak baik adalah menolong sesama manusia, berhati lembut, dan menghormati norma sosial. Gangguan tingkah laku adalah sikap yang berlawanan dengan norma sosial dan dilakukan terus menerus. Penelitian menunjukkan antara 3% hingga 10% populasi memiliki gangguan ini. Namun perlu disadari bahwa gangguan ini berhubungan dengan sikap antisosial dan melanggar norma sosial.

 

Gangguan tingkah laku dapat dideteksi dengan munculnya beberapa gejala sebagai berikut: melawan, membangkang, menyerang, berkelahi, merusak, marah, mencuri, berbohong, membolos, kabur, bermain api, merampok, mengganggu, kasar pada hewan dan manusia, dan paksaan seksual.

 

Gangguan tingkah laku ada yang bersifat sosial dan ada juga yang bersifat nonsosial. Gangguan ini bisa berlaku di mana saja, bisa dalam keluarga dan bisa juga di masyarakat. Gangguan ini bisa terjadi pada masa kanak-kanak maupun dewasa.

 

Penyebab Gangguan Tingkah Laku

Gangguan tingkah laku dapat terjadi karena hal-hal sebagai berikut:

  • Kerusakan otak.
  • Penganiayaan anak.
  • Pertumbuhan yang buruk.
  • Gagal di sekolah.
  • Pengalaman pergaulan.
  • Keluarga yang negatif
  • Gangguan tingkah laku dapat berakibat fatal. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami gangguan tingkah laku akan tidak bahagia pada saat dewasa. Bahkan mereka cenderung bermasalah dalam pergaulan, melanggar hukum dan norma sosial.

 

Cara Mengatasi Gangguan Tingkah Laku

  • Bimbingan atau psikoterapi.
  • Pendekatan perubahan tingkah laku dalam keluarga.
  • Pengobatan medis.
  • Anak diajarkan untuk dapat mengatur rasa marahnya.
  • Training memecahkan masalah dan keterampilan sosial.
  • Nasihat tentang program modifikasi tingkah laku yang diterapkan di kelas.
  • Gunakan hukum untuk menegakkan disiplin.
  • Gunakan prosedur hukum dengan cara menempatkan anak di sebuah kamar.

 

Box

Orang yang paling dekat tempat duduknya dengan aku di hari kiamat nanti adalah mereka yang berbudi (berakhlak) baik (HR Tabrani 2/42 h.n 884).

 

  1. Kepekaan yang Berlebihan

Kepekaan yang berlebihan (embarrassment) adalah perasaan takut berupa penilaian orang lain terhadap dirinya. Ini biasanya muncul dalam pernyataan seperti: “Apa kata orang nanti?” Oleh karenanya kondisi ini juga bisa disebut sebagai kepekaan yang berlebihan dalam menilai tingkah laku sendiri.

 

Kepekaan yang berlebihan pada anak sangat tergantung kepada kemampuan untuk mengetahui dan menilai harapan masyarakat/kelompok. Oleh karenanya perasaan ini biasanya berkembang setelah anak usia lima-enam tahun, sementara rasa malu muncul lebih dini.

 

Penyebab Kepekaan yang Berlebihan

Ada beberapa hal yang menyebabkan perasaan ini muncul pada diri anak:

  • Usia anak juga menentukan kadar kepekaan yang berlebihan. Usia semakin meningkat, intensitas embarrassment /kepekaan juga meningkat.
  • Apabila semakin banyak pengalaman yang dialami maka semakin banyak pula pengalaman yang dinilai memalukan. Kondisi ini akan semakin meningkatkan rasa takut dan akan mempengaruhi penampilannya. Anak menjadi gugup, serba canggung dan mengalami hambatan dalam berbicara.
  • Memiliki pengalaman dipermalukan di muka umum, dilecehkan atau direndahkan harga dirinya merupakan faktor penting bagi munculnya embarrassment. Pengalaman ini membentuk konsep diri yang negatif pada anak, kepercayaan anak terhadap diri rusak, ia merasa dirinya tidak berarti yang akan mempengaruhi penyesuaian diri dan sosialnya. Konsep diri yang miskin ini menjadikan anak sensitif terhadap penilaian orang lain.

 

Gejala Kepekaan yang berlebihan

Bagaimana orang tua mendeteksi perasaan ini terjadi pada anak? Ada beberapa gejala yang dapat dilihat, yaitu:

  • Rasa malu berbeda dengan embarrassment, kedua istilah ini sulit dibedakan karena respon fisiknya sama yaitu, muka merah, gugup, senewen, bicara gagap serta berusaha menghindar dari situasi-situasi yang peka.
  • Biasanya anak dengan rasa malu adalah seorang pendiam, tetapi anak yang peka biasanya dapat berbicara bebas pada situasi tertentu, bahkan berusaha menjelaskan dan membenarkan tingkah lakunya yang tidak menguntungkan dari lingkungan.
  • Kepekaan yang berlebihan seringkali membuat masa kanak-kanak menjadi periode yang sangat tidak menyenangkan, bahkan sampai terbawa hingga dewasa.

 

Cara Mengatasi Kepekaan yang berlebihan

  • Orang tua berusaha semaksimal mungkin dengan cara menghargai anak seperti apa adanya.
  • Orang tua memberikan bimbingan dalam bertingkah laku agar anak dapat bergaul sesuai dengan norma-norma yang dapat diterima kelompoknya.
  • Orang tua membimbing anak agar dapat menerima kenyataan yang ada.
  • Orang tua menciptakan situasi yang kondusif untuk menimbulkan rasa percaya diri.

 

  1. Ketergantungan

Seorang mukmin dengan mukmin lainnya selalu saling membantu, tolong menolong dan mengerjakan kebaikan. Saling membantu sesama muslim dalam kebaikan adalah sesuatu yang dianjurkan, namun saling membantu terhadap sesuatu yang negatif harus dihindari. Saling membantu ini wujud dari ketergantungan yang positif. Bayi dan anak-anak memiliki ketergantungan kepada orang dewasa. Ketergantungan demikian adalah hal yang wajar muncul pada anak-anak, tetapi tidak wajar apabila ketergantungan diiringi dengan kekanak-kanakan. Ketergantungan ini akan memunculkan ketidakmandirian.

 

Ketergantungan dengan orang lain merupakan tingkah laku manusia yang biasa terjadi. Ketergantungan atau overdependency pada bayi atau anak-anak kecil terjadi karena kebutuhannya kepada orang dewasa atau orang tua. Masalah akan dirasakan bila ketergantungan berlanjut hingga anak bertambah besar dimana anak harusnya mandiri. Bila anak masih tetap mempertahankan tingkah laku ketergantungannya, maka akan muncul kesulitan dalam mengembangkan dirinya serta mengganggu penyesuaian diri dengan lingkungan sosialnya.

 

Tingkah laku ketergantungan ini ditandai dengan tingkah laku anak yang kekanak-kanakan atau tingkah laku yang tidak sesuai dengan tingkah laku anak seusianya. Ketergantungan ini akan mewujudkan ketidakmandirian dalam kebutuhan fisik atau pengambilan keputusan. Misalnya minta bantuan orang lain, tidak mau ditinggal oleh orang tua walaupun sebentar. Anak yang tergantung akan merasa inferior karena tidak bisa mandiri, sebaliknya temannya menganggap sebagai bayi atau anak mama. Penerimaan yang negatif dari orang tua akan mengakibatkan anak merasa tidak mampu dan tidak berdaya.

 

Biasanya ketergantungan anak tidak hanya ditujukan kepada orang dewasa tapi juga kepada teman sebayanya. Sehingga anak mudah dipengaruhi oleh lingkungannya, dan ia tidak mampu untuk melepaskan diri dari kelompoknya.

 

Ketergantungan adalah suatu sifat yang dikelompokkan dalam beberapa kategori berdasarkan usia anak dan tahap perkembangannya. Anak usia tiga tahun yang bergelayut pada ibunya pada hari pertama taman kanak-kanaknya adalah wajar-wajar saja dan bisa diterima. Begitu juga dengan anak usia empat tahun yang mengikuti ibunya kemana saja di sekitar rumah.

 

Sebaliknya, anak usia sepuluh tahun yang tersedu-sedu ketika ia menunggu bus sekolah, atau anak usia delapan tahun yang tidak tertarik bermain dengan teman-temannya adalah hal-hal yang tidak lazim. Bagaimanapun, ketergantungan yang tidak lazim ini bisa dimengerti, jika anak baru saja mengalami stres berat seperti pindahan rumah, kematian anggota keluarga, orang tua yang masuk rumah sakit karena penyakit serius dan perceraian orang tua. Penurunan perilaku ke sikap ketergantungan seperti balita, juga bisa terjadi pada anak-anak pra sekolah yang adiknya baru lahir.

 

Pertanyaan yang penting adalah berapa lama atau sejauh mana keparahan tingkat ketergantungan anak.  Jika ketergantungan diikuti dengan kecemasan yang hebat tentang kesejahteraan keluarganya dan diikuti dengan mimpi buruk, maka orang tua perlu waspada.

 

Beberapa anak ada yang secara bawaan bersifat peragu, tertutup dan sangat lambat beradaptasi dengan situasi baru yang biasanya cenderung menjadi tergantung. Jika anak anda agak tergantung dari teman-temannya, anda tidak perlu khawatir kecuali kalau ketergantungannya itu menghambat kemajuannya dalam bersosialisasi secara normal.

 

Penyebab Ketergantungan

Mengapa anak melakukan ketergantungan? Berikut ini beberapa hal yang menyebabkan anak melakukan ketergantungan:

  • Orang tua memberikan bantuan yang berlebihan. Tanpa disadari, orang tua merasa kasihan melihat anaknya bersusah payah melakukan sesuatu sehingga langsung memberi pertolongan. Perlakuan yang menganggap anak tak bisa apa-apa justru memberi kesempatan pada anak untuk memanipulasi bantuan orang tua. Anak tidak mau berusaha di kala mengalami kesulitan.
  • Adanya perasaan bersalah orang tua. Hal ini sering dialami oleh orang tua yang keduanya bekerja atau mereka yang memiliki anak sakit-sakitan atau cacat. Orang tua ingin menutupi rasa bersalah dengan memenuhi segala keinginannya.
  • Adanya pengalaman orang tua yang tidak menyenangkan. Atau orang tua mengalami perlakuan kurang menyenangkan karena situasi atau keadaan dari orang tuanya. Orang tua ingin agar anak tidak seperti yang dialaminya.
  • Orang tua terlalu melindungi anaknya. Anak-anak yang diperlakukan seperti barang berharga cenderung akan tumbuh menjadi anak yang rapuh dan selalu minta pertolongan bila ingin memenuhi segala permintaannya.
  • Orang tua memberikan perhatian atau ketidakacuhan yang berlebih. Anak tahu bahwa orang tua berlebihan memberi perhatian sehingga menjadikan merengek atau menangis sebagai senjata untuk minta sesuatu. Juga bagi orang tua yang bersikap tidak acuh, mereka sengaja malas melakukan segala sesuatunya sendiri, agar mendapat perhatian dari orang tua.
  • Anak yang berpusat pada diri sendiri. Anak yang masih egosentris memfokuskan segalanya untuk kebutuhan dirinya sendiri. Mereka mementingkan dirinya sendiri sehingga orang lain harus memenuhi segala kehendaknya.

 

Cara Mengatasi Ketergantungan

  • Orang tua memberikan alasan logis kepada penolakan permintaan anak, bahwa tidak semua keinginannya harus terpenuhi. Anak jadi mudah belajar mandiri karena tahu kapan harus mandiri dan kapan ketika minta tolong.
  • Orang tua mengoreksi tingkah laku mereka saat anak memperlihatkan ketergantungannya kepada orang lain atau orang tua. Katakanlah bahwa tingkah lakunya akan membuat orang lain terganggu dan juga merugikan dirinya sendiri.
  • Orang tua memberi kesempatan anak untuk melakukan segala sesuatu walaupun yang dilakukannya tidak membawa hasil sempurna seperti berantakan, kotor dan lain-lain.
  • Orang tua memberikan pujian ketika anak melakukan hal yang baik, misalnya dengan tepukan, senyuman atau perhatian.
  • Orang tua memberikan pertimbangan dan penjelasan mengenai akibat negatif dan positif dari tingkah laku ketergantungan.

 

Box

Dan tolong menolonglah kalian dalam mengerjakan kebaikan dan takwa, dan janganlah kalian saling tolong menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan (QS Al Maidah: 2).

 

Seorang mukmin atas mukmin yang lain adalah ibarat sebuah bangunan, bagian-bagiannya saling menguatkan satu sama lain (HR Bukhari 1/182 h.n 467 dan Muslim 4/1999 h.n 2585).

 

  1. Ketidakmampuan Beradaptasi

Janganlah kita meninggalkan teman dan jangan pula mencari musuh. Anjuran berteman berarti anjuran kita beradaptasi dengan orang lain. Ketidakmampuan beradaptasi berarti sulit untuk mendapatkan teman. Berteman yang baik, perlu mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri.

 

Maladjustment atau ketidakmampuan beradaptasi adalah anak yang penyesuaian dirinya buruk. Anak yang maladjustment juga sering disebut sebagai anak bermasalah, karena mengalami gangguan perkembangan sosial dan emosi.

 

Bentuk-Bentuk Ketidakmampuan Beradaptasi

  • Puas terhadap tingkah lakunya tetapi lingkungan sosialnya tidak dapat menerima. Misalnya bersikap sok kuasa atau sombong. Teman-teman tidak menyukai tetapi anak merasa puas dengan tingkahnya.
  • Lingkungan sosial menerima tingkah laku anak, tapi menimbulkan konflik yang berkepanjangan pada anak. Misalnya anak berpenampilan sopan, ramah dan memiliki segala perilaku yang dapat diterima lingkungan, akan tetapi bukan tingkah laku itu yang dikehendakinya.

 

Penyebab Ketidakmampuan Beradaptasi  

  • Adanya penolakan diri. Anak tidak menyukai dirinya sehingga lingkungan juga tidak menerimanya.
  • Adanya ketidakpuasan terhadap lingkungan. Anak merasa lingkungan tidak seperti yang diinginkan.

 

Ciri Ketidakmampuan Beradaptasi

  • Suka berbohong.
  • Sulit mengambil keputusan.
  • Sering cemas.
  • Depresi (seperti jarang tersenyum atau bercanda).
  • Merasa diperlakukan tidak adil.
  • Sangat cemas terhadap penampilan diri.
  • Tidak mampu mengubah kelakuan yang salah walaupun sering dimarahi atau dihukum.
  • Menyalahkan orang lain atau mencari alasan bila ditegur.
  • Suka mengadu untuk mendapatkan perhatian orang dewasa.
  • Melawan terhadap setiap bentuk otoritas.
  • Ngompol yang berkelanjutan.
  • Berkata atau mengancam akan bunuh diri.
  • Sering merusak.
  • Membadut untuk menarik perhatian.

 

Cara Mengatasi Ketidakmampuan Beradaptasi

  • Segera atasi bila gejala ini mulai tampak, dengan mengenali secara seksama gejala tersebut.
  • Anak meningkatkan usaha pengenalan diri dan lebih realistik terhadap kemampuan sendiri.
  • Lingkungan sosialnya memberikan dukungan terhadap usaha perbaikan anak.
  • Perlu memberikan perhatian terhadap salah satu dari gejala di atas yang muncul. Gejala tersebut bukan berarti ketidakmampuan beradaptasi, tapi sesuatu yang perlu diperhatikan karena nantinya akan menimbulkan ketidakmampuan beradaptasi.

 

Box

Luqman berkata: “Wahai putraku, janganlah kamu meninggalkan temanmu yang pertama. Karena temanmu yang kedua tidak akan tenang denganmu. Wahai putraku, carilah seribu teman, karena seribu teman itu (terasa) sedikit. Janganlah kamu mencari seorang musuh, karena seorang musuh itu (terasa) banyak”.

 

  1. Manja

Mencintai anak merupakan anjuran Islam. Di antara wujud mencintai anak adalah mencium dan memberinya perhatian. Namun demikian dilarang mencintainya secara berlebihan sehingga yang terjadi adalah memanjakan anak. Karena hal ini akan mengganggu perkembangan diri anak.

 

Manja adalah kecenderungan dalam diri anak untuk selalu menuntut perhatian dan pelayanan dari orang lain. Biasanya anak yang manja dibesarkan dalam keluarga dengan pola asuh permisif yang berlebihan.

 

Ciri anak yang manja terkesan ragu–ragu atau gugup dalam sebuah situasi yang baru.  Ia dipenuhi rasa ketakutan dan juga menunjukkan kegelisahan jika anak berpisah dari orang tuanya.

 

Beberapa anak justru nampaknya dilahirkan untuk selalu manja. Dengan tingkah laku manjanya itu, mereka cemas pada situasi baru dan tergantung dari orang tuanya, serta lambat untuk beradaptasi. Bermanja menimbulkan rasa nyaman dan aman, memberikan jaminan rasa aman secara fisik bahwa orang tuanya bersama mereka.

 

Banyak anak–anak mengalami fase–fase manja yang dapat diprediksi yaitu pada masa usia sembilan sampai dengan dua belas bulan, ketika kegelisahan terhadap orang yang tak dikenalnya itu timbul. Sebagaimana anak kecil lainnya, mereka membutuhkan bimbingan dan perlindungan orang tuanya seperti seorang anak usia dua tahun akan menghambur ke dalam pelukan anda untuk mendapatkan rasa aman. Anak-anak usia TK seringkali manja dan tidak mau melepaskan diri ketika mereka akan memasuki ruang sekolah dan kelompok bermain.

 

Anak-anak lebih sering manja ketika mereka mengalami kelelahan dan perasaan tertekan. Sebuah perubahan besar dari gaya hidup, seperti kelahiran adik kandung, juga menyebabkan anak-anak bermanja dan memeluk kaki orang tua mereka. Kemanjaan ini merupakan bagian dari kemunduran kebiasaan para bayi, misalnya seorang anak tiba–tiba merengek secara berlebihan atau menolak untuk berpisah.

 

Penyebab Manja

  • Manja sering terjadi pada anak pertama atau anak bungsu, apabila jarak usia dengan saudara yang lain terlalu jauh.
  • Manja juga dapat terjadi karena pola asuh yang terlalu permisif.
  • Biasanya orang tua yang masa lalunya terlalu ditekan cenderung memanjakan anak. Hal ini terjadi karena orang tua menginginkan anaknya tidak mengalami hal yang pernah dialami.

 

Cara Mengatasi Manja

Manja yang berlebihan, yaitu manja yang sampai mengganggu kemandirian anak harus diatasi. Beberapa cara berikut ini dapat diterapkan untuk mengatasi manja yang berlebihan, yaitu:

  • Melakukan pengenalan terhadap pengalaman pribadi anda, kemudian sadari bahwa masa kecil yang kurang bahagia, dikekang atau serba kekurangan, tidak berarti anak kita harus dimanja.
  • Sebaiknya anak tidak dijadikan sebagai pusat perhatian. Sebaliknya usahakan agar anak juga banyak melihat kegiatan dan mendengar pembicaraan orang-orang di sekitar.
  • Anak yang manja dan merengek minta perhatian, coba alihkan pada hal lain yang disukai anak. Lakukan hal ini setiap kali, sambil menjelaskan bahwa anak perlu melakukan hal penting terlebih dulu.
  • Usia tiga tahun, saat dimulainya pola bermain koperatif, anda dapat melatih anak untuk berbagi alat bermain.
  • Berilah contoh cara bergaul yang baik, seperti tunjukkan di hadapan anak bahwa ayah dan ibu saling menolong dan saling meminjamkan barang yang diperlukan.
  • Cobalah untuk tidak menjauhkan anak anda, karena hal tersebut hanya akan meningkatkan rasa takut bahwa anda menolak dirinya. Cara yang tepat atau pantas bagi anak–anak yang lebih tua adalah dengan memarahinya seperti kata–kata “kelakuanmu seperti anak bayi saja”. Cara ini perlu hati-hati agar tidak merusak harga dirinya.
  • Bermanja itu lebih sering merupakan sebuah kegelisahan dari pada sebuah manipulasi perhatian. Berikan sebuah pelukan kasih sayang dan kata–kata yang membuat dirinya nyaman.
  • Jangan mendorongnya ke dalam sebuah situasi baru dan kemudian meninggalkannya secara tiba–tiba. Bantulah dirinya untuk dapat menyesuaikan diri dan menemukan sesuatu yang menarik bagi dirinya.
  • Ketika anda membawa anak yang manja ke sebuah tempat penitipan anak, untuk sementara bantulah dirinya memulai bermain dengan puzzle atau mainan yang lain sebelum meninggalkan dirinya.
  • Taruhlah sesuatu milik anda ke dalam kantong bajunya, bisa berupa sapu tangan milik anda yang wanginya merupakan ciri khas anda, sehingga dia dapat mengambil dan menggunakannya untuk mengingatkan dirinya di rumah ketika dia merasa bingung/gelisah.
  • Biarkan dirinya membawa boneka kesayangannya (jika sekolahnya membolehkan dan teman–teman sekelasnya tidak akan membuatnya menangis/merebutnya).
  • Ingatlah bahwa jika anda nampak gugup/khawatir melihat perkembangannya, sebenarnya anda dapat membesarkan dirinya dengan cara bertahap memandirikan anak.
  • Jika anda nampak tertekan/susah saat meninggalkan anak, maka anak pun akan susah. Tegarkan diri anda ketika meninggalkan anak.
  • Yakinkan diri anak dengan ekspresi wajah anda dan mengucapkan: “Segalanya akan baik–baik saja, sungguh “.
  • Jika keinginan anak anda untuk bermanja secara tiba–tiba meningkat dan nampak dengan jelas ada reaksi pada waktu–waktu tertentu, berikan waktu pada dirinya untuk menyesuaikan diri.
  • Dengan menambahkan semangat dan keyakinan kepada anak-anak, kebanyakan anak–anak akan berhenti dengan sendirinya untuk bermanja pada orang tuanya dalam beberapa pekan.
  • Seiring bertambahnya usia anak anda, kebiasaan memeluk dengan manja akan berkurang, tetapi jika hal itu berlanjut sampai dengan ke tingkat sekolah, cobalah dikonsultasikan jika ada sesuatu yang membuatnya susah dan carilah seorang konsultan yang profesional atau psikolog.

 

Box

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita dan anak-anak (QS Ali Imran: 14).

 

  1. Membadut

Rasulullah SAW membolehkan bercanda atau bergurau dengan orang lain, namun dilarang berlebihan. Membadut berlebihan akan melupakan kita kepada ibadah dan tidak dapat mengendalikan diri. Rasulullah SAW selalu tampil ceria, tertawa dan bahagia kemudian bergurau sesekali. Rasulullah SAW melarang banyak bercanda dan menyuruh kita bersungguh-sungguh.

 

Membadut pada anak seringkali menunjukkan gerak tubuh atau perilaku yang tampak kebodoh-bodohan atau konyol. Mereka suka sekali bercanda dan menampilkan tingkah laku negatif yang tidak mengurangi tingkah laku bodohnya. Tingkah laku ini bisa berkembang menjadi kebiasaan dan menjadi bagian dari kepribadian.

 

Membadut merupakan suatu metode untuk mencari perhatian. Hampir sama seperti membual, hal ini merupakan sebuah kebiasaan yang bisa jadi merupakan gejala kurangnya keahlian bersosialisasi. Sementara itu beberapa anak-anak sangat akrab dengan kawan–kawan sebayanya, karena kejenakaannya. Ada perbedaan besar di antara menjadi pelawak dan menjadi badut. Seorang pelawak akan membuat orang lain tertawa, tetapi seorang badut seringkali ditertawakan.

 

Menjadi sedikit jenaka boleh–boleh saja, tetapi jika seorang anak nampaknya merasa terluka dengan keberadaan kawan sebayanya atau pekerjaan sekolah, anda seharusnya berpikir tentang apa yang dapat memotivasi kebiasaannya. Apakah dia cukup menerima perhatian dari anda di rumah? Apakah dia sedang mencoba menutupi sesuatu yang dirasakan sebagai sebuah kekurangan, bahkan mungkin sedang belajar menyembunyikan ketidak mampuannya? Meskipun mementingkan perhatian, seorang anak yang dapat membadut, kenyataannya, memiliki penghargaan diri yang rendah dan berpikir orang lain tidak tertarik dengannya jika dia tidak melakukan sesuatu yang lucu. Dia juga mempunyai sebuah masalah dengan kata hatinya dan cenderung untuk melawan guru dan anak-anak lainnya.

 

Katakan pada seorang anak yang sering membadut tentang keahlian berbicara atau diam dalam waktu yang lama untuk membiarkan teman yang lainnya bicara dan tidak menginterupsi orang lain karena akan melukai perasaan mereka. Tanyakan, “Bagaimana perasaanmu jika sedang berbicara tentang sesuatu dan orang lain mulai melecehkanmu atau menginterupsimu?” Diskusikan cara lain untuk mengajak anak mencari perhatian dengan cara yang wajar.

 

Katakan padanya tidak usah membadut jika dia memang tidak lucu. Tentu saja dengan cara yang halus. Pujilah dirinya jika tidak membadut. “Ibu sungguh menyukai jika kita berbicara tenang seperti ini”. Ingatkan tentang kelucuannya bila hal itu menjadi kebiasaannya, maka hindari memberi perhatian yang berlebihan.

 

Penyebab Membadut

Ada beberapa sebab yang menjadikan anak suka membadut. Di antaranya adalah:

  • Mencari perhatian.
  • Mengalihkan perhatian orang lain dari permasalahan yang sebenarnya, misalnya anak berbuat kesalahan, untuk mengalihkan perhatian guru/orang tua, ia berperilaku konyol dengan harapan mengundang tawa, sehingga dapat memindahkan fokus perhatian.

 

Cara Mencegah Membadut

Sikap membadut yang berlebihan bisa dicegah, yaitu dengan cara sebagai berikut:

  • Ajarkan anak sikap humor yang tepat. Orang tua dapat mengajarkan bagaimana menciptakan humor tanpa harus membodoh-bodohkan wajah.
  • Menunjukkan bagaimana memberi dan menerima perhatian yang wajar.

 

Cara Mengatasi Membadut

Bila orang tua merasa anak sudah melampaui batas sikap membadutnya perlu diupayakan penanganannya. Beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua adalah sebagai berikut:

  • Segera menganalisa penyebab membadut dan segera bertindak mencari cara mengatasinya.
  • Orang tua memberi banyak perhatian karena kebanyakan anak membadut untuk menarik perhatian.
  • Sebaiknya mengabaikan tingkah laku anak yang konyol. Anak-anak biasanya akan mengurangi tingkah laku yang diabaikan lingkungan, namun pengabaian harus dilakukan bersamaan dengan penguatan tingkah laku tertentu.
  • Melakukan penguatan tingkah laku tertentu yang dikehendaki, dalam hal ini humor yang tidak konyol yang harus dikuatkan.
  • Orang tua membangun rasa percaya diri anak dengan memuji tingkah laku khusus. Misalnya memujinya karena mau membantu pekerjaan rumah tangga, karena mengerjakan pekerjaan rumah tanpa harus disuruh.
  • Katakan pada seorang anak yang sering membadut tentang keahlian berbicara.
  • Ajarkan bagaimana menjadi tenang dalam waktu yang lama untuk membiarkan yang lainnya bicara
  • Ajarkan bahwa menginterupsi orang lain mungkin akan melukai perasaan mereka.
  • Diskusikan cara lain untuk mengajak anak menghargai orang lain dan tidak memotong pembicaraan.
  • Katakan padanya tidak perlu membadut jika dia memang tidak lucu. Lakukan dengan cara yang biasa saja, tidak perlu berlebihan.
  • Berikan pujian pada dirinya jika dia sedang tidak membadut.
  • Ingatkan anak, jika sedang membadut hal itu akan menjadi kebiasaan bagi dirinya, kelak.
  • Hindari memberi perhatian yang berlebihan dari orang tua sehingga dapat menguatkan tingkah laku membadut tersebut.

 

Box

Dari Jarir bin Abdullah RA katanya, “Sejak saya masuk Islam, saya melihat Rasulullah SAW selalu tertawa” (HR Muslim 4/1925 h.n 2474).

 

Dari Abu Hurairah RA katanya, “Mereka bertanya: “Ya Rasulullah baginda bergurau dengan kami?” Rasulullah SAW menjawab “Ya, tapi aku tidak berbicara, melainkan dengan sebenarnya” (HR Ahmad 2/360 h.n 8708).

 

Dari Anas bin Malik, katanya, “Rasulullah SAW pernah memanggilnya dengan gurauan: “Hai si kuping dua” (HR At Turmudzi 4/358 h.n 1992).

 

Dari Hasan Al Basri, katanya, “Seorang wanita tua datang kepada Nabi SAW seraya memohon, katanya: “Ya, Rasulullah! Doakanlah agar saya dimasukkan ke dalam surga”. Rasulullah bergurau: “Hai ibu Fulan, sesungguhnya surga itu tidak dimasuki oleh orang tua”. Ibu tua itu berpaling dan menangis. Maka Rasululllah SAW menyuruh seseorang untuk berpesan kepada ibu tua itu, katanya: “Beritahukan padanya, bahwa ia tidak memasuki surga dalam keadaan tua. Bukankah Allah Ta’ala sudah menjelaskan dalam firmanNya: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dengan sebaik-baiknya. Dan kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya” (Al Waaqi’ah: 35-37) (HR Tabrani fil Awsath 5/357 h.n 5545, hadits ini dhaif karena ada seorang perawinya yang dhaif).

 

Imam Baihaqi meriwayatkan dari Muawiyah RA bahwa ia berkata: “Rasulullah SAW bersabda, ‘Tidaklah aku termasuk golongan keji, dan golongan itu tidaklah termasuk umatku” (HR Baihaqi 19/343 h.n 794).

 

“Sahabat-sahabat Nabi senang bercanda, saling melempari dengan semangka. Akan tetapi, bila ada masalah serius, mereka menghadapinya dengan penuh ksatria”.

 

Dari Abu Hurairah RA berkata Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah salah seorang di antara kamu menodongkan senjata kepada saudaranya, karena kamu tidak mengetahui bahwa boleh jadi syaitan itu bergerak mengarahkan tangannya, maka terjerumuslah ia ke dalam jurang neraka” (HR Bukhari 6/2592 h.n 6661 dan Muslim 4/2020 h.n 2617).

 

Rasulullah SAW bersabda: ”Barang siapa yang mengarahkan senjata tajam kepada saudaranya maka malaikat akan melaknatnya walaupun saudara seibu ataupun seayah” (HR Muslim 4/2020 h.n 2615).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Kamu tidak boleh mengambil barang dari temanmu, baik main-main maupun sungguhan. Apabila kamu mengambil tongkat dari temanmu, maka kembalikanlah kepadanya” (HR Turmudzi 4/462 h.n 2160).

 

Dilarang banyak bercanda, bergembira ria, dan bermain, karena hal itu akan melenakan orang Islam dari tugas pokoknya, yakni beribadah kepada Allah yang menjadi tujuan hidupnya, menegakkan hukum Allah di muka bumi, dan membentuk masyarakat yang saleh. Para sahabat sebagai manusia mulia menerima pendidikan dari madrasah Nabi. Mereka senang bersenda gurau dengan sesamanya. Namun, bila menghadapi masalah yang serius, mereka menjadi ksatria yang berani tampil.

 

  1. Membangkang

Membangkang berarti menentang lingkungan sosialnya apakah orang tua atau gurunya. Beberapa bentuk membangkang adalah membantah, tidak mengikuti aturan, mengerjakan larangan, melawan, protes dan mengkritik. Islam menyuruh kita untuk membantah dengan cara yang baik dan mengikuti aturan. Apabila membangkang dan tidak suka, maka anda harus bertindak tegas dan memarahinya.

.

Membangkang juga berarti melawan dan tidak mengikuti aturan atau norma yang berlaku. Tiap anak pernah membangkang dan menolak aturan orang tua. Pembangkangan yang tidak terlalu sering merupakan hal yang wajar karena menunjukkan adanya perkembangan kemandirian, atau keinginan untuk mengatur dirinya sendiri. Pembangkangan menjadi masalah, bila sering dilakukan dalam periode yang lebih lama daripada kebanyakan anak lainnya.

 

Membangkang atau menolak perintah orang tua juga bisa disebut dengan sikap negativisme, yaitu gambaran seorang anak yang menolak perintah dari orang tua atau guru. Hal ini akan berwujud sikap pasif (suka menunda–nunda atau pura-pura tidak mendengar) atau dengan sikap aktif (melakukan hal yang berlawanan dengan apa yang diperintahkan kepadanya). Biasanya sikap negatif akan kembali normal dengan sempurna, ketika anak mencoba untuk membangun kemandirian dari orang tuanya pada beberapa tahap perkembangannya. Bersikap negatif  hanya akan menjadi suatu masalah apabila sikap tersebut dapat menembus dan menjadi penghambat hubungan interpersonal dengan anggota keluarga dan teman-temannya.

 

Satu dari kata–kata pertama yang dipelajari seorang anak adalah tidak, karena mudah diucapkan dan juga membantunya membangun beberapa kebebasan dan kontrol.

 

Pada beberapa kasus, seperti kata-kata “tidak“ adalah satu–satunya yang akan digunakan oleh anak dan bahwa dia senang melakukan kebalikan dari apa–apa yang disuruh orang tuanya. Pada tahun–tahun pertama, hal tersebut adalah fakta yang terjadi. Anak–anak muda hanya terbuka pada cara orang tuanya melakukan sesuatu dan satu–satunya alternatif adalah melakukan sebaliknya. Cobalah melihat hasil tersebut sebagai bagian penting dan bermanfaat dari pertumbuhan. Hal tersebut bukan hanya perlawanan belaka; tapi itu adalah cara bagi anak anda untuk membangun kemandirian. Anak–anak (dan orang tua) akan sering menemukan beberapa pelajaran melalui percobaan dan kesalahan (trial and error).

 

Masa  kanak–kanak sampai masa sebelum masuk sekolah dan remaja adalah dua periode dimana anak-anak biasanya menentang dan melawan orang tua, yaitu masa anak dan remaja dimana banyak sekali kesamaan pada kemampuan dan kesiapan pada ke dua tahap perkembangan tersebut.

 

Gangguan melawan–menentang merupakan satu tanda masalah yang lebih serius, dan  disebut sebagai gangguan tingkah laku. Ini terjadi apabila penentangan seorang anak mulai menjadi suatu pola tingkah laku yang tetap.

 

Anak-anak ini terus menguji aturan atau nilai yang berlaku di masyarakat, menjengkelkan orang dewasa dan juga teman sebayanya. Mereka belum belajar pengendalian diri, sehingga dapat menjadi negatif, bermusuhan, agresif, suka berdebat dan menggertak secara kata–kata atau fisik. Jika guru menyuruh anak diam, dia akan terdiam dan tetap berlaku demikian. Berjanji, berbohong dan menyontek adalah bagian dari tingkah lakunya. Mereka dengan sengaja mengganggu seseorang dan tidak mengakui kesalahannya.

 

Anak-anak tersebut mengasingkan diri dari hampir semua teman dan gurunya sehingga tingkah lakunya terus tidak berubah. Umumnya, prestasi anak di sekolah buruk dan penghargaan dirinya rendah.

 

Anak–anak seperti itu beresiko mengalami gangguan tingkah laku, ketergantungan atau depresi. Anak demikian mungkin juga memiliki masalah–masalah seperti ketidakmampuan belajar atau gangguan hiperaktif yang menyebabkan mereka merusak diri sendiri dan memiliki pola–pola melawan lainnya. Setengah dari penderita gangguan hiperaktif akhirnya menampakkan sikap menentang atau mengganggu. Anak–anak yang mempunyai hiperaktif dan sikap yang melawan mungkin saja tidak bermaksud mengganggu orang, tetapi mereka melakukan hal ini karena tidak dapat duduk diam.

 

Penyebab Membangkang

  • Orang tua menerapkan disiplin yang longgar, umumnya karena orang tua tidak dapat berkata “tidak” pada anak.
  • Orang tua yang mengamalkan disiplin secara berlebihan, cenderung otoriter, orang tua sangat perfeksionis atau terlalu mendominasi.
  • Orang tua melaksanakan disiplin yang tidak konsisten.
  • Orang tua dalam keadaan stres atau konflik.
  • Terjadi pada anak kreatif yang tidak mau membeo, ia hanya melakukan apa yang ia inginkan.
  • Anak yang marah dan kecewa terhadap orang tua atau salah satu anggota keluarga.
  • Adanya contoh dari sikap orang tua yang kurang menghargai hukuman atau peraturan.
  • Terjadi pada anak yang cerdas dan biasanya juga suka membantah tapi bedanya mereka tahu konsekuensi dari tingkah lakunya.
  • Anak yang lelah, sakit, lapar atau perasaan tidak enak.

 

Cara Mengatasi Membangkang

  • Jika seorang anak mempunyai beberapa ciri–ciri sikap mengganggu yang berlebihan, carilah bimbingan yang profesional.
  • Penelitian telah menunjukkan bahwa tanpa campur tangan dari orang tua atau lingkungannya, anak-anak ini akan terus berlaku tidak baik di sekolah, mempunyai kesulitan dalam menangani pekerjaan sekolah, dan mempunyai tingkah laku kekerasan.
  • Pendekatan perlakuan yang terbaik untuk anak-anak kecil dengan pola perilaku ini dilakukan dengan modifikasi perilaku dasar, di bawah pengawasan seorang psikolog yang ahli dan berkualitas.
  • Ada beberapa cara anak mengekspresikan pembangkangannya. Anak menolak aturan dengan cara menghindar atau tanpa melakukan apa-apa. Anak-anak ada juga yang menyatakan “tidak” secara verbal. Atau bisa juga melakukan hal sebaliknya dari yang diperintahkan oleh orang tua. Oleh karena itu, orang tua perlu menerapkan disiplin yang tegas dan disiplin yang baik.
  • Suasana keluarga dibuat menjadi tenang, tidak ada konflik. Orang tua memberikan contoh yang baik.

 

Box

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah (perkataan yang tegas dan benar) dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik (QS An Nahl: 125).

 

Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu) (QS At Taghabun: 15).

 

Ketika Harun Al-Rasyid menyerahkan anaknya Al­Amin kepada seorang guru, beliau berpesan, “Amirul Mukminin telah menyerahkan darah daging dan buah hatinya kepadamu. Hendaklah kamu memenuhi harapan Amirul Mukminin (saya). Ajarilah dia membaca Al Quran, sampaikanlah kepadanya berita-berita yang berguna, beritahukan dan ajarkan kepadanya hadits-hadits Nabi, beritahukanlah kepadanya titik koma, jangan biarkan dia menghabiskan waktunya untuk tertawa, jangan biarkan waktumu berlalu begitu saja kecuali digunakan untuk kepentingan anak didikmu, janganlah kamu terlalu gampang memberi maaf kepadanya, sebab hal itu akan menyebabkan dia merasa enak dalam melalaikan waktu. Bimbinglah dia dengan lemah-lembut sesuai dengan kemampuanmu. Jika dia membangkang dan tidak suka, maka kamu harus bertindak tegas dan memarahinya”.

 

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan, dan ucapkanlah: Wahai Tuhanku, kasihilah mereka kedua-duanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil” (QS Al-Isra: 24).

 

  1. Mementingkan Diri Sendiri

Toleransi terhadap orang lain berarti mempertimbangkan orang lain serta tidak mementingkan diri sendiri. Sabar dan toleransi adalah tanda imannya seseorang. Orang yang tidak mementingkan diri sendiri berarti orang yang menghargai orang lain, tidak sombong dan ingin bermusyawarah bersama yang lainnya.

 

Mementingkan diri sendiri atau egosentrisme, terjadi bila lebih peduli terhadap dirinya sendiri daripada orang lain. Mereka lebih banyak berpikir dan bicara mengenai diri sendiri dan tujuan aksi mereka semata-mata untuk kepentingan pribadi.

 

Pada masa kanak-kanak, umumnya anak-anak masih egosentris dalam berpikir dan berbicara. Hal ini baru merugikan penyesuaian diri dan sosial, jika berkelanjutan. Karena umumnya begitu anak memasuki dunia sekolah, egosentrisme sedikit demi sedikit mulai berkurang.

 

Konsep dasar mementingkan diri sendiri menunjukkan bahwa tingkah lakunya justru membuat ia tidak mendapatkan apa yang diinginkan seperti keinginan mendapatkan teman bermain dan popularitas.

 

Anak-anak dapat dikategorikan mementingkan diri sendiri bila terdapat ciri sebagai berikut:

  • Merasa superior. Karena merasa superior, anak egosentris berharap orang menunggunya, memujinya, dan diberi peran pimpinan. Mereka menjadi sok berkuasa, tidak peduli terhadap orang lain, tidak mau bekerja sama dan sibuk bicara mengenai diri sendiri.
  • Egosentris karena merasa inferior. Individu akan memfokuskan semua permasalahan terhadap diri sendiri karena merasa tidak berharga di dalam kelompok. Anak yang demikian biasanya mudah dipengaruhi dan selalu mau disuruh orang lain. Karena selalu merasa bahwa andil mereka dalam kelompok sangat kecil, maka seringkali mereka justru diabaikan, namun bukan berarti mereka tidak disukai.
  • Egosentris karena merasa jadi korban. Perasaan tidak diperlakukan secara adil membuat mereka marah kepada semua orang. Akibatnya keinginan mereka untuk ikut andil dalam kelompok sangat kecil dan kelompok cenderung mengabaikan mereka. Apabila mereka menunjukkan kemarahannya secara agresif, maka kelompok akan menolaknya.

 

Penyebab Mementingkan Diri Sendiri

Ada beberapa hal yang menyebabkan anak suka mementingkan diri sendiri. Beberapa sebab di antaranya adalah:

  • Orang tua terlalu melindungi anaknya. Anak yang selalu dilindungi dari pengalaman lingkungan sosial yang biasa dialami anak seusianya seperti ditunggui di sekolah. Anak demikian, akan mengembangkan harapan bahwa semua orang akan melakukan segala sesuatu baginya.
  • Adanya favoritisme orang tua dan kebanggaan terhadap anaknya. Anak yang menjadi favorit orang tua akan merasa dirinya superior, sebaliknya anak tidak favorit akan merasa inferior dan menjadi korban.
  • Keinginan dan aspirasi orang tua yang berlebihan. Aspirasi orang tua yang tertanam kuat dalam benak anak menjadikan anak egosentris dalam upayanya mencapai tujuan. Keberhasilan membuat mereka merasa superior, sebaliknya kegagalan menyebabkan mereka inferior.
  • Orang tua yang sudah berusia lanjut memperlakukan anaknya berbeda dengan orang tua yang berusia muda. Orang tua yang usianya sudah lanjut akan memberi perhatian lebih pada anaknya sehingga memungkinkan timbulnya egosentris pada anak. Sedangkan orang tua yang berusia muda, mereka lebih mementingkan pekerjaan dan karirnya sehingga anak kurang diperhatikan dan egosentris kurang terjadi.
  • Urutan kelahiran anak bisa sebagai penyebab egosentris. Anak sulung dan bungsu dari keluarga besar seringkali berkembang menjadi egosentris sebab mereka biasa menjadi pusat perhatian.
  • Makin kecil keluarga, makin besar pula kemungkinan anak menjadi egosentris.
  • Biasanya anak laki-laki sulung dituntut untuk mandiri, sebaliknya anak perempuan sulung seringkali terlalu dilindungi sehingga menjadi egosentris.

 

Cara Mencegah Mementingkan Diri Sendiri

Sikap mementingkan diri sendiri bisa dicegah. Beberapa pencegahannya adalah:

  • Orang tua harus bersikap adil, pada setiap anak sesuai kebutuhan. Ini merupakan hal yang paling mendasar dalam upaya mencegah munculnya egosentris.
  • Orang tua mengembangkan penerimaan diri anak, menerima kenyataan gagal atau berhasil.
  • Sejak dini sebaiknya anak diberi tanggung jawab. Hal ini dapat melatih kepedulian terhadap orang lain, misalnya dengan memberi tugas pada anak dengan mengerjakan tugas-tugas rumah tangga.
  • Orang tua memberi contoh peduli terhadap orang lain, dengan memberikan perhatian dan empati kepada orang lain.

 

Cara Mengatasi Mementingkan Diri Sendiri

  • Ajarkan anak berempati dengan lingkungannya, hal ini dapat dilakukan dengan permainan peran, seperti pada sandiwara boneka. Orang tua dapat berperan sebagai anak yang selalu memikirkan diri sendiri sedangkan anak melakukan peran lain. Setelah itu anak dan orang tua dapat mengganti peran. Pada waktu itu, orang tua dapat menyelipkan nilai-nilai yang menunjukkan kasih sayang dan perhatian kepada orang lain, dengan berperan juga dapat mengontrol perilaku orang lain.
  • Orang tua menunjukkan dan mendiskusikan hasil positif memperhatikan orang lain. Anak diberi kesempatan untuk bekerja sama dan menolong orang lain. Pengalaman kerja sama dalam kelompok diperoleh dalam berbagai kegiatan kelompok misalnya kelompok menggambar dan memberi sumbangan kepada orang lain. Diajak berdiskusi mengenai perasaan positif kepada temannya dalam kelompok dengan tidak egosentris, perasaan anak akan puas dan perlahan-lahan dapat mengembangkan perasaan puas sebagai anggota kelompok.
  • Mementingkan diri sendiri dapat diatasi dengan menunjukkan dan mendiskusikan akibat-akibat negatif egosentris.

 

Box

Rasulullah SAW bersabda ditanya tentang iman, beliau menjawab “Iman adalah sabar dan toleransi” (Hadits ini disebutkan oleh Az-Zahabi dalam Mizanul I’tidal 7/305 h.n 9892 dan perawinya dhaif).

 

Luqman berkata: “Wahai putraku, barangsiapa yang memikul apa yang tidak dia mampui, akan lemah. Barangsiapa yang merasa bangga (‘ujub) pada diri sendiri, akan hancur. Barangsiapa yang sombong terhadap orang lain, akan hina. Barangsiapa yang enggan bermusyawarah, akan menyesal. Barangsiapa yang bergaul dengan orang-orang pintar, akan menjadi pintar. Dan barangsiapa yang sedikit perkataannya, akan panjang kesehatannya”.

 

  1. Memprotes

Perbuatan mencela dilarang oleh Islam begitu pula perbuatan memprotes. Menghina orang lain juga dilarang karena akan memunculkan permusuhan. Begitu pula dilarang mengutuk manusia karena kita sebagai pembawa rahmat bukan tukang kutuk. Memprotes untuk memperbaiki dan menasihati masih dibenarkan apabila tidak diiringi dengan marah, kesal dan kecewa.

 

Memprotes sebenarnya merupakan bentuk verbal dari membangkang dan anda dapat bereaksi dengan cara yang serupa. Berikan anak–anak pesan yang jelas bahwa hal itu tidaklah berguna dan mereka seharusnya mencari cara yang lebih baik untuk mengekspresikan keinginan mereka. Jangan memberikan respon berupa kemarahan, meskipun dengan keluhan yang biasa. Anda dapat memperkecil tindakan memprotes dengan menjawab sabar, “Itu tidak benar. Kamu harus menemukan cara lain untuk mengatakan perasaanmu kepada ibu”.

 

Watak merupakan sesuatu yang dapat mempengaruhi tingkat keluhan anak-anak. Bayi yang manja, yang selalu cepat marah dan sulit untuk dihibur, lebih memungkinkan untuk bertindak protes dibandingkan bayi berperangai lembut. Anak yang manja cenderung untuk tumbuh menjadi anak pra sekolah yang mengeluh dan merengek. Meskipun begitu, anda dapat membantu anak untuk belajar cara yang lebih konstruktif dan diterima dalam mengekspresikan rasa ketidaknyamanannya atau kecemasannya.

 

Anak–anak usia sekolah secara kognitif mampu memahami sesuatu secara rasional apabila dalam mendidik anak tidak memaksa dan tidak memberikan sikap marah ketika masa kanak–kanaknya. Diskusikan perasaan di balik keluhan anak pada saat mereka memprotes. Lalu jelaskan alasan penolakan anda terhadap sikap anak.

 

Cara Mengatasi Memprotes

  • Ingat bahwa anak–anak belajar melalui contoh yang anda berikan.  Bila mereka mendengar bahwa anda mengeluh terus-menerus mengenai pekerjaan atau keluarga, maka mereka cenderung untuk mengikutinya. Beri contoh yang baik kepada anak.
  • Ajarkan norma sosial yang berlaku di tengah masyarakat.

 

Box

Luqman berkata: “Wahai putraku, janganlah kamu mencela orang yang tidak mempunyai makanan di saat dia mencari makanannya. Karena sesungguhnya barangsiapa yang tiada makanannya, tiada pula akalnya”.

 

Luqman berkata: “Wahai putraku, janganlah kamu menghina sesuatu karena kecilnya. Sesungguhnya sesuatu yang kecil, pada hari esok akan menjadi besar”.

 

Rasulullah SAW pernah diminta untuk mengutuk musuh-musuhnya. Ia menjawab, “Aku tidak didatangkan untuk menjadi tukang kutuk, tapi menjadi rahmat” (HR Muslim 4/2006 h.n 2599).

 

  1. Mencontek

Mencontek adalah perbuatan tidak jujur, yaitu seseorang yang mencuri informasi dengan cara yang tidak terpuji. Allah SWT menyuruh hambanya bersikap jujur dan menjauhkan diri dari kebohongan. Mencontek dilarang karena bersikap tidak adil kepada diri dan temannya.

 

Mencontek sama halnya dengan menipu, menggelapkan, mencurangi dan melanggar aturan. Itu semua merupakan atribut–atribut dari para penjahat. Hal ini sangat memungkinkan dilakukan orang tua yang dicontoh oleh anaknya.

 

Anak–anak mungkin berbuat curang dalam permainan atau pada tes yang diikutinya. Seringkali mereka melakukan hal yang demikian karena belum belajar secara sungguh–sungguh tentang aturan atau karena mereka panik dan secara tiba–tiba melihat lembar jawaban dari teman mereka. Tindakan mencontek secara sembunyi-sembunyi seharusnya tidak dipandang sebagai suatu perlawanan yang tidak dapat diampuni lagi. Orang tua sebaiknya bertindak wajar dan tidak terkejut ketika menemukan anak mereka mencontek dan beri kesempatan untuk menolong seorang anak untuk menumbuhkan sebuah kode etik dan moral. Pelajaran yang berharga ini akan menolong untuk mencegah perlakuan yang tidak jujur di kemudian hari.

 

Kecurangan di sekolah sering disebabkan karena anak selalu diharapkan memperoleh nilai A. Kemungkinan anak berbuat curang karena anak memaksakan dirinya untuk menjadi ýang terbaik di dalam kelasnya. Anak juga akan mendapat masalah dan kelemahan yang dapat dilihat dari kelambatan belajar dibanding teman–teman sebayanya, dan dalam keadaan frustasi anak akan mencontek kertas ujian temannya.

 

Dalam kasus yang lain, mencontek di tingkat Sekolah Dasar harus ditangani dengan serius karena hal itu bukan sesuatu yang wajar bagi anak seusianya. Tugas sekolah jangan terlalu sulit dan anak–anak pada umumnya memiliki kejujuran.

 

Salah satu bentuk dari kecurangan anak bisa juga sebuah tangisan untuk menarik perhatian. Terkadang ketika si anak kehilangan akal, mereka akan menunjukkan kesedihannya atau kemarahan dengan cara menentang otoritas dan aturan–aturan sosial.

 

Kecurangan di sekolah bisa terjadi pada anak remaja sebagaimana mereka mengetahui keuntungan yang diperolehnya. Nilai anak yang baik akan membawa ke sekolah yang baik.

 

Cara Mengatasi Mencontek

  • Jangan bertindak berlebihan, khususnya jika anak anda mengakui perbuatan curang karena kemauannya sendiri.
  • Tanyakan mengapa anak mencontek. Jawabannya akan memberitahukan apa yang harus anda lakukan. Teruslah menyelidiki dengan cara yang baik, kenapa anak mencontek.
  • Tolonglah diri anak untuk menemukan jalan keluarnya, apabila anak merasa tidak cukup siap untuk menghadapi tes dan merasa takut gagal.
  • Usahakan untuk mendapatkan seorang guru pada mata pelajaran tertentu, bantulah anak belajar atau susunlah waktu mengerjakan pekerjaan rumahnya secara hati–hati sesuai dengan jadwal keluarga.
  • Mencontek seringkali menjadi jalan singkat atau sebuah pemacu dari rasa putus asa. Menggunakan catatan kecil yang sudah disiapkan sebelum tes merupakan sebuah tindakan yang serius dari pada melirik lembar jawaban milik orang lain, karena hal itu menunjukkan kesungguhannya mencontek. Oleh karena itu, perlu diberikan penjelasan tentang keburukan mencontek.
  • Jika anak mencontek karena ingin mendapat nilai A dari pada nilai B, telitilah dan periksalah berapa banyak tekanan yang dilakukan oleh anda atau dari pihak sekolah pada anak. Apakah harapan-harapan itu realistis? Mencontek dapat juga merupakan akibat dari penghargaan dirinya yang rendah. Dalam kasus ini, berikan sebuah pendekatan yang positif.
  • Katakan juga kepada anak bahwa sebuah nilai B dapat diterima jika hal itu menggambarkan hasil terbaiknya atau hasil dari pekerjaannya sendiri tanpa mencontek.
  • Tetapi jika anda mengira anak anda berada di bawah standar dari potensi yang dimilikinya, carilah bimbingan dan informasi dari sekolahnya.
  • Hindari nasihat dengan khutbah atau hukuman yang kasar. Jika anak anda ketahuan mencontek, anak biasanya sudah siap menerima beberapa konsekuensi. Anak akan malu dan tahu bahwa ia telah mengecewakan anda.
  • Dihukum atau diejek akan membawa anak ke dalam kebiasaan yang semakin buruk. Jangan mengejek anak tapi beri kesempatan anak untuk bertanggung jawab.
  • Jika anda mengatasi sebuah rasa tidak bersalah anak secara baik dan cepat, anda akan menolong untuk melakukan tindakan pencegahan.
  • Perhatikan kebiasaan anda sendiri. Secara terus menerus kerjakan pekerjaan rumah atau kegiatan lain dengan mengatakan bahwa anda tidak meniru pekerjaan orang lain.

 

Box

Hendaklah kalian menghias diri dengan kejujuran, karena kejujuran itu membimbing orang pada kebaikan, dan kebaikan itu mengawal orang ke surga, dan selama orang itu senantiasa bersikap jujur, sehingga Allah menetapkannya sebagai orang yang shiddiqan (jujur). Dan hendaklah kalian menjauhkan diri dari kebohongan, karena kebohongan itu menggiring orang pada kejahatan, dan sesungguhnya kejahatan itu menjerumuskan orang ke api neraka. Dan orang yang selalu berbohong, Allah menetapkannya sebagai kadz-dzaban (pembohong) (HR Bukhari 5/2261 h.n 5743 dan Muslim 4/2012 h.n 2607).

 

  1. Mencuri

Mencuri adalah perbuatan jahat yang merugikan orang lain. Islam melarang mengambil barang orang lain walaupun hanya main-main. Hukuman bagi orang yang mencuri sangat berat. Terkadang mencuri bagi anak disebabkan karena tidak tahu bahwa mengambil barang temannya itu tidak boleh. Oleh karena itu, perlu diberi pengertian tentang keburukan mencuri.

 

Anak di bawah usia empat tahun belum mampu untuk memahami hak milik terhadap sesuatu. Saat anak melihat sesuatu yang menarik perhatiannya, ia akan mengambilnya. Ini bukanlah mencuri. Namun, penting bagi orang tua untuk tidak membolehkan anak mengambil sesuatu yang bukan miliknya tanpa izin. Anak harus diberitahu dengan tegas bahwa mereka harus mengembalikan barang yang mereka ambil. Penting untuk diketahui anak bahwa orang lain mempunyai hak milik dan ia harus menghormatinya.

 

Mencuri adalah perilaku yang melanggar aturan sosial. Pahami apakah anak mencuri karena ia tidak paham bahwa itu salah. Cari tahu motivasi anak, apakah ia menuruti kata hatinya atau karena terpaksa. Tahukah anak bahwa itu satu kesalahan?

 

Tingkat keseriusan mencuri ditentukan oleh tahapan perkembangannya. Sebelum berusia enam tahun, anak tidak tahu implikasi dari perbuatan ini. Mereka tidak tahu etika jual beli. Pemahaman baru ada pada usia sekitar enam-tujuh tahun saat memahami “kongkrit operasional” terjadi. Setelah itu anak akan memahami hubungan logis, sebab-akibat aturan dan prosedur. Mereka dapat menilai hati mereka, untuk meneruskan atau memperhatikannya, ”Kalau kamu melakukan sesuatu, apa konsekuensinya”.

 

Anak usia lima tahun mencuri karena mereka menginginkan barang yang diingininya. Mereka ambil dan pergi. Anak masih egosentris.

 

Anak yang lebih tua, biasanya tahu mana yang lebih baik. Anak mencuri hanya karena mereka menginginkannya. Anak remaja yang cemas terhadap tuntutan temannya memperlihatkan loyalitas kepada temannya. Anak-anak tersebut biasanya memiliki masalah citra diri jika mereka tidak dapat menolak permintaan temannya untuk mencuri. Jika aktivitas ini sering dilakukan maka  sikap yang terjadi adalah sikap anti sosial yang serius.

 

Penyebab Suka Mencuri

  • Tamak
  • Nafsu
  • Besar mulut
  • Tidak memahami dampak mencuri
  • Mencuri untuk menenangkan hati
  • Kurang kasih sayang dan perhatian
  • Mencontoh yang salah
  • Ingin hebat
  • Tidak mendapatkan keinginannya
  • Balas dendam
  • Ekspresi dari stres, depresi, cemburu dan marah
  • Usaha untuk diterima dalam pergaulan
  • Masalah emosi yang dalam
  • Kelangsungan hidup.

 

Cara Mencegah Mencuri

Kebiasaan mencuri dapat dicegah. Orang tua perlu punya kiat untuk mencegah kebiasaan anak mencuri. Beberapa cara berikut ini dapat dilakukan untuk mencegah agar anak tidak suka mencuri.

  • Mengajarkan anak dengan nilai-nilai, apakah itu tentang baik buruk, salah-benar, atau memberi bekal moral pada anak.
  • Mengembangkan hubungan yang akrab antara orang tua-anak. Anak yang merasa dirinya dicintai, tidak merasa perlu mencuri untuk “membeli cinta” (teman-teman).
  • Orang tua memberi uang saku secara rutin pada anak yang sudah mengerti uang.
  • Menjaga dan mengawasi segala kegiatan anak.
  • Orang tua memberi contoh yang baik.
  • Orang tua menjelaskan hak milik dengan mengajarkan bagaimana meminjam dan mengembalikan barang orang lain.

 

Cara Mengatasi Mencuri

Bagaimana bila anak sudah punya kebiasaan mencuri? Sebaiknya orang tua segera menangani. Memarahi anak bukan cara yang bijak. Beberapa cara berikut ini bisa diterapkan untuk mengatasi anak yang suka mencuri:

  • Orang tua memperbaiki tingkah laku anak lewat hukuman, seperti mengembalikan sendiri atau mengganti barang yang telah diambil. Bila anak melakukannya di toko, orang tua harus menyuruhnya mengembalikan sendiri barang yang diambil, tapi tidak memaksa anak meminta maaf pada pemilik toko. Karena hal itu dapat membuat anak sangat malu dan sulit bicara.
  • Orang tua memberi penjelasan mengapa tingkah laku mencuri itu tidak baik. Itu dapat dilakukan dengan membangkitkan empati anak, seperti menanyakan bagaimana perasaannya bila barangnya diambil orang.
  • Memberikan pemahaman tentang alasan-alasannya dengan menanyakan dan mengamati tingkah laku anak sehari-hari.
  • Sebaiknya orang tua memberi reaksi segera terhadap tingkah laku mencuri anak.
  • Memberikan reaksi yang terkendali dari orang tua misalnya tidak langsung menuduh anak mencuri atau tidak marah secara berlebihan. Reaksi marah yang berlebihan dapat merusak hubungan orang tua-anak dan dapat menyebabkan anak tenggelam dalam perasaan bersalah.
  • Jika anak mencuri untuk pertama kalinya maka tenanglah, tidak perlu dimarahi secara berlebihan.
  • Carilah kesempatan untuk berdiskusi tentang nilai dan bangunlah kepercayaannya.
  • Bagi anak yang masih kecil, katakan itu salah dan mintalah maaf dan kembalikan. Lalu perhatikan anak dengan seksama.
  • Tanyakan kenapa anak mencuri. Jika ia menginginkannya, ajarkan cara lain untuk mendapatkannya.
  • Anda adalah pembimbing anak anda. Tugas anda untuk mengajarkan aturan-aturan orang dewasa. Jangan anda contohkan dengan membawa perkakas kantor untuk keperluan pribadi, karena ini memberikan contoh mencuri kepada anak.
  • Orang tua harus mengajarkan kepada anak tentang hak orang lain dan menekankan bahwa mencuri itu salah dan melanggar norma.
  • Anak tidak boleh mengambil manfaat dari tindakan mencuri dan harus ditegaskan untuk mengganti barang yang ia ambil dengan uang atau mengembalikan barang tersebut.
  • Sikapnya yang dihukum, bukan anaknya.
  • Setelah masalah selesai, anak harus dianggap “bersih” kembali. Bantuan psikolog diperlukan jika anak tetap mencuri.

 

Box

Allah SWT berfirman, “Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS Al-Maidah: 38).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Kamu tidak boleh mengambil barang dari temanmu, baik main-main maupun sungguhan. Apabila kamu mengambil tongkat dari temanmu, maka kembalikanlah kepadanya” (HR Turmudzi 4/462 h.n 2160).

 

Dan dirikanlah salat, sesungguhnya salat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar (QS Al Ankabut: 45).

 

  1. Mengancam

Mengancam teman atau orang lain, merupakan perbuatan yang tidak berguna dan merugikan diri serta orang lain. Mengancam orang berarti akan mendatangkan musuh bagi kita. Oleh karena itu, kita disuruh menjauhi musuh, berhati-hati dan tidak boleh melakukan tindakan yang tidak berguna.

 

Mengancam (bully) merupakan ancaman baik fisik maupun verbal terhadap seorang anak oleh anak lain dengan tujuan memperoleh kepuasan. Si pelaku bully biasanya merasa sangat puas melihat kegelisahan bahkan sorot mata permusuhan dari si korban. Pada anak, bully biasanya baru muncul di usia sekolah.

 

Mengancam biasanya berlangsung hingga bertahun-tahun. Akibatnya bully sering mempengaruhi tingkah laku anak yang menjadi korban.

 

Gejala Mengancam

  • Depresi, rendah diri, reaksi paranoid (curiga tanpa alasan), cemas, obsesi (munculnya pikiran-pikiran yang tidak masuk akal secara terus menerus), agresi hingga bunuh diri.
  • Pelaku mengancam adalah anak-anak yang tidak punya rasa takut atau perasaan takutnya rendah sekali. Sedangkan korbannya adalah anak-anak yang tidak dapat melawan ketika diancam atau diperas.
  • Seringkali kita hanya mengamati adanya motif agresi di balik bully. Tetapi sebetulnya mengancam tidak hanya didasari oleh rasa permusuhan, tetapi juga kecemasan dan perasaan inferior.
  • Lewat tingkah laku jagoan, ia berusaha mengatrol harga dirinya. Melalui bully, anak juga bisa mengalihkan rasa dendamnya terhadap orang lain kepada korban.
  • Dari hasil studi didapatkan bahwa pelaku bully umumnya anak yang dahulu pernah diperlakukan sama seperti yang ia lakukan sekarang terhadap korbannya. Proses belajar dan dendam yang tak terhapuskan memainkan peranan penting dalam hal ini.

 

Motif Mengancam

  • Agresi
  • Rasa permusuhan
  • Kecemasan
  • Rasa inferior
  • Penyaluran rasa dendam (apabila pernah jadi korban)

 

Box

Luqman berkata: “Jauhilah musuhmu, dan berhati-hatilah terhadap temanmu dan janganlah melakukan apa-apa yang tidak berguna bagimu”.

 

  1. Mengganggu

Mengganggu adalah pemukulan atau perbuatan mendorong orang lain secara tidak wajar antara teman sebaya. Sebaliknya, mengganggu merupakan suatu pola ekstrim yang berulangkali terjadi seperti agresi anti sosial yang terjadi karena tekanan orang tua, guru atau teman bermain. Kebanyakan anak–anak sudah menghentikan perbuatannya secara fisik (melawan/berkelahi) dengan teman sebayanya pada saat anak memasuki SMP. Mereka sudah belajar pengendalian diri, dapat mengatasi konflik secara lisan dan mengetahui apa yang dapat diterima oleh teman–teman mereka. Anak-anak yang duduk di kelas tiga SMP yang masih suka mengintimidasi atau memukul teman sekelasnya adalah anak yang bermasalah.

 

Si pengganggu cenderung memilih korbannya dan menganiayanya berulang kali, dengan cara memukulinya, mengambil uang untuk makan siang atau perbuatan–perbuatan lainnya. Kebiasaan mereka memiliki sebuah ritualitas di dalamnya. Hal ini merupakan cara mereka untuk berhubungan dengan teman-teman mereka. Dan biasanya para korban yang diganggu tersebut adalah teman–teman mereka sendiri. Tetapi hal ini akan merugikan anak sendiri. Si pengganggu menjadi tidak disukai. Anak selalu dihindari. Konsekuensinya, anak cenderung membangun kepercayaan diri yang rendah. Pada umumnya, di sekolah anak kurang baik dan  kronisnya menjadi penentang bagi para guru. Ini merupakan anak yang mempunyai perkembangan pengendalian diri yang buruk.

 

Cara Mengatasi Mengganggu

  • Orang tua dari anak yang mempunyai tipe seperti ini seringkali tidak mengenali masalahnya. Biasanya orang tua dari para korban si pengganggu ini akan memberikan keluhannya. Jika tuduhan mereka dikonfirmasi oleh guru, anda harus bertemu ahli konseling atas masalah anak anda dan kemudian memeriksa kembali bentuk komunikasi yang anda pakai di rumah.
  • Mungkinkah anda mendorong perbuatannya dengan memberikan sanjungan sebagai anak yang kuat, sehingga ia menganggap dirinya lebih kuat dari teman-temannya? Oleh karena itu jika anak melakukan tindakan mengganggu  jangan segera memberi perhatian, sehingga anak menyimpulkan bahwa dengan mengganggu  anak akan segera mendapat perhatian orang tua.
  • Mengganggu bukan berarti bahwa seorang anak ditakdirkan untuk tumbuh menjadi jahat. Tetapi hal itu berarti anak punya kekurangan dalam kemampuan berinteraksi dengan lingkungannya dan berpikir terhadap pilihan-pilihan tingkah laku yang ia hadapi. Ajarkan anak berinteraksi dengan teman sebayanya.
  • Tanpa bimbingan yang baik, anak akan menghadapi kesulitan yang cukup lama dalam menyesuaikan dirinya secara akademik atau profesional. Para korbannya juga akan terus menanggung penderitaan atas gangguannya.

 

Box

Dan hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang jahil menyapa, mereka mengucapkan kata-kata yang baik (QS Al-Furqan: 63).

 

“Maukah kalian kutunjuki sesuatu yang dengannya Allah akan mengangkat derajat kalian?” “Ya, mau. Apa itu ya, Rasulullah?” tanya mereka. Jawab Nabi, “Hendaknya kamu berlemah lembut terhadap orang yang jahil kepadamu, memaafkan orang yang pernah menganiayamu, memberi orang yang tidak memberimu, dan menyambung silaturahim pada orang yang telah memutuskan tali silaturahim denganmu” (HR Ath-Tabrani fil Awsath 5/364 h.n 5567).

 

Setiap orang bertanggung jawab terhadap apa yang diperbuatnya (QS Ath Thur: 21).

 

Kamu adalah sebaik-baiknya umat yang dikeluarkan kepada manusia, kamu memerintahkan yang makruf dan melarang yang mungkar, dan kamu percaya kepada Allah (QS Ali Imran: 110).

 

Dia berkata: “Wahai putraku, aku nasihatkan kepadamu beberapa hal yang bila kamu pegang teguh, maka kamu akan tetap menjadi orang yang terhormat: Luaskanlah akhlak (santun)mu terhadap orang dekat dan jauh, tahanlah kejahilanmu terhadap orang mulia maupun orang durjana, sambunglah silaturrahim dengan kerabat-kerabatmu, jagalah saudara-saudaramu dan selamatkanlah mereka dari pengadu domba yang senantiasa berusaha untuk merusak hubunganmu dan ingin memperdayamu. Hendaklah saudara-saudaramu itu merupakan orang-orang yang bila kamu berpisah dari mereka atau mereka berpisah darimu, maka kamu tidak mencela mereka dan merekapun tidak mencela kamu”.

 

  1. Mengganggu Teman Sekolah

Diganggu teman di sekolah merupakan keluhan yang sering didengar dari anak usia Sekolah Dasar. Pengganggu biasanya siswa lelaki sementara korban adalah siswi perempuan. Pengganggu biasanya secara fisik lebih kuat dan egois. Pengganggu mendapatkan kepuasan melalui kekuatan yang ia punya dan kekuasaan yang ia dapatkan. Memamerkan diri kepada yang lain merupakan usaha pelarian dari ketidakbahagiaannya, misalnya dalam kehidupan keluarga dan sekolah.

 

Cara yang digunakan untuk mengganggu teman di antaranya adalah mengejek, mencela dan memanggil dengan panggilan yang tidak baik. Cara yang lebih parah lagi adalah memegang dan menyerang fisik dengan kasar, merampas buku atau alat tulis, merebut tempat duduk di kantin atau di kelas, meminjam uang dengan paksa dan memeras, menjebak teman atau berbohong agar temannya dimarahi guru.

 

Korban cenderung tidak tegas, penakut dan lemah secara fisik. Mereka juga menunjukkan tingkah laku tertentu, misalnya cenderung untuk menangis karena hal yang kecil.

 

Cara Mengatasi Mengganggu Teman Sekolah

  • Orang tua sebaiknya tidak berkonfrontasi dengan siswa yang suka mengganggu karena mereka cenderung membantah perbuatannya. Bahkan anak akan balas dendam pada korbannya. Pihak sekolah dan orang tua siswa yang suka mengganggu biasanya tidak suka dengan cara orang tua korban yang ikut campur.
  • Anak yang diganggu sebaiknya menghindari situasi dimana anak dapat bertemu dan berhadapan dengan teman mereka yang suka mengganggu.
  • Anak sebaiknya tidak pergi ke tempat sepi atau toilet sendirian terutama saat jam istirahat.
  • Membantu anak mendapatkan teman di kelas atau meminta teman-temannya untuk melindungi anak yang sering diganggu juga merupakan metode yang berguna untuk mengatasi masalah ini.
  • Orang tua juga dapat mengajarkan anak bagaimana cara mengatasi gangguan dari teman. Cara yang terbaik adalah harus tegas dan mengacuhkan permintaan atau ancaman dengan cara menghindar diam-diam.
  • Anak juga dapat berkata kepada anak yang mengganggunya bahwa mereka akan melaporkan ke guru jika terus diganggu.
  • Jika korban tidak menunjukkan rasa takut, pengganggu tersebut akan segera menyerah. Ajarkan keberanian pada anak agar dapat menghadapi anak pengganggu.
  • Orang tua juga sebaiknya menghubungi guru atau kepala sekolah untuk meminta bantuan berupa pengawasan dan peringatan pihak sekolah terhadap tingkah laku para pengganggu tersebut.

 

Box

Luqman berkata, “Wahai putraku, barangsiapa yang lalai dalam perselisihan, dia akan dimusuhi. Barangsiapa yang melampaui batas di dalamnya, akan berdosa. Maka katakanlah yang benar walaupun pada dirimu sendiri dan janganlah beri kesempatan (bagi dirimu) untuk marah”.

 

  1. Mengisolasi Diri

Menjauhkan diri dari lingkungan sosial apalagi dari lingkungan keluarga akan merugikan anak sendiri. Islam menyuruh kita bersaudara dengan menghilangkan segala rasa dendam yang berada dalam hati manusia. Dengan bersaudara kita menghindari tingkah laku mengisolasi diri.

 

Mengisolasi diri adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan penarikan diri dari lingkungan sosial yang dilakukan secara sadar oleh anak. Salah satu tugas anak adalah berinteraksi dan bermain dengan teman sebayanya. Akan tetapi dalam prakteknya terdapat anak yang mengalami konflik dan perselisihan, sehingga anak menarik diri dari temannya. Selain itu terdapat beberapa anak yang pemalu terhadap situasi baru sehingga cenderung mengisolasi diri. Anak yang melakukan isolasi diri, biasanya tidak memiliki pergaulan luas, tapi mereka yang masih bisa bergaul tidak disebut terisolasi dari lingkungan. Hal ini disebabkan  kemampuan berhubungan dengan orang lain yang kurang baik.

 

Cara Mengatasi Mengisolasi Diri

  • Orang tua perlu memberi perhatian kepada anaknya yang tiba-tiba menjauhi teman-temannya dan anak tidak memperlihatkan keterampilan sosial.
  • Dukungan teman-temannya penting bagi anak yang cenderung melakukan isolasi diri.
  • Berikan persetujuan dari teman-temannya sebagai wujud kesetiakawanan. Hal ini merupakan hal yang berarti bagi remaja.
  • Ajak anak pergi bersama teman-temannya seperti jalan ke mall, acara olah raga, dan pergi jalan-jalan.
  • Anak yang terisolasi akan kehilangan kegembiraan dan akan mengkaitkannya dengan citra diri yang rendah. Cobalah mengatur waktu bermain, libatkan anak pada acara keagamaan atau olah raga. Tapi jangan paksa anak ke dalam situasi yang menakutkan.
  • Dampingi anak selama berada di kelompok bermain, hal ini mengurangi kemungkinan anak merasa takut dan ingin menarik diri.
  • Anak yang lebih tua tiba-tiba menghabiskan waktunya di kamar dan tidak memiliki kontak dengan teman sebayanya hal ini mungkin malu karena penolakan dari temannya. Apabila anak begitu hati-hati maka kemungkinan sebagai tanda lain dari depresi atau ketegangan. Anak yang mengalami depresi, sebaiknya pergi ke psikiater.

 

Box

Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan, di atas dipan-dipan (QS Al Hijr: 47).

 

  1. Menyombongkan Diri

Allah SWT melarang manusia menyombongkan diri, karena hanya Allah saja yang berhak sombong atas makhlukNya. Menyombongkan diri akan merusak hubungan sosial sesama teman. Allah SWT melarang memalingkan muka dari manusia karena sombong, dan jangan pula berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Manusia yang tidak sombong adalah sederhana dalam berjalan, dan melunakkan suara.

 

Menyombongkan diri adalah cara lain dari seorang anak untuk menarik perhatian. Hal ini merupakan masalah dalam usia pra sekolah, dimana anak hanya menggunakan daya imajinasi dan fantasi dalam permainannya. Menyombongkan diri dapat menjadikan seorang anak terlihat lebih tua dari usia yang sebenarnya dan akan mengalami kesulitan dalam bergaul dengan teman sebayanya. Anak mengetahui antara kenyataan dan fantasi, dan temannya pun mampu memisahkan bualan tersebut dengan kenyataan yang sebenarnya.

 

Anak–anak saling menyombongkan diri karena mereka diliputi oleh fantasi atau juga karena rasa penghargaan pada diri sendiri kurang dan mereka berusaha menyembunyikan kekurangan diri mereka. Menyombongkan diri nampaknya sering terjadi pada usia tujuh–delapan tahun, ketika anak sering merasa tidak yakin pada diri mereka  (kurang PD) dan tidak yakin penerimaan teman–teman terhadap diri mereka. Mereka seringkali membesar–besarkan diri mereka agar dapat diterima dalam sebuah kelompok.

 

Cara Mengatasi Menyombongkan Diri

  • Berikanlah pengertian pada anak bahwa menyombongkan diri bukanlah suatu cara yang tepat untuk mencari teman atau mencari perhatian.
  • Jika self-esteem anak tersebut rendah, cobalah untuk menolongnya dengan mengalihkan perhatiannya atau menghadapi perasaan tidak aman pada dirinya.
  • Bantulah anak memikirkan cara untuk berteman dengan anak–anak lain.
  • Jika anak sedang menyombongkan diri tentang bakatnya, ajarkan ia kerendahan hati dan rasa empati.
  • Tanyakan pada dirinya, “Bagaimana perasaanmu jika kamu bukanlah seorang pemain bola yang baik dan temanmu selalu menceritakan kelemahanmu?” Berikan penjelasan dan kesadaran pada anak tentang perbedaan kemampuan setiap anak.
  • Bicarakan dengan anak tentang pentingnya saling bergantian dan membiarkan orang lain bercerita tentang diri mereka selama pembicaraan. Kemudian latihlah apa yang telah anda ajarkan.

 

Box

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanakanlah kamu dalam berjalan, dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai (QS Luqman: 18-19).

 

“Wahai putraku, tidaklah Allah disembah dengan sesuatu yang lebih utama daripada akal. Dan tidaklah sempurna akal seseorang, sehingga di dalamnya terdapat sepuluh sifat; aman dari rasa sombong, berangan-angan akan petunjuk kebenaran, mencari makan di dunia dengan benar, mengeluarkan kelebihan dari hartanya, lebih senang merendah diri daripada sombong, lebih senang berhina diri daripada berbangga diri (ini apabila berarti rendah hati dan kasih sayang terhadap sesama kaum muslimin), tidak bosan menuntut pemahaman sepanjang masa, tidak jemu dalam memenuhi kebutuhan dengan kemampuannya, memandang banyak kebaikan orang lain dan memandang sedikit kebaikan pada dirinya. Dan sifat yang ke sepuluh –yang dengannya, kemuliaan seseorang akan terangkat dan kedudukannya akan tinggi- yaitu, menganggap semua orang lebih baik dari dirinya, dan menganggap dirinya lebih buruk dari mereka.

 

Dan adapun manusia itu terbagi menjadi dua golongan: golongan yang lebih baik dan lebih utama darinya; serta golongan yang lebih buruk dan rendah darinya. Dan dia bersikap rendah hati (tawadhu’) terhadap kedua golongan itu. Apabila dia melihat orang yang lebih baik dan mulia darinya, dia berangan-angan untuk bertemu dengan orang itu. Dan apabila dia melihat orang yang lebih buruk dan rendah darinya, dia akan berkata: “Barangkali orang ini akan selamat dan aku akan binasa. Barangkali kebaikan orang ini tersembunyi dan hal itu lebih baik baginya, dan kebaikanku tampak dan hal itu lebih buruk bagiku. Maka dengan demikian, dia telah menyempurnakan akal dan bahagia orang-orang yang hidup pada zamannya”.

 

Luqman berkata: “Wahai putraku, barangsiapa yang memikul apa yang tidak dia mampui, akan lemah. Barangsiapa yang merasa bangga (‘ujub) pada diri sendiri, akan hancur. Barangsiapa yang sombong terhadap orang lain, akan hina. Barangsiapa yang enggan bermusyawarah, akan menyesal. Barangsiapa yang bergaul dengan orang-orang pintar, akan menjadi pintar. Dan barangsiapa yang sedikit perkataannya, akan panjang kesehatannya”.

 

Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung (QS Al Isra’: 37).

 

Apabila orang-orang jahil mengganggu mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang mengandung keselamatan (QS Al Furqan: 63).

 

Ya, Allah! Aku berlindung kepadaMu dari tiupan syaitan (maksudnya kesombongan)  (HR Ahmad 1/404 h.n 3830).

 

Rasulullah SAW bersabda: “Tidak akan berkurang harta yang disedekahkan dan seseorang yang selalu membiasakan pemberian maaf maka Allah akan menambah kemuliaan kepadanya dan tidaklah seseorang itu tawadhu (rendah diri) kecuali Allah akan mengangkat derajatnya” (HR Turmudzi 4/376 h.n 2029).

 

Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku, hendaklah kalian sering merendahkan diri sehingga tiada seseorang berlaku aniaya terhadap seseorang yang lain, dan janganlah seseorang bersikap sombong terhadap seseorang yang lain (HR Muslim 4/2198 h.n 2865).

 

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT telah menjadikanku hamba yang mulia, dan tidak menjadikanku sombong dan berbuat sewenang-wenang” (HR Abu Daud 3/348 h.n 3773).

 

Allah SWT berfirman, “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri” (QS An-Nisa: 36).

 

Allah SWT berfirman, “Tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong” (QS An-Nahl: 23).

 

Allah SWT berfirman, “Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina” (QS Al-A’raf: 13).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Allah Azza wa Jalla berfirman, “Kebesaran itu pakaian-Ku, keagungan itu kain sarung-Ku. Barangsiapa merebut salah satunya dari–Ku, akan Kulemparkan ke neraka” (HR Muslim 4/2023 h.n 2620).

 

Rasulullah SAW pernah ditanya oleh sahabat tentang seorang pemuda yang selalu berpakaian bagus, “Apakah orang ini termasuk sombong ya Rasulullah. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak, tetapi orang sombong itu adalah orang yang tidak mau menerima kebenaran dan meremehkan manusia” (HR Muslim 1/93 h.n 90).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan meskipun sebesar biji sawi” (HR Muslim 1/93 h.n 90).

 

  1. Persaingan dengan Teman

Persaingan yang dibolehkan adalah perlombaan atau kejuaraan yang menguji kemampuan dan prestasi. Persaingan yang dibolehkan berdasarkan kejujuran, keadilan dan memotivasi untuk meningkatkan prestasi.

 

Persaingan merupakan insting mendasar untuk bertahan.  Hal ini juga merupakan nilai kebudayaan di masyarakat Barat dan sebagian di masyarakat kita.  Pasar ekonomi bebas kita pasti mempunyai dasar bahwa hanya mereka yang tersehat yang dapat bertahan atau paling tidak mendapat pengakuan dan memperoleh kekayaan.

 

Daya saing yang sedikit di kalangan anak-anak akan membuat penyesuaiannya terhadap suatu perubahan berjalan lebih lancar. Ini akan membantunya memotivasi diri anak untuk meningkatkan diri sendiri agar bekerja keras, menguji kemampuannya, dan bekerja untuk maju. Jika seorang anak tidak mempunyai keinginan atau kesempatan bersaing, maka anak tidak akan pernah menyadari potensi yang dia miliki. Dengan melalui pengenalan dan pengasuhan maka rasa percaya diri seorang anak akan semakin berkembang.

 

Adanya perasaan bersaing juga dapat memberikan masalah pada anak. Bila terlalu banyak rasa bersaing berarti anak tidak dapat mengerjakan sesuatu seperti main pada sebuah permainan secara baik. Anak hanya melakukannya untuk menang. Bagaimana bila gagal? Apa yang terjadi pada harga diri dan percaya dirinya jika anak tidak dapat menerima sesuatu kecuali menjadi anak yang terbaik? Tidak ada orang yang dapat menjadi terbaik selamanya.

 

Bila terlalu bersaing di antara anak berarti anak bukan belajar untuk mempelajari, tetapi untuk mendapatkan semua hal yang penting. Mencapai hasil akhir yang baik dari suatu kegiatan dalam pendidikan dapat mendorong anak untuk mencontek, merusak segi etis, atau berbohong kepada orang tua apabila dia gagal. Anak yang mempunyai kecenderungan daya saing juga dapat menemui kesulitan bekerja sama dalam suatu kegiatan bermain dalam kelompok atau berteman.  Siapa yang ingin menghabiskan waktu dengan orang yang harus menang dalam suatu permainan atau akan memukul apabila kalah? Tentunya tidak ada anak yang ingin bermain dengannya.

 

Daya saing juga dapat memperburuk hubungan saudara. Beberapa persaingan di antara saudara kandung tentu saja normal bahkan mungkin juga sehat. Persaingan ini akan menguat ketika anak-anak berkelamin sama atau mereka yang berdekatan usianya, atau bila ada yang punya bakat yang luar biasa.

 

Sebagai orang tua, anda dapat membuat persaingan anak menjadi kontraproduktif yaitu dengan cara membandingkan anak-anak tersebut. Hal ini akan menimbulkan keretakan di antara mereka. Ingatlah bahwa anda tidak akan selalu berada di samping anak dan ingat pula nantinya keluarga anda akan dipengaruhi oleh hubungan satu sama lain di antara anak-anak anda.

 

Salah satu bentuk umum dari persaingan masa kanak-kanak adalah persaingan antara anak-anak yang sebaya atau di antara saudara kandung mereka.

 

Cara Mengatasi Persaingan

  • Apabila anak anda mempunyai persaingan yang mengkhawatirkan, pertama kali telitilah kembali tekanan yang anda berikan padanya. Apakah anak dapat merasakan bahwa cinta atau penerimaan anda bergantung pada kemenangan yang anak peroleh?
  • Perbaiki persaingan yang tidak sehat dengan melakukan suatu permainan tanpa memberikan nilai. Dengan memasukkan pemahaman nilai yang baik atau cukup akan menolong anak dalam menilai kemampuannya sekarang terhadap kemampuannya yang dulu. Apakah dia menunjukkan kemajuan? Itulah yang merupakan prestasi bukannya persaingan.
  • Pujilah anak atas usaha terbaiknya. Hal ini berbeda dengan berusaha menjadi yang terbaik.  Pujilah  anak atas kesportifannya kalau dia kalah. Yakinkan bahwa esok adalah hari lain dimana masih ada kesempatan untuk meningkatkan diri. Hidup itu penuh dengan kemenangan dan kekalahan, dan penting bagi seorang anak untuk dapat mengatasinya dengan semua pengalamannya yang dimiliki dengan tetap menghargai dirinya sendiri.
  • Apabila anda merasa sebaliknya, bahwa anak kurang memiliki daya saing, telitilah sekali lagi. Apakah tujuan yang anda inginkan darinya realistis? Atau apakah anda memberikan ambisi anda kepada anak? Beberapa anak mempunyai sifat kurang memiliki dorongan dan kurang memiliki daya saing.  Ingatlah, bahwa tidak semua orang dapat atau harus mencoba menjadi seorang bintang atau menjadi sang juara.

 

Box

Dari Abdullah bin Harits, ia berkata: “Rasulullah SAW membariskan Abdullah, Ubaidillah dan beberapa orang anak Bani Abbas, kemudian beliau berkata: ‘Barangsiapa yang lebih dulu sampai kepadaku, maka dia akan mendapatkan begini dan begini’. Ia (Abdullah bin Harits) berkata: “Merekapun berlomba lari kepada beliau, lalu ada yang memegang punggung dan dada beliau, kemudian Nabi mencium mereka dan menggandeng mereka” (HR Ahmad 1/214 h.n 1836).

 

  1. Persaingan Saudara Kandung

Islam melarang permusuhan dan perpecahan sesama saudara, apalagi sesama muslim. Dilarang saling berebut dan bersaing sesama muslim. Persaingan dan perebutan ini akan menjadikan umat lemah. Bersabar dan lapang dada merupakan cara untuk mencegah munculnya persaingan sesama muslim. Persaingan di antara saudara kandung juga akan melemahkan kesolidan keluarga dan merugikan keluarga. Perselisihan di antara keluarga merupakan sesuatu yang wajar, namun apabila perselisihan dan persaingan ini berlebihan akan merusak diri sendiri.

 

Adik-kakak dalam rumah dan keluarga biasa berebut dan bersaing terhadap satu benda. Sibling rivalry atau persaingan antar saudara merupakan suatu ketegangan yang terjadi di antara kakak dan adik dalam suatu keluarga. Hubungan yang tadinya hangat antara kakak dan adik, biasanya mulai ‘mendingin’ ketika adik bertambah usia. Apalagi bila jarak usia antara keduanya cukup dekat. Hubungan mereka merupakan persaingan, dimana masing-masing pihak berusaha untuk lebih unggul dari yang lain. Anak yang lebih muda usianya sering merasa tak berdaya, terutama bila tingkah lakunya selalu dikritik oleh anak yang lebih tua. Sementara anak yang lebih tua merasa kekuasaannya terampas, apalagi kalau ia harus selalu mengalah kepada kemauan adiknya. Perhatian orang tua dan lingkungan kini terbagi dua antara dia dan adik.

 

Persaingan antara kakak dan adik merupakan wujud ketegangan dari hubungan mereka. Di balik ketegangan yang timbul, persaingan antar saudara memiliki fungsi pendidikan. Persaingan dapat menjadi bekal utama anak untuk belajar hidup bersama orang lain. Belajar berbagi, belajar merasakan indahnya kemenangan dan pedihnya kekalahan, belajar mencintai orang lain dan belajar mengatasi perasaan kesalnya. Dengan bimbingan orang tua, kakak dan adik yang bertengkar dapat dilatih untuk mengatasi suatu perselisihan dengan baik. Perlu dijaga agar perselisihan tidak mengakibatkan korban fisik atau membuat anak yang lebih kuat mengembangkan sifat agresif.

 

Kata “rivalry“ berasal dari kata latin rivalis, yang artinya memiliki hak sejajar. Kata tersebut cocok dengan istilah sibling rivalry karena kakak beradik berasal dari sumber makanan sama yang digunakan untuk pertumbuhannya. Hubungan saudara kandung terbangun atas kemampuan untuk berbagi dalam banyak hal yang melibatkan  kebaikan anak dan waktu luang bersama orang tua, rumah, sumber ekonomi dan pertalian sanak saudara.

 

Anak kecil tidak memahami bahwa orang tua dapat mencintai semuanya. Di benak mereka, terasa kesempatan yang tersedia sangat kecil. Dan saat anak yang baru lahir mendapat perhatian, pasti dirasakan berasal dari bagiannya. Tidak heran kalau anak akan bersaing atau berebut.

 

Meski demikian, definisi rivalry banyak berasal dari saudara kandung. Dari sinilah pertalian penting dalam persaudaran itu berasal. Hubungan kakak beradik merupakan hubungan yang paling panjang selama hidup. Masa anak-anak memberi kesempatan untuk menyelesaikan masalah sosialnya, toleransi kepada orang lain, belajar berbagi dan menerima kenyataan baik atau buruk serta menerima perasaan tidak enak kepada orang yang kita cintai. Sebetulnya hubungan dengan saudara kandung merupakan sarana mempraktekkan hubungan sosial di masa depan.  Di dalam keluarga yang orang tuanya tidak berfungsi (karena sibuk atau meninggal), saudaranya seringkali membantu keberhasilan satu sama lain di antara saudara, dan saling memenuhi kebutuhan emosi. Kenyataannya anak yang paling kecil umumnya yang paling menderita karena orang tuanya sudah pensiun, sementara anak sendirian dan kakaknya telah meninggalkan rumah.

 

Orang tua yang mempertahankan aturan lama, berpendapat bahwa persaingan keluarga sebagai hal yang sangat naif, tapi bisa saja keinginan seorang ibu bahwa anak tidak bertengkar adalah harapan keluarga. Memang menyakitkan bagi orang tua saat mendengar anak mereka saling bertentangan. Sedangkan anak-anak adalah orang-orang yang sangat mereka cintai.

 

Saat orang tua tidak dapat membuat anak-anak kandungnya saling bersahabat maka anda bisa membantunya untuk saling menghormati. Saling menghormati adalah sifat yang pokok, dan akan lebih awet daripada sekedar perasaan saja. Hindari membanding-bandingkan, di antara anak-anak.

 

Orang tua perlu memikirkan tentang anak-anak sebagai satu keutuhan keluarganya, berupa satu bagian dari sebuah pasangan. Ajarkan anak untuk berkomunikasi. Sepanjang mereka tidak saling menyakiti secara fisik atau emosi, biarkan mereka menyelesaikan dengan cara mereka. Hal itu akan mengikat tali persaudaraan ketika masing-masing individu tumbuh dan belajar mengenai  cara berhubungan di antara mereka.

 

Penyebab Persaingan Saudara Kandung

  • Temperamen yang berbeda.

Tiap anak memiliki temperamen berbeda yang dapat menyebabkan permusuhan dan iri. Anak yang pendiam dan pemalu mungkin saja iri terhadap saudara kandungnya yang selalu menjadi pusat perhatian.

  • Perasaan tidak tenang.

Ketakutan yang biasa terjadi pada anak yang memasuki tahap pra sekolah adalah perasaan diabaikan saat ia memiliki adik. Anak akan bereaksi dengan tingkah laku yang berbeda, ia menjadi tidak bergairah dan suka menyendiri, berubah sikapnya menjadi seperti tingkah laku bayi. Sebagian anak bahkan mulai ngompol. Hal ini bukan disebabkan benci pada adik bayinya, tapi karena takut kehilangan perhatian orang tua.

 

Cara Mencegah Persaingan Saudara  Kandung

  • Ibu ketika hamil dapat memberitahu anak bahwa sebentar lagi akan mendapatkan seorang adik yang dapat diajaknya bermain dan perlu dilindungi.
  • Orang tua melibatkan anak dalam persiapan menyambut bayi, seperti mempersiapkan kamar, kebutuhan mandi, baju-baju bayi dan lain-lain.
  • Orang tua memberi kesempatan untuk merasakan gerakan bayi dalam perut anda.
  • Memberitahukan bahwa bila tiba saat melahirkan, ia tidak akan bertemu ibu untuk beberapa waktu. Dengan demikian anak tidak cemas kehilangan ibu dan tidak merasa adiknya yang merebut ibunya.
  • Apabila anak menunjukkan rasa tidak senang dan tidak mau mendekati adik, jangan paksa ia untuk mendekat, biarkan anak datang sendiri karena rasa ingin tahu.
  • Usahakan agar anak berada di dekat orang tua atau ikut membantu mengurus bayi sehari-hari.
  • Orang tua mengatur agar ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan bersama-sama, misalnya anak bisa makan sambil duduk di samping ibunya yang sedang menyusui bayi.
  • Diharapkan keterlibatan ayah, karena sangat diperlukan untuk memberi kompensasi perhatian, saat ibu terlalu sibuk dengan adik.

 

Cara Mengatasi Persaingan Saudara Kandung

  • Orang tua mengawasi perilaku setiap anak dan memberi kasih sayang serta pengarahan secara wajar.
  • Diusahakan agar tidak emosional dalam menengahi suatu persaingan, agar anak belajar banyak dari sikap orang tua yang tenang.
  • Bersikap adil terhadap semua anak. Karena itu jika muncul argumen, dengarkan kedua belah pihak dan ajak diskusi. Jika ini tidak berhasil, pisahkan mereka. Waspadai kondisi yang dapat menyebabkan  pertengkaran dan awasi mereka guna mencegah pertengkaran karena sebab yang sama akan berlanjut lagi.
  • Orang tua dapat mencegah perasaan tidak tenang jika anak telah siap menerima adik mereka yang baru lahir. Jelaskan apa yang akan terjadi jika adik bayi lahir. Misalnya, anak harus siap menerima ibunya memberikan waktu lebih banyak kepada adik bayinya. Jangan berikan janji padanya bahwa ia akan tetap bersama ibunya, karena apabila tidak terpenuhi akan mengakibatkan anak kecewa.
  • Orang tua harus mencoba menghabiskan waktu yang cukup dan adil untuk tiap anaknya. Direkomendasikan agar ayah menghabiskan waktu bersama anak lakinya sedangkan ibu bersama anak perempuannya. Namun, harus diperhatikan bahwa anak yang masih sangat kecil lebih memilih bersama ibunya.
  • Orang tua sebaiknya tidak membiarkan anak berduaan saja dengan adik bayinya. Anak di bawah usia enam tahun dapat menyakiti bayi secara sengaja ataupun tidak, jadi orang tua jangan membiarkan hal ini sampai terjadi. Para pengasuh harus selalu mengawasi anak tersebut.
  • Jika anak menjadi sangat kasar pada saudaranya, maka orang tua perlu meneliti situasi keluarganya untuk mengetahui penyebab yang memicu masalah tersebut, misalnya, masalah kelahiran atau penyakit serius. Jika situasinya sulit dihadapi dan masalahnya sangat mengakar, itu artinya bantuan ahli atau psikolog dibutuhkan.
  • Mulai dari kehadiran anak kedua (dan seterusnya) bukan berarti tidak memperhatikan kelahiran yang pertama. Saat anda memberi kabar kelahiran berikutnya maka katakan, ”Kamu akan jadi kakak“. Bawa anak ke rumah sakit, dan katakan padanya dia sudah jadi kakak. Saat anda pulang, pastikan memiliki jadwal untuk mereka. Amati anak apakah melakukan kekeliruan dalam toilet training atau manja dan menuntut.
  • Saat anak melihat anda lebih sayang atau mengasihi bayi, dia akan menuju pangkuan juga. Biarkan anak mengekspresikan kecemburuan dan ajarkan ia mengungkapkan dalam kata-kata untuk perasaannya.
  • Bagaimanapun juga, jangan tinggalkan anak berusia dua tahun sendirian bersama bayi. Dia tak tahu kalau akan terjadi bahaya atau menyakiti.
  • Saat penjenguk berdatangan, pasti perbincangan tentang persalinan. Kakak butuh perhatian dan penghargaan, lagi pula bayi tidak peduli dengan hal tersebut. Minta pada sang kakak untuk membawakan hadiah.
  • Hargai sikap anak yang “manis” dan beri perhatian ketika anak bersikap baik.
  • Jangan paksa anak menjadi teman karib, masing-masing anak memiliki watak yang berbeda.
  • Jadwalkan waktu-waktu khusus untuk masing-masing anak jika seorang anak memiliki masalah, perhatikan kaitannya dengan anak tersebut, jangan bandingkan dengan saudaranya yang lain.

 

Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan

  • Anak terkadang mementingkan dirinya sendiri dan cenderung agresif.
  • Saling memukul di antara anak merupakan masalah besar.
  • Perhatian anda merupakan hadiah, karenanya jangan berfungsi sebagai wasit. Anak biasanya berkelahi karena keberadaan kedua orang tuanya (terutama ibu) yang tidak memberi keadilan perhatian. Ketika anak bersama, tinggalkan anak dan mereka akan berhenti.
  • Sebaiknya anda terlibat hanya saat anak saling menyakiti dan menghina.
  • Beri perhatian pada korban bukan pada penyerang. Jika anda tidak bisa menentukan maka konsekuensinya, perhatian diberikan kepada semua anak.
  • Beri petunjuk bagaimana menegosiasikan perbedaan. Bicarakan bagaimana cara bersepakat. Lalu tinggalkan dan biarkan mereka menyelesaikan sendiri.

7)      Ajarkan anak untuk tidak menjawab hinaan atau teriakan yang tidak patut dari saudaranya.

  • Kenali masalah dari dua pihak, pahami perasaan dari masing-masing anak dan jangan pilih-pilih kasih.
  • Peringatan terakhir ketika pertengkaran di dalam mobil: menepilah dan ucapkan perlahan, “Ayah tidak dapat konsentrasi dan menyetir dengan tenang jika semua ribut”. Matikan mobil dan tunggu sampai mereka berhenti.

 

Box

Janganlah kamu sekalian saling berselisih berebut-rebutan, bila kamu berbuat demikian akan menjadi umat yang lemah, sehingga hilanglah kekuatanmu. Sabarlah, sesungguhnya Allah itu beserta orang-orang yang sabar (QS Al Anfal: 46).

 

Barangsiapa yang membuat kelapangan atas kesempitan manusia di dunia, maka Allah akan memberikan kelapangan kepadanya dari kesempitan suasana di hari kiamat. Barangsiapa yang memberikan kemudahan kepada orang yang mengalami kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan kepadanya di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang menutupi aib orang muslim di dunia, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah senantiasa memberikan pertolongan kepada seorang hamba, sepanjang hamba tersebut mau memberikan pertolongan kepada saudaranya (HR Muslim 4/2074 h.n 2699).

 

  1. Sikap Anti Sosial

Islam melarang bersikap yang anti sosial seperti dengki, mengumpat temannya, mencari muka, dan berbuat maksiat. Sikap anti sosial ini akan mempengaruhi hubungan sosialnya. Kegiatan merusak, mencuri, menipu dan kriminal, adalah contoh sikap anti sosial yang dilarang.

 

Sikap anti sosial bisa didefinisikan sebagai perilaku yang melanggar norma-norma atau aturan yang berlaku di masyarakat. Mencuri, membakar, kekerasan pada binatang, tindakan perusakan dan kekerasan kriminalitas adalah merupakan tindakan-tindakan anti sosial. Semua perilaku ini menandakan tidak ada pertanggungjawaban secara umum, kekurangan perhatian kepada orang lain, permusuhan dan penyerangan. Seorang anak yang menunjukkan sikap anti sosial, akan gagal belajar dari teman sebaya dan penerimaan orang tuanya serta tidak memahami, apa yang bisa diterima dan yang tidak.

 

Sikap yang kurang serius dalam penanganan akan mengakibatkan seorang anak memiliki aktivitas-aktivitas ekstrim. Campur tangan orang tua pada masa-masa ini dapat menolong anak menghindarkan dari tingkah laku anti sosial tersebut. Jika anak anda terkait dengan tindakan anti sosial, anda harus mencari nasihat dari psikolog. Jangan mengacuhkan gejala-gejala ini.

 

Box

Luqman berkata: “Wahai putraku, orang yang dengki mempunyai tiga tanda; dia akan mengumpat temannya apabila dia tidak ada, dia akan mencari muka jika temannya ada dan dia akan merasa gembira jika temannya berbuat maksiat” (Kitab Qishashul ‘Anbiyaa’, karangan Ats-Tsa’labi).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Jauhkanlah dirimu dari sifat dengki. Sesungguhnya sifat dengki itu akan melahap kebaikan laksana api melahap kayu bakar (rumput kering)” (HR Abu Daud 4/276 h.n 4).

D. MASALAH PERKEMBANGAN KOGNITIF

MASALAH PERKEMBANGAN KOGNITIF

 

  1. Gangguan Konsentrasi

Memahami suatu pesan dan informasi secara baik diperlukan konsentrasi. Tanpa konsentrasi, rasanya sulit bagi seseorang untuk memahami suatu pesan. Oleh karena itu, Nabi SAW dalam memberikan pengertian tentang suatu kalimat, diulanginya tiga kali. Hal ini dimaksudkan agar seseorang dapat berkonsentrasi dan mudah mengerti.

 

Gangguan konsentrasi berhubungan dengan kemampuan anak untuk memperhatikan dan berkonsentrasi. Kemampuan yang berkembang secara alami seiring dengan perkembangan seorang anak. Sebuah buku yang tidak menarik bagi anak usia dua tahun bisa jadi menyedot perhatiannya ketika ia berusia tiga tahun.

 

Anak yang sangat terganggu konsentrasinya mengalami kesulitan untuk memfokuskan perhatiannya, konsentrasi dan menyelesaikan tugas secara terus-menerus. Mereka sering lupa instruksi-instruksi, kehilangan barang-barang dan tidak mendengarkan orang tua atau gurunya. Mereka mungkin melamun di kelas atau kelihatan gelisah.

 

Perilaku seperti ini tentu saja menyulitkan orang tua dan guru. Tapi ingatlah bahwa bisa saja itu adalah karakter bawaan. Dalam hal ini, adakan kontak mata dan berikan perintah  dalam bahasa yang sederhana dan ringkas. Beri waktu jeda dalam mengerjakan PR, tugas rumah atau permainan untuk membantu anak memperoleh energi berkonsentrasi.

 

Sikap tidak memperhatikan bisa jadi disebabkan oleh situasi atau kekhawatiran tertentu. Semua anak bisa terlihat terganggu untuk alasan sekecil apapun. Misalnya, orang tuanya baru saja bertengkar, orang tuanya yang kabur; atau ia duduk di sebelah biang kerok kelas yang mengganggunya setiap jam istirahat. Atau ia mengalami kesulitan menyesuaikan diri bersekolah.

 

Cara Mengatasi Gangguan Konsentrasi

  • Jika seorang anak dulunya tidak mempunyai masalah konsentrasi sedangkan sekarang terlihat gelisah, maka sangat mungkin ada penyebab khusus dari ketergangguannya. Bicaralah padanya dengan cara yang simpatik dan tidak menuduh untuk mengetahui apa yang mengganggunya.
  • Jika anak bersikeras bahwa tidak ada masalah, tanyalah dokter anak. Mungkin ada kegelisahan psikologis. Sesuatu seperti infeksi virus biasa, bisa menjadikan anak kaku dan mengganggu daya konsentrasinya. Atau bisa jadi anak mengalami masalah pendengaran yang tidak terdeteksi, sehingga kegiatan mendengar membuatnya putus asa.
  • Kemungkinan lain bagi anak yang sangat mudah terganggu adalah menderita kekurangan daya konsentrasi. Bantulah kekurangannya ini dengan memberikan aktivitas yang banyak. Kontrol anak yang kurang konsentrasi dan anda mungkin mempunyai anak yang suka menabrak mainannya, mengganggu terus-menerus dan tidak mampu memahami perintah atau instruksi. Pekerjaan sekolahnya dan hubungannya dengan teman-temannya akan memburuk. Anak seperti itu bisa jadi menderita kegagalan konsentrasi dan hiperaktif.

 

Box

Dari Anas RA, ia berkata: “Nabi SAW bila mengucapkan suatu kalimat, beliau mengulanginya sampai tiga kali, sehingga pendengarnya memahaminya. Apabila beliau datang kepada suatu kaum, beliau memberi salam kepada mereka tiga kali (HR Bukhari 1/48 h.n 95).

 

  1. Kelambanan Perkembangan Pengertian

Islam mewajibkan pengikutnya untuk berilmu. Begitu banyak dalil Al-Quran dan Sunah yang menggambarkan kewajiban ini. Dengan ilmu, diharapkan seseorang mudah mengerti terhadap suatu objek. Tanpa ilmu, maka sulit bagi seseorang memperoleh pengertian. Kelambanan perkembangan pengertian juga bisa disebabkan oleh kemampuan dasar intelektual seseorang.

 

Anak yang bermasalah dan memiliki kemampuan intelektual yang rendah biasanya memiliki kelambanan perkembangan pengertian. Kelambanan perkembangan pengertian berarti anak memiliki kemampuan untuk mengerti sesuatu berada di bawah norma usia anak tersebut. Misalnya di sekolah teman-temannya sudah mampu berhitung hingga 20 tapi anak yang lambat, baru bisa berhitung hingga 10. Begitu pula dalam kelompok bermain, anak yang ini tidak bisa langsung mengikuti permainan temannya karena tidak mengerti.

 

Penyebab Kelambanan Perkembangan Pengertian

  • Anak dengan perkembangan intelektualnya berada di bawah norma anak seusianya.
  • Anak kurang memiliki pengalaman untuk mendapatkan kesempatan yang dijadikan sebagai dasar pengertian.
  • Disebabkan karena adanya faktor bawaan yang negatif.
  • Disebabkan oleh kondisi lingkungan yang mengganggu perkembangan otak yang normal selama bulan-bulan kritis kehidupan pra lahir dan awal paska lahir ketika otak berkembang paling cepat.
  • Adanya gizi yang buruk bagi ibu yang hamil dan anak setelah lahir.
  • Mengalami kerusakan otak yang tidak menguntungkan ketika dalam lingkungan pra lahir atau selama proses kelahiran, seperti anoksia atau tekanan pada otak janin selama proses kelahiran yang sulit atau pemberian obat yang berlebihan pada ibu untuk mengurangi kesakitan saat melahirkan.
  • Anak kurang mendapatkan rangsangan untuk menggunakan kesempatan dalam memperoleh pengalaman di luar lingkungannya.
  • Orang tua yang terlalu melindungi anaknya sehingga kurang pengalaman bagi anak.

 

Akibat Kelambanan Perkembangan Pengertian

  • Anak mengalami penyesuaian diri yang buruk.
  • Anak tidak berhasil dalam sekolah.
  • Anak tidak sportif dalam bermain karena tidak mengerti lelucon atau permainan temannya.
  • Anak mengembangkan konsep diri yang tidak realistis.
  • Anak mengembangkan sikap permusuhan terhadap teman seusianya.

 

Box

Katakanlah: “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? (QS Az Zumar: 9).

 

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu sekalian, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (QS Al Mujadalah: 11).

 

Menuntut ilmu itu wajib bagi kaum muslimin dan ilmu yang tidak diletakkan kepada orang yang bukan ahlinya seperti mengikat babi dengan emas permata (HR Ibnu Majah 1/81 h.n 224).

 

Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah memudahkan jalan untuknya menuju surga. Sesungguhnya malaikat meletakkan kedua sayapnya untuk menuntut ilmu, disebabkan ridha Allah kepadanya, dan orang yang alim akan dimintakan ampun oleh semua yang berada di langit dan di bumi, bahkan ikan di lautanpun akan memintakan ampun untuknya. Dan kelebihan seorang alim terhadap seorang abid seperti kelebihan bulan atas semua bintang (HR Turmudzi 5/48 h.n 2682).

 

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan  perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa-apa yang tidak diketahuinya (QS Al Alaq: 1-5).

 

Dan tatkala dia cukup dewasa, Kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu (QS Yusuf: 22).

 

Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikan kepadanya hikmah (kenabian) dan pengetahuan (QS Qashash: 14).

 

  1. Kesalahan Menginterpretasi

Interpretasi yang salah adalah miskonsepsi terhadap apa yang dilihat, didengar, dicium atau dikecap. Hal ini bisa terjadi karena salah dalam mengasosiasikan bukan salah pada pengamatan. Miskonsepsi ini akan mempengaruhi penyesuaian anak.

 

Ternyata menginterpretasi sesuatu secara salah adalah suatu kewajaran yang terjadi pada manusia. Pada zaman Nabi SAW juga terdapat interpretasi yang salah terhadap seorang wanita tua.

 

Penyebab Interpretasi yang Salah

Ada beberapa sebab anak punya interpretasi yang salah, yaitu:

  • Pemahaman dan kemampuan akal seseorang yang kurang.
  • Adanya informasi yang salah dari lingkungannya. Ada beberapa orang tua yang kurang memperhatikan pertanyaan anak. Sehingga anak mencari sumber informasi ke tempat lain. Bisa kepada saudara, pembantu atau teman sebaya. Bisa juga ke media yang ditonton. Karena keterbatasan pengetahuan dari sumber informasi menyebabkan anak punya interpretasi yang salah. Media yang kurang bertanggung jawab akan memperburuk kesalahan konsep yang diperoleh anak.
  • Anak memiliki pengalaman terbatas sehingga memberi penilaian yang terbatas pula. Kadang untuk memudahkan aktivitas orang tua tidak jarang orang tua menipu anak. Misalnya, ketika anak bertanya tentang kunang-kunang. Orang tua dengan mudah menjawab bahwa kunang-kunang adalah kukunya orang yang sudah meninggal. Bagi orang tua yang keras dan otoriter kesalahan interpretasi mudah terjadi. Karena anak tidak diberi kesempatan untuk berpikir. Selain itu, adanya imajinasi yang kuat sehingga menyebabkan anak tidak bisa membedakan mana yang sesungguhnya dan mana yang imajinasi belaka. Ketidakkonsistenan orang tua dalam memberikan informasi juga memperparah keadaan ini. Apalagi informasi yang diberikan bertentangan dengan kenyataan yang dilihat anak. Anak semakin salah dalam menginterpretasikan informasi.

 

Cara Mengatasi Interpretasi yang Salah

  • Orang tua mengontrol bacaan dan acara televisi yang ditonton anak
  • Orang tua memperhatikan apa yang ditanyakan anak dan memberikan jawaban yang singkat, jelas dan benar.
  • Orang tua tidak memberikan informasi yang bertentangan.
  • Mengontrol perkembangan konsep diri anak.

 

Box

Dari Hasan Al Basri, katanya, “Seorang wanita tua datang kepada Nabi SAW seraya memohon, katanya: “Ya, Rasulullah! Doakanlah agar saya dimasukkan ke dalam surga”. Rasulullah bergurau: “Hai ibu Fulan, sesungguhnya surga itu tidak dimasuki oleh orang tua”. Ibu tua itu berpaling dan menangis. Maka Rasulullah SAW menyuruh seseorang untuk berpesan kepada ibu tua itu, katanya: “Beritahukan padanya, bahwa ia tidak memasuki surga dalam keadaan tua. Bukankah Allah Ta’ala sudah menjelaskan dalam firmanNya: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dengan sebaik-baiknya. Dan kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya” (QS Waaqi’ah: 35-37) (HR Tabrani fil Awsath 5/357 h.n 5545, hadits ini dhaif karena ada seorang perawinya yang dhaif).

 

  1. Kesulitan Belajar

Anak yang sulit belajar diwujudkan dalam kesulitan membaca, menulis dan bicara. Belajar merupakan satu alternatif utama untuk mengatasi ketidakmampuan tersebut. Namun demikian, kesulitan belajar yang didasari oleh kemampuan intelektual yang terbatas akan sukar mengatasi berbagai kesulitan belajar di atas.

 

Istilah “kesulitan belajar” muncul dari keputus asaan pendidik dan orang tua yang anaknya berkemampuan rata-rata atau cerdas tapi nilainya jelek di sekolah, walaupun mereka telah bekerja keras. Ini juga terjadi pada anak yang sepertinya tidak bisa belajar pada kecepatan normal, yaitu terjadi kesenjangan yang jelas antara IQ dengan kemampuan akademisnya. Kesulitan belajar ini tidak disebabkan oleh cacat sensoris yang serius, masalah emosional yang parah seperti depresi dan kerusakan otak. Juga tidak disebabkan oleh keterbelakangan mental atau kurangnya pengarahan dari sekolah. Sebaliknya anak yang kesulitan belajar seharusnya menjadi murid yang normal dan berhasil.

 

Kesulitan bagi anak yang bermasalah ini biasanya berasal dari masalah pengolahan neurologis. Ini tidak berarti bahwa mereka secara intelektual terbelakang. Tetapi anak yang mempunyai kesulitan ini mempunyai kemampuan di atas rata-rata. Masalahnya ada pada cacat jaringan urat syaraf yang membawa informasi ke otak, berkomunikasi satu sama lain. Dengan kata lain, ada gangguan pada struktur psikologis pada otak. Fakta bahwa kesulitan belajar ini cenderung terjadi dalam keluarga dan lebih berpengaruh pada anak laki-laki daripada anak perempuan.

 

Antara dua sampai sepuluh persen anak mengalami kesulitan belajar. Mayoritas terbesar kesulitannya adalah masalah membaca dan bahasa, serta bagaimana informasi verbal diolah otak. Orang sering menduga bahwa itu adalah penyakit dyslexia, yaitu suatu penyakit yang menyebabkan anak membaca huruf secara terbalik. Sebenarnya, dyslexia hanyalah 10% dari keseluruhan masalah kesulitan belajar.

 

Orang tua jangan panik jika anak-anak pra sekolah mereka menyusun huruf secara terbalik. Sampai anak berusia enam atau tujuh tahun, bagi mereka menulis dari kiri ke kanan, mengikuti arahan-arahan bukanlah sesuatu yang penting. Jika kemudian anak terus-menerus bingung membedakan huruf b dan d atau p dan q atau terbalik huruf dalam kata akan tetapi ketika anak sudah lama di sekolah maka akan muncul suatu masalah.

 

Kebanyakan, anak yang kesulitan belajar mempunyai masalah pengolahan bahasa atau sentral auditoris yang mengganggu cara penerimaan bunyi mereka. Pendengaran mereka bisa jadi normal, tapi ada masalah dimana suara secara internal ditransfer atau diterjemahkan oleh otak. Artinya anak akan mengalami kesulitan dalam analisa fonetis dan mengenali hubungan antara bunyi dan simbol (huruf alphabet).

 

Anak-anak ini sering di awal sekolah tidak ada masalah karena anak mempunyai kosakata padanan. Mereka bisa mengenali kata-kata singkat seperti kucing karena mereka telah menghapalkan seperti apa kucing itu. Kata-kata yang lebih panjang menyulitkan mereka karena mereka tidak bisa menyebutkannya dengan benar. Mereka mungkin rancu antara misalnya ta dengan ca. Anak yang tidak segera dilatih kemampuannya akan ketinggalan jauh dari teman sekelasnya.

 

Masalah yang dihadapi anak kesulitan belajar selain berhubungan dengan masalah hubungan bahasa juga termasuk memahami struktur bahasa. Mereka tidak punya indra otomatis terhadap grammar atau syntax, dan membaca satu kata sekaligus. Umumnya kita membaca dalam bentuk frasa, bukan kata per kata. Disfungsi seperti ini menunjukkan ketidakmampuan untuk menerima atau mengolah secara efisien serangkaian informasi, padahal itulah yang disebut bahasa.

 

Cara Mengatasi Kesulitan Belajar

  • Jika anda curiga bahwa anak anda mengalami kesulitan belajar, maka evaluasilah. Kesulitan belajar tidak akan hilang begitu saja. Seringnya, anak-anak harus belajar dengan cara lain dimana anak belajar lebih mudah dan menekankan pada bakat-bakat fungsional tersebut.
  • Kebanyakan orang tua khawatir bahwa dengan menganggap anak punya kesulitan belajar akan membahayakan percaya dirinya. Kenyataannya, dengan mengabaikan atau tidak mengetahui penyebab-penyebab masalahnya akan menjadi langkah mundur. Beri perhatian terhadap pelajarannya.
  • Kesulitan belajar yang tidak terdeteksi sering disebabkan oleh keyakinan bahwa masalah-masalah ini timbul hanya karena anak malas atau kelemahan intelektual, atau mencari alasan-alasan lain. Akan dapat membantu anak (dan gurunya) jika mereka mengetahui bahwa ia mengalami masalah psikologis, yang tidak ada hubungannya dengan kepribadiannya. Teliti alasan-alasan anak tidak mau belajar.
  • Dengan bantuan guru yang terlatih, anak akan mengenali dan menggunakan cara belajar yang paling cocok baginya. Ia akan belajar menggantikan ketidakmampuannya ini dengan cara belajar yang lebih berhasil, efisien, dan menyenangkan.
  • Jika anak telah bekerja keras tapi tetap saja ketinggalan, dan diejek sebagai anak yang lemah, ia mungkin akan kehilangan percaya diri dan motivasi. Beri anak semangat dan motivasi belajar.
  • Pastikan bahwa anda menggunakan guru yang berpengalaman dengan anak-anak yang kesulitan belajar, guru yang fleksibel dan yang baik, sehingga guru bisa menemukan cara terbaik untuk anak.
  • Guru kelas juga bisa membantu anak yang kesulitan belajar jika mereka diberitahu. Guru bisa menghadapi anak ketika berbicara, menulis atau menunjukkan instruksi secara lisan, atau mengulang kembali untuk memastikan bahwa anak memahami semua perbedaannya.

 

Box

Maka berilmulah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan Allah  dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu (QS Muhammad: 19).

 

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati semuanya akan diminta pertanggungan jawabnya (QS Al Isra: 36).

 

Menuntut ilmu itu wajib bagi kaum muslimin dan ilmu yang tidak diletakkan kepada orang yang bukan ahlinya seperti mengikat babi dengan emas permata (HR Ibnu Majah 1/81 h.n 224).

 

  1. Membenarkan Konsep yang Salah

Konsep salah yang diamalkan seseorang didasari oleh pemberian konsep yang salah. Perubahan terhadap konsep salah yang dipahami sebelumnya agak sulit terjadi. Hal ini disebabkan karena konsep awal yang diterima dan dipahaminya adalah yang salah. Sehingga yang terjadi adalah membenarkan konsep yang salah. Islam menyuruh kita untuk berilmu dan mengikuti suatu yang benar serta memperhatikan secara seksama setiap ilmu yang kita terima.

 

Anak bersikap dan berkonsep sesuai dengan informasi yang diperolehnya. Apabila informasi yang salah maka anak akan menerima konsep yang salah juga. Konsep salah yang dimiliki anak akan membahayakan anak dalam perkembangannya. Membenarkan konsep yang salah inipun mendapatkan kesulitan. Konsep yang paling sulit diubah adalah konsep diri dan konsep sosial, apalagi konsep ini tidak sekedar aspek kognitif tapi sudah diiringi aspek afektif.

 

Penyebab Membenarkan Konsep yang Salah

  • Pesan dan informasi yang tidak tepat.
  • Adanya pengalaman berupa penguatan terhadap konsep yang diperoleh, padahal konsep tersebut salah.
  • Anak memiliki pengalaman yang sedikit sehingga tidak bisa membandingkannya.
  • Anak yang mudah percaya terhadap segala informasi yang datang kepadanya.
  • Adanya penalaran dan interpretasi yang salah dari informasi yang diperoleh.
  • Pemikiran anak yang tidak realistis, sehingga cenderung berkonsep salah.
  • Anak salah dalam menafsirkan arti sesuatu.

 

Box

Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu? (QS Al-Kahfi: 66).

 

  1. Obsesi

Gangguan obsesi adalah gangguan yang terjadi pada anak. Ketika anak memiliki pikiran berulang-ulang yang berlangsung lama, mengada-ada dan irrasional. Misalnya anak yang takut kotor sehingga ia terus membersihkan tangannya.

 

Adalah wajar bagi anak-anak untuk mempunyai rasa ingin tahu atau keranjingan makanan.  Beberapa anak akan makan ayam potong dengan cara tertentu; sementara yang lain terbiasa dengan cara biasa, atau harus menghitung semua tangga saat pergi ke kamar mandi.  Kebiasaan ini adalah normal karena cara tersebut merupakan mekanisme kontrol penenangan dirinya.

 

Di lain pihak, obsesi adalah pengulangan, tindakan yang dirancang dengan tujuan menetralisir rasa ketidaknyamanan yang mengganggu kegiatan sehari-hari. Misalnya, seorang anak senang mencuci tangannya sehingga ia tidak dapat datang ke meja makan malam, atau mempunyai kebiasaan mengenakan pakaian yang begitu sulit dan lama sehingga ia selalu ketinggalan jemputan sekolah. Tingkah laku ini memberi kesan masalah emosional yang mendasarinya. Ia mungkin takut akan sesuatu yang berhubungan dengan makan atau pergi ke sekolah, dan dia percaya bahwa jika ia tidak mengikuti obsesinya, maka sesuatu yang buruk akan terjadi.

 

Hal yang menyedihkan tentang obsesi adalah mereka tidak pernah benar-benar menyelesaikan apa yang telah mereka rencanakan.  Mereka tidak mendapatkan rasa yang menenangkan atau meyakinkan. Hal inilah yang mendorong seseorang untuk mengulangi tindakannya berkali-kali.

 

Cara Mengatasi Obsesi

  • Apabila seorang anak cenderung keras dalam kebiasaannya atau secara terus menerus mencurahkan kemarahannya (setelah usia tiga tahun) dan ketika suatu kegiatan tidak dapat dilakukan dalam cara yang telah ditentukan, maka ia membutuhkan pertolongan.
  • Sebaiknya orang tua mengkonsultasikan kepada psikiater. Hal ini dilakukan agar diperlukan penanganan sehingga masalah dapat diatasi lebih dini.

 

  1. Rentang Perhatian

Anak-anak biasanya memiliki rentang perhatian yang terbatas. Distractbility atau rentang perhatian adalah lamanya waktu perhatian seorang anak terhadap suatu obyek.

 

Suatu hari Ibrahim sedang bermain tamiya. Baru beberapa detik memegang tamiyanya, dia bermain sepeda yang terlihat di garasi. Bukan hanya itu saja. Tamiya yang dibelikan ayah sering kali hilang. Tapi tak lama kemudian, Kak Wafi menemukan tamiya itu di bawah ayunan dekat taman. Di sekolah, Bu Guru kerap kali dibuat kewalahan karena ia tidak mau mewarnai sampai selesai. Saat hapalan, ada saja yang dilakukan. Kadang mencolek temannya, kadang ia sengaja minta izin ke belakang karena alasan sakit perut.

 

Pernahkah anak atau siswa kita mengalami seperti Ibrahim? Bila ya, berarti ia mengalami gangguan berkaitan dengan rentang perhatian.

 

Lalu apa penyebab rentang perhatian yang pendek?  Rentang perhatian bisa disebabkan oleh keterlambatan perkembangan syaraf. Selain itu faktor lingkungan juga mempengaruhi rentang perhatian. Misalnya rasa cemas, tidak aman, tidak sabar, tidak percaya diri dan terlalu tenggelam dalam lamunan.

 

Rentang perhatian sebenarnya dapat dicegah. Orang tua seharusnya memberikan motivasi bahwa anak mampu melakukan hal yang sesuai dengan perkembangannya. Misalnya, untuk anak usia dua tahun yang sudah mampu memakai sandal. Sebaiknya orang tua membiarkan anak memakai sandal sendiri walau kadang salah. Dalam memberikan mainan, diharapkan orang tua mampu memberikan variasi sehingga anak tidak mudah bosan. Dalam memberikan perhatian, diharapkan orang tua terfokus. Orang tua seharusnya memperhatikan hal-hal yang kecil pada diri anak. Misalnya, Farhanna hidungnya mancung. Anwar matanya tajam. Dengan demikian anak benar-benar merasa diperhatikan. Pada saat hamil, diharapkan ibu bisa menjaga kestabilan emosinya. Hal ini dapat mempengaruhi proses pembentukan sel otak pada janin.

 

Cara Mengatasi Rentang Perhatian

  • Sediakan lingkungan yang bersih dan rapi serta mengurangi hal-hal yang dapat mengalihkan perhatiannya. Misalnya mainan disimpan, barang-barang yang menarik disimpan dalam lemari, kalau perlu lantai diberi karpet dan tirai untuk meredam suara.
  • Memberikan jadwal kegiatan yang rutin untuk melatihnya dan perhatikan hal-hal yang mengganggunya.
  • Bila ada suara maka sebaiknya diberi bola kapas di telinganya.
  • Berikan hadiah bagi anak yang berhasil memusatkan perhatian pada tugas. Tugas yang diberikan sesuai dengan kemampuannya, tidak terlalu mudah atau terlalu sulit. Hadiah dapat diberikan berupa senyuman atau pujian.

 

Box

Rata-rata Rentang Perhatian:

  • Usia dua tahun, selama 7 menit
  • Usia tiga tahun, selama 9 menit
  • Usia empat tahun, selama 12 menit
  • Usia lima tahun, selama 14 menit

E. MASALAH PERKEMBANGAN BICARA

Masalah Perkembangan Bicara

 

  1. Bahasa dan Kemampuan Berbicara

Bahasa adalah penggunaan simbol-simbol (huruf, kata atau isyarat) dalam sebuah sistem yang diatur untuk berkomunikasi dengan orang lain. Kemampuan berbicara dalam versi lisan bahasa, aksi motoris dan oral berbicara.

 

Bahasa dan kemampuan berbicara memungkinkan kita untuk menyampaikan kebutuhan, keinginan dan ide-ide pada orang lain. Ini adalah karakteristik yang paling manusiawi, karena kemampuan ini membedakan manusia dari binatang. Ia adalah dasar sosialisasi dan kerjasama yang saling menguntungkan. Jika kemampuan anak belajar bahasa dan berbicara terhambat atau tertunda, akan sulit baginya untuk belajar dan berteman, untuk mengerti arahan-arahan, atau untuk menggambarkan apa yang dipikirkan atau dirasakannya.

 

Pikirkan tentang balita yang emosinya biasa menurun ketika ia dapat bicara. Pada waktu anak berbicara, keputus-asaan terhadap lingkungannya jauh berkurang. Ia mungkin meminta mainannya daripada merampasnya dari teman bermainnya.

 

Bagaimanapun, perkembangan itu tidak terjadi secara tepat. Kebimbangan mempunyai pengaruh yang besar dalam diri anak. Pikirkan tentang diri anda sendiri ketika anda tidak ingat sebuah kata atau nama yang anda inginkan. Anda mungkin malu atau kesal. Mungkin anda malah akan menarik diri dari percakapan sama sekali. Atau pikirkan tentang bagaimana rasanya ketika anda berada di negara asing dan anda tidak mengerti intonasi atau ritme apalagi arti dari ucapan pembicara aslinya. Akankah anda bertanya, atau acuh saja, cemas atau tertantang?

 

Seperti itulah yang terjadi pada anak-anak yang bermasalah dengan bahasa dan kemampuan bicara. Kebanyakan dari mereka akan mengalami kesulitan belajar dan pada akhirnya bermasalah dalam perilakunya.

 

Anak belajar bahasa dengan cara mendengarkan dan menirukannya. Otak bayi dirancang sempurna untuk itu. Ada bukti bahwa bayi bernafas seirama dengan bahasa dan membentuk mulut mereka untuk meniru suara yang dihasilkan orang  terdekatnya.

 

Bicaralah dengan anak. Bicaralah pada saat jeda waktu bermain, dengan kontak mata, membantu anak melihat, mendengar dan mengerti bahwa bahasa itu untuk komunikasi dan mencoba sendiri. Dengarkan gumaman dan ocehan bayi seolah-olah ia berbicara, karena pada kenyataannya ia memang berbicara. Berilah respon, gunakan kata-kata yang sederhana, jelas dan singkat. Hindari merespon balik dalam bahasa bayi yang tidak jelas.

 

Ingatlah bahwa sangat penting anak anda mendengar kata yang benar agar bisa membedakan perbedaan tipis dalam bunyi dan bahasa apapun. Masalah pendengaran atau serangkaian infeksi telinga tengah mempengaruhi cara anak menerima bahasa, yang bisa menghalangi kemampuan penyerapan bahasa dan menyebabkan jadi lambat bicara. Semakin cepat didiagnosa, maka anak akan semakin baik.

 

Antara usia enam bulan sampai satu tahun, bayi akan mengambil beberapa kata yang ia dengar, (botol, misalnya) dan memahami artinya. Ia mulai menerima bahasa pasif. Ia menyerap dan memahami kata. Di akhir usia satu tahun, ia seharusnya bisa mengikuti perintah-perintah singkat seperti “Tidak” atau “Berikan botolnya” atau pertanyaan seperti “ Kamu lapar?”

 

Inilah saatnya bagi orang tua “memberi label” barang-barang bagi bayi agar ia mengenal namanya. Ucapkan kata-kata seperti: “ini bolamu”, “tangkap bolanya”. Jika anak memberi isyarat pada sesuatu yang disukainya, beri tahu namanya. Tanyakan, apakah kamu mau bunga itu? Bunga merah. “Ibu ambilkan ya bunganya”. “Ini bunganya”. Tunjukkan yang mana mata, mulut, telinga dan hidung dari boneka kesayangannya. Bacakan kepada anak anda dan beri tahu benda-benda di buku berwarnanya. Suruh anak membedakan yang mana kuda, anjing dan kucing.

 

Biasanya ketika anak berusia sekitar satu tahun, ia mulai mengungkapkan kata-kata sederhana seperti “Mama, da-dah, anjing, panas”. Setelah itu, kosa katanya akan berkembang sangat cepat. Ia kemungkinan akan menambah kosa kata baru setiap bulan dan belajar mengembangkan kata-katanya menjadi kalimat yang lebih lengkap. Jika ia menunjuk seekor anjing dan mengatakan kucing misalnya jawablah: “Ayah/ibu melihat seekor anjing. Anjingnya ada di dekat pohon”.

 

Ingatlah, bahwa variasi normal itu sangat luas. Beberapa anak lambat berbicara, terutama anak laki-laki, adik, anak yang sedikit berinteraksi dengan orang dewasa dan balita yang sangat aktif menyempurnakan keahlian motoriknya. Sebagian anak hanya punya selusin kosa kata pada usia 18 bulan dan itu wajar saja. Bagaimanapun, ahli bahasa mengatakan parameter luar normal bagi anak adalah menguasai lima kata pada usia 18 bulan dan menggabungkan dua kata misalnya “buah lagi” – oleh anak usia duapuluh empat bulan. Antar usia dua dan tiga tahun, anak bisa mengembangkan 200-400 kosa kata. Pada akhir tahun, dia mengetahui kata untuk benda yang dikenalnya seperti menyusun dua atau tiga kata, menggunakan kata kerja: mengerti perbedaan antara “di dalam” dan “di bawah” dan mampu melengkapi instruksi lisan dua tahapan seperti “ambil bonekamu dan masuk ke kamarmu”.

 

Dari usia tiga sampai empat tahun, kosa kata anak berkembang pesat. Pada waktu anak berusia empat tahun, ia bisa menggunakan kata “apakah” pada awal pertanyaan. Menggunakan konsep peristiwa yang akan datang, seperti “kita akan pergi ke taman”. Menggunakan kata jamak tidak beraturan, seperti “kaki” dan menceritakan kisah dua peristiwa yang berhubungan secara urut.

 

Pada usia lima tahun, ia bisa membedakan irama kata dan menggunakan kata yang tidak termasuk dalam satu kelompok. Menghubungkan beberapa perincian (aku melihat anjing coklat lari mengejar bola dan menggunakan singkatan seperti “tak”). Pada usia enam tahun ia seharusnya bisa menggunakan seluruh kata tidak beraturan, artikel dan kata depan dengan benar, mampu menceritakan kisah yang panjang dan menjawab pertanyaan “mengapa” dengan penjelasannya sendiri.

 

Pada masa prasekolah ini, adalah hal yang biasa bila anak mengalami masalah artikulasi. Ia masih mempelajari dan mempraktekkan kemampuannya. Bantulah anak dengan bersabar ketika anak sedang mencari kata-kata atau gagap. Jangan dikoreksi, sebaliknya gunakan kata secara benar ketika salah mengucapkannya. “Ya sayang, ibu melihat kelinci ketika kamu mengucapkan tikus”. Beberapa kata memang susah, tapi anak harus menguasai seluruh bunyi pada waktu mereka berusia delapan tahun.

 

Ada banyak masalah yang bisa dialami anak dari bahasa dan kemampuan bicara. Beberapa anak mungkin tidak mendengar dengan baik, yang lain mungkin kesulitan membedakan bunyi yang mirip atau bunyi yang hampir sama, yang lainnya mungkin mengalami masalah proses pendengaran, yang berarti bahwa otak tidak menguraikan atau menyimpan bunyi dan kata-kata dengan tepat.

 

Anak-anak lain mungkin mengerti bahasa lisan tapi kesulitan mengungkapkan atau mencari kata yang pas. Mereka mempunyai kosa katanya tapi tidak bisa mengucapkannya, atau membuat kalimat. Anak seperti itu bisa menunjukkan gambar rumah misalnya, tapi tidak mampu mengucapkan namanya. Beberapa anak mengalami kesulitan bunyi bahasa, sehingga pembicaraan mereka sulit dimengerti.

 

Kesulitan yang jelas dalam memahami pembicaraan atau ucapan yang sulit dipahami dapat membuat anak menarik diri, lebih agresif dan putus asa. Setelah usia empat tahun, bahasa menjadi sangat penting untuk pertemanan dan belajar. Kebanyakan permainan membutuhkan pertukaran kata dan kebanyakan instruksi sekolah disampaikan secara lisan.

 

Kesulitan berbahasa dan berbicara mungkin diakibatkan oleh kombinasi dan interaksi faktor fisik genetis serta lingkungan. Masalah sering terjadi di rumah dan lebih mempengaruhi anak laki-laki anda daripada anak perempuan. Cacat fisik seperti langit-langit mulut yang rusak, kekurangan syaraf otak, tekanan dan pengabaian lingkungan bisa memicu kesulitan bahasa dan kemampuan bicara.

 

Tanda-tanda Tidak Menyerap Bahasa dan Kemampuan Bicara

  • Ketidak mampuan mengikuti arahan.
  • Kesalahan tata bahasa yang sering.
  • Putus asa yang tinggi, agresi atau kemarahan setelah usia tiga tahun.
  • Waktu konsentrasi yang sangat singkat ketika mendengar buku yang dibacakan.
  • Tidak menambah kosa kata baru.
  • Terus menerus salah mengucapkan kata dan menghasilkan suara yang berbeda dari teman-temannya.
  • Kesulitan belajar membaca.
  • Cemas ketika dipanggil di depan kelas.

 

Cara Mengatasinya

Evaluasilah segera, jangan menunda ketika ia punya masalah bahasa. Ahli bahasa bisa membantu mengoreksi atau mengatasi kesulitan sebelum anak malu atau terisolasi, menghambat proses belajarnya atau mempengaruhi percaya dirinya.

 

  1. Berkata Jorok

Islam juga melarang berkata kotor, jorok, melaknat dan mencela. Larangan bicara demikian adalah untuk menjaga hubungan yang baik dengan lingkungan sosialnya. Berkata jorok selain berdosa juga mengganggu hubungan dengan masyarakatnya.

 

Berkata jorok adalah perkataan yang tidak pantas bagi norma yang berlaku. Berkata jorok selain disebabkan oleh karena faktor lingkungan dan model keluarga, juga dapat disebabkan karena keinginan anak untuk mendapatkan perhatian dari lingkungannya.

 

Jenis Berkata Jorok

  • Profanity (mempermainkan kata-kata suci seperti Tuhan).
  • Cursing (menyumpahi orang seperti brengsek, sialan, dan kurang ajar).
  • Obscenity (menggunakan kata yang mengandung konotasi seksual atau mencemoohi seperti bodoh dan sinting).

 

Cara Mengatasi Berkata Jorok

  • Orang tua jangan mempedulikan apa yang telah diucapkan anak dimana anak mengeluarkan kata jorok. Apabila perkataannya tidak menjadi perhatian bagi orang tuanya maka anak akan tidak meneruskan kata-katanya.
  • Beri kesempatan kepada anak untuk berbicara sebagai ekspresi perasaannya.
  • Berilah contoh yang baik kepada anak tentang ucapan yang baik.
  • Berlagak bodoh, dengan menanyakan apa perkataan yang dimaksud.
  • Menunjukkan empati akan mengurangi kecenderungan anak untuk berbicara tidak pantas.
  • Menunjukkan ketidaksetujuan dengan ekspresi yang wajar.
  • Menghukumnya dengan cara mengisolasi anak selama beberapa menit misalnya dengan menyuruhnya masuk kamar.
  • Berdiskusi dengan anak tentang jeleknya berkata jorok.
  • Berilah ganjaran atau hadiah ketika anak mengurangi kebiasaan buruknya.

 

Box

Tidak dikatakan orang yang beriman, orang yang suka mencela, melaknat, berperangai buruk dan berbicara kotor (HR Turmudzi 4/350 h.n 1977).

 

Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia berkata yang baik atau diam (HR Bukhari 5/2272 h.n 5784 dan Muslim 1/68 h.n 47).

 

Dalam kesempatan yang lain, beliau mengemukakan: “Anak yang masih kecil harus dijauhkan dari tempat permainan, kebatilan, tempat hiburan, mendengarkan suara-­suara keji dan jorok, bid’ah dan pembicaraan kotor. Sebab jika ia sudah menjadi pecandu berat dalam mendengarkan hal-hal tersebut, pada saat menginjak usia remaja (dewasa), akan sulit untuk dibebaskan dari kebiasaan tersebut. Merubah kebiasaan merupakan perkara yang paling sulit”.

 

Rasulullah SAW bersabda, “Bukanlah orang mukmin itu orang yang suka mencela, mengutuk, berkata keji dan berkata kotor” (HR Turmudzi 4/350 h.n 1977).

 

  1. Bicara Berantakan

Nabi SAW berbicaranya jelas dan terperinci dengan baik, sehingga orang mudah memahami pembicaraannya. Sebaliknya, bicara yang berantakan akan sulit dipahami dan mendapatkan gangguan pergaulan sosialnya. Bahkan bicara yang tertib akan mudah dihapal bagi yang mendengarnya.

 

Anak yang tidak dilatih bicara pada masa kritis perkembangan bicara (usia satu hingga dua tahun) akan menjadikan bicara anak berantakan dan tidak teratur. Bicara berantakan adalah jenis kesulitan bicara yang ada pada anak, sebagai akibat anak berbicara sebelum ide dalam pikirannya selesai terbentuk atau kurangnya koordinasi antara ide dan pengucapan.

 

Pada hakikatnya gangguan berbicara itu tidak ada hubungannya dengan masalah psikiatri. Banyak anak yang mengalami masalah ketidakmatangan dalam proses bicara dan mereka biasanya normal kembali dengan sendirinya, ketika mereka bertambah usia. Sebagian orang tua berpendapat bahwa konsultasi ke ahli terapi bicara itu lebih meyakinkan.

 

Penyebab Bicara Berantakan

  • Adanya kelambatan kontrol motorik karena gangguan otak.
  • Adanya kelambatan perkembangan kemampuan bicara yang bisa disebabkan karena contoh dari lingkungan, kurang kesempatan latihan bicara yang benar dan saat kritis yang kurang diberi stimulus.
  • Bisa disebabkan oleh faktor keturunan.

 

Ciri-ciri Bicara Berantakan

  • Anak berbicara dengan terburu-buru seolah-olah satu kata bertumpuk di atas kata berikutnya.
  • Biasanya anak sulit untuk memulai bicara.
  • Dalam berbicara, anak sering saling tertukar urutannya, sehingga kalimat menjadi tidak berarti atau membingungkan.
  • Anak yang mempunyai kebiasaan berperilaku terburu-buru, kurang sigap dan tidak terampil.
  • Anak yang tidak memiliki sinkronisasi dalam penggunaan bagian tubuh kanan dan kiri.

 

Cara Mengatasi Bicara Berantakan

  • Sebaiknya sebelum anak bicara, dilatih untuk berkonsentrasi pada apa yang akan diucapkannya.
  • Anak dilatih dan dibiasakan berbicara secara perlahan-lahan agar jelas maksudnya.

 

Box

Dari Aisyah RA katanya, “Rasulullah SAW tidak pernah berbicara cepat seperti bicara kalian. Baginda berbicara dengan jelas dan terperinci, sehingga bisa dihapal oleh orang yang mendengarnya” (HR Baihaqi 3/207 h.n 5548).

 

  1. Bicara Cacat

Bicara cacat adalah bicara yang tidak tepat atau tidak betul secara kualitatif. Cacat dalam arti kata adalah pengaitan arti yang salah dari suatu kata dan kata-kata yang bunyi sama, tetapi dieja berbeda. Selain itu adanya cacat dalam pengucapan sebagai akibat kesalahan belajar, tapi hal ini relatif dapat dibetulkan dengan mudah.

 

Penyebab Cacat Pengucapan

  • Bicara cacat sebagiannya diakibatkan oleh kurang sempurnanya bentuk mekanisme bicara seperti gigi, langit-langit, bibir atau rahang.
  • Pendengaran yang tidak baik, kelemahan otot atau kelumpuhan sebagian lidah dan bibir.
  • Adanya kesalahan karena kesalahan belajar yang belum dibetulkan.
  • Adanya ketidaktepatan persepsi anak.

 

Kesalahan Umum dalam Cacat Pengucapan

  • Mengganti huruf atau suku kata seperti susu menjadi cucu.
  • Mempertukarkan huruf atau suku kata seperti ayam menjadi bayam atau bu menjadi mbu.
  • Menghilangkan satu suku kata atau lebih, biasanya di tengah kata seperti pergi menjadi pegi.
  • Menghilangkan huruf mati yang sulit diucapkan misalnya awas menjadi awayh.
  • Singkatan gabungan huruf mati yang sulit.

 

Cacat dalam Struktur Kalimat

  • Anak memiliki banyak kesalahan tata bahasa walaupun di rumah terdapat model bicara yang baik.
  • Dalam struktur kalimat adalah penggunaan kata ganti dan kata kerja. Hanya sedikit anak yang berumur dua tahun menggunakan kata ganti dan kata kerja dengan betul sedangkan umur tiga tahun hanya 75% dapat menggunakan kata ganti.

 

Kerugian Psikologis dari Bicara Cacat

  • Adanya pemikiran yang tidak betul, sehingga menimbulkan arti yang secara keseluruhan tidak sesuai artinya, hal ini mempengaruhi anak dalam komunikasi.
  • Pada anak muncul kesan sosial yang tidak menyenangkan. Ketika pertemuan pertama mendengar ucapan yang tidak baik akan menimbulkan kesan yang kurang menyenangkan.
  • Anak memperoleh penilaian diri yang tidak menyenangkan. Hal ini akan mempengaruhi kepribadian bila terdapat penilaian yang tidak positif pada anak karena ucapannya yang tidak betul.
  • Anak yang pola bicaranya tidak baik. Dengan pengulangan ucapan yang tidak baik akan menjadikan kebiasaan yang tidak baik.

 

  1. Bicara Tidak Disetujui Sosial

Bicara yang tidak disetujui sosial juga berarti bicara yang tidak dikehendaki oleh Islam. Oleh karena itu, jauhkan diri dari berbicara dusta, tidak jujur dan bersuara keras. Ucapan yang disetujui sosial juga berarti memaafkan atas kesalahan orang lain terhadap dirinya.

 

Bicara tidak disetujui sosial adalah bicara yang berlawanan dengan bicara normal di masyarakat. Pembicaraan yang tidak sesuai dengan nilai masyarakat sehingga menimbulkan kesan jelek. Semakin lama, hal ini akan menjadikan kebiasaan. Beberapa contoh bicara yang tidak disetujui sosial.

  • Jumlah percakapan yang terlalu banyak dan mencoba mendominasi percakapan atau bicara yang terlalu sedikit.
  • Isi pembicaraan mengenai dirinya sendiri, kekayaan, prestasi atau minat. Hal ini akan terkesan egosentrik yang mengganggu penyesuaian.

 

Penyebab Bicara Tidak Disetujui Sosial

  • Pemberbicaraan anak paling banyak mengenai dirinya sendiri dibanding orang lain. Bicara yang egosentrik ini merupakan sindrom egosentrisme.
  • Anak yang mengkritik dan melakukan pembicaraan seperti membuka rahasia, julukan dan komentar yang merendahkan dan biasanya meninggikan ego anak tersebut.
  • Adanya sikap yang sinis dan suka berkelahi akan merugikan anak.
  • Adanya kritik yang dilontarkan secara berulang-ulang misalnya kritikan dari laki-laki kepada wanita, dengan cara merendahkannya sehingga membentuk konsep diri yang rendah pada wanita.

 

Box

Rasulullah SAW bersabda, “Ada empat hal yang menyebabkan seseorang menjadi benar-benar munafik. Dan barang siapa yang memiliki salah satu dari empat sifat itu, berarti ia seorang munafik sebelum ia meninggalkannya. Jika dipercaya dia berkhianat. Jika berbicara ia berdusta. Jika berjanji ia tidak menepati. Dan jika memusuhi ia keterlaluan” (HR Bukhari 1/21 h.n 34 dan  Muslim 1/78 h.n 58).

 

Ucapan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi dengan  sesuatu yang menyakitkan hati si penerima (QS Al Baqarah: 263).

 

Wahai orang-orang mukmin, janganlah kamu keraskan suara kamu lebih dari suara Nabi. Janganlah kamu bersuara keras kepadanya seperti kamu melakukannya terhadap sesama kamu karena hal itu menjadikan amal kamu sia-sia tanpa kamu sadari (QS Al Hujurat: 2).

 

Dari Anas, ia berkata: “Aku menjadi pembantu Rasulullah SAW selama sepuluh tahun (selama itu) beliau tidak pernah mengatakan ‘uf’ (hus) dan tidak pernah pula beliau berkata kepadaku karena sesuatu yang kukerjakan (dengan perkataan): ‘Mengapa engkau mengerjakannya?’ Tidak pula karena ada sesuatu yang tidak kukerjakan (beliau berkata): ‘Mengapa engkau tidak mengerjakannya?” (HR  Muslim 3/1214 h.n 2309).

 

  1. Dwibahasa

Dwibahasa atau bilingualism adalah kemampuan menggunakan dua bahasa. Kondisi kedwibahasaan dapat membahayakan penyesuaian sosial yang baik, di antara bahaya tersebut adalah:

  • Adanya pengaruh terhadap penyesuaian sosial.
  • Terjadi karena kesulitan komunikasi sehingga mempengaruhi penyesuaian sosial.
  • Adanya pengaruh terhadap pekerjaan sekolah.
  • Pengaruhnya terhadap perkembangan bicara, pemikiran, diskiriminasi sosial dan ketidaksamaan.

 

  1. Gagap

Rasulullah SAW menganjurkan kita untuk memperbagus ucapan dan memperlancar bicara. Memperlancar bicara tentunya diperoleh melalui latihan dan kebiasaan bicara positif anak. Anak usia satu tahun yang mulai mengucapakan beberapa kata perlu dilatih dan dibiasakan sehingga lancar bicaranya.

 

Gagap merupakan salah satu gangguan perkembangan bicara. Jika gagap parah, janganlah dihiraukan dan memberikan perhatian itu lebih baik daripada memarahi ataupun menghukumnya, karena gagap itu tidak ia sadari. Gagap ini berlangsung lama. Jika gagap diikuti pula dengan gerakan abnormal, anak harus diperiksa ke dokter.

 

Akan tetapi tidak semua anak bisa belajar bicara dengan lancar tanpa gangguan. Ada salah satu gangguan berbicara yang disebut gagap, yaitu satu bentuk kelainan bicara yang ditandai dengan tersendatnya pengucapan kata-kata. Gagap ini biasanya dialami anak-anak pada rentang waktu usia dua sampai lima tahun.

 

Gagap dianggap biasa bila tidak disertai gerakan yang abnormal. Jika anak mengalami gagap, sebaiknya orang tua bersikap tenang.

 

Contoh percakapan ibu dan Anwar yang berusia 2 tahun:

Anwar: Ibu, a… a… aku minta sssusu.

Ibu: (mendekati Anwar sambil mengucapkan yang bagus) Ibu aku minta susu. Tolong diulang, sayang.

Anwar: Ibu, aku minta susu.

 

Apa yang dialami Anwar merupakan salah satu perkembangan bicara bukan gagap yang tergolong gangguaan bicara. Akan tetapi bila gagap itu disertai dengan gerakan yang abnormal, misalnya tanpa kontak mata, tanpa ekspresi, sebaiknya segera dikonsultasikan ke dokter. Semakin dini gejala yang kurang baik diketahui semakin mudah penanganannya.

 

Gagap adalah masalah berbeda. Seorang anak yang gagap mengalami ketegangan vokal dan akan menunjukkan tanda-tanda fisik seperti di bibir dan rahangnya. Ia cenderung mengulangi suku kata dan bagian-bagian kata s-s-s-s-s-susu dari pada susu, susu, susu. Ia sering terhambat ketika mengucapkan kata-kata yang panjang dan kata-kata yang memulai frase atau memiliki peran terpenting dalam suatu kalimat.

 

Menurut diagnosa pakar, gagap terjadi pada sekitar lima persen dari semua anak. Usia puncak permulaannya adalah antara dua dan tiga setengah tahun (ketika anak belajar bicara), dan kemudian terjadi lagi di antara empat setengah tahun dan enam tahun (ketika anak mulai sekolah). Anak laki-laki lebih gagap dari perempuan, pada perbandingan tiga banding satu. Banyak peneliti yang  berpikir bahwa gagap cenderung keturunan genetik, kesalahan fisik pada kontrol motorik bicara pada otak. Tepatnya, apa masalah yang sebenarnya tidak pernah jelas.

 

Sebenarnya tidak ada seorang anak yang ditakdirkan untuk menderita gagap. Kecenderungan genetik dapat terhenti total jika tidak dipicu oleh tekanan lingkungan. Para peneliti berspekulasi jika gagap adalah hasil dari interaksi yang kompleks antara genetik anak, bakat psikologis dan lingkungan. Konflik orang tua, perpindahan, mulai sekolah, kelahiran adik, bahkan belajar bicara apapun yang mengganggu perasaan anak dapat memicu kelemahan anak.

 

Tiga dari empat anak yang mulai gagap pada usia dua dan tujuh tahun akan bebas ketika mereka berusia dua belas tahun. Informasi ini terkadang membuat dokter anak dan orang tua  mengabaikan kondisi tersebut, berpikir anak akan tumbuh tanpa gagap. Selama masa tersebut anak dapat mengalami keterhambatan pertumbuhan dan masalah sosial.

 

Anak yang gagap bisa jadi merasa malu, terkucil, atau depresi dengan cara bicara mereka. Dan satu dari empat anak menderita gagap permanen (satu persen dari semua orang dewasa), akan mengalami kehidupan yang lebih sulit. Biasanya anak yang menerima terapi bahasa dan cara bicara serta berhasil menghilangkan kegagapannya akan tetap normal walau terjadi trauma emosi.

 

Gejala Gagap

  • Anak yang secara tiba-tiba mendapatkan kehilangan ide untuk mengucapkan sesuatu ketika bicara.
  • Tidak mampu mengeluarkan suara untuk beberapa waktu, ketika bicara.
  • Diiringi dengan beberapa kekejangan otot-otot leher dan diafragma karena tidak sempurnanya koordinasi otot-otot bicara.

 

Ciri-ciri Gagap

  • Adanya kegagalan mengucapkan bunyi huruf tertentu.
  • Anak mengalami kesulitan mengucapkan secara tepat huruf-huruf yang bunyinya mirip seperti b dengan p atau d dengan t.
  • Melakukan pengulangan satu atau beberapa suku kata.
  • Berbicara keras dengan tiba-tiba.

 

Jenis Gagap

  • Gagap perkembangan, terjadi pada usia dua sampai empat tahun, merupakan kondisi wajar sebagai bagian dari proses perkembangan.
  • Gagap sementara, terjadi pada usia enam sampai delapan tahun dan berlangsung sekitar beberapa bulan. Biasanya terjadi ketika masuk lingkungan sekolah.
  • Gagap menetap, terjadi pada usia tiga sampai delapan tahun dan akan terus berlangsung.

 

Penyebab Gagap

  • Merupakan ekspresi dari konflik yang tertahan, yaitu emosi anak tidak terlampiaskan misalnya rasa kesal yang tertahan dan rasa kecewa.
  • Anak mengalami perkembangan mental yang terlambat.
  • Faktor fisiologis:
  1. Adanya kesamaan genetik dengan orang tua yang gagap.
  2. Terdapat gangguan pada alat pendengaran atau pengucapan anak.
  3. Terdapat gangguan pada susunan syaraf di otak yang berkaitan dengan alat bicara.
  4. Adanya timing disorder yaitu gangguan waktu bereaksi dari otot-otot bicara baik di rahang, bibir dan leher.
  • Adanya harapan orang tua yang tidak realistik terhadap perkembangan bicara anak, sehingga anak merasa tertekan dan cemas.
  • Terdapat reaksi terhadap stres. Kondisi dalam rumah yang membuat anak merasa tegang dan takut, seperti:
  1. Pertengkaran terus menerus antara orang tua anak atau antar anggota keluarga.
  2. Kondisi ruangan yang terlalu panas atau hal lain yang membuat cemas.
  3. Anak terlalu keras dituntut untuk mengubah suatu kebiasaan seperti anak kidal yang dilatih terlalu keras.
  • Gangguan pada pendengaran dan pembicaraan bisa menyebabkan anak gagap.
  • Kerusakan otak.
  • Anak yang malu.
  • Depresi.
  • Bisu histeri. Anak dapat saja dengan tiba-tiba tidak dapat berbicara tanpa ada penyebab fisik. Ini disebabkan oleh stres yang tak jelas. Anak butuh bimbingan individu dan dikuranginya penyebab stres.
  • Gagap karena bisu selektif. Anak hanya bicara pada orang yang dia kenal saja, dan tetap diam di situasi lain. Biasanya terjadi saat pertama kali anak sekolah, namun jika terus berlangsung lama, maka hal itu bukanlah sesuatu yang normal.
  • Penyebab gagap adalah kombinasi antara faktor dasar dan lingkungan. Anak yang pemalu dan pendiam merasa lingkungan sekolah terlalu mengintimidasinya karena itu tetap diam. Anak yang mengalami masalah belajar akan tetap diam untuk menutupi kekurangannya. Anak yang sulit bicara atau bicaranya tak jelas akan tetap diam untuk menutupi kekurangannya.

 

Cara Mengatasi Gagap

  • Penanganan medis dapat membantu anak yang disebabkan oleh faktor fisiologis.
  • Orang tua menenangkan anak karena diperlukan kondisi yang tenang agar anak dapat belajar berbicara tanpa rasa cemas.
  • Sedapatnya melatih anak secara profesional. Ingatkan anak untuk memperlambat tempo bicaranya. Latihan dimulai dengan berbicara per suku kata yang diiringi latihan bernafas dengan otot perut. Latihan ini harus dilakukan dengan terus menerus.
  • Anak diberikan pujian atau melakukan hal yang menyenangkan dan membahagiakan anak untuk setiap keberhasilan dalam bicara.
  • Orang tua yang tidak mampu mengatasi gagap maka sebaiknya konsultasikan dengan seorang ahli.
  • Diagnosa awal sangatlah penting. Metode yang digunakan adalah membiarkan anak bicara dengan orang yang telah ia kenal, kemudian pelan-pelan mengajak orang baru yang belum ia kenal masuk ke ruangan tersebut.
  • Jangan menunda pertolongan. Temui dokter anak beberapa minggu setelah munculnya gagap. Dokter anak akan merekomendasikan pada patologis bahasa, yang akan menggunakan teknik terapi yang sesuai dengan usia anak.
  • Untuk anak pra sekolah, patologis akan mencoba memperlambat kecepatan percakapan, dengan membacakan cerita dan berbicara dalam cara yang lambat. Jika anak belajar merespon pada kecepatan yang dimodifikasi tersebut, frekwensi gagapnya akan berkurang.
  • Dokter profesional bersama orang tua, akan mengajarkan anak bagaimana mengurangi stres bicara di rumah. Misalkan, hindari memotong pikiran anak tentang dirinya, ketika anak sedang bicara.
  • Tanyalah tentang hari atau sesuatu, ketika anda benar-benar bisa mendengarkan dengan sabar, tidak di dalam mobil atau ketika keluarga sedang terburu-buru.
  • Mengurangi ketegangan di lingkungan rumah secara umum juga akan membuat anak sedikit santai dan akan mengurangi gagapnya.
  • Kegagapan akan menjadi lebih sulit diatasi ketika ia mulai mendarah daging. Sebagian anak mungkin membutuhkan program pelatihan yang lebih formal. Mengontrol nafas, dan berbicara lebih lambat, adalah teknik yang mungkin digunakan setiap waktu.
  • Para ahli kesehatan mental menyarankan jika anak tidak merespon pembicaraan dan bahasa dalam waktu enam bulan, orang tua harus tahu kalau ada penyebab psikologis yang membuat anak gagap. Masalah gagap seringkali menutupi masalah lainnya. Seorang anak dapat memiliki perasaan yang kuat ketika ia takut mengungkapkan sesuatu sehingga gugup di sekolahnya; atau mengalami ketidaknyamanan ketika belajar di sekolah.
  • Pada kasus-kasus gagap ini, psikiater dan psikolog anak perlu membantu patologis yang menyebabkan gagap tersebut. Penyakit yang serius terkadang berkaitan dengan kegagapan yang berhubungan dengan masalah hiperaktif dan rasa cemas.

 

Box

Perkataan Rasulullah SAW itu terpisah-pisah sehingga dapat dipahami oleh setiap orang yang mendengarnya” (HR Abu Daud 4/261 h.n 4839).

 

Dari Aisyah RA: “Tidak pernah Rasulullah SAW berbicara cepat seperti kalian yang berbicara cepat. Beliau mengatakan kata-kata yang apabila orang yang menghitung mau menghafalnya, niscaya ia dapat menghafalnya” (HR Baihaqi 3/207 h.n 5548).

 

Ya Allah lapangkanlah dadaku dan mudahkanlah segala pekerjaanku (urusanku) dan lancarkanlah lidahku agar mereka paham pembicaraanku (Doa) (QS Thaha: 25-28).

 

“Makanlah makanan dan perbaguslah ucapan”.

 

  1. Gangguan Membaca

Membaca sangat tergantung dari kematangan kognitif anak. Mereka yang belum matang kognitifnya tidak dapat membaca. Namun demikian, membaca sangat erat kaitannya dengan kemampuan berbahasa dan bicara. Gangguan membaca adalah gangguan perkembangan membaca yang disebabkan karena adanya kelainan atau hambatan perkembangan pada belahan otak sebelah kiri. Otak sebelah kiri merupakan pusat kemampuan verbal, berbicara dan berbahasa manusia.

 

Gejala Gangguan Membaca

  • Anak sulit membedakan simbol-simbol.
  • Biasanya anak salah eja misalnya palu dibaca pula.
  • Tulisan anak sering terbalik misalnya d ditulis b dan m ditulis w.
  • Sulit membedakan kanan dan kiri atau atas dan bawah.
  • Ada gangguan dalam berhitung.
  • Adanya gangguan dalam arah.

 

Penyebab Gangguan Membaca

  • Adanya gangguan pada otak sebelah kiri.
  • Anak memiliki kemampuan orientasi ruang dan bidang yang tidak berkembang.
  • Dapat disebabkan oleh keterlambatan perkembangan bahasa.

 

Cara Mengatasi Gangguan Membaca

  • Anak dilatih dan dibiasakan membaca, biasanya sembuh sendiri.
  • Anak diberikan terapi intensif melalui program terpadu antara psikolog, dokter, guru remedial dan orang tua.

 

  1. Kerancuan Bicara

Rasulullah menyuruh kita bicara tertib dan teratur. Kerancuan bicara ini perlu diubah dengan latihan agar anak mampu bicara dengan baik. Masa kanak-kanak khususnya bagi anak wanita adalah masa untuk mengembangkan kemampuan bicaranya. Untuk mengatasi kerancuan bicara ini secara sederhana dapat diatasi dengan latihan.

 

Anak yang mengalami gangguan bicara dapat disebabkan oleh faktor belajar atau faktor fisik. Kerancuan bicara ini biasanya karena faktor fisik. Kerancuan bicara mengacu pada cacat pengucapan yang serius. Kerancuan bicara ini tidak disebabkan oleh kesalahan belajar tetapi oleh cacat yang terjadi dalam mekanisme suara atau oleh ketegangan emosional yang menetap.

 

Penyebab Kerancuan Bicara

  • Anak dengan orang tua yang neurotik (sakit jiwa).
  • Pengalaman dan hubungan anak dengan orang tua yang tidak baik.
  • Di rumah, ibu lebih dominan dibanding ayah.
  • Biasanya orang tua terlalu menuntut dan melindungi atau menaruh harapan yang berlebihan.

 

Akibat Kerancuan Bicara

  • Kekotoran
  • Kerusakan
  • Kegelisahan tidur
  • Ketergantungan
  • Watak marah
  • Kenegatifan
  • Malu-malu
  • Kerewelan

 

Ciri Kerancuan Bicara

  • Lisping adalah penggantian bunyi huruf. Biasanya disebabkan oleh kesalahan dalam pembentukan rahang, gigi atau bibir dan kecenderungan terikat dengan bicara kebayi-bayian.
  • Slurring adalah bicara yang tidak jelas akibat tidak berfungsinya bibir, lidah atau rahang dengan baik atau kelumpuhan organ suara atau karena otot lidah kurang berkembang. Slurring terjadi selama tahun-tahun pra sekolah sebelum bicara menjadi kebiasaan.
  • Stuttering adalah keragu-raguan, pengulangan bicara disertai dengan kekejangan otot kerongkongan dan diafragma. Stuttering timbul dari gangguan pernafasan yang sebagian atau seluruhnya diakibatkan oleh tidak terkondisinya otot bicara. Hal yang mengiringinya: gemetaran, terhentinya bicara, tidak sanggup mengeluarkan bunyi, ketegangan otot, dan adanya kekejangan.
  • Cluttering adalah berbicara dengan cepat dan membingungkan. Biasanya terjadi pada anak yang pengendalian motorik dan perkembangan bicara lambat. Kesalahan ini dilakukan oleh orang normal dan dapat diperbaiki.

 

Box

Dari Aisyah RA: “Tidak pernah Rasulullah SAW berbicara cepat seperti kalian yang berbicara cepat. Beliau mengatakan kata-kata yang apabila orang yang menghitung mau menghafalnya, niscaya ia dapat menghafalnya” (HR Baihaqi 3/207 h.n 5548).

 

  1. Kesulitan dalam Pemahaman

Bicara teratur terhadap temannya adalah cara agar perkataannya mudah dipahami teman. Nabi SAW mencontohkan, bagaimana bicara yang tertib sehingga orang lain mudah mengerti bicara Nabi SAW.

 

Pemahaman diperoleh dari informasi yang jelas diterima anak. Apabila anak tidak memahami informasi dan tidak kenal dengan ucapan orang, maka anak sulit melakukan pemahaman. Hambatan dalam pemahaman akan menyulitkan berkomunikasi dan menjadi hambatan sosial.

 

Penyebab Kesulitan Dalam Pemahaman

  • Adanya kesulitan dalam memahami kata-kata cepat yang diungkapkan orang lain, akibatnya pemahaman mereka kabur.
  • Kosa kata anak sangat terbatas sehingga kata-kata yang digunakan orang lain tidak mereka ketahui.
  • Kosa kata bahasa ibu sangat terbatas, apabila dalam keluarga berbahasa dua.
  • Kesulitan pemahaman yang sering timbul karena ketidakmampuan mendengarkan perkataan orang lain.

 

Box

Dalam riwayat yang lain, “Pembicaraan Rasulullah SAW seperti ada pembatas, sehingga orang yang mendengarkannya bisa mengerti” (HR Abu Daud 4/261 h.n 4839).

 

  1. Keterlambatan Bicara

Anak yang mengalami keterlambatan bicara biasanya disebabkan oleh tingkat kecerdasannya yang rendah, selain faktor sosial dan psikologis lainnya. Tingkat perkembangan bicara berada di bawah tingkat kualitas perkembangan biasa anak yang dapat diketahui dari ketepatan penggunaan kata.

 

Penyebab Keterlambatan Bicara

  • Anak memiliki tingkat kecerdasan rendah yang membuat anak tidak mungkin belajar bicara.
  • Anak yang kurang motivasi.
  • Adanya keterbatasan kesempatan dalam praktek berbicara karena ketatnya batasan.
  • Orang tua menggunakan bahasa asing di rumah yang akan memperlambat belajar bahasa ibu.
  • Ketidakmampuan orang tua untuk mendorong anak berbicara bahkan pada saat anak berceloteh.

 

  1. Masalah Pengucapan

Doa yang biasa kita baca, mempunyai arti sebagai usaha untuk memperlancar lidah dan melapangkan dada dari segala masalah pekerjaannya. Pengucapan yang jelek dapat juga diatasi  dengan latihan yang intensif.

 

Artikulasi adalah proses fisik dalam berbicara. Hal ini merupakan sesuatu yang umum untuk balita dan pra-sekolah yang sulit mengucapkan beberapa bunyi dan kata-kata yang berbeda. Anda harus memberikan perhatian penuh, jika anak anda mulai memperpanjang  satu bunyi, suku kata, kata atau frase. Beberapa kesalahan pengucapan yang umum terlihat dalam bentuk penghapusan, penggantian atau pendistorsian.

 

Anak-anak belajar beberapa suara lebih cepat daripada yang lain. Pada usia tiga tahun mereka telah fasih mengucapkan suara-suara yang diawali dengan p, m dan b. Sementara bunyi s, r dan l lebih sulit dan kadang–kadang tidak dimiliki oleh anak sebelum mereka menginjak usia sekolah. Tapi anak harus bisa mengoreksi semua pengucapan dan bunyi sampai mereka berumur delapan tahun.

 

Cara Mengatasi Masalah Pengucapan

  • Bantulah anak anda menggunakan bunyi-bunyi yang cocok.
  • Ketika dia sedang berusaha, janganlah mengganggu atau memburunya. Perasaan takut dan malu akan mempersulit masalahnya.
  • Kesalahan pengucapan yang permanen dan bukan bagian dari perkembangan yang normal merupakan hasil dari masalah fisik, gigi, dan pendengaran atau dari ketidakmampuannya untuk memproses bunyi secara tepat, hendaknya anda perhatikan penyebabnya.
  • Jika percakapan anak anda jelek, mintalah saran ahli untuk mengoreksinya. Jika permasalahan percakapan dan bahasa yang tidak dikenali dan diatasi sejak dini, maka akan mengakibatkan permasalahan perilaku, sosial dan akademis.

 

Box

Ya Allah lapangkanlah dadaku dan mudahkanlah segala pekerjaanku (urusanku) dan lancarkanlah lidahku agar mereka paham pembicaraanku (Doa) (QS Thaha: 25-28).

 

  1. Mengejek

Islam melarang pengikutnya mencela, mendebat dengan keras kepala, mengejek, mengutuk, berkata keji dan berkata kotor. Bicara terang-terangan akan merusak hubungan dengan manusia lainnya. Bahkan dalam keluarga akan mendapatkan hukuman apabila anak mengatakan sesuatu yang buruk. Mengejek salah satu dari bicara yang perlu dihindari.

 

Anak-anak paling suka mengejek adik kandungnya. Mungkin itu adalah salah satu cara mendapatkan perhatian dan kekuasaan, atau menjadi senjata melawan orang yang diejeknya. Mengejek memiliki dasar agresifitas, dan biasanya orang yang diejeknya tidak dapat menerimanya, sehingga akan mengganggu perkembangan sosial bagi anak yang mengejek.

 

Cara Mengatasi Mengejek

  • Jika tingkah laku mengejek terjadi pada keluarga anda, ajari anak yang diejek untuk mengabaikan ejekan itu.
  • Bicaralah pada anak yang melakukannya. Tanya mengapa ia melakukannya, apa yang ia inginkan.
  • Tanya apa yang akan anak rasakan jika ada orang yang mengejeknya dengan cara yang sama.
  • Kemudian diskusikanlah alternatif lain yang lebih bisa diterima dan lebih baik.
  • Akan lebih baik untuk membiarkan anak mengatasinya sendiri. Tapi jika si anak yang mengejek tetap pada perilakunya, beri beberapa konsekuensi dari perilakunya itu, ingatkan ia bahwa akan ada hukuman.
  • Terkadang anak menjadi obyek ejekan anak-anak pengganggu di sekolah. Jika ya, mungkin anda perlu berbicara dengan orang tuanya tentang perilaku anaknya atau langsung pada pihak sekolah. Anak-anak pengganggu jarang berhenti mengganggu korbannya atas kemauan mereka sendiri.

 

Box

Luqman berkata: “Wahai putraku, janganlah sekali-kali kamu mencela orang bijak, dan jangan kamu mendebat orang yang keras kepala. Janganlah kamu menggauli orang yang zalim dan janganlah kamu berteman dengan orang yang selalu buruk sangka”.

 

Luqman berkata: “Wahai putraku, jangan sampai ejekan seseorang mempengaruhi kamu untuk tetap taat kepada Allah”.

 

Rasulullah SAW bersabda, “Bukanlah orang mukmin itu orang yang suka mencela, mengutuk, berkata keji dan berkata kotor” (HR Turmudzi 4/350 h.n 1977).

 

  1. Mogok Bicara

Suatu hari, anak-anak mungkin memilih tidak bicara dengan berbagai alasan yang sulit diprediksi.  Ada anak yang tegang saat bicara dengan berbagai kondisi. Beberapa anak mau berbicara ketika berada di tengah program yang menyenangkan. Anak yang lain seperti remaja khususnya, mengetahui hal yang tidak disukai orang tua dengan menghindari pertanyaan yang bersifat pribadi. Umumnya situasi seperti ini membuat orang tua frustrasi. “Apa yang kamu kerjakan di sekolah hari ini, sayang?” “Tidak ada” atau mengangkat bahu sebagai jawaban.

 

Anak akan mengungkapkan kehidupannya kepada orang tuanya saat mereka menginginkannya.  Metode ini dilakukan untuk mendapat perhatian.

 

Umumnya anak remaja tidak bersedia secara kognitif memberi laporan kegiatan hariannya kepada anda ketika makan malam bersama. Dia lebih tertarik kepada apa yang terjadi sekarang atau apa yang akan terjadi beberapa menit kemudian. Anak usia lima-tujuh tahun cenderung banyak bicara karena mereka tahu itu akan menarik perhatian orang tuanya. Tapi usia antara sembilan sampai dua belas tahun, anak akan menjadi pendiam kembali. Pada usia tersebut anak tidak memperlihatkan ketertarikan pada apa yang mereka lakukan tetapi mereka lebih memperhatikan kepada perolehan dan keterampilan yang sempurna.

 

Cara Mengatasi Mogok Bicara

  • Saat anak mogok bicara, orang tua jangan berhenti mengajak anak bicara. Dengarkan saat ada kesempatan dan jawab saat mereka memerlukan. Letakkan koran dan dengarkan apa yang mereka katakan kepada anda.
  • Cobalah jemput anak di sekolah atau panggil dia setibanya dari sekolah.
  • Cobalah ajukan pertanyaan yang spesifik “Apa yang paling menarik yang terjadi pada hari ini? Bagaimana ulanganmu? Apakah kamu bermain dengan Anwar? Apakah gurumu melakukan sesuatu yang lucu tadi?  Bagi anak dan orang tua, bercakap-cakap akan terasa mudah saat melakukan aktivitas (saat berjalan atau main ayunan).
  • Bantu anak untuk mengakui kesalahannya dengan jujur tapi jangan terlalu berharap untuk berhasil.
  • Jangan dibesar-besarkan saat anak melakukan satu kebodohan.
  • Jika anak punya masalah dalam berbicara dan masalah berbahasa, dia mungkin akan malu untuk bicara, khususnya jika teman-teman sebayanya menggodanya. Mungkin anak perlu dibawa ke ahli pathologi bahasa.
  • Suatu saat seorang anak akan mogok bicara. Melakukan gerakan tutup mulut adalah sesuatu yang tidak wajar dan perilaku yang harus dikendalikan. Bahkan mogok bicara merupakan perilaku melawan dan ketegangan yang ekstrim serta sebuah kekerasan. Masalah tersebut terjadi pada seorang anak yang paham berbahasa dan mampu berbicara, tetapi pada kondisi tersebut, biasanya di sekolah menolak untuk berbicara. Kelainan khususnya lebih banyak terjadi pada anak perempuan, menurut diagnosa biasanya berlangsung hanya beberapa bulan. Seringkali anak mau berbicara di hari yang dipilihnya.
  • Meskipun demikian, tunggu sampai si anak memulai bicara sesukanya. Temui tenaga profesional untuk membantu anak anda yang melakukan mogok bicara di sekolah dan temukan akar permasalahannya.

 

  1. Tangis Berlebihan

Anak menangis adalah tingkah laku semua bayi dan anak. Justru menangis merupakan bagian ekspresi perasaan dan wujud dari keinginan anak. Namun demikian yang dilarang adalah tangis yang berlebihan. Tangis berlebihan berarti tangis yang lebih banyak daripada tangis yang normal untuk umur dan tingkat perkembangan anak tertentu. Tangisan pada dasarnya tidak merugikan bahkan berguna. Tangis yang berlebihan dan berkepanjangan akan menjadi suatu kebiasaan.

 

Kegunaan Tangisan

  • Memberikan kesempatan latihan yang diperlukan untuk koordinasi dan pertum-buhan otot bayi.
  • Dapat merangsang nafsu makan dan mendorong tidur lelap.
  • Dapat memulihkan keseimbangan tubuh.
  • Dengan tangisan dapat meredakan pertentangan dengan orang yang menghalangi mereka.

 

Kerugian Tangis Berlebihan

Kerusakan Fisik

  • Apabila tangisan berlebihan akan mengalami kehabisan tenaga, karena tangis yang berlebihan berarti menangis berkepanjangan yang menguras tenaga dan melelahkan mereka.
  • Akan terjadi gangguan dalam keseimbangan tubuh, apabila berkepanjangan tangis yang belebihan akan mengganggu fungsi normal keseluruhan tubuh.

 

Kerusakan Psikologis

  • Biasanya sikap orang tua yang mengabaikan anak ketika menangis akan memberikan kesan bahwa orang tua menghancurkan pribadi anak.
  • Suasana keluarga dan suasana rumah menjadi tegang akibat tangisan yang berlebihan.
  • Reaksi sosial yang menganggap anak sebagai bayi, sehingga mengganggu penyesuaiannya.

F. MASALAH PERKEMBANGAN MOTORIK

MASALAH PERKEMBANGAN MOTORIK

 

  1. Hiperaktif

Anak-anak mempunyai dunianya sendiri, dimana ia selalu berlari-lari dan berkejar-kejaran. Kegiatan motorik ini merupakan suatu kewajaran bagi anak, bahkan Rasulullah SAW membiarkan dan mengembangkan potensi anak melalui kegiatan motoriknya. Namun demikian, kegiatan motorik yang berlebihan (hiperaktif) akan merusak perkembangan kepribadian anak.

 

Hiperaktif adalah sebuah kata seperti halnya depresi dan kegelisahan, yang mempunyai arti umum tetapi bisa mempunyai arti yang sangat berbeda dalam istilah bahasa sehari-hari dibandingkan dengan istilah klinis.

 

Akhir-akhir ini, beberapa orang tua menggunakan istilah hiperaktif untuk menggambarkan anak mereka yang sangat enerjik. Mereka terlihat sangat gembira, aktif dan dipenuhi oleh energi. Kegembiraan dan keaktifan anak itu merupakan bagian dari kepribadian bawaan lahir mereka. Mereka lahir ke dunia ini dengan menggeliat-geliat dan ingin tahu. Sebenarnya, jika orang tua dari anak yang aktif mengingat kembali masa kecilnya dulu, mungkin orang tua sama saja dengan anak mereka. Keaktifan fisik anak tersebut seperti diturunkan dari orang tuanya.

 

Pada kasus yang baik, anak-anak hiperaktif ini bisa tumbuh besar menjadi atlit, ilmuan, pemimpin sosial dan petualang. Orang tua mesti belajar bagaimana menerima dan mengatasi perilaku seorang anak yang tidak dapat dikendalikan agar dapat membuat orang lain lebih senang, membangun keberaniannya secara alami dan dapat mengembangkan keingintahuannya.

 

Anak yang  berada pada tingkat aktivitas yang tegang dapat mengalami masalah, jika diikuti oleh sesuatu yang membingungkan. Gangguan kepribadian akan menjadikan seorang anak mengambil resiko, anak akan mengembangkan perilaku bermasalah, atau kesulitan dalam bergabung dengan teman sebayanya. Hal ini juga bisa membuat anak lebih sulit mendengarkan pelajaran, berkonsentrasi dan menyelesaikan tugas-tugas, atau tidak tahan terhadap frustrasi. Tanda-tanda perilaku ini menunjukkan bahwa seorang anak mengalami hiperaktif.

 

Hiperaktif merupakan suatu kondisi dimana anak tidak bisa diam untuk waktu lima menit atau mempunyai taraf aktivitas yang berlebihan. Penyebab utama perilaku ini belum diketahui pasti apakah karena gangguan pada masa hamil, pada saat bayi lahir atau karena kelahiran dini, tetapi yang jelas pada anak hiperaktif ada kerusakan kecil pada fungsi sistem syaraf pusatnya. Akibatnya rentang konsentrasi mereka sangat pendek, maka kendali rangsang melemah. Anak tidak bisa memusatkan perhatian kepada sesuatu karena cepat beralih pada yang lain. Istilah lain hiperaktif adalah Attention Deficit Hyperactivity Disorder  (ADHD).

 

Gangguan hiperaktif (attention deficit hyperactivity disorder – ADHD) adalah suatu keadaan dimana anak sulit berkonsentrasi, kurang perhatian, hiperaktif dan impulsif. Sifatnya adalah sudah parah dan berkelanjutan, dan dapat merusak kegiatan sekolah serta hubungan dengan teman.

 

Gangguan hiperaktif ditandai dengan tidak adanya perhatian, melampiaskan gejolak hati, dan tingginya tingkat kegiatan. Anak-anak yang memiliki masalah ini tidak bisa duduk dengan tenang, memperhatikan, mengikuti petunjuk dan menunggu orang lain. Mereka lebih sering bertindak tanpa berpikir lebih dahulu. Ketika ia belajar berjalan, ia ingin berlari dan akan membuat kita terus mengejarnya.

 

Hiperaktif merupakan alasan umum orang tua untuk perawatan kesehatan mental anaknya. Diperkirakan 3% dari anak–anak di Amerika menderita hiperaktif. Masalah hiperaktif akan terasa di sekitar usia tiga hingga tujuh tahun (pada saat anak memasuki usia sekolah) dimana anak dituntut untuk tenang dalam perilakunya. Anak-anak  hiperaktif cenderung terjadi pada laki-laki dibandingkan pada perempuan, dengan perbandingan 6:1.

 

Meskipun tidak ada kepastian penyebab hiperaktif, tapi masalah ini terjadi sebagai hasil dari faktor biologis dan lingkungan. Anak yang hiperaktif akan mengalami ketidakseimbangan kimiawi otak yang mengatur perhatian dan keahliannya dalam bergerak. Biasanya hiperaktif ini terjadi apabila ada seseorang dalam keluarga yang memiliki hiperaktif atau tidak berfungsinya otak secara maksimal sebagai gangguan genetik.

 

Kebanyakan anak yang dilahirkan dengan hiperaktif akan mudah mengalami gangguan. Bisa dipicu atau diperparah oleh lingkungan anak, kejadian-kejadian dalam hidupnya dan respon kedua orang tuanya terhadap perilakunya yang hiperaktif. Ada juga anak yang cenderung mudah terpengaruh oleh lingkungannya tapi tidak menunjukkan gejala hiperaktif.

 

Tingkah laku hiperaktif sering ditemukan pada anak-anak yang mengalami tekanan secara emosional, seperti orang tua yang bercerai, kematian atau kehilangan pekerjaan dalam keluarga. Anak-anak juga bisa terganggu oleh hal-hal lain yang tidak seserius hiperaktif. Mereka ini juga anak-anak yang aktif secara emosi dan biasanya tidak bisa sabaran.

 

Hiperaktif diteliti melalui beberapa karakteristik perilaku. Seorang anak harus menunjukkan beberapa gejala selama periode sebelum anak usia tujuh tahun. Beberapa tanda-tanda tersebut yaitu selalu gelisah dan menggeliat, merasa selalu terganggu, sulit sekali untuk tenang seperti menunggu giliran pada pertandingan, mengikuti instruksi, dan mencurahkan minat dalam tugas. Biasanya anak langsung menjawab tanpa berpikir dahulu sebelum ditanya, langsung berpindah dari aktivitas yang belum selesai ke aktivitas lain, tidak mampu bermain dengan tenang, terlalu banyak berbicara, mengganggu orang lain, sulit mendengarkan, sering kehilangan barang-barang, dan mengambil resiko (tanpa dorongan hati dan tanpa tujuan mencari perhatian).

 

Perilaku-perilaku hiperaktif harus dianalisa sesuai dengan perkembangan yang normal dari seorang anak. Contohnya pada usia tiga tahun, janganlah mengharapkan ia akan duduk selama 20 menit untuk mendengarkan nasihat seperti layaknya anak yang berusia delapan tahun yang telah terbiasa melakukannya di sekolah. Jika tanda-tanda kelainan ini muncul dan seorang anak bersikap hiperaktif di ruangan kelas, dan juga di taman bermain atau di rumah, maka hal ini merupakan tanda hiperaktif.

 

Jika anda mengira anak pra-sekolah anda mengalami masalah hiperaktif ini, lihatlah kemampuan motoriknya untuk melakukan banyak aktivitas. Bila dia terlihat mengacuhkan semua peringatan dan lebih banyak berlari, melompat, memanjat tapi di saat yang bersamaan ia juga bisa duduk tenang dan menyelesaikan  permainan bongkar pasangnya, maka anak tersebut belum tentu terkena hiperaktif. Hanya anaklah yang mampu untuk berkonsentrasi, memahami tujuan dari sebuah kegiatan, untuk mentoleransi perasaan kecewa, dan untuk menyelesaikan sebuah tugas dan berpindah dari kegiatan satu ke kegiatan yang lain. Sedangkan orang tua atau guru memberikan bimbingan kepadanya.

 

Hiperaktif bukan mitos yang negatif sebab:

  • Keadaan sementara yang akan dijalani anak.
  • Sulit namun dianggap normal dalam perkembangan.
  • Bukan akibat orang tua gagal mengendalikan anak.
  • Bukan tanda bawaan yang buruk pada anak.
  • Bukan karena salah makan.
  • Bukan karena salah asuh atau hidup bersama keluarga yang bermasalah.

 

Penyebab Hiperaktif

  • Genetika.
  • Hilangnya kegiatan otak terutama di daerah yang mempengaruhi kontrol impuls dan kegiatan.
  • Kerusakan otak dan perkembangan otak yang abnormal.

 

Gejala Hiperaktif

  • Tidak adanya perhatian

Gejala yang ditunjukkan:

  1. Tidak mendengarkan apa yang dikatakan orang lain.
  2. Mengubah dengan cepat dari satu kegiatan ke kegiatan yang lain.
  3. Mudah terganggu oleh suara atau anak yang lain dalam kelompoknya.

 

  • Terlalu menurutkan kata hati (impulsif)

Gejala yang ditunjukkan:

  1. Sering teriak dalam kelas.
  2. Menjawab sebelum pertanyaan selesai diucapkan.
  3. Tidak mau sabar menunggu giliran.

3)      Hiperaktif

Gejala yang ditunjukkan:

  1. Berlari dan memanjat tanpa henti.
  2. Tidak mau istirahat.
  3. Bicara tanpa henti.

 

  • Kapan gejala hiperaktif bisa di lihat?
    1. Di rumah

Anak-anak yang selalu tampak gelisah, tidak bisa tenang, selalu bergerak, sering mengganggu percakapan orang lain, mudah berubah perhatian, dan daya tahan frustrasinya rendah.

  1. Di sekolah
  • Tugas-tugas sekolah tak pernah diselesaikan.
  • Tidak berencana mengerjakan pekerjaan rumah.
  • Tidak menyimak penjelasan guru.
  • Selalu gelisah di kelas.
  • Cerewet dan rewel.
  • Perhatian sering tidak terfokus.
  • Nilai dan prestasi di bawah kemampuan sebenarnya.
    1. Masalah dengan orang lain
  • Emosinya mudah berubah dan kacau.
  • Tidak mau menerima kegagalan dan kekalahan dalam bermain
  • Susah berbagi rasa dan bekerja sama
  • Sukar bergaul dan berteman

 

Cara Mengatasi Hiperaktif

  • Carilah bantuan ahli kejiwaan jika anda mengira anak anda terkena hiperaktif. Bila tidak ditangani, hiperaktif biasanya menjadi kesulitan yang serius di sekolah dan dengan teman sebayanya. Anak dengan gangguan ini akan memiliki masalah dalam menyerap informasi. Mereka cenderung untuk membuat marah/tersinggung guru dan teman sekelasnya dengan perilakunya yang mengganggu, yang kemudian akan menyebabkan kepada penurunan nilai di sekolah dan meningkatnya permasalahan perilaku. Menurut para ahli, ketidakmampuan dalam hal belajar terjadi sebanyak 40% pada anak hiperaktif yang terjadi karena depresi dan gangguan karena ketakutan.
  • Beberapa cara menangani hiperaktif yaitu dengan menambah keahlian orang tua, dan perubahan perilaku serta terapi kognitif. Ada data ilmiah untuk mendukung cara-cara ini antara lain manipulasi tingkah laku dengan mengatasi sikap hiperaktif mereka.
  • Beberapa cara dapat meningkatkan interaksi sosial, seperti melibatkan mereka dalam permainan bola kasti atau permainan lainnya.
  • Seperti layaknya obat yang diresepkan, maka obat itu harus diawasi oleh dokter. Obat ini sebaiknya diberikan sesuai dengan penyuluhan kepada orang tua bagaimana menangani anak yang menderita hiperaktif. Para ahli terapi dapat mengajarkan bagaimana petunjuknya.
  • Ketika anda belajar menerima perilaku anak anda sebagai bagian dari wataknya atau sebagai bagian dari gangguan, maka akan menjadi lebih mudah bagi semua pihak untuk bersikap tenang dan bersikap mendukung. Tetaplah konsisten antara sikap ibu dan ayah, jika ibu bersikap permisif kemudian yang lain (ayah) mencoba membuat batasan, maka sikap demikian akan membingungkan anak, khususnya anak yang hiperaktif.
  • Dengan penggunaan terapi kognitif, anda dapat mengajarkan anak anda teknik memecahkan masalah. Tujuannya adalah untuk membuatnya lebih reflektif, sehingga ia akan berpikir pilihan-pilihan yang dimilikinya dan konsekuensi dari pilihannya tersebut daripada bertindak spontan untuk menurutkan kata hatinya saja.
  • Dilakukan pengobatan medis, untuk membantu anak dengan memberikan kemampuan mengatur dan melatih orang tua agar dapat memberi contoh sikap yang diinginkan

 

Penanganan Bersifat Individual

  • Gangguan ringan biasanya dapat diatasi lewat bimbingan dan penyuluhan orang tua serta pendidikan khusus untuk memperbaiki perilaku anak.
  • Anak yang mengalami gangguan berat, dibutuhkan terapi psikologis untuk mengatasi stres dan konflik yang biasanya berkaitan dengan masalah hubungan sosial.
  • Anak yang mengalami gangguan parah, perlu ditunjang dengan pemberian obat yang memungkinkan anak agar cukup mampu berkonsentrasi dan menyelesaikan tugas-tugas secara cukup baik.

 

Penanganan Bersifat Umum

  • Beritahukan anak tentang keadaan yang sebenarnya
  • Beritahukan informasi yang tidak benar tentang hiperaktif
  • Anak diminta bertanggung jawab atas sikapnya
  • Beritahukan guru tentang kondisi anak yang sebenarnya
  • Bekerjasama dengan ahli profesional dalam mengatasi masalah
  • Tetap berpikir positif dan optimis

 

Akibat Hiperaktif

  • Mengalami kegagalan dalam kegiatan sekolah
  • Selalu bermasalah dalam pergaulannya
  • Anak memiliki rasa percaya diri yang kurang
  • Anak sering dimarahi dan dihukum

 

Box

Rasulullah bahkan pernah menghentikan khutbahnya, turun dari mimbar sekedar hanya untuk memeluk Hasan dan Husain yang saat itu terjatuh setelah berkejar-kejaran. Sesudah itu naik kembali ke mimbar, beliau berkata, “Hai manusia, sesungguhnya harta dan anak-anak kalian itu fitnah dan ujian. Kalian lihat sendiri bagaimana aku melihat anak-anak itu berlarian dan terjatuh. Ternyata aku tak sanggup melihatnya, lalu aku turun dari mimbar dan menggendong keduanya ke sini” (HR Ibnu Khuzaimah 3/151 h.n 1801).

 

  1. Kaku

Anak-anak dengan keterampilan motorik jauh di bawah rata-rata anak seusianya, misalnya anak usia enam tahun belum bisa mengayuh sepeda roda tiga, belum bisa melempar bola. Hal ini selain disebabkan karena tidak mampu juga karena kecerobohan. Fenomena tidak terampil  ini disebut dengan Clumsy.

 

Motorik yang kaku dapat menjadi sesuatu yang sangat menyusahkan bagi seorang anak. Dia bisa saja menumpahkan minumannya sendiri, memecahkan piring, menabrak sesuatu, memukul atau merusak barang berharga milik saudaranya. Dia dapat berteriak–teriak, karena kecerobohannya dapat menimbulkan malapetaka bagi peralatan rumah tangga dan mengganggu makan malam atau tamasya keluarga.

 

Anak mungkin menjadi tidak lebih baik di sekolah. Seorang anak yang sering mengganggu merupakan sebuah kerugian secara sosial karena dia mengganggu penerimaan sosialnya. Anak tersebut tidak akan diajak bergabung ke dalam sebuah kelompok bermain. Seorang anak laki–laki akan direndahkan seperti seorang banci jika dia tidak dapat bersaing dalam kegiatan fisik. Seorang anak perempuan akan dikatakan tomboy jika dia tidak dapat bermain lompat tali atau menari.

 

Jika anak tidak dapat terlibat dalam kegiatan fisik tersebut, maka ia akan memiliki harga diri yang rendah di mata lingkungan sosialnya. Anda dapat menolong anak anda dengan mengingatkan beberapa hal dalam pikirannya, seperti berpikir positif. Tidak semua orang menjadi, seorang juara atau seorang pemain tengah sepak bola.

 

Antara usia dua sampai dengan lima tahun, anak-anak belajar menyeimbangkan dirinya, berlari dengan kencang dan kemudian berbalik arah tanpa jatuh. Dalam pengalamannya, mereka menemukan bagaimana bergerak ke seluruh ruangan dan apa yang dirasakan oleh tubuh mereka. Pada dasarnya manusia belajar mengontrol tubuh mereka dari atas kepala menuju ke seluruh tubuh bagian bawah. Pertama menyeimbangkan kepala di atas leher, kemudian berusaha menahan kestabilan tubuh ketika duduk. Menyempurnakan kemampuan berjalan, melempar bola, berlari dan masih banyak lagi latihan yang dilakukan.

 

Koordinasi juga menambah kematangan fisik dari otak manusia. Pada rentang usia dua sampai dengan lima tahun, banyak hubungan syaraf vital yang masih tersusun dalam perkembangan syaraf seperti memberikan informasi kepada otak.

 

Cobalah dipikirkan jika anda mempunyai seorang anak yang menunjukkan gejala kaku pada masa usia pra sekolah. Antara usia satu sampai dengan dua tahun, koordinasi dalam tubuh seharusnya sudah dapat tumbuh. Mencacinya pada saat mengembalikan gelas susunya hanya akan membuat anak tidak yakin pada dirinya sendiri. Bantulah dirinya untuk mencapai suatu tantangan fisik yang aman untuk memperbaiki keyakinannya terhadap kemampuannya. Berdirilah di dekatnya ketika dia sedang menaiki sesuatu. Berikanlah dia bola yang besar yang mudah dilempar atau ditendang.

 

Ketika usianya bertambah, jangan memaksa dirinya untuk mengikuti sebuah kompetisi antar tim sepak bola, jika dia memang tidak menginginkannya, walaupun dengan berpartisipasi dalam tim dapat memperbaiki koordinasi motoriknya. Hal tersebut akan lebih mengganggu kalau kita memaksanya untuk ikut kompetisi. Oleh karena itu anda mencoba sebuah persaingan yang lebih mudah sebagai permulaan atau olah raga yang bersifat indvidu seperti berenang atau bersepeda.

 

Perhatikan jika dia terlihat lesu. Sinar matanya bisa menunjukkan suatu perubahan pada tingkah laku dan hal itu memberikan suatu informasi atau tanda yang baik bagi orang tua.

 

Jika seorang anak terus menerus mengalami gangguan secara sungguh–sungguh, dia akan mengalami kegagalan dalam proses penyampaian informasi. Banyak anak-anak bermasalah tidak dapat menganalisa sesuatu secara visual dengan baik. Kemungkinan mereka memiliki kesulitan belajar mengeja atau membaca. Kesulitan ini dapat dikelompokkan menjadi sebuah ketidakmampuan dalam membaca atau belajar. Ketidakmampuan belajar bahasa secara dasar merupakan suatu kegagalan proses informasi dari otak, bukan merupakan suatu kecerobohan atau kurangnya motivasi seseorang.

 

Beberapa anak memiliki gangguan rangkaian pada syaraf motor, yang juga menunjukkan ketidakmampuan dalam tulisan tangannya. Kesulitan dalam belajar dan  beberapa kesulitan lainnya dapat menyebabkan kesalahan komunikasi. Tidak dapat dibacanya dengan jelas tulisan tangan dapat juga mengawali turunnya motivasi belajar di sekolah. Jika kemampuan dari tulisan anak anda kurang karena disebabkan oleh syaraf motor atau masalah eksternal, bicarakan dengan para gurunya di sekolah. Ketidak mampuan anak tentang mengenali perbedaan antara isi dan kualitas dari tulisan tangan tersebut merupakan suatu gangguan. Seorang ahli di bidang kesulitan belajar yang profesional dapat membantu mencarikan jalan keluarnya.

 

Penyebab Kaku

  • Lambat kematangan fisik.
  • Kondisi fisik yang jelek akan melemahkan motivasi, dan sering sakit-sakitan.
  • Anak yang bentuk tubuhnya terlalu kurus atau terlalu gemuk.
  • Anak yang inteligensinya rendah.
  • Anak yang inteligensinya terlalu tinggi.
  • Tidak memiliki kesempatan untuk berlatih.
  • Terdapat ketegangan emosi yang mempengaruhi koordinasi otot.
  • Kerusakan kecil di otak.

 

Cara Mengatasi Kaku

  • Jauhkan sikap terlalu protektif atau sikap melindungi yang berlebihan terhadap anak.
  • Berikan anak waktu yang cukup untuk melatih keterampilan motoriknya.
  • Hargailah setiap tingkah laku atau prestasi motorik yang berhasil dikuasai anak.
  • Dilarang meremehkan kemampuan anak dan tidak mengecilkan setiap usaha anak untuk menguasai suatu keterampilan tertentu.
  • Beri kompensasi kegiatan lain bila motorik tidak dikuasainya.

 

  1. Kidal

Kidal adalah seseorang yang lebih terampil dan mampu menggunakan tangan kiri dibandingkan tangan kanan. Proses kidal ini berkaitan dengan perkembangan fungsi otak kiri dan kanan. Perbedaan otak kiri dan kanan disebut dominasi otak. Anak yang otak sebelah kirinya berkembang lebih baik biasanya mempunyai tangan kanan yang lebih cekatan sementara anak kidal justru sebaliknya. Anak yang kidal masih dapat diubah apabila masih berusia di bawah enam tahun. Anak yang kidal bukan berarti tidak bisa menggunakan tangan kanan, tetapi tidak terampil menggunakan tangan kanan.

 

Apakah Kidal Bisa Diubah

Anak kidal bisa diubah, asal memenuhi syarat berikut:

  • Usia masih di bawah enam tahun.
  • Anak cekatan dalam menggunakan dua tangan.
  • Anak memiliki motivasi yang kuat.
  • Tidak ada hambatan berarti ketika dilatih.

 

  1. Lumpuh Akibat Gangguan Otak

Lumpuh karena gangguan otak (cerebral palsy) adalah suatu gangguan sistem motorik yang disebabkan oleh kerusakan bagian otak yang mengatur kemampuan gerak otot-otot tubuh. Hal ini juga akan mengganggu proses belajar.

 

Umumnya cerebral palsy memiliki inteligensi rendah, walaupun sulit diukur. Inteligensi rendah terjadi karena gangguan otak.

 

Penyebab Lumpuh karena Gangguan Otak

  • Kelainan genetik, ibu menderita sakit, infeksi dan gangguan psikis, biasanya terjadi pada masa kehamilan.
  • Disebabkan oleh kelahiran dini atau prematur.
  • Penyebab setelah kelahiran oleh trauma di kepala karena jatuh, tumor dan penyakit infeksi di selaput otak

 

Jenis Lumpuh karena Gangguan Otak

  • Hiperaktivitas seperti refleks-refleks serta meregangnya otot tertentu secara berlebihan misalnya pada otot leher, sehingga penderita cenderung mendongakkan kepala ke samping.
  • Gerakan-gerakan yang lamban seperti cacing tanpa tujuan tertentu dan tak dapat dikendalikan.
  • Adanya kekakuan pada otot-otot tertentu.
  • Terdapat gangguan keseimbangan serta adanya tremor atau gerakan gemetar pada saat melakukan sesuatu.

Cara Mengatasi Lumpuh karena Gangguan Otak

  • Penanganan dapat dilakukan dengan peran keluarga serta masyarakat.
  • Cerebral palsy menunjukkan kebutuhan yang besar akan perhatian, kasih sayang serta perlindungan, rasa tidak aman dan rendah diri.
  • Usahakan dari penanganan masalah ini agar anak dapat mandiri dan bersosialisasi.

 

  1. Mencoret

Kegiatan mencoret-coret bagi anak merupakan suatu kepuasan sendiri. Orang tua terkadang marah karena coretan anak dilakukan di dinding atau di meja, sehingga merusak pandangan rumah. Anak mencoret bagi orang tua masih dinilai sebagai suatu kegiatan yang tidak positif karena menjadikan rumah kotor, tidak rapi dan berantakan. Sebenarnya coretan merupakan kegiatan yang positif apabila disalurkan pada tempatnya. Melalui tangan anak, ia membuat coretan dan goresan tak beraturan dengan spidol, pensil warna atau alat tulis lain. Mencoret merupakan salah satu bagian dari kemampuan menggambar.

 

Untuk mengembangkan kemauan mencoret dan agar anak dapat menuangkan hasrat mencoret, maka disediakan beberapa lembar kertas yang lebar. Berikan pensil warna, dan biarkan anak mencoret sesukanya. Kemudian secara bertahap mengajak anak menirukan gambar-gambar yang sederhana.

 

Anak perlu melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan rasa senang dan hal itu perlu dipupuk dalam dirinya. Karena kemampuan tersebut dapat menentukan kehidupannya di masa depan. Menghambat atau menghalangi kegemaran anak berarti menghentikan semangat anak. Hal ini akan membawa akibat yang berkepanjangan dengan dampak-dampak negatif pada tahun berikutnya.

 

Adanya kesempatan yang diberikan kepada anak, sebenarnya orang tua sudah membantu anaknya untuk lebih giat dalam melakukan sesuatu, dan secara tidak disadari orang tua telah membimbing dan mendidik anaknya. Dengan menggambar berarti mengungkapkan tanggapan, pikiran, perasaan, kemauan dan lain-lain.

 

  1. Penghambat Perkembangan Motorik
  • Harapan Tidak Realistis

Harapan tidak realistik adalah suatu harapan yang lebih banyak didasarkan atas  keinginan orang tua dibandingkan potensi anak sebenarnya. Anak diharapkan dapat melakukan suatu keterampilan motorik tertentu yang tidak mampu dilakukan anak itu sendiri. Anak belum mampu atau tidak matang melaksanakan harapan orang tua. Harapan  biasanya timbul dari orang tua, guru dan sebagian dari anak, seperti harapan kepada anak pertama atau anak laki-laki.

 

  • Tidak Dapat Mempelajari

Keterampilan motorik yang penting bila gagal dipelajari anak akan merugikan penyesuaian sosial dan kepribadian anak. Hal ini terjadi, seperti kegagalan dalam mempelajari permainan dan keterampilan. Ketidakmampuan anak akan menghasilkan penyesuaian sosial yang buruk dan pribadi yang jelek.

 

  • Dasar Keterampilan yang Jelek

Anak yang melakukan suatu keterampilan motorik jelek, akan mempengaruhi keterampilan berikutnya dan akan menjadikan sumber rasa rendah diri.

 

  • Kekakuan Motorik

Anak dilihat kaku atau canggung kalau pengendalian gerakan tubuhnya berada di bawah standar yang diharapkan oleh tingkat umurnya. Anak dinilai kaku karena dinilai dengan penilaian yang tidak sesuai, misalnya menilai anak usia tiga tahun dengan standar usia lima tahun. Kekakuan motorik akan mengakibatkan beberapa masalah di antaranya adalah:

  1. Perasaan rendah diri
  2. Cemburu terhadap anak lain
  3. Kecewa terhadap orang dewasa
  4. Adanya penolakan sosial
  5. Muncul ketergantungan

Rasa malu dan jemu

G. MASALAH PERKEMBANGAN EMOSI

MASALAH PERKEMBANGAN EMOSI

 

  1. Buang Air Besar Sembarangan

Islam melarang buang air besar sembarangan seperti buang air tidak pada tempatnya. Beberapa petunjuk umum dari Nabi SAW adalah melarang membuang air di air yang tidak mengalir, di saluran air, di tengah jalan, dan di tempat orang berteduh. Islam menyuruh membuang air di tempatnya. Anak-anak perlu dilatih agar bisa buang air di WC, walaupun terkadang anak masih sembarangan buang air besarnya. Dalam hal ini, perlu diajarkan kepada anak tentang kebersihan.

 

Buang air besar sembarangan ini dilakukan di tempat yang tak wajar, seperti di pakaian. Sebagian besar anak dapat mengendalikan keinginan buang air besarnya dan telah terlatih ke kamar kecil saat mereka berusia empat tahun. Sebuah penelitian di Inggris menunjukkan buang air besar sembarangan muncul 1,3% pada anak lelaki dan 0,3% pada anak perempuan yang berusia tujuh tahun.

 

Sebagian besar anak dapat pulih dari kebiasaan buang air sembarangan, namun butuh waktu. Jika perawatannya dilakukan sedini mungkin, hal ini akan dapat mencegah dan mengurangi masalah sosial dan emosi anak serta keluarga.

 

Penyebab buang air besar sembarangan adalah gangguan mental, adanya masalah saat latihan ke kamar kecil, cacat fisik yang menyebabkan anak sulit untuk membersihkan diri, sakit fisik (seperti sembelit), stres keluarga atau masalah emosi (seperti kelahiran adik), perceraian orang tua, masalah keluarga atau pindah ke rumah baru).

 

Cara Mengatasi Anak yang Suka Buang Air Besar Sembarangan

  • Untuk anak usia prasekolah, orang tua harus memfokuskan pada latihan buang air besar dan harus konsisten, tegas dan ramah.
  • Kenali penyebabnya dan kurangi secara bertahap.
  • Periksa ke dokter jika ini terjadi pada anak usia sekolah dasar dan jika tidak ada penyebab fisik ditemukan, periksakan ke psikiater atau psikolog.
  • Jangan memperolok, mempermalukan atau memarahi anak tersebut.
  • Penyebab fisik (seperti sembelit) dapat diobati dengan menggunakan aturan medis dan aturan yang berhubungan dengan makanan.
  • Latihan ke kamar kecil sebagai contoh tingkah laku buang air yang perlu dibiasakan.
  • Meredakan atau menghilangkan stres anak.
  • Dukungan pendidikan dapat diberikan jika dalam kasus ini terdapat masalah belajar.
  • Terapi keluarga atau bimbingan orang tua akan dapat membantu mengatasi masalah keluarga.

 

Box

Jangan sekali-kali kamu buang air di air yang tidak mengalir kemudian kamu mandi pula di dalamnya (HR Bukhari 1/94 h.n 236 dan Muslim 1/235 h.n 282).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah salah seorang di antara kalian mengusap zakarnya dengan tangan kanan ketika kencing dan janganlah membersihkan sesuatu dengannya ketika keluar dari WC dan janganlah bernafas dalam gelas ketika minum” (HR Muslim 1/225 h.n 267).

 

Doa masuk WC. Rasulullah SAW  bersabda, “Aku berlindung kepada-Mu ya Allah dari binatang berbisa dan dari kejahatan syaitan” (HR Muslim 1/283 h.n 375).

 

Diriwayatkan oleh Abdullah Ibnu Sarjas, disebutkan bahwa Nabi SAW bersabda: Janganlah seseorang kencing di batu, dan jika tidur matikanlah semua pelita karena tikus dapat menyebabkan kebakaran, dan tutuplah bejana dan tempat minum serta tutuplah pintu ketika hari sudah malam (HR Ahmad 5/82 h.n 20794).

 

Rasulullah SAW bersabda: “Hati-hati terhadap dua orang yang dikutuk; dikutuk karena buang hajat di tengah jalan dan di tempat orang berteduh” (HR Muslim 1/226 h.n 269).

 

Hati-hati terhadap tiga macam kutukan; terkutuk karena buang hajat ke dalam saluran air, di tengah jalan dan di tempat orang berteduh (HR Abu Daud 1/7 h.n 26).

 

Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang membuang kotorannya di jalan yang dilalui oleh kaum muslimin dan orang kebanyakan maka baginya laknat Allah, para  malaikat dan manusia keseluruhan (HR Hakim 1/296 h.n 665).

 

“Sesungguhnya berlama-lamaan duduk di saat buang hajat, akan mendebarkan hati, menyebabkan penyakit wasir dan memicu panas ke kepala. Maka duduklah dengan perlahan dan berdirilah dengan perlahan pula”.

 

  1. Depresi

Islam mengajak manusia untuk tenang dan tidak mengikuti hawa nafsu, karena hal ini akan membawa manusia kepada kerugian. Di antara kerugian tersebut adalah tidak mampu mengatasi berbagai permasalahan dunia sehingga mengalami depresi. Ciri-ciri depresi adalah putus asa dan bertindak zalim terhadap dirinya sendiri.

 

Depresi merupakan suatu gangguan emosi yang ditandai oleh kesedihan atau perasaan tidak bahagia. Perasaan ini biasanya ditemui pada masa kanak-kanak dimana suasana hati anak berubah-rubah karena emosi mereka yang masih labil.

 

Di saat-saat tertentu dalam hidup, kita merasa depresi (tertekan) atau sedih. Begitu juga dengan anak-anak. Pada dasarnya, mereka mempunyai emosi dasar yang sama dengan orang dewasa, termasuk kesedihan. Kematian kakek atau nenek, pindah rumah secara geografis, perceraian, hewan peliharaan yang mati atau hilang, atau hasil tes yang jelek bisa menjadi krisis yang menyebabkan anak menjadi murung atau bermenung. Jika anda ingin melindungi anak anda dan membuat anak bahagia, maka perlu memberi perhatian kepada masalah anak, tidak membiarkannya sedih dan membicarakan emosi yang dirasakannya. Cara membiarkan anak dan tidak memperhatikannya bisa menambah parahnya depresi anak. Orang tua juga mengajari anaknya untuk menekan atau menolak perasaan-perasaan sedihnya, ketidakpuasannya, atau kekecewaannya.

 

Orang tua perlu menjaga perasaan anak dan bertindak bijak seperti anda tidak boleh mengganti kucing kesayangannya pada saat kucing kesayangannya mati. Anda jangan mengatakan bahwa Joni–teman lamanya, sebagai anak nakal karena tidak mengundang anak anda ke rumah. Tidak mengatakan bahwa sepakbola itu olahraga yang jelek hanya karena anak anda tidak terpilih dalam tim sekolahnya.

 

Perasaan sedih biasanya berkaitan dengan perasaan kehilangan. Oleh karena itu anda perlu mendekatkan anak pada sesuatu atau pada hubungan yang lain. Meskipun pada akhirnya hal-hal tersebut menimbulkan rasa sakit pada anak, tapi penting bagi anak untuk memiliki keterikatan terhadap sesuatu atau seseorang. Kalau tidak ia  akan menjadi anak yang sangat kesepian.

 

Setelah mengalami suatu kehilangan, kebanyakan anak-anak akan merasa lebih baik dan kembali kepada aktivitas semula dalam beberapa pekan. Perbincangan suportif bersama orang tua yang mendengarkan semua yang dikatakan anak, dapat menormalkan perasaannya. Orang tua mengakui, “Waktu Ayah/Ibu seusia kamu, Ayah/Ibu juga merasakan hal yang sama.” Orang tua seharusnya membantu anak mengatasi perasaan-perasaannya. Cobalah bersamanya untuk membicarakan emosi-emosinya dan memberi anak pandangan yang lebih baik. Ingatkan ia bahwa hari esok menawarkan kesempatan-kesempatan baru untuk mencoba lagi. Hindari mengucapkan, “Kamu ini ada-ada saja; seharusnya kamu merasa senang.”

 

Kuncinya adalah mengajarkan pada anak dengan kasih sayang bagaimana ia seharusnya mengatasi perasaannya. Merubahnya dengan membelikan anak sepeda baru tidak akan membantu dalam jangka panjang. Salah satu tujuan keluarga bagaimanapun adalah untuk menghasilkan manusia dewasa yang sehat, percaya diri dan bisa menghidupi dirinya sendiri. Kemampuan untuk mengatasi kesedihan (atau emosi manusia yang kuat lainnya) adalah elemen penting untuk menjadi mandiri dari orang tua.

 

Jika ada  masalah yang terus menerus terjadi seperti konflik orang tua, ketergantungan alkohol, atau depresi kronis, cobalah untuk merubah lingkungan anak anda untuk kebaikan anak dan anda sendiri. Anak yang sering menghadapi stres dari lingkungannya (termasuk orang tua) secara terus menerus akan mempengaruhi jiwanya sehingga anak menjadi stres juga.

 

Walaupun biasanya agak kurang lazim terjadi pada anak usia di bawah dua belas tahun, beberapa anak bisa mengalami depresi klinis seperti orang dewasa. Ia tidak hanya merasa sedih setelah mengalami sebuah trauma, kehilangan, atau perubahan gaya hidup, tapi merasa tidak berharga dan tidak punya harapan. Depresi seperti ini mengganggu kegiatan sehari-hari. Anak-anak yang begitu sedih biasanya tidak bisa melakukan kegiatan rutinnya. Ia tidak tertarik pada hal-hal sebelumnya yang membuatnya senang. Ia juga mungkin mengalami gejala-gejala fisik seperti sakit kepala atau sakit perut, hilang selera makan atau sulit tidur.

 

Sebagaimana orang dewasa, anak yang depresi merasa tidak dianggap, gampang marah, kaku, atau sulit konsentrasi. Sebaliknya, karena anak-anak kekurangan kosa kata yang cukup untuk mengungkapkan perasaan-perasaannya, beberapa anak bisa menunjukkan depresinya dengan bersikap meledak atau berpura-pura yang sangat bertentangan dengan gejala umum depresi. Mereka bisa menjadi kasar, penentang, agresif, gelisah atau hiperaktif, atau masalah lainnya yang lebih parah, mereka bisa merusak, mencuri atau menyalahgunakan narkoba.

 

Perubahan mendadak apa saja dari perilaku biasa anak adalah tanda peringatan bahwa ada sesuatu yang salah pada perilaku anak. Menurunnya prestasi di sekolah, dan mempunyai teman-teman yang berbeda adalah tanda serius bagi anak-anak usia enam tahun ke atas. Bagi anak pra sekolah, penurunan kemampuan anak dalam mengerjakan tugas-tugas mungkin bisa jadi sebagai tanda-tanda depresi.

 

Tanda-tanda Depresi

Suatu hari anak anda suka uring-uringan, kesal, berkelahi, berontak, melamun, tidak mau makan, bahkan merasa pusing yang disertai mencret. Padahal sebelumnya tidak pernah menunjukkan gejala ini. Bila hal ini terjadi, bisa jadi anak anda sedang mengalami depresi.

 

Penyebab Depresi

Ada banyak sebab depresi. Ayah dan ibu yang sedang konflik walau tidak tampak di mata anak bisa menimbulkan depresi. Karena bahasa tubuh yang tidak seperti biasanya mudah dikenali anak. Pindah rumah dengan lingkungan yang baru bisa juga menimbulkan depresi. Biasanya anak yang terlalu dikritik dan dimusuhi, lambat laun akan mengarah pada depresi. Meski masih bersifat asumsi depresi juga terjadi karena sifat bawaan yang akan hilang pada saat anak mampu bersosialisasi dengan lingkungannya.

 

Cara Mengatasi Depresi

  • Bangunlah komunikasi keluarga dengan baik.
  • Atasi masalah keluarga dengan segera.
  • Bila anak menunjukkan gejala depresi segera tangani minimal dalam bentuk perhatian.
  • Mintalah bantuan pada psikiater anak bila anda tidak mampu mengatasinya.
  • Berserah diri kepada Allah adalah langkah mulia yang tidak boleh terlupakan.

 

Box

Katakanlah Muhammad: ‘Wahai hamba-hambaku yang telah berlaku zalim kepada dirinya sendiri, janganlah kamu putus asa mengharapkan rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa. Sungguh Dia Maha Pengampun lagi Maha Belas Kasihan’ (QS Az Zumar: 53).

 

Ketenangan itu dari Allah dan terburu nafsu itu dari syaitan (HR Turmudzi 4/367 h.n 2012).

 

  1. Depresi Psikotis

Berlapang dada dalam menerima segala keadaan, ujian dan cobaan hidup akan membawa ketenangan jiwa. Penyebab depresi di antaranya adalah tidak mau menerima keadaan secara ikhlas dan lapang dada. Permasalahan dengan manusia, selain dihadapi dengan lapang dada juga dapat dilakukan dengan cara memaafkannya sehingga masalah selesai dan tidak menjadi pikiran yang membawa kita sakit depresi.

 

Depresi psikosis adalah penyakit mental dimana penderita mengalami kombinasi depresi yang sangat tinggi dan juga sangat rendah. Depresi ini biasanya muncul pada saat usia 35 tahun. Penyakit ini jarang terjadi pada anak, biasanya terjadi pada remaja.

 

Gejala Depresi Psikosis

  • Perubahan jiwa yang parah. Terkadang anak sangat bahagia atau sangat sedih.
  • Percaya diri yang sangat tinggi sehingga tidak realistis.
  • Kadang tenaga bertambah atau menurun.
  • Nafsu seksnya meningkat.
  • Banyak bicara.
  • Kegiatannya tidak fokus.
  • Tingkah lakunya beresiko tinggi.
  • Terus menerus sedih.
  • Tidak menikmati kegiatan favoritnya.
  • Mengeluh sakit kepala atau sakit perut.
  • Pola tidur dan makannya berubah.
  • Berpikir untuk bunuh diri.

 

Cara Mengatasi Depresi Psikosis

  • Perawatan sebaiknya meliputi penjelasan kepada orang tua dan keluarga tentang penyakit tersebut, karena masalahnya adalah ketidakseimbangan biokimia dalam otak.
  • Lithium dapat mengurangi sejumlah penyakit mental dan juga membantu mencegah depresi. Oleh karena itu, hubungi dokter.
  • Psikoterapi dengan cara menganjurkan remaja untuk memahami diri mereka, meningkatkan keterampilan mengatasi stres, membangun percaya diri dan menjalin hubungan yang baik.

 

Box

Dan hendaklah mereka memberikan maaf dan berlapang dada. Apakah kalian tidak menginginkan bahwa Allah mengampuni kalian? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Pengasih (QS An Nur: 22)

 

  1. Fobia

Perasaan takut yang irasional terhadap suatu objek yang tidak berbahaya atau tidak menyeramkan dan tidak perlu ditakuti adalah tingkah laku fobia. Fobia merupakan ketakutan yang tidak ada sumber bahaya yang mengancam secara nyata. Anak-anak yang takut pada anjing galak atau sebuah topeng yang menakutkan bukan merupakan fobia. Tetapi anak yang merasa takut pada karet gelang atau kupu-kupu merupakan ciri fobia. Fobia mencakupi aspek emosi dan tingkah laku.

 

Kita semua memiliki rasa takut. Itu adalah insting untuk melindungi kita dari bahaya. Sebagai manusia, rasa takut kita berkurang seiring dengan pertumbuhan dan pengalaman tentang apa yang berbahaya dan tidak. Oleh karena itu, ketika seorang bayi mendengar petir untuk pertama kalinya akan merasa takut. Ia tidak tahu apa itu petir dan apakah petir akan melukai dirinya. Ketika ia telah cukup dewasa, anak sudah memahami dan mampu menjelaskan apa sebab terjadinya petir sehingga anak menjadi tidak takut, bahkan melakukan penelitian terhadap petir. Fobia juga disebabkan karena ketidaktahuan anak kepada suatu objek.

 

Rasa takut yang dialaminya akan berbeda pada setiap tahap perkembangan, karena ia pun berubah secara  kognitif dan emosi. Seorang anak yang berusia lima tahun, misalnya, yang dulu senang pergi ke dokter anak tiba-tiba menjadi takut berada di ruangan dokter. Besar tubuhnya menjadi masalah pribadi dan ia menyadari betapa kecil dirinya di mata orang dewasa. Akibatnya, ia akan merasa tersinggung ketika diperhatikan. Anak remaja biasanya akan menjadi rentan terhadap masalah sosial (apakah saya cukup cantik dan pandai?) karena penerimaan menjadi sangat penting bagi dirinya.

 

Fobia ditandai dengan gejala seperti, kaku dalam bergaul, takut melakukan kesalahan, menyalahkan diri sendiri, rasa takut yang berlebihan, menjerit, berlari tanpa sebab, mengunci diri di kamar, menampilkan tingkah laku yang ketakutan dan tidak mampu mengendalikan diri.

 

Jenis Fobia

  • Agorafobia (fobia terhadap ruang terbuka)
  • Claustrofobia (fobia terhadap ruang tertutup)
  • Acrofobia (fobia terhadap tempat tinggal)
  • Mysofobia (fobia terhadap tempat kotor dan infeksi akibat kuman)
  • Phobofobia (fobia terhadap suatu benda, misalnya karet gelang, binatang atau serangga tertentu).

 

Penyebab Fobia

  • Mencontoh tingkah laku orang tua yang takut kepada sesuatu yang tidak menakutkan
  • Cara asuh orang tua yang overprotektif.
  • Hubungan orang tua dan anaknya kurang harmonis.

 

Cara Mengatasi Fobia

Fobia dapat diatasi dengan cara sebagai berikut:

  • Meyakinkan anak bahwa apa yang ditakutkan itu tidak ada.
  • Bila tidak memberikan penyelesaian, mintalah bantuan kepada psikolog.
  • Mintalah petunjuk Allah agar dimudahkan dalam mendidik anak.

 

  1. Gangguan Emosi

Islam melarang hambanya marah dan dengki, karena kedua emosi tersebut adalah penyakit bagi diri kita sendiri. Tidak ada keuntungan yang diperoleh dari marah dan dengki ini. Gangguan emosi biasanya muncul dalam bentuk marah, sedih, cemas dan kecewa.

 

Survey menunjukkan antara 3% hingga 13% anak dalam populasi mengalami gangguan ini. Gangguan emosi ini lebih sering terjadi pada anak wanita.

 

Perbedaan antara merasakan tekanan dengan gangguan depresi dapat ditandai dengan perasaan tertekan yang masih bagian dari perasaan normal anak. Sedangkan gangguan depresi berbeda dari segi tingkat, lamanya bertahan dan kualitas kesedihannya. Kesedihan yang normal terjadi setelah suatu peristiwa terjadi. Gangguan depresif diawali oleh terjadinya situasi yang buruk dan biasanya bertahan lama.

 

Perbedaan gangguan depresi antara anak dan orang dewasa adalah anak akan mengungkapkan rasa depresinya melalui cara yang berbeda dengan orang dewasa. Sebelum usianya tujuh tahun anak tidak mampu mengungkapkannya dengan kata-kata, tapi dengan bahasa tubuh. Usia delapan tahun, anak mampu mengutarakan kesedihannya seperti halnya orang dewasa. Gejala lainnya adalah anak tidak mau sekolah, mudah tersinggung dan sakit kepala.

 

Penyebab Gangguan Emosi

  • Genetik.
  • Fisik.
  • Psikologi

Gejala Gangguan Emosi

  • Sering khawatir tentang keamanan diri dan orang yang mereka cintai.
  • Tidak mau pergi sekolah.
  • Enggan tidur sendiri atau menjauh dari rumah.
  • Sering mengeluh sakit kepala.
  • Takut bicara dengan orang asing.
  • Tidak dapat konsentrasi, sulit untuk konsentrasi atau berpikiran tidak
  • Mudah terganggu.
  • Perasaan sedih dan penderitaan.
  • Tidak tertarik pada hampir semua kegiatan.
  • Gagal untuk mendapatkan berat tubuh yang diinginkan anak dan sulit makan.
  • Tidur terlalu lama atau terlalu sebentar.
  • Merasa bersalah dan tak berguna.

 

Cara Mengatasi Gangguan Emosi

  • Psikoterapi. Melakukan terapi individu dan juga terapi
  • Perawatan secara sosial. Mengurangi pemicu stres, bekerja sama memperbaiki dinamika keluarga dan mengatasi masalahnya.
  • Pengobatan medis. Pengobatannya menggunakan anxiolytic dan antidepresant, juga obat anti-obsesional.

 

Box

Manusia akan tetap dalam kebaikan selama tidak saling mendengki (HR Tabrani fil kabir 8/309 h.n 8157).

 

Luqman berkata: “Tiga orang yang tidak diketahui kecuali pada tiga hal; tidak diketahui orang yang sabar kecuali pada saat marah, orang yang pemberani di saat perang dan orang yang tetap menjadi saudara di saat kamu membutuhkannya”.

 

Rasulullah SAW bersabda, “Jauhilah oleh kalian hasud karena hasud itu akan memakan kebaikan seperti halnya api memakan kayu bakar” (HR Abu Daud 4/276 h.n 4903).

 

Rasulullah SAW bersabda: Umatku akan ditimpa penyakit umat-umat sebelumnya, hasad dan kebencian, yang akan merusak agama (HR Turmudzi 4/664 h.n 2510).

 

  1. Gangguan Saat Tidur

Gangguan saat tidur dapat diatasi dengan membaca doa sebelum tidur dan tidur bersama orang tua,  serta anak diberikan cerita dan kisah-kisah. Kedekatan orang tua dan anak melalui cerita/kisah akan mengurangi gangguan yang dialami anak ketika tidur. Pada bayi dan balita, biasa mengalami gangguan tidur dengan berbagai sebab yang mendasarinya. Oleh karena itu diperlukan kedekatan fisik atau perhatian orang tua untuk mengatasinya agar tidak menjadi masalah emosi yang berat.

 

Bayi yang bangun tidur tiap tiga atau empat jam, butuh tiga bulan untuk bisa menyesuaikan diri dengan perputaran siang dan malam, serta butuh lima tahun untuk mengembangkan kebiasaannya. Anak usia dua hingga tiga tahun, tidur selama 16 jam sehari. Anak usia prasekolah, butuh 10 jam dan anak 8 hingga 12 tahun, butuh 9 jam. Orang dewasa butuh 8 jam tidur.

 

Gangguan saat tidur (bayi berteriak saat tidur tanpa dikendalikan), tidur berjalan dan bicara saat tidur adalah parasomnia.

 

Ciri dan Penyebab Gangguan Saat Tidur

  • Sering bangun di waktu malam.
  • Mengigau.
  • Sulit tidur.
  • Bangun tidur kemudian menangis.
  • Mengantuk di waktu siang.
  • Mimpi buruk hingga parasomnia.
  • Anak tidak memiliki waktu tidur yang pasti.
  • Kekhawatiran karena dipisahkan dari orang tua ketika tidur.
  • Gangguan emosi dan jiwa.

 

Cara Mengatasi Gangguan Saat Tidur

  • Beri perhatian dan kedekatan fisik. Tahap awal dapat dilakukan dengan menemani anak tidur.
  • Orang tua harus membantu anak untuk memiliki jam tidur yang rutin.
  • Ajari anak untuk dapat tidur sendiri, tanpa diayun misalnya.

 

Box

Dan semua kisah para rasul yang Kami ceritakan kepadamu adalah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu (QS Hud:120).

 

Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berpikir (QS Al A’raf:18).

 

  1. Gangguan Psikotis

Hati merupakan suatu hal yang penting dalam menentukan suatu perbuatan diterima atau tidak di sisi Allah sebagai ibadah. Allah tidak melihat jasad dan rupa, tapi hati manusia yang dilihat. Permasalahan pada hati atau mental akan memunculkan masalah pada fisik seperti sakit dan masalah psikis berupa gangguan psikotis. Oleh karena itu untuk menghindari sakit fisik dan psikis, perlu menjaga hati ini.

 

Gangguan psikotis adalah penyakit mental yang serius dimana terjadi hilang kesadaran terhadap dunia nyata. Tanda-tandanya mendengar atau melihat sesuatu yang tidak nampak, bingung dan perasaan tak tenang.

 

Di antara gangguan psikotis adalah schizophrenia. Schizophrenia adalah penyakit mental serius yang menyebabkan timbulnya pikiran dan tingkah laku yang aneh. Penyebab schizophrenia di antaranya adalah penyakit turunan.

 

Gejala Gangguan Psikotis

  • Berada di luar realita.
  • Melihat atau mendengar sesuatu yang tidak nampak.
  • Bingung dalam berpikir.
  • Ide dan pikirannya aneh.
  • Perasaannya tidak sesuai dengan situasi.
  • Tingkah laku aneh.
  • Curiga bahwa semua orang akan mengejarnya.
  • Bersikap seperti anak kecil.
  • Menjadi takut.
  • Hubungan dengan teman tidak baik.

 

Cara Mengatasi Gangguan Psikotis

  • Pengobatan medis sangatlah penting dan perlu untuk memperbaiki ketidakseimbangan otak. Konsumsi obat tersebut harus diawasi oleh psikiater dan psikolog karena terdapat efek samping.
  • Cara lain adalah terapi individu, terapi keluarga dan terapi kelompok.
  • Sebagian lagi ada yang harus dirawat di rumah sakit untuk menghindari hal buruk yang akan anak lakukan pada orang lain.

Box

Sesungguhnya Allah tidak melihat pada jasad dan rupa kalian, akan tetapi Dia melihat pada hati kalian (HR  Muslim 4/1986 h.n 2564).

 

  1. Gerakan yang Berulang

Gerakan yang berulang (Tics) secara umum dapat diartikan dengan gerakan yang berulang-ulang pada salah satu bagian tubuh kita tanpa tujuan.

 

Gerakan yang berulang adalah masalah gerakan dimana sebagian anggota tubuh bergerak berulang-ulang, cepat, tiba-tiba, tak terkendali dan tanpa sebab yang jelas. Tics dapat muncul di bagian tubuh manapun, sebagian besar di sekitar wajah. Yang terkenal adalah tics kedipan mata. Gerakannya sering muncul dalam sehari. Ada juga tics pada suara yang disebut vocal tics. Jenis yang terakhir bentuknya dapat berupa suara sederhana seperti suara endusan dan dengkuran yang berulang atau yang lebih rumit seperti berulangkali menyebutkan kata yang sama. Sebagian kata-kata tersebut mungkin secara sosial tidak dapat diterima atau bahkan dianggap tidak senonoh. Sebagian besar tics bersifat halus dan sementara. Namun ada juga tics yang sering muncul, parah dan menahun. Sindrom Tourette merupakan jenis yang jarang terjadi dan tak biasa, ia merupakan gabungan tics suara dan tubuh.

 

Gangguan tics sementara merupakan jenis yang sering terjadi dan 10% anak mengalaminya. Tics yang bersifat sementara dapat hilang dengan sendirinya. Jenis yang parah dan menahun adalah yang jarang terjadi dan hanya 1% anak yang mengalaminya. Sindrom Tourette bahkan lebih jarang lagi.

 

Kejang urat syaraf adalah gerakan yang tidak disengaja, berulang-ulang dan tidak berirama, biasanya terjadi pada wajah dan otot leher atau mata. Mata yang berkedip-kedip dan berkejut-kejut, mulut yang menyeringai dan leher yang menegang adalah contoh biasa. Kejang urat bisa secara vokal, seperti batuk, berdehem, atau mendengus.

 

Kejang urat syaraf bersifat sementara dan muncul pada waktu stres dan cemas. Diperkirakan satu dari sepuluh anak menderitanya, biasanya pada akhir masa kanak-kanak sebelum pubertas. Dan penyakit ini sering ditemukan pada laki-laki daripada perempuan.

 

Kejang urat syaraf bisa jadi kronis. Hal ini bisa terjadi karena dasar genetik atau dibawa melalui sistem syaraf (yaitu, karena penyakit atau zat yang beracun). Tipe yang paling parah disebut sindrom Tourette, yang mengkombinasi kejang syaraf motorik dan vokal, seringkali terjadi dalam kombinasi kompleks dan ekstrim.

 

Sindrom Tourette jarang terjadi (satu dari dua ribu orang) dan bersifat keturunan. Usia permulaannya, adalah tujuh tahun. Anak yang menderita sindrom Tourette bisa mengedip dan mengejut-ngejutkan matanya, mengangkat-angkat bahu, bolak-balik, berputar-putar atau memukul-mukul kepala. Secara vokal termasuk mengulang-ulang kata atau bunyi, menggumam, berdetik-detik, mendengking, atau mengeluarkan kata–kata cabul. Anak-anak ini berada dalam keadaan depresi, karena penyakit ini dapat membuat mereka dan keluarganya malu pada masyarakat.

 

Tics muncul pada anak usia empat tahun hingga dua belas tahun, tics lebih banyak muncul pada anak laki-laki dari pada anak perempuan. Yang paling sering terjadi pada anak usia tujuh tahun hingga sembilan tahun. Hanya sedikit saja (6%) yang membawa kebiasaan ini ke masa dewasanya.

 

Pada awalnya anak mendapatkan kejutan dan kejangan yang merupakan reaksi fisik terhadap ketegangan, yang akhirnya berketerusan dan akan menimbulkan tics.

 

Orang tua mungkin mampu mengenali adanya tics pada anak dan berpikir bahwa anak tersebut stres atau gugup. Sebagian tics tidak dapat hilang dengan sendirinya. Tics yang bertahan sampai setahun atau lebih disebut tics kronis. Tics kronis terjadi pada kurang dari 1% jumlah anak dan berhubungan dengan tics khusus dan tak biasa yang disebut sindrom Tourette. Anak yang mengalami sindrom Tourette memiliki tics tubuh dan suara. Sebagian tics hilang saat mencapai usia awal dewasa, yang lainnya terus berlanjut. Anak yang mengalami sindrom Tourette memiliki masalah dengan perhatian dan konsentrasi. Anak bersikap terlalu menuruti kata hati atau terobsesi dan tertekan. Terkadang penderita sindrom ini berkata yang tak senonoh tanpa berpikir atau menghina atau bahkan melakukan gerakan tak senonoh.

 

Namun tidak semua gerakan abnormal adalah tics. Terkadang, gerakan dapat meniru gerakan berulang-ulang seperti tics, namun sebenarnya menunjukkan masalah fisik atau kesehatan. Jadi mintalah nasihat dokter atau psikolog jika anak mengalami gerakan terus menerus di wajah dan kepala.

 

Tingkah Laku Gerakan yang Berulang

  • Menggerakkan bibir dan pipi.
  • Membuat suara dengan lidah dan langit-langit.
  • Mengedipkan mata.
  • Menggerakkan mulut.
  • Menggerakkan hidung, bahu, tangan dan kepala.
  • Melirik.
  • Batuk.
  • Menyentak-nyentakkan kepala.

 

Penyebab Gerakan yang Berulang

  • Anak mengalami stres, ketegangan dan kecemasan dari teman sekolah, sekolah atau keluarga.
  • Anak tidak bisa memenuhi tuntutan dari lingkungannya, sehingga kegagalan atau ketidakmampuan ini mempengaruhi konsep diri anak.
  • Anak meniru dari tics orang tua, khususnya anak yang berusia di bawah enam tahun.
  • Anak dengan harapan-harapan yang tidak realistis dari orang tua.
  • Orang tua yang berlebihan menanggapi kecemasan anak dengan simpati, perhatian ataupun kemarahan yang berlebihan. Cara memberikan perhatian yang berlebihan akan memperkuat tingkah laku tics

 

Cara Mengatasi Gerakan yang Berulang

  • Anak tidak dapat mengendalikan gerakan, suara dan seharusnya anak tidak disalahkan. Pemberian hukuman, ejekan dan dimarahi hanya akan menyakiti perasaan dan kepercayaan dirinya. Tindakan tersebut seringkali menyebabkan tics meningkat karena berpengaruh pada tingkah laku.
  • Jangan hiraukan adanya tics; berikan pujian jika anak bersikap baik.
  • Jika mungkin, pindahkan anak dari lingkungan yang menekannya. Jika tidak mungkin, carilah cara untuk mengurangi stres.
  • Ketahuilah bahwa kondisi tersebut biasanya sementara dan tak disengaja.
  • Jika parah dan terjadi terus menerus, mintalah nasihat dokter atau psikolog.
  • Orang tua perlu mencari penyebab ketegangan atau kecemasan anak dan segera mencarikan jalan keluarnya.
  • Dalam kasus yang serius dibutuhkan seorang ahli.
  • Orang tua dapat membatasi kejang awal mereka dengan mengurangi stres di rumah atau membantu anak belajar mengatasi kecemasan mereka sendiri. Metode ini diharapkan bisa meredakan kekejangan, tapi mungkin orang tua juga ingin berbicara pada dokter anak atau psikolognya.
  • Anak dengan kejang syaraf yang kronis harus mendapatkan evaluasi medis yang menyeluruh, karena dapat diobati secara medis untuk mengurangi keseriusan gejalanya.
  • Melalui pemeriksaan yang menyeluruh, seringkali melibatkan dokter anak dan ahli syaraf, ahli jiwa anak dapat menentukan apakah seorang anak itu mengalami sindrom Tourette atau jenis lainnya.
  • Perawatan untuk anak yang mengalami gangguan tics ini dapat dilakukan dengan pengobatan dokter sehingga dapat membantu mengontrol gejala-gejalanya.
  • Psikolog anak dapat pula memberikan nasihat bagaimana memberikan dukungan emosional dan juga menyarankan lingkungan sekolah yang pantas untuknya.

 

  1. Kecemasan

Islam melarang kita melarutkan diri pada kecemasan dan melarang menyibukkan hati dengan kesedihan serta menjauhkan sifat-sifat negatif lainnya. Rasulullah mengajarkan kepada manusia agar mendapatkan nikmat kehidupan dan kehidupan dunia yang tenang dengan cara menjauhkan diri dari hal-hal yang membuat anda cemas seperti tamak dan memperturutkan hawa nafsu.

 

Dalam kaitannya dengan masalah ini, Luqman pernah berkata kepada puteranya: “Wahai puteraku, janganlah kamu menggantungkan dirimu pada kecemasan, janganlah kamu menyibukkan hatimu dengan kesedihan. Jauhilah sifat tamak, relalah dengan qadha’, dan puaslah dengan apa yang telah diberikan Allah, niscaya hidupmu akan jernih, dirimu akan senang dan terasa nikmat kehidupanmu. Jika kamu menginginkan kekayaan dunia, maka janganlah kamu tamak dengan apa yang dimiliki orang lain. Karena sesungguhnya para nabi dan orang-orang yang benar tidak akan mendapatkan apa yang telah mereka dapatkan, kecuali dengan memangkas ketamakan mereka terhadap apa yang dimiliki oleh orang lain”.

 

Kecemasan merupakan perasaan takut terhadap sesuatu yang tidak jelas objeknya dan seringkali berlangsung lama. Biasanya kecemasan ini juga diiringi oleh kegelisahan dan dugaan-dugaan terhadap terjadinya hal-hal yang jelek seperti kecelakaan, kematian dan sebagainya.

 

Kecemasan yang terjadi pada usia tiga tahun, biasanya berkaitan dengan keluarga seperti cemas kehilangan kasih sayang orang tua. Kecemasan juga terjadi ketika mengalami rasa sakit, berbeda dengan orang lain atau karena mengalami kejadian yang tidak menyenangkan. Pada usia tiga hingga enam tahun, muncul pikiran anak tentang bahaya yang nyata maupun yang ada dalam imajinasinya sendiri hal ini seringkali menjadi sumber kecemasan.

 

Beberapa gejala kecemasan adalah kegelisahan, menangis, kesulitan tidur, mimpi buruk, susah makan, mengalami gangguan pencernaan, kesulitan bernapas dan gerakan yang berulang.

 

Anak yang mengalami kecemasan biasanya mempunyai ciri seperti kurang populer, kurang kreatif, kurang bisa bergaul dibandingkan anak seusianya, perasaan takut dan kaku, konsep dirinya sangat buruk dan sangat bergantung pada orang dewasa.

 

Sebab-Sebab Kecemasan

  • Rasa aman yang kurang dapat sebagai penyebab utama timbulnya kecemasan.
  • Sikap orang tua yang berlebihan, guru yang tidak konsisten dan teman baru dapat menimbulkan kecemasan.
  • Orang tua yang terlalu menuntut kesempurnaan prestasi, tidak adanya aturan yang jelas dan batasan dari orang tua.
  • Anak tidak dapat menentukan batasan sendiri dalam bertingkah laku.
  • Memperoleh kritikan yang berlebihan dari orang tua atau orang dewasa.
  • Harapan yang berlebihan dari orang tua.
  • Anak merasa bersalah.
  • Anak yang meniru model dari orang tua. Orang tua yang pencemas menjadikan anak juga pencemas.
  • Keadaan frustrasi yang terus menerus.
  • Perasaan tidak mampu anak akan mengakibatkan frustrasi.

 

Dapatkah Kecemasan Dicegah

Ternyata tidak ada satu pun penyakit yang tidak dapat dicegah. Termasuk penyakit emosi yang namanya kecemasan. Cara pencegahannya adalah sebagai berikut:

  • Memberikan pengertian dan pemecahan masalah.
  • Memahami diri sendiri, orang lain, dan segala sesuatu merupakan usaha yang baik untuk mencegah kecemasan.
  • Meningkatkan rasa aman dan rasa percaya diri.
  • Menerima fantasi dengan wajar.
  • Secara bertahap anak akan belajar mengatasi kecemasan melalui permainan.

 

Cara Mengatasi Kecemasan

  • Orang tua harus tenang dan tenteram, jangan gelisah bila anak rewel, menangis, pucat atau panik.
  • Mengalihkan perhatian anak dari hal-hal atau bayangan-bayangan yang membuatnya cemas.
  • Jangan mendesak anak untuk memberikan penjelasan. Desakan orang tua seringkali membuat anak merasa tidak dimengerti.
  • Orang tua mengajak anak untuk melakukan relaksasi.
  • Bersama anak melakukan hal-hal yang menenangkan dan menyenangkan.
  • Membiasakan anak untuk mengekspresikan perasaannya melalui permainan atau cerita.
  • Apabila kecemasan sudah mengkhawatirkan, mintalah bantuan ahli.

 

Box

Luqman berkata: “Wahai putraku, janganlah kamu menggantungkan dirimu pada kecemasan, janganlah kamu menyibukkan hatimu dengan kesedihan. Jauhilah sifat tamak, relalah dengan qadha’, dan puaslah dengan apa yang telah diberikan Allah, niscaya hidupmu akan jernih, dirimu akan senang dan terasa nikmat kehidupanmu. Jika kamu menginginkan kekayaan dunia, maka janganlah kamu tamak dengan apa yang dimiliki orang lain. Karena sesungguhnya para nabi dan orang-orang yang benar tidak akan mendapatkan apa yang telah mereka dapatkan, kecuali dengan memangkas ketamakan mereka terhadap apa yang dimiliki oleh orang lain”.

 

  1. Kepekaan Emosi

Kepekaan emosi yang berlebihan ini sering dijumpai pada anak-anak. Anak dikatakan mengalami kepekaan emosi, apabila ia mudah sekali merasa sakit hati dan menunjukkan respon yang berlebihan terhadap sikap dan perasaan orang lain. Anak yang mengalami kepekaan emosi biasanya tidak bisa menerima penilaian, komentar dan kritik orang lain. Ejekan yang nyata maupun yang hanya berdasarkan prasangka saja, bisa membangkitkan perasaan kesal yang mendalam pada diri anak.

 

Tingkah laku kepekaan emosi ini biasanya dalam bentuk menarik diri dari pergaulan, perasaan malu, rasa marah, sedih, suasana hati yang murung tanpa penyebab yang jelas dan mudah marah.

 

Penyebab Kepekaan Emosi

  • Anak merasa kurang atau tidak sama dengan orang lain.

Anak mempunyai perasaan bahwa dirinya tidak sepandai, semenarik, atau sepopuler anak-anak yang lain, sehingga merasa rendah diri dan sangat terganggu oleh kritikan yang dilontarkan padanya. Anak merasakan kritikan tersebut sebagai hal yang negatif.

  • Adanya harapan-harapan yang tidak realistis terhadap lingkungannya.

Bila anak terlalu banyak berharap dari orang lain, secara terus menerus mereka akan merasa kecewa.

  • Kepekaan emosi berkembang sejak anak menginginkan adanya penerimaan yang total dari orang lain. Setiap ada penolakan, maka akan dirasakan sangat menyakitkan.
  • Anak yang memiliki kepekaan emosi mempunyai harapan yang tinggi bahwa orang lain akan bersikap manis dan selalu memahami keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya.
  • Anak dengan orang tua yang overprotektif dan memanjakan. Hal ini membuat anak berharap orang lain akan memperlakukan dirinya sebagaimana yang ia inginkan.
  • Keluarga yang hancur (broken) dengan kurang lengkapnya keluarga atau suasana rumah yang kurang harmonis.

 

Cara Mengatasi Kepekaan Emosi

  • Orang tua sebaiknya jangan bersikap overprotektif terhadap anak.
  • Orang tua diharapkan dapat memberikan kekuatan dalam menghadapi lingkungan sosial yang memang penuh dengan beragam sifat manusia.
  • Dalam keadaan yang wajar, anak perlu diperkenalkan pada kritikan, jangan mengkritik anak dengan cara merendahkan dirinya, tetapi bangkitkan semangatnya untuk memperbaiki diri.
  • Mengajarkan anak agar memandang dirinya secara baik dan benar. Tidak melebih-lebihkan segi positifnya, dan tidak pula menyepelekan kekurangannya.
  • Orang tua bersikap bijak. Apabila anak menyatakan harapan-harapannya yang tidak realistis, maka katakan bahwa setiap orang mempunyai bakat dan kemampuan yang berbeda yang tidak berarti bahwa yang satu lebih buruk dari yang lain.
  • Perbaiki sikap orang tua, apakah selama ini terlalu banyak menuntut atau memandang anak sebagai anak yang tidak tercela.
  • Mengajarkan kepada anak keterampilan untuk mengatasi masalah. Bila ia gagal, pelajarilah bersama hal-hal apa kiranya yang menyebabkan kegagalannya.

 

  1. Keterpisahan

Berlaku ramah dengan keluarga dan lemah lembut merupakan anjuran Nabi SAW. Kita juga dianjurkan selalu dekat bersama keluarga. Bahkan Islam menyuruh ibu untuk memenuhi waktu menyusui hingga dua tahun. Anak tidak ingin berpisah dengan orang tua, karena akan berdampak kepada emosi anak. Anak yang masih tergantung dengan orang tua sangat wajar tidak ingin berpisah dari keluarganya.

 

Keadaan keterpisahan merupakan suatu keadaan dimana anak terpisah dari orang tuanya, baik untuk sementara atau untuk seterusnya. Ketika bayi berusia hingga enam bulan, anak masih tidak protes bila orang tua tidak di rumah, selama kebutuhan fisik bayi terpenuhi, karena bayi belum mampu membedakan secara pasti, siapa yang mengurusnya. Setelah usia tujuh bulan, bayi mulai mengetahui arti berpisah dengan ibunya, sehingga muncul ketergantungan. Semakin bertambah usia, maka anak akan menyadari kehadiran atau ketidakhadiran orang tuanya. Anak merasa resah bila orang tua pergi menjauhi anaknya.  Perasaan ini muncul semenjak usia enam bulan hingga tiga tahun. Pada masa ini menimbulkan kecemasan karena keterpisahan. Anak biasanya minta ikut ketika orang tua akan pergi.

 

Ketiadaan orang tua dalam jangka waktu yang lama akan mempengaruhi emosi anak, terlebih bila orang tua yang bercerai. Pada keluarga yang normal, keterpisahan perlu dihadapi secara wajar (tanpa cemas berlebihan) dan keterpisahan dapat menjadikan sarana kemandirian.

 

Pencegahan dan  Cara Mengatasi Keterpisahan

  • Biasakan sebelum anak ditinggal pergi (tidur atau ke kantor) memberikan waktu agar anak dekat dengan orang tua. Berikan cukup perhatian misalnya dengan berbicara.
  • Orang tua janganlah menolak bila anak mendekati di malam hari ketika tidur atau ketika istirahat di siang hari.
  • Ketika orang tua bekerja, maka cari orang pengganti (keluarga atau pembantu) yang cara pengasuhannya tidak terlalu berbeda.
  • Ketika muncul keterpisahan yang sulit diatasi, maka sangat diperlukan bantuan ahli.

 

Box

Umar bin Khathab menyuruh pergi seorang wali (orang tua) yang masuk ke dalam rumahnya, yang ketika itu Umar sedang bersenda gurau dengan anak-anaknya. Orang tersebut mencela perbuatan khalifah tersebut. Kemudian Sayyidina Umar bertanya kepadanya: “Bagaimana sikapmu kepada keluargamu?” Dia menjawab: “Apabila aku masuk (rumah), tidak akan ada seorangpun yang berbicara (semuanya terdiam)”. Lalu Umar berkata kepadanya: “Sungguh berbeda amal kita. Kamu tidak dapat berbuat ramah kepada keluarga dan anak-anakmu, maka bagaimana bisa kamu berlaku baik (bersikap lemah lembut/sopan) kepada umat Nabi Muhammad SAW”.

 

  1. Ketidakpekaan

Anak-anak pra sekolah dan balita sering bersikap yang menurut orang dewasa tidak sensitif. Menyembunyikan mainannya dari temannya, berteriak “Ibu pelit” ketika anda menolak memberinya kue, atau memukul kucing yang secara kebetulan menyenggolnya. Perbuatan ini sering berawal dari kurangnya kontrol dorongan hati dan pengetahuan apa yang pantas dilakukan. Pemeriksaan internal terhadap perilaku seperti itu dilakukan seiring dengan umur dan sosialisasinya. Juga menumbuhkan rasa empati dan sikap yang mungkin dimiliki anak secara alami yang perlu ditumbuhkan.

 

Kepekaan sosial, meminta anak agar mampu menempatkan dirinya dalam posisi orang lain, memikirkan bagaimana perasaan orang lain terhadap apa yang dilakukannya. Identifikasi seperti itu dan berpikir imaginatif hampir tidak mungkin dilakukan anak usia tiga tahun, yang berjuang keras untuk mengenali dan mengungkapkan perasaannya sendiri. Tapi biasanya terjadi pada anak usia enam tahun, setelah diarahkan dan diberikan contoh oleh orang tuanya. Suruhlah anak balita untuk bersikap manis, tanyalah anak usia lima atau enam tahun bagaimana perasaannya jika temannya tidak bersikap baik padanya. Tekanan teman dan seleksi kelompok seharusnya juga membantu membangkitkan rasa hormat pada perasaan dan hak-hak orang lain karena anak yang tidak sensitif tidak akan punya teman bermain dalam waktu lama.

 

Jika anak usia sekolah terlihat tidak mampu mempertimbangkan perasaan orang lain, karena anak mungkin pernah menyaksikan ketidakpekaan atau brutalitas di rumah dan anak mengikutinya. Ia mungkin bermasalah secara emosional dan fisik dalam menunjukkan kesedihannya atau kemarahannya terhadap suatu situasi, atau anak memiliki masalah perilaku yang lebih umum. Anak juga mungkin memiliki masalah dengan impulsivitas. Di beberapa kasus, anak-anak yang tidak peka akan bereaksi terhadap masalah pendengaran, bahasa, atau masalah belajar yang membuat putus asa atau memalukan, karenanya memperburuk kecenderungan agresif.

 

Anak-anak sekitar usia sepuluh sampai dua belas tahun, biasanya peran kelompok menjadi sangat penting. Kekasaran dan serangan lisan antara kelompok yang bersaing akan terjadi, manakala sebaliknya di dalam kelompoknya sendiri semakin solid. Dalam usia tersebut, anak biasa berkata kasar dan tidak peduli dengan perasaan orang lain.

 

Ketidakpedulian terhadap perasaan orang lain adalah juga ciri-ciri autis, tapi autisme adalah penyakit serius dengan beberapa gejala parah yang biasanya dimanifestasikan sebelum anak berusia tiga tahun.

 

  1. Lari dari Rumah

Rumah adalah istana atau surga bagi anggota yang menempatinya. Hal ini terjadi apabila ada berkah dan rahmah yang turun ke dalam rumah kita. Anak menyenangi tinggal di rumah karena hubungan yang baik dengan orang tua. Islam menganjurkan hubungan baik antara anak dengan orang tuanya. Anak pun perlu disadarkan tentang kewajiban menghormati orang tua, sebaiknya orang tua perlu memahami perkembangan anaknya sehingga anak betah di rumah dan tidak lari dari rumah.

 

Lari dari rumah seringkali merupakan tindakan melawan orang tua yang dianggap terlalu keras, bertindak tidak rasional dan tidak perhatian. Anak merasa tidak bahagia di rumah dan ingin tahu apakah mereka dapat hidup lebih baik jika jauh dari tekanan rumah yang sudah tidak dapat ia tahan lagi. Lari dari rumah terkadang dilakukan orang dewasa untuk memperoleh kemandirian.

 

Suatu saat, ketika marah, anak anda mungkin lari dari rumah. Hal ini terjadi karena tuntutan anda yang menyebalkan, larangan, atau mendapat hukuman dari pelanggaran yang dilakukan. Anak melakukan ini karena anak berpikir bahwa lari dari rumah merupakan senjata ampuh untuk membalas dendam. Hal ini tidak sama dengan pelampiasan kemarahan pada balita.

Pencegahan Anak yang Lari dari Rumah

  • Hubungan yang hangat dan erat antara orang tua dan anak merupakan jaminan terbaik bahwa anak tidak akan lari dari
  • Orang tua, terutama saat marah, harus dapat menahan diri dan tidak membentak anak supaya anak keluar atau meninggalkan rumah. Jika hal itu dilakukan berulang-ulang, anak punya alasan bahwa anak tidak diinginkan lagi di rumah.
  • Jika anak diancam untuk meninggalkan rumah, orang tua jangan meneruskan dengan mengucapkan, “Baik, kau pergi saja. Jangan pernah kembali lagi!” Anak akan melakukan hal itu. Jika tidak dilakukan ia akan merasa malu. Orang tua perlu untuk memperhatikan ancaman tersebut dengan serius.
  • Berikan perhatian pada anak dan dengarkan ia karena mungkin perhatian ini diperlukan untuk menenangkan perasaan dan mengubah pikirannya.

 

Cara Mengatasi Anak yang Lari dari Rumah

  • Jika terjadi lari dari rumah, carilah mereka di tempat-tempat yang jelas, seperti sekolah, daerah sekitar rumah atau rumah teman dekatnya.
  • Jika tidak ditemukan juga, maka dalam jangka waktu 24 jam, laporkan hal ini ke polisi. Sebagian besar anak yang melarikan diri ditemukan segera karena mereka berkeliaran di tempat umum, terkadang diangkut oleh patroli polisi.
  • Orang tua perlu menyambut anak yang kembali dengan cinta dan kehangatan.
  • Penting untuk tidak memulai marah atau meremehkan anak karena ini akan meyakinkan pendapatnya bahwa orang tuanya tidak mencintainya dan menganggap sikapnya tidak dapat dimaafkan lagi.
  • Jangan bantu anak mengemasi barangnya dalam upaya menggagalkan keputusan anak.
  • Jangan pula berlebihan mencari anak yang lari dari rumah karena bisa jadi anak melakukan lagi di lain waktu.
  • Respon yang terbaik adalah cobalah duduk dan bicarakan penyebab kemarahan dan kekecewaan anak.
  • Cobalah memahami situasi anak untuk memperbaiki komunikasi
  • Biarkan anak mengerti bahwa ia boleh marah dan mengungkapkannya tapi dengan cara yang lebih tepat. Cara yang lebih produktif untuk mengekspresikan marah dibandingkan dengan kalimat atau perkataan “Aku benci ibu”.
  • Jika anak lari dari rumah setiap kali marah, mungkin perlu membuat kesepakatan dengannya.
  • Jika anak mampu membicarakan perasaannya tanpa berteriak atau lari, maka berilah anak hadiah, seperti bermain bola basket dengan ayahnya selama 30 menit.
  • Anak yang benar-benar lari dari rumah, umumnya ingin lari dari situasi yang buruk di rumahnya. Aturan yang terlalu ketat, kritik, keributan yang terus menerus, orang tua yang pecandu alkohol atau depresi akan menyebabkan anak lari dari rumah.
  • Perhatikan apa yang membuat anak sedih dan melarikan diri.
  • Jika anak sudah beberapa kali melarikan diri, anda perlu menemui psikolog untuk meningkatkan komunikasi di dalam rumah anda.

 

Box

Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan (QS Al Ahqaf: 15).

 

  1. Letupan Kejengkelan

Kita dilarang bertindak melampaui batas, karena hal tersebut merupakan tindakan berdosa. Salah satu perbuatan melampaui batas pada orang dewasa adalah berbuat jahat atau merugikan orang lain. Pada anak, sebenarnya tindakan melampaui batas masih wajar yang diwujudkan dalam berbagai kegiatan dan tingkah laku di antaranya adalah letupan kejengkelan. Letupan kejengkelan adalah mengamuknya anak sebagai wujud dari keinginan yang tidak terpenuhi. Pada batas tertentu, letupan kejengkelan ini masih bisa diterima. Namun demikian, pada usia di atas lima tahun letupan kejengkelan ini perlu dikurangi.

 

Letupan kejengkelan anak atau mengamuknya anak biasanya diiringi dengan menangis, menjerit, melempar barang, membuat tubuh kaku, memukul, berguling-guling di lantai atau tidak mau beranjak dari tempat tertentu.

 

Letupan kejengkelan biasa dilakukan anak pada usia empat tahun pertama, kebiasaan ini semakin menguat bila anak mengetahui dengan caranya itu, anak mendapatkan respon dari orang tua terhadap keinginan anak. Letupan kejengkelan terbentuk secara kondisional. Hal ini merupakan tingkah laku yang masih dalam kategori wajar terjadi pada anak-anak.

 

Anak terkadang menunjukkan sikap jengkel. Penelitian menunjukkan bahwa 5% anak usia tiga tahun dari masyarakat kota dapat memiliki masalah ledakan kejengkelan yang parah. Hal ini merupakan pengalaman yang membuat stres semua orang, terutama orang tua. Letupan kejengkelan menjadi semakin parah jika kejengkelan ini sering muncul dan terkadang tanpa sebab.

 

Jenis Letupan Kejengkelan

  • Letupan kejengkelan karena frustrasi terjadi pada anak yang menunjukkan frustrasi karena tidak dapat melakukan sesuatu
  • Letupan kejengkelan karena ingin mendapatkan perhatian, hal ini terjadi saat anak ingin situasi tertentu. Ketika anak mengeluarkan marahnya, ia mendapatkan perhatian orang dewasa yang akan meluluskan permintaannya. Hal ini akan terus mendorong anak untuk berlaku demikian jika ia tidak mendapatkan apa yang anak mau.

 

Penyebab Letupan Kejengkelan

  • Biasanya terjadi pada anak yang pernah sakit atau sakit-sakitan
  • Orang tua yang kasar terhadap anaknya. Anak yang juga diperlakukan tidak konsisten oleh orang tua dalam penanaman disiplin.
  • Orang tua yang cenderung mengkritik dan terlalu cerewet serta memaksa kehendaknya.
  • Adanya keinginan yang kurang dapat diungkapkan maksudnya oleh anak dengan lisan karena terjadi keterlambatan bicara.

 

Cara Mengatasi Letupan Kejengkelan

  • Pastikan anak tidak terlalu
  • Jangan rencanakan banyak kegiatan untuknya. Berikan waktu untuk tidur siang dan istirahat. Ketika anak letih, ia menjadi mudah tersinggung dan cenderung mengeluarkan kejengkelan.
  • Pastikan anak perutnya kenyang.
  • Jangan biarkan anak terlalu gelisah. Anak yang terlalu gembira pun mudah mengeluarkan kejengkelan.
  • Perkecil terjadinya frustrasi dengan cara menjadikan rumah sebagai sahabat anak. Biarkan anak melakukan hal-hal yang sesuai dengan usianya dan jangan yang terlalu sulit. Jika tanda-tanda frustrasi muncul, bantulah ia dengan cara berada di dekatnya.
  • Menghadapi kejengkelan anak bergantung pada jenis kejengkelannya yang dimiliki. Seringkali, kita tidak mengetahui dengan jelas jenis kejengkelan yang dimiliki seorang anak karena unsur frustrasi.
  • Untuk kejengkelan karena frustrasi, biarkan anak tersebut mengeluarkan kejengkelannya. Sulit untuk menghentikan kejengkelan jenis ini. Ketika kejengkelan berakhir, gendonglah atau tenangkanlah anak dan bantulah untuk mengatasi masalahnya.
  • Untuk kejengkelan karena ingin mengendalikan, orang tua harus konsisten, tegas dan sabar.
  • Mengacuhkan kejengkelan Ini biasanya akan memperburuk kejengkelan tersebut dan orang tua pasti akan menghadapi tangisan histeris. Pendekatan ini tidak cocok jika anak dalam kondisi melempar benda-benda atau mencoba untuk melukai dirinya. Tindakan pengabaian harus dilengkapi dengan menghentikan tindakan berbahaya yang dilakukan anak.
  • Menyuruh anak ke kamar atau ke sudut ruangan mungkin cocok dilakukan jika marahnya tidak terlalu parah. Aturannya adalah menyuruh anak melakukan time out dimana setiap satu menit mewakili satu tahun usianya. Anak berusia lima tahun seharusnya tidak diberikan time out lebih dari lima menit. Pastikan keamanan ruangan dengan cara menempatkan anak di ruangan yang tidak terkunci sehingga anak tidak mungkin dapat melempar benda-benda atau melukai dirinya.
  • Memegang anak. Jika anak menjadi kasar, peganglah dari belakang dengan pegangan yang kuat, hal ini akan membuatnya diam setelah anak pada awalnya meronta-ronta. Orang tua sebaiknya tidak menggendong anak menghadap ke wajahnya, karena anak tersebut dapat melukai anda.
  • Menghindari pembatasan yang berlebihan terhadap kebebasan anak, tuntutan yang berlebihan atau pemberian tugas yang di luar kemampuan anak.
  • Orang tua tidak bertindak semena-mena dan tidak terlalu memegang teguh sikap-sikap yang keras dan kaku dalam mengasuh dan mendidik anak.
  • Bersikaplah konsisten dan ajak anak bermain, namun tetap penuh kasih sayang. Kegiatan ini tidak berarti harus rutin. Dengan pengalamannya, anak akan belajar dengan baik.
  • Memperlakukan suasana mengamuk dengan suasana biasa dan wajar. Orang tua diharapkan bersikap tenang tidak terpancing oleh marah anak, konsisten dan penuh perhatian.
  • Abaikan sikap mengamuk, sehingga anak menyadari bahwa tindakannya tersebut tidak mendapatkan perhatian dari orang tua.
  • Jangan berargumentasi dengan anak ketika anak melakukan tempertantrum. Setelah anak tidak lagi melakukannya barulah diberi pengertian.

 

Box

Luqman berkata, “Wahai puteraku, barangsiapa yang lalai dalam perselisihan, dia akan dimusuhi. Barangsiapa yang melampaui batas di dalamnya, akan berdosa. Maka katakanlah yang benar walaupun pada dirimu sendiri dan janganlah beri kesempatan (bagi dirimu) untuk marah”.

 

  1. Malu

Malu kepada orang lain dan lingkungan sosial yang baru merupakan suatu hal yang wajar bagi anak balita. Namun demikian perlu diperhatikan agar malu kepada orang lain tidak berkelanjutan ketika usia anak di atas lima tahun. Karena hal ini akan mengganggu perkembangan emosi dan sosialnya di masa dewasa. Malu adalah bentuk yang lebih ringan dari rasa takut yang ditandai oleh sikap mengerutkan tubuh untuk menghindari kontak dengan orang lain yang masih belum dikenal.

 

Pada bayi yang berusia enam-dua belas bulan mempunyai reaksi yang universal berupa rasa malu. Rasa malu tidak perlu dirisaukan karena merupakan reaksi wajar dan sesuai dengan perkembangan. Apabila pada usia dewasa masih malu berarti ada masalah, hal ini biasanya disebabkan karena keberlanjutan dari malu pada anak.

 

Gejala-gejala malu adalah wajah yang memerah, bicara dengan gagap, suara lemah, meremas-remas jari, lari dan sembunyi serta mencari perlindungan.

 

Di antara penyebab malu adalah pola asuh, dimana anak sering dikecilkan atau direndahkan, pengalaman yang memalukan atau pernah diejek, adanya kekurangan pada fisik atau kemampuan, orang tua yang tidak membangun kepercayaan diri anak dan anak mendapatkan ancaman.

 

Malu seringkali merupakan bawaan yang dapat berkurang dan bertambah tapi jarang yang semata-mata diwarisi orang tua atau lingkungan.

 

Malu cenderung ada dalam banyak keluarga. Orang tua yang malu-malu saat kecil atau terkucil dan penyendiri, menginginkan anaknya supel dan dermawan. Rasa malu bisa sebagai karakter bawaan dan banyak anak yang pemalu akan tumbuh menjadi orang dewasa yang juga pemalu.

 

Persoalan yang sesungguhnya adalah apakah anak merasa nyaman atau tidak nyaman ketika malu. Anak-anak yang pemalu dapat berhubungan secara sempurna dengan satu atau dua teman. Jumlah teman bukanlah hal yang penting; tapi yang penting adalah apakah anak bisa berteman. Anak yang perlu dicemaskan adalah anak yang tidak memiliki teman, yang tidak mau ke luar rumah karena takut orang atau yang pendiam dan nampak sedih.

 

Hal itu tidak berarti bahwa orang tua tidak dapat melakukan apapun dalam menolong anak belajar keterampilan sosial untuk berteman. Orang dewasa perlu mengenali bahwa paksaan atau dorongan kepada anak di muka umum akan mengembangkan rasa takut mereka. Orang dewasa yang pemalu dapat memilih lingkungannya dan menemukan pekerjaan yang tidak memerlukan banyak interaksi dengan orang lain.

 

Anak-anak di satu sisi terus menerus dipaksa untuk tampil di muka umum. Jika mereka tidak mau bicara di sekolah, guru akan salah menyimpulkan bahwa mereka tidak siap sekolah atau tidak cerdas. Teman sebayanya berpikir mereka mengucilkan diri. Kadang remaja melewati masa ini setelah mereka sadar diri dan takut melakukan kesalahan di depan temannya. Hal ini berbeda dengan rasa malu yang panjang dan serius yang akan bermasalah pada diri anak, oleh karena itu diperlukan waktu untuk berdiskusi yang empati dari orang tua.

 

Cara Mengatasi Malu

  • Dengan lembut beri dorongan pada anak yang malu. Jangan  mengecewakan anak anda, hal ini hanya akan menambah ketidakbahagiaannya.
  • Cobalah jangan terlalu melindunginya.
  • Bagi anak balita dan usia prasekolah, orang tua perlu aktif dalam mencarikan teman yang baik.
  • Lakukan sebanyak yang anda dapat lakukan dalam membantu perkembangan anak dengan menyediakan rumah yang selalu siap sebagai tempat bermain.
  • Jangan tantang anak pemalu dengan meninggalkannya dalam suasana yang dapat mengecewakannya.
  • Berhati-hatilah dalam menjelaskan pengalaman baru sebelumnya, dengarkan pendapatnya dan tenangkan dengan memberi informasi sebanyak mungkin.
  • Antar anak ke sekolahnya yang baru, bermain di lapangan selama beberapa jam untuk mengenali lingkungannya sebanyak mungkin.
  • Latihlah anak dengan berbagai situasi yang menakutkan seperti dengan menunjukkannya atau diskusikan bersama.
  • Bantu anak mengatasi rasa malu dengan meningkatkan keterampilan (bulu tangkis) misalnya sehingga anak lebih percaya diri saat mengajak bermain. Mereka akan mengajaknya dan anak akan menjadi lebih baik.
  • Pilihan lain adalah menyarankan anak melakukan olah raga yang bersifat perseorangan seperti berenang, hal ini membuat anak tetap dalam satu kebersamaan tanpa banyak berinteraksi.
  • Jika anak punya kecenderungan pada sepak bola. Memainkan bola dalam satu tim akan memberinya sarana untuk berinteraksi tanpa harus banyak bicara. Tujukan perhatian pada kemampuan anak dan bukan pada rasa malunya.

 

  1. Marah

Marah merupakan salah satu emosi yang dilarang oleh Rasulullah SAW. Beliau menyebut marah sebagai perbuatan syaitan, karena biasanya orang marah tidak mampu untuk mengendalikan dirinya. Cara mengatasi yang dianjurkan Rasul adalah membaca ta’awudz dan berwudhu. Menahan diri dari marah perlu dilatih dan dibiasakan  sehingga tidak merusak iman. Berdiam diri atau berpindah tempat merupakan salah satu cara mengurangi kemarahan, bahkan memaafkan lebih dianjurkan Nabi.

 

Marah biasanya tampil berupa reaksi terhadap frustrasi, sakit hati dan merasa terancam. Pada umumnya frustrasi atau keinginan yang tidak terpenuhi merupakan hal yang paling sering menimbulkan kemarahan pada setiap tingkatan usia. Dibandingkan rasa takut, rasa marah lebih sering muncul pada masa kanak-kanak. Karena rangsangan marah lebih banyak muncul pada masa kanak-kanak.

 

Penyebab munculnya marah pada anak di antaranya adalah anak terhambat melakukan sesuatu, hambatan bisa berasal dari dirinya (ketidakmampuan) atau dari orang lain (larangan), perasaan tidak nyaman dan mainan atau miliknya direbut.

 

Reaksi marah yang ditampilkan anak adalah marah yang impulsif (agresi), langsung ditujukan pada orang lain, binatang atau objek. Bisa dalam bentuk reaksi fisik atau verbal misalnya tempertantrum, juga memukul, menggigit, meludah, menendang dan mendorong. Selain itu, marah yang terhambat yaitu marah yang tidak dicetuskan karena dikendalikan atau ditahan, biasanya tingkah laku bereaksi seperti menarik diri, melarikan diri dari anak atau orang lain, bersikap lesu dan masa bodoh.

 

Kemarahan adalah emosi manusia normal. Menekan marah bisa menyebabkan masalah yang jauh lebih berbahaya. Tapi seiring dengan bertambah dewasanya anak anda, anak harus belajar mengerti dan mengontrol kemarahan serta dapat melampiaskannya dengan cara yang  tepat dan produktif.

 

Merupakan hal yang normal bagi balita dan anak pra-sekolah untuk mengekspresikan dirinya dengan cara marah sebagai tanda mencurahkan gejolak hatinya, untuk protes ketika berpisah dari orang dewasa dan menegosiasikan ketidaksetujuan dengan teman sepermainan.

 

Marah yang dialami oleh balita dan anak prasekolah tidak akan dapat ditemukan pada anak usia sekolah. Mereka belajar dengan cara trial dan error dan dari tekanan teman sepermainan, serta apa yang diterima dari masyarakat (meskipun mereka masih menunjukkan kemarahan di rumah dengan keluarganya). Ketika emosi menjadi lebih terkontrol, anak-anak lebih berkonsentrasi di sekolah dan meningkatkan kemampuannya. Ledakan yang sering terjadi pada anak-anak usia sekolah adalah masalah tingkah laku karena ada tekanan situasi. Mereka mungkin bisa mencoba untuk menutupi beberapa emosi yang belum matang, seperti contohnya: takut, kesedihan dan kesakitan.

 

Ledakan kemarahan menjadi lebih biasa pada usia dua belas tahun, ketika seorang anak memasuki tahap masa remaja. Gejolak hormonal dan keinginan untuk membangun kemandirian akan menyebabkan perubahan emosi pada anak pra-remaja.

 

Dapat dibayangkan suatu situasi yang sangat memalukan ketika seorang ibu dan anaknya sedang antri di sebuah toko dengan keranjang penuh, kemudian anaknya menjerit-jerit. Anda merasakan bahwa anda adalah orang tua yang tak mampu mendidik anak dan semua orang di toko itu akan berpikir sama. Namun orang tua harus ingat bahwa marah itu biasa, bahkan ia adalah bagian penting dalam pertumbuhan balita. Marah adalah kebiasaan anak yang sedang tumbuh, untuk membangun kepercayaan dan jati diri. Marah juga memberikan kepada orang tua kesempatan untuk membantu anak belajar mengeluarkan marahnya dengan cara yang membangun.

 

Memang diakui, akan sulit ketika berhadapan dengan anak yang suka menendang, menjerit dan susah dikendalikan. Marah biasanya mulai sekitar usia 18 bulan, ketika balita mulai sedikit terpisah dari orang tuanya dan ingin mengekspresikan pendapatnya sendiri. Akan sulit bagi anak untuk mencapai apa yang diinginkan ketika anak tidak terlalu terampil, dan hanya memiliki kosakata yang terbatas. Marah yang meledak (ketika anak-anak menjadi frustrasi) atau merasa ditolak, akan menyebabkan kehilangan kendali emosi. Sebenarnya, anak ingin mencapai kemandirian melalui marahnya tersebut.

 

Marah dapat datang dalam bentuk yang bermacam-macam. Sebagian anak merengek dan menangis, yang lainnya menjadi kaku dan membanting diri mereka ke lantai, menendang, menjerit dan menggigit. Marah sering terjadi ketika seorang anak merasa mengantuk, lelah, lapar atau berada di tempat yang terlalu menuntut kontrol diri atau mereka terlalu terangsang. Lebih seringnya lagi, marah berfungsi sebagai respon untuk melawan orang tua.

 

Orang tua menyebut anak usia dua tahun sebagai suatu yang menyulitkan, dan biasanya frekuensi dan kecepatan marah akan hilang ketika anak mencapai usia dua tahun lebih. Perkembangan kemampuan berbahasa mengurangi frustrasi anak, karena ia dapat membuat dirinya dimengerti.

 

Anak pra sekolah juga mulai tersosialisasi dan belajar tentang apa yang bisa diterima oleh temannya. Anak tidak suka berada dekat dengan teman bermain yang mudah marah dan tidak bisa diajak kerjasama. Pada saat anak berusia empat tahun, ketika ia lebih yakin dengan dirinya, siapa dirinya, dan perilaku apa yang diterima, maka marah yang meledak-ledak akan jarang terjadi. Jika marah itu belum juga bisa hilang atau menjadi kekerasan yang ekstrim dan terjadi beberapa kali setiap harinya, atau ditambah dengan tidur yang tidak nyenyak, serta perilaku yang agresif, maka konsultasikanlah dengan psikolog anak.

 

Cara Mengatasi Marah

  • Bantulah anak untuk mengendalikan emosinya saat anda mengajarkan cara-cara yang bisa diterima untuk mengemukakan marah.
  • Pada balita dan anak prasekolah, katakan “Ibu mengerti engkau marah. Tidak apa-apa kau marah, tapi menyakiti ibu itu tidak benar. Gunakanlah kata-kata untuk menyatakan perasaanmu”. Dengan menyatakan demikian, anda bisa mengatakan pada anak anda bahwa perasaannya sah-sah saja. Ini sangat penting pada anak kecil yang takut ketika pertama kali marah, tunjukkan pada mereka bahwa perasaannya itu normal.
  • Anak prasekolah yang berpikiran tentang hal-hal sihir akan khawatir bahwa pikiran jeleknya tentang seseorang akan menjadi kenyataan. Setelah marah berlalu, berikan pelukan hangat sehingga anak dapat mengatasi kemarahannya.
  • Dengan anak yang lebih tua, katakan “Saya tidak mau bicara denganmu ketika kamu berteriak atau bersumpah serapah”. Cara ini akan memberi contoh yang baik dalam mengekspresikan emosi.
  • Hitunglah sampai sepuluh dan katakanlah, “Mengapa kamu sangat marah?”
  • Menetralkan marah dan menyegerakan berdiskusi bersama anak dengan mengatakan “Ibu mengetahui kadang-kadang ibu marah ketika ibu malu atau perasaan ibu terluka dan ibu tidak mau mengakuinya. Apakah hal seperti itu membuatmu marah?”
  • Buatlah pertemuan keluarga dan revisilah peraturan rumah dimana peraturan tersebut dapat membuat anak marah dan frustrasi.
  • Membaca taawwuz dan berwudhu, ketika marah. Hal ini akan mengurangi kemarahan.
  • Sebaiknya juga berdiam diri atau berusaha berpindah tempat ketika sedang marah.
  • Latihlah apa yang anda ajarkan. Dan ingatlah anak sering melihat orang tuanya, anak-anak belajar banyak tentang kemarahan dan mengatasi perselisihan dari orang tuanya.
  • Jika anda marah, berikan pada diri anda waktu istirahat. Begitu juga apabila anda mulai berbicara dengan nada tinggi pada anak anda atau pada orang lain. Ketika anda lebih rasional dan siap untuk berbicara, biarkan anak menyaksikan anda berdiskusi tentang perbedaan pendapat.
  • Tetap tenang. Cobalah untuk tidak membentak atau mengejek anak. Jangan menghargai perilaku marahnya dengan memberikan perhatian yang berlebihan atau dengan cepat menyerah pada permintaan anak agar anak diam.
  • Ingatlah dalam banyak cara, marah digunakan untuk menguji perilakunya. Jika anak tersebut menyadari kalau marah tidak akan mengabulkan keinginannya, dia akan menyerah dan mencari cara yang lain untuk mencoba apa yang diinginkannya.
  • Cobalah untuk menjadi sportif ketika mengatur perilaku anak.
  • Dengan marah, balita menyakiti dirinya sendiri, beritahu dia (secara lembut dan tidak kaku) atau taruh dia di tempat bermain anak, dimana anak aman secara fisik.
  • Coba katakan pada anak, “Ibu tahu kamu marah, dan ibu menyayangimu, tapi perilakumu tidak baik. Aku tidak bisa membiarkanmu menyakiti dirimu sendiri. Kita akan bicara setelah kamu tenang”.
  • Ketika anak tenang, penuhi permintaannya. Jelaskan bahwa anda menerimanya karena ia memintanya dengan cara yang baik dan suara yang pantas.
  • Fleksibilitas itu penting untuk menunjukkan anak bahwa dia memiliki sejumlah kontrol pada dirinya.
  • Pendekatan yang fleksibel, cocok bagi anak untuk mengenal perilaku yang tidak dapat diterima.
  • Nasihat akan lebih berguna bagi anak yang lebih tua, karena anak bisa mengerti lebih baik apa yang anda katakan, dan bahasa yang disampaikan.
  • Setelah anak sudah tenang dan dapat mendengar, jelaskan perilakunya. Buat lebih jelas, jika anak mengulanginya lagi, maka ia akan mendapat hukuman. Cara demikian dapat membantu anak berpikir logis terhadap konsekuensi dari perbuatannya, sehingga seorang anak umur empat tahun dapat mengatakan pada dirinya, jika aku melakukan ini (menendang dan menjerit ketika ibu menyiapkan makan), maka saya akan dapat hukuman. Anak mulai mengoreksi perilakunya sendiri sebelum ia kehilangan kendali.
  • Bila anak bimbang, ingatkan dia, “Ingat apa yang kita bicarakan? Ibu tidak bisa bermain sekarang, ibu sedang memasak makan malam. Ibu akan bermain sebentar lagi, jika kamu menunggu dengan tenang”. Jika ia memaksa, berikan konsekuensi yang anda sudah bicarakan. Beritahu mengapa, dan katakan, “Kau marah ketika Ibu masak, maka Ibu tidak mau bermain denganmu”.
  • Hukuman tidak boleh terlalu lama. Penting diingat bahwa hukuman hanya akan berhasil jika diaplikasikan dengan benar dan bijaksana untuk perilaku yang sangat buruk (merengek).
  • Jangan terus mengingatkan dan mengomeli anak yang marah, jika marah sudah berlalu. Beri anak pelukan dan lanjutkan kegiatan anda, sebaiknya kegiatan yang berbeda dari apa yang sudah membuat marah anda meledak. Lakukan dengan penuh kehangatan kasih sayang dan motivasi.
  • Dengan anak berusia tiga atau empat tahun, tanyakan apa yang membuat anak marah. Alasan kemarahannya mungkin dapat diterima; hanya caranya salah. Katakan padanya bahwa “Tidak mengapa untuk marah (atau kecewa), tapi tidak baik memukul atau menjerit”. Bicarakan alternatif lainnya.
  • Anak akan lebih marah lagi ketika tidak diizinkan memilih sendiri. Membiarkan anak memilih antara makan nasi dan roti untuk makan siangnya bisa mengurangi frekuensi marah karena anak merasa mandiri; membiarkan anak secara umum akan sedikit lebih tenang.
  • Sebaliknya, memberikan peraturan yang tidak jelas dan tidak dapat dimengerti dapat membuat anak tidak yakin terhadap apa yang diharapkan dari dirinya. Oleh karena itu harus konsekwen pada peraturan. Jika kemarin anak marah tidak memperoleh apa yang diinginkannya, tapi hari ini dapat, ia akan mencobanya lagi keesokan harinya.
  • Anak juga merasa takut bila ia merasa mengalahkan orang tua dengan perilakunya. Seorang anak yang mendominasi orang tuanya akan menjadi cemas dan membuat marahnya meningkat. Sebaiknya, orang tua bersikap tegas.
  • Cegah marah dengan membuat rumah anda aman dan nyaman bagi anak. Jika anda tidak ingin anak anda bermain dengan perhiasan meja, jangan menaruhnya di tempat yang dapat dijangkaunya.
  • Cobalah untuk tidak membuat banyak permintaan pada anak ketika ia lelah dan mudah tersinggung, atau ketika anda terburu-buru atau di tempat yang membuatnya cemas. Pada saat penting itu, coba alihkan perhatiannya.
  • Umumnya marah terjadi pada waktu yang sama: waktu tidur, berpakaian, dan makan. Pada waktu tenang, orang tua harus berpikir apakah peraturan yang menyebabkan masalah tersebut benar-benar layak atau tidak. Apakah anak harus memakai baju kaos di dalam kemejanya? Bisakah anak tidur selama lima belas menit untuk tetap mendapat istirahat yang cukup? Rencanakan respon anda jika anak melontarkan pertanyaan yang sama nantinya.
  • Bagi sebagian anak, marah dapat dihubungkan dengan temperamen mereka. Anak yang memiliki bawaan sensitifitas pada cahaya, suara keras, keramaian atau bentuk tertentu makanan atau pakaian, akan cenderung bereaksi dengan marah. Oleh karena itu, orang tua perlu mengenal temperamen anak.
  • Penting untuk mengetahui perbedaan antara marah yang dibuat-buat dan marah karena ketidaknyamanan, rasa lelah atau takut. Coba kenali tanda-tanda anak yang terlalu asyik atau cemas dan bawa anak ke tempat yang sepi untuk menenangkannya sebelum marahnya meledak. Cobalah untuk tidak mengganggu waktu bermain anak.
  • Dibutuhkan kontrol diri dan empati untuk mengingat alasan marah anak dan mencoba untuk sportif tapi tegas terhadap anak. Tapi jika masih diatasi dengan baik, marah memberikan kesempatan bagi orang tua untuk mengajarkan anak mereka tentang emosi, juga bagaimana membangun hubungan orang tua dan anak. Bagaimanapun juga disiplin perlu diterapkan pada anak.

 

Box

Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang menahan diri dari marah dan dapat mengendalikan emosi, niscaya Allah SWT akan memanggilnya pada hari kiamat lebih dulu daripada makhluk lain sehingga diberitahukan-Nya untuk memilih bidadari mana saja yang dikehendakinya” (HR Abu Daud 4/248 h.n 4777).

 

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka, dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni mereka maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS At Taghabun: 14).

 

Luqman berkata: “Wahai puteraku, janganlah kamu menghilangkan kemuraman wajahmu dengan masalah. Janganlah kamu mengobati kemarahanmu dengan kekejamanmu dan tahu dirilah, itu akan bermanfaat bagi hidupmu”.

 

Luqman berkata: “Wahai puteraku, kuasailah marahmu dengan kelembutanmu, ketergesa-gesaanmu dengan ketenanganmu, hawa nafsumu dengan takwamu, keraguanmu dengan keyakinanmu, kebathilanmu dengan kebaikanmu. Bersikaplah tenang pada saat genting, gembira di saat susah, bersyukur pada saat lapang, khusyuk dalam salat dan bersegera dalam menunaikan shadaqah”.

 

Dan apabila mereka marah, mereka memberi maaf (QS Asy Syuura: 37).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Siapakah orang yang kalian anggap paling berani di antara kalian?” Mereka menjawab, “Yaitu orang yang tidak diperangi oleh orang lain (tidak dikalahkan oleh orang lain)“. Nabi bersabda, “Bukan, tetapi orang yang dapat menahan dirinya ketika marah” (HR Bukhari 5/2267 h.n 5764 dan Muslim 4/2014 h.n 2607).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Jika salah seorang di antara kamu marah dalam keadaan berdiri, maka sebaiknya duduklah sehingga marahnya akan reda. Jika tidak, hendaknya tidur berbaring” (HR Abu Daud 4/249 h.n 4782).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Marah itu dari syaitan. Sesungguhnya syaitan itu diciptakan dari api. Api dapat dipadamkan dengan air. Oleh karena itu, jika salah seorang kamu marah, maka hendaknya segera berwudhu” (HR Abu Daud 4/249 h.n 4784).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Jika salah seorang kamu sedang marah, maka hendaknya berdiam diri” (HR Ahmad 1/239 h.n 2136).

 

Marah dapat merusakkan iman sebagaimana tumbuhan pahit (jawa: bratawali) yang merusakkan manisnya madu (HR Tabrani 19/417 h.n 1007).

 

Salah seorang mencela kawannya sambil marah-marah dan wajahnya merah. Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Saya tahu, sekiranya ia membaca, auudzu billaahi minasy syaithaani rrajiim niscaya marahnya akan hilang” (HR Bukhari 5/2267 h.n 5764).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Ketahuilah bahwa marah itu merupakan bara api yang menyala di hati manusia. Tidakkah kalian melihat monyongnya mulut dan merahnya kedua mata orang yang marah? Maka barangsiapa yang merasakan hal itu, maka hendaklah ia menahannya. Ketahuilah sebaik-baik orang adalah yang paling lambat marahnya, cepat ridhanya dan seburuk-buruk manusia adalah yang cepat marahnya, lambat ridhanya” (HR Ahmad 3/19 h.n 11159).

 

Allah SWT berfirman, “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan marahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan” (QS Ali Imran: 134).

 

Rasulullah SAW bersabda: “Bukanlah orang yang kuat itu orang yang suka bergulat, melainkan orang yang kuat itu adalah orang yang bisa mengendalikan dirinya ketika marah” (HR Bukhari 5/2267 h.n 5763  dan Muslim 4/2014 h.n 2609).

 

  1. Menangis

Menangis adalah tingkah laku bayi dan anak yang wajar, namun demikian bukan berarti kita membiarkan anak menangis. Rasulullah SAW mencontohkan bagaimana beliau begitu memperhatikan anak. Ketika beliau mendengar anak menangis langsung mempercepat salatnya. Menangis pada anak yang berlebihan akan membawa anak sakit dan mempengaruhi perkembangan emosinya.

 

Menangis adalah bahasa bayi.  Tangis memberitahukan bahwa dia lapar, basah, panas atau dingin, bosan, frustrasi, takut atau kesepian. Setelah beberapa waktu bersama anak, maka anda akan mampu membedakan jenis tangisan bayi anda. Anda akan menyadari pesan berbeda yang dibawa oleh tangisan yang berbeda, dan mempelajari berapa cepatnya anda harus pergi ke kamar bayi.

 

Beberapa bayi lebih banyak menangis daripada yang lainnya karena memang wataknya. Mungkin mereka terlahir rewel, mudah kecewa dan sulit untuk tenang. Sedangkan bayi lainnya terlahir ceria, tidak rewel dan tenang. Bayi lainnya lagi ada yang sering menderita sakit perut walaupun hal ini biasanya hilang setelah mencapai usia empat bulan.

 

Pada usia kurang lebih enam bulan, sebagian besar bayi sedikit menangis (tidak lagi banyak menangis). Mereka mengalami sedikit rasa tidak nyaman secara fisik, dan perubahan fisiologisnya melambat. Mereka juga sedikit lebih percaya terhadap lingkungan mereka dan mempunyai kemampuan untuk menenangkan diri sendiri.  Anda dapat membantu memudahkan kemampuan bayi anda untuk menenangkan dirinya dengan cara memberikan anak transitional objek, seperti boneka binatang, dot, atau selimut; memanggil sang bayi saat anda mendekatinya; atau menepuk pantatnya daripada anda mengangkat dan menggendongnya.

 

Adalah penting untuk diketahui bahwa sebelum tahun pertamanya berakhir seorang anak mulai membangun kemampuan untuk menenangkan dirinya. Sejak saat ini ketika menangis, anak akan menggunakan cara lain untuk ditenangkan.

 

Di masa kanak-kanak, menangis kencang dan nyaring adalah hal yang biasa dan merupakan suatu cara untuk mengungkapkan rasa frustrasi. Penting bagi anda untuk mengetahui perbedaan antara air mata yang menunjukkan rasa tidak nyaman dan air mata yang mengada-ada. Pada saat anak menguasai lebih banyak bahasa, anak dapat menyuarakan perasaan dan kebutuhannya dalam kata-kata, sehingga frekuensi tangisannya akan mereda.

 

Menangis bagi anak merupakan ungkapan yang wajar dan alami dalam mengungkapkan rasa sakit atau sedih dalam hidupnya. Tetapi seorang anak yang terlalu cengeng dalam jangka waktu yang lama adalah hal yang tidak wajar dan barangkali membutuhkan perhatian ekstra dari orangtuanya. Seringnya menangis pada anak yang lebih besar harus diperhatikan dan perlu dibawa ke psikolog.

Cara Mengatasi Anak yang Suka Menangis

  • Adalah sulit bagi orang tua untuk memanjakan bayinya selama empat bulan pertama. Oleh karena itu, tanggapi tangisan anak dengan cepat. Dengan melakukan hal ini maka akan membangun rasa percayanya pada dunia, pada anda, dan pada dirinya sendiri. Hal ini akan mengatakan pada anak bahwa ada orang yang dapat diandalkannya di luar dirinya untuk memenuhi kebutuhannya. Membiarkan seorang bayi ‘menangis keras’ tidak akan menjadikan bayi jarang menangis. Sebenarnya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa makin sering anda memberikan tanggapan atas tangisan seorang bayi selama masa kecilnya, semakin jarang dia menangis pada masa berikutnya. Hanya perhatikan jangan memanjakan anak.
  • Setelah berusia empat atau lima bulan, sebagian besar bayi jarang menangis. Sistem gastrointestinal dan neurological mereka seharusnya telah stabil dan rasa sakit perut pada malam hari menjadi hilang. Pada saat ini anda dapat mulai membantu anak untuk sedikit menenangkan dirinya. Ketika anda mengetahui seorang anak kenyang, tidak ngompol, hangat, nyaman dan aman tetapi anak masih menangis yang tangisannya merupakan tangisan tidak darurat, tangisan yang alami, maka gunakan beberapa metode yang tepat daripada mengangkatnya hanya untuk menenangkannya.
  • Ajak anak berbicara dan bermain. Berikan mainan untuk menenangkannya. Mainan ini berfungsi sebagai ‘penerimaan orang tua dari jarak jauh’. Mainan ini akan memberitahukan bahwa anda masih berada di sekitarnya dan semuanya akan baik-baik saja.
  • Sering anak menangis karena ia ingin adanya perhatian. Saat anda tidak dapat menyentuh dan mengajaknya bermain, anda harus menyiapkan makan malam dan memperhatikan anak-anak anda yang lain .
  • Buatlah agar anak berada pada keadaan dimana dia dapat bermain dengan dirinya sendiri.
  • Letakkan anak di atas kursi yang aman sehingga dia dapat melihat anda menyiapkan makan atau melihat sesuatu yang bergerak di luar jendela atau bayangannya di kaca.
  • Berikan bayi mainan kesukaannya atau sebuah mainan bayi yang dapat berbunyi.
  • Cobalah membantunya untuk membangun sedikit kemampuannya dengan menunda kegembiraan. Saat anda menghampirinya, katakan, ‘Ibu datang’; atau saat anda menyiapkan botol minumannya dan dia dapat melihat anda melakukannya, katakan ‘Ibu sedang menyiapkannya’. Maka tangisannya akan mereda. Pada beberapa saat, anak akan berhenti menangis karena dia mengetahui anda membawakan makanan karena dia juga melihat anda sedang menyiapkannya. Anak belajar hubungan urutan-urutan tadi.
  • Dari usia bayi, sebaiknya anda membiarkan bayi tertidur di tempat tidur bayi, dan bukannya di lengan anda.
  • Apabila bayi menangis di malam hari padahal tidak ngompol dan kenyang, jangan angkat dia atau menyalakan lampu.
  • Bicaralah padanya, sentuh dia dengan lembut, dan yakinkan dia bahwa anda ada di sisinya.
  • Pada tahap ini, anak hanya menginginkan anda, dan bukannya takut kegelapan.
  • Tentu saja semua teknik ini memiliki tingkat keberhasilan yang bervariasi tergantung pada pribadi bayi anda. Bayi yang wataknya masih berubah-ubah akan lebih tahan terhadap perubahan dan memerlukan kesabaran dan perhatian ekstra.
  • Sangat mudah untuk mempertimbangkan pengaruh dari penyakit yang menyerang tubuh anak lewat tangisannya yang berbeda.
  • Ingatlah bahwa sikap yang di luar kebiasaan atau sifat lekas marah yang berlebihan dapat menjadi pertanda bahwa ada sesuatu yang salah tentang kesehatannya. Konsultasikanlah dengan dokter anak. Tumbuhnya gigi juga menyebabkan bayi merasa sakit dan membuatnya lebih cerewet.
  • Bayi yang mengalami sakit perut juga membutuhkan perhatian lebih saat mereka rewel karena penderitaannya. Biasanya untuk menenangkan anak, kita harus mengayun-ayun dengan lembut. Berilah bayi mainan, kereta anak, atau ayunan bayi. Bahkan ada perlengkapan untuk mengayunkan tempat tidurnya. Beberapa bayi ada yang senang dibedong, bedonglah bayi untuk mendiamkannya.
  • Meletakkan bayi yang baru lahir secara menyilang di tempat tidur bayi daripada meletakkannya dengan posisi yang biasa, hal ini dapat membantu bayi anda karena ruangan yang terbatas amat tidak menyenangkan baginya.
  • Semua anak-anak menjadi tenang dengan dipeluk. Di sebagian besar masyarakat tradisional, anak-anak hanya diikat di atas tubuh ibunya dan dibawa kemanapun sang ibu pergi, merasakan kehangatannya dan dininabobokan dengan ayunan gerakannya.
  • Cobalah untuk tidak menyalahkan diri anda sendiri bila anda tidak dapat segera menenangkan bayi anda. Anda akan belajar bagaimana caranya menenangkan bayi anda melalui coba salah beberapa kali.
  • Juga ingatlah bahwa para ibu yang merawat bayinya sendiri, dapat menenangkan anaknya.
  • Cobalah untuk mengatur bantuan sehingga anda biasa mendapatkan waktu istirahat untuk memulihkan kesabaran anda.
  • Pada tahap anak yang baru belajar berjalan, biasanya anak mencoba untuk memperoleh kebebasannya. Ajaklah berjalan apabila anak menangis.
  • Pada anak usia sekolah, banyak anak yang menangis saat lututnya terluka, saat menaiki bus sekolahnya untuk pertama kali, saat temannya pindah, atau saat binatang peliharaannya mati. Menangis sekali-sekali adalah normal dan mungkin merupakan tanggapan emosi yang sehat. Akan tetapi, kesedihan yang berlarut-larut dengan disertai tingkah laku yang tidak wajar, dan perubahan dalam kebiasaan makan dan tidur serta dalam hubungan dengan teman-teman dan kegiatannya, merupakan suatu pertanda bahwa seorang anak sedang depresi dan gelisah.

 

Box

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya saya pernah melakukan salat, dan saya bermaksud memperlama dan memperpanjang salat saya tersebut. Lalu saya mendengar suara tangisan bayi, maka saya pun memperpendek salat, sebab saya tahu, perasaan hati ibunya dengan tangisan anak tersebut” (HR Bukhari 1/296 h.n 830 dan Muslim 1/342 h.n 470).

 

Dari Watsilah bin Atsqa, sesungguhnya Rasulullah SAW menemui Utsman bin Mazh’un yang sedang bersama salah seorang anak laki-lakinya yang masih kecil dan anak itu diciumnya. Nabi SAW bertanya kepadanya: “Apakah ini anak laki-lakimu?” Ia menjawab: “Ya”, lalu Nabi bertanya: “Engkau mencintainya, wahai Utsman?” Ia berkata: “Demi Allah, wahai Rasulullah, saya mencintainya”. Nabi bersabda: “Maukah engkau aku tambahkan supaya engkau lebih mencintai dia?” Ia berkata: “Baiklah, demi Allah”. Nabi bersabda: “Barangsiapa yang membuat senang hati anak kecil dari keturunannya sehingga dia menjadi senang, maka Allah akan menjadikan dia senang pada hari kiamat sampai orang tua itu senang” (HR Ibnu Asakir, lihat Al-Bayan wat Ta’rif 1/280).

 

  1. Mencari Perhatian

Rasulullah menyuruh kita mencintai  anak dengan mewujudkan rasa kasih sayang dan mencium anak. Anak pada dasarnya butuh perhatian dan kasih sayang, sehingga mereka memerlukan perhatian lingkungannya. Agar anak tidak kurang perhatian yang mengakibatkan dampak negatif dalam perilakunya maka orang tua perlu memberikan perhatian yang cukup kepada anaknya.

 

Mencari perhatian adalah hal yang sangat normal dan sehat jika anak anda menginginkan perhatian dari anda. Dia tumbuh dengan pesat pada pelukan anda,  dengan penerimaan, pujian, dan dengan kesempatan–kesempatan lain yang tidak dapat dilupakan. Tantangan untuk anda adalah mencoba untuk memberikan anak anda semua perhatian yang pantas, selama masa-masa yang khusus seperti: waktu makan, waktu tidur, waktu bermain, dan waktu mereka membutuhkan bantuan, dan tidak hanya ketika anak melakukan hal yang salah.

 

Anak–anak akan mencoba mencari perhatian dengan merengek, lengket, mengeluh, mengganggu, dan mengeluarkan perasaan marah. Pada balita dan anak pra sekolah, mereka akan melakukan tindakan yang nakal ini pada saat kita menelepon, di pasar atau di rumah nenek.

 

Cara Mengatasi Anak yang Suka Mencari Perhatian

  • Tetaplah konsisten untuk menolong anak kita dengan menggunakan cara yang tepat dalam meminta sesuatu.
  • Dan ingatlah bahwa anak cukup pintar untuk mencari alasan. Gunakan informasi yang jelas dalam memberikan perhatian yang tepat.
  • Apabila anda sebentar-sebentar menyerah pada kemarahan dan rengekkan anak, dan dengan segera mengabulkan permintaannya hanya untuk usaha menenangkan situasi atau mencari jalan damai, maka anak anda akan terus memaksa anda pada saat–saat berikutnya.
  • Tugas anda untuk menolong anak anda belajar sabar dan menggunakan cara-cara lain yang baik untuk meminta sesuatu.

 

Box

Aisyah RA menceritakan bahwa suatu ketika datang Arabi kepada Rasul SAW. Dan berkata, “Apakah engkau menciumi mereka (anak-anak), sedang kami belum pernah melakukan hal itu?” Maka beliau pun menjawab, “Tiada kuasa aku (menolong kamu) jika Allah telah mencabut sifat belas kasih dari hatimu” (Hadits Sahih riwayat Bukhari 5/2235 h.n 5652 dan Muslim 4/1808 h.n 2317).

 

Dari Abu Hurairah RA bahwa suatu hari Al-Aqra bin Habis melihat Rasulullah SAW sedang menciumi Al-Hasan. Kemudian Al-Aqra memberitahukan kepada Rasulullah SAW bahwa dia memiliki sepuluh anak tetapi belum pernah mencium salah seorang di antara mereka. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidak menyayangi maka dia tidak akan disayangi” (HR Bukhari 5/2235 h.n 5651 dan Muslim 4/1808 h.n 2318).

 

  1. Menggigit

Menggigit adalah perbuatan menyakiti orang. Allah SWT melarang perbuatan jahat dan yang menyakiti orang lain. Larangan ini perlu diajarkan kepada anak-anak agar tidak menjadi kebiasaan, walaupun bagi anak balita menggigit adalah suatu perbuatan yang biasa. Namun demikian, anak perlu diajarkan yang baik dengan melarang kebiasaan menggigit tersebut.

 

Menggigit adalah hal yang lazim bagi anak-anak kecil. Menggigit pada umumnya masih lebih ringan daripada mendorong atau menampar secara spontan ketika merebut mainan dari teman bermainnya. Bagaimanapun juga, menggigit nampaknya dapat menjadi kurang pantas karena menyerupai perilaku hewan, dan tanda-tanda bekas gigitannya itu lebih mengkhawatirkan daripada  luka memar.

 

Menggigit merupakan sebuah kekhasan dari seorang anak kecil, anda harus dapat membantu dengan mencoba untuk mengatasinya secara baik, sebelum timbul kesulitan pada anak. Kesulitan yang akan muncul adalah sebuah ketakutan pada seorang anak yang diwujudkan kepada tingkah laku merengek. Jika dia lelah, lapar, frustrasi atau sangat gembira, maka anak akan menjadi seperti sangat agresif. Makan siang, tidur siang, dan diam merupakan masa–masa tenang atau selingan yang dapat menyenangkan dan seringkali dapat mengurangi kebiasaan menggigit.

 

Seorang bayi atau seorang anak yang berusia antara dua belas sampai dengan delapan belas bulan kemungkinan dapat menggigit orang tuanya secara tiba-tiba atau sebagai sebuah ungkapan di luar kasih sayang atau perhatian dari si anak. Bagaimanapun, tepat juga rasanya bila kita berteriak “Aduh, itu sakit sayang”, sambil meletakkan si anak. Reaksi cepat yang berlebihan, dapat mengajari anak bahwa ia dengan cepat mendapatkan perhatian lewat menggigit. Hal itu dapat menjadi pengukuhan tingkah laku menggigit, dan anak akan mengulangi lagi perbuatan negatifnya.

 

Tingkat kerasnya suatu kebiasaan menggigit ini untuk anak seusia di atas tiga tahun atau lebih, merupakan suatu ketidak wajaran dan anda harus segera berkonsultasi dengan  seseorang yang lebih profesional.

Cara Mengatasi Menggigit

  • Anda perlu mengajarkan pada anak anda bahwa menggigit itu menyakitkan dan bukan merupakan kebiasaan yang dapat diterima.
  • Ajari anak menggunakan kata–kata untuk mengungkapkan perasaannya.
  • Sebaliknya, jangan menggigit seorang anak untuk bercanda atau untuk menunjukkan padanya betapa menyakitkannya menggigit itu.

 

Box

Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas tanggungan Allah (QS Asy-Syuura: 40).

 

  1. Menggigit Kuku

Menggigit kuku adalah kebiasaan buruk yang seringkali membuat kesal orang tua. Walaupun kebiasaan ini sebagai cara untuk mengatasi ketegangan, kecemasan dan kegelisahan, tetapi menggigit kuku bukanlah cara yang baik. Pada kasus menggigit kuku ini, anak bisa memuaskan dorongan agresifitasnya.

 

Kebiasaan menggigit kuku sering terjadi pada anak perempuan daripada anak laki-laki. Kebiasaan ini sulit diatasi, terbukti hingga SMU masih ada anak yang menggigit kuku. Anak SMU yang masih menggigit kuku, biasanya merasa canggung.

 

Mengapa Anak Suka Menggigit Kuku

  • Mencontoh dan melihat anak lain yang menggigit kuku
  • Anak tidak tahan melihat ujung kuku yang panjang atau bergerigi
  • Anak mengalami kecemasan dan ketegangan
  • Kekhawatiran dan kegelisahan anak.

 

Bagaimana Cara Mengatasi Anak yang Suka Menggigit Kuku

  • Orang tua memperhatikan kuku anak dan potong dengan rapi sehingga tidak tersisa ujung-ujungnya.
  • Anak diaktifkan dengan kegiatan fisik dan keterampilan tangan seperti menulis, menggambar dan melipat kertas.
  • Orang tua jangan sering memarahi anak.
  • Orang tua bersama anak mendiskusikan tentang kerugian menggigit kuku, sehingga dapat diketahui dalam kondisi apa anak cenderung menggigit kuku, kemudian bisa menghindari situasi pencetus ini.
  • Orang tua memberi hadiah kepada anak yang mulai mengurangi kebiasaan menggigit kuku. Dengan menentukan target pengurangan tingkah laku menggigit, misalnya dari delapan menjadi empat kali. Setiap kali pencapaian target ini diberi hadiah. Hadiah bisa berupa pujian dan perhatian serta pemberian barang.
  • Hukuman diberikan bila anak tidak mengurangi kebiasaannya. Hadiah dipadukan dengan hukuman bagi anak yang agak besar, hukuman diberikan misalnya dengan menyentil tangan anak ketika menggigit kuku atau melarang nonton atau jajan dan jalan-jalan.
  • Anak disibukkan dengan berbagai aktivitas. Beri aktivitas yang menarik sebagai cara mengalihkan kegiatan atau melakukan aktivitas lain.

 

  1. 21. Mengigau

Mengigau ini seringkali terjadi pada usia dua hingga enam tahun. Di antara contoh tingkah laku mengigau adalah menggumam, mengeluarkan kata-kata jelas atau tidak jelas dan memanggil-manggil ibu.

 

Mengigau saat tidur adalah hal yang umum terjadi tetapi ada banyak faktor penyebabnya. Beberapa anak–anak dan orang dewasa berbicara dengan keras dan teratur, yang lainnya bergumam tidak beraturan. Beberapa yang lain, sama sekali tidak berbicara. Stres diperkirakan  meningkatkan frekuensi dan lamanya mengigau ini.

 

Mengigau bukan masalah, kecuali mereka yang terbangun oleh obrolan seseorang yang mimpi buruk. Jika anak sering melakukannya, sebaiknya anak memiliki kamar sendiri agar tak mengganggu yang lain. Tidur berjalan kadang berbarengan dengan mengigau. Dalam beberapa kasus perlu dibawa ke psikolog anak.

 

Mengapa Anak Mengigau

  • Lama berpisah dari ibu atau orang yang dekat dengannya secara emosional.
  • Melakukan aktivitas yang berlebihan pada siang harinya, sehingga anak terlalu letih.
  • Fantasi-fantasi yang diperoleh anak dari film-film atau buku cerita.
  • Perasaan cemas atau takut yang ditekankan pada anak.

 

Cara Mengatasi Mengigau

  • Orang tua tidak perlu membangunkan anak bila mengigau.
  • Sebaiknya sebelum tidur, buatlah keadaan yang santai dan menenangkan serta menyenangkan, dengan membaca cerita atau mendiskusikan hal-hal lain yang ringan dan membuat anak merasa tenang.
  • Tunggui anak sampai tidur, kemudian dengarkan kata-kata anak ketika mengigau.
  • Berbicara dengan anak pada keesokan harinya dan diskusikan cara memecahkan masalahnya.

 

  1. Mengisap Jempol

Anak-anak biasa mengisap jempol, namun kebiasaan ini terkadang berlanjut hingga remaja. Mengisap jempol adalah kecenderungan seorang anak di luar kemauannya untuk memasukkan jari ke dalam mulutnya. Hal ini disebabkan karena tidak terkontrolnya fungsi motorik anak. Anak dalam kandunganpun sudah mengisap dan setiap anak memiliki kecenderungan untuk mengisap jempol. Gerakan mengisap jempol ini dapat menimbulkan rasa tenang, nyaman dan relaks. Ketika anak mengisap jempol biasanya tangan sebelah lagi memegang kuping, rambut, binatang berbulu, selimut, tangan dan lain-lain.

 

Mengisap jempol ini biasanya muncul pada tahun-tahun pertama kehidupan anak dan biasanya hilang dengan sendirinya ketika usia anak bertambah, dimana ia bisa mencari alternatif untuk memenuhi rasa aman dan rasa nyaman, akan tetapi ada anak yang tidak bisa mengatasi rasa aman tersebut hingga dibawanya sampai remaja. Akibat mengisap jempol kepada pergaulan anak adalah anak menjadi kurang diterima dan diperolok-olokkan. Selain itu, mengisap jempol dapat merusak gigi dan wajah anak.

 

Data menunjukkan bahwa mengisap jempol akan menghilang sesuai dengan meningkatnya umur.

  • Usia 5 tahun : 50 % mengisap jempol hilang
  • Usia 8 tahun : 75 % mengisap jempol hilang
  • Usia 10 tahun : 90 % mengisap jempol hilang

 

Pada zaman dulu mengisap jempol menjadi masalah, tetapi sekarang ini mengisap jempol dianggap normal. Hal ini disebabkan karena mengisap jempol dipandang sebagai suatu kebutuhan seorang bayi. Mengisap jempol berarti si bayi sudah bisa membuat dirinya sendiri tenang. Sebenarnya anak menjadi merasa cukup, mandiri – tidak rewel dan tidak bergantung pada orang lain, dengan mengisap jempol pada bayi.

 

Kebutuhan mengisap adalah naluri. Ultrasound (USG) menunjukkan bahwa bayi sudah mengisap jari-jari mereka sejak dalam kandungan, dan waktu kelahiran, mengisap dibutuhkan untuk bertahan. Jika seorang bayi tidak dapat mengisap, ia tidak bisa makan dan tidak akan dapat bertahan tanpa campur tangan orang lain.

 

Kemudian, mengisap menjadi cara bayi untuk bereksplorasi dan belajar. Lalu berkembang menjadi sumber kenikmatan dan kenyamanan. Tangannya adalah salah satu benda pertama yang ia temukan di dunia. Dan tentunya ketergantungan pada jempolnya memiliki keuntungan tersendiri dan mudah dijangkau.

 

Sebagian besar anak berhenti mengisap jempol ketika mereka balita. Bagi yang lain, khususnya anak pemalu atau anak yang sulit ditenangkan, mengisap jempol sama menyenangkan dengan selimut atau boneka kesukaan mereka. Pilihan ini terjadi karena temperamen atau kecenderungannya terpuaskan dengan sensasi oral. Jangan terlalu mengkhawatirkan anak pra sekolah yang suka mengisap jempol. Pada saat mereka berusia lima tahun, sebagian besar anak akan berhenti melakukannya, kecuali mereka lelah, gugup atau sulit untuk tidur. Dan tidak ada bahaya fisik sampai gigi pertama anak tumbuh yaitu sekitar usia enam tahun.

 

Apabila anda ingin mempercepat penyapihan anak, maka akan menyebabkan anak mengisap jempol lagi karena gugup atau tidak nyaman lagi.

 

Ingat bahwa stres atau perubahan situasi dapat meningkatkan atau memperburuk perbuatan mengisap jempol atau menyebabkan anak kembali melakukannya. Perpindahan tempat, permulaan sekolah, dan kelahiran adik bisa membuat anak merasa tidak aman dan akan kembali melakukan kebiasaan mengisap jempol ini.

 

Kunci untuk merubah sebuah kebiasaan yang dilakukan untuk mengurangi rasa cemas adalah memanfaatkan keinginan anak untuk menjadi lebih mandiri dan dewasa. Bicarakan bersama ketika anak mulai merasa gugup dan mengisap jempolnya.

 

Penyebab Mengisap Jempol

  • Tidak terkontrolnya fungsi motorik.
  • Rasa tidak nyaman.
  • Tidak tenang seperti rasa takut, lapar, mengantuk atau membutuhkan sesuatu.

 

Cara Mengatasi Mengisap Jempol

  • Untuk sementara hentikan dengan dot atau ompeng. Ibu jari diganti dengan dot atau ompeng (merupakan pengganti yang baik), karena tidak merusak tangan meskipun muncul kebiasaan baru yang juga kurang positif. Hanya saja pada usia empat tahun, biasanya berhenti dengan sendirinya.
  • Orang tua diharapkan bersikap toleran, sebagian besar anak balita akan mengisap jempol/jarinya ketika tidur, saat merasa letih, sakit, malu atau sedih. Namun biasanya pada usia empat tahun kebiasaan ini berhenti. Oleh karena itu janganlah dipermasalahkan betul dengan memarahi dan menghukumnya, hal ini bisa menenangkan hubungan antara anak dan orang tua. Lebih baik munculkan rasa bahagia anak karena merasa dicintai, dipahami dan diterima apa adanya.
  • Menyibukkan anak dengan berbagai aktivitas yang menggunakan tangannya seperti membentuk dengan lilin atau menggambar dengan crayon.
  • Menciptakan rasa aman dalam diri anak. Semakin anak merasa aman, maka semakin kecil kebutuhannya untuk mencari rasa aman dari isapan jempolnya. Apabila muncul konflik di rumah dengan saudaranya atau di sekolah dengan temannya, bantulah menguranginya. Jaga keharmonisan hubungan antara orang tua dan anak, atau antara anak.
  • Memperpanjang waktu untuk menyusu, karena hal ini akan mengurangi keinginannya untuk mengisap. Di samping itu menunda waktu untuk menyapih.

 

  1. Mengompol

Ada mitos yang mengatakan mengompol adalah tanda adanya penyakit mental. Namun sebagian besar mengompol merupakan perkembangan alami yang akan hilang dengan sendirinya dan juga hilang karena latihan. Sebagian orang tua percaya bahwa anak mereka adalah tipe yang tidak bisa dibangunkan jika tidur. Ini dianggap sebagai penyebab mengompol namun tidak ada bukti yang ditemukan dalam penelitian. Sebagian lagi percaya bahwa anak tersebut nakal dan ngompol di tempat tidur karena sengaja. Sekali lagi tidak ada bukti yang menunjukkan hal ini.

 

Mengompol atau nocturnal enuresis merupakan gejala dan bukanlah penyakit. Sebagian besar anak tidak mengompol pada usia lima tahun. Usia dimana anak telah dapat mengendalikan keinginan buang air kecilnya bervariasi. Sekitar 15% anak tetap ngompol setelah usia lima tahun. Angka ini bervariasi di tiap negara. Di Singapura, penelitian setempat menunjukkan bahwa mengompol merupakan masalah biasa yang terjadi sampai usia sepuluh tahun. Sebagian besar yang suka mengompol adalah anak lelaki. Mengompol cenderung terjadi dalam suatu keluarga dan akan berakhir saat puber.

 

Jenis Mengompol Anak di Atas Usia Empat Tahun

  • Mengompol berkesinambungan.

Anak mengompol semenjak lahir yang diteruskan hingga ia berusia di atas empat tahun.

  • Mengompol tidak berkesinambungan.

Sebelumnya tidak lagi mengompol dan kemudian kembali mengompol.

 

Mengompol di siang hari merupakan hal yang lebih serius karena berhubungan dengan masalah emosi yang lebih tinggi dan penyakit fisik, seperti infeksi saluran kencing. Kasus ini lebih sering terjadi pada anak perempuan.

 

Penyebab Mengompol

  • Mengompol Berkesinambungan
    1. Keterlambatan mekanisme kontrol kencing.
    2. Kegagalan training toilet.
  • Mengompol tidak berkesinambungan
    1. Adanya stres atau krisis emosional yang membuat anak merasa cemas, seperti hadirnya adik baru, sakit dan pindah rumah.
    2. Terdapat konflik-konflik orang tua yang mengganggu rasa aman anak.
      • Mengompol dapat disebabkan oleh masalah ginjal dan buang air kecil atau bahkan gangguan di sistem syaraf. Hal ini jarang terjadi dan pada sebagian besar kasusnya tidak ditemukan sebab-sebab fisik.
      • Anak mengompol biasanya disebabkan karena berbagai masalah emosi. Alasan karena masalah emosi dapat diketahui ketika anak semestinya tidak lagi mengompol pada usia tertentu namun ia masih mengompol. Ini menunjukkan adanya rasa takut dan tak tenang, misalnya saat awal masuk sekolah, kehilangan anggota keluarga atau memiliki adik baru.
      • Penyebab terbesar mengompol adalah perkembangan yang lambat dalam hal mengendalikan buang air kecil di waktu malam.
      • Mengompol dapat pula disebabkan oleh faktor genetika.

 

Cara Mencegah Agar Anak Tidak Ngompol

  • Orang tua jangan terlalu mendisiplinkan anak dan juga jangan terlalu membiarkan anak dalam latihan ke toilet. Menghukum dan membentak anak hanya akan membuat anak merasa bersalah dan cemas sehingga hal itu tidak memperbaiki keadaan.
  • Kontrol kencing lebih baik dilakukan saat anak berusia sekitar 18 bulan dan sudah dapat menahan kencing dalam beberapa jam. Dengan cara mengajak anak secara teratur ke kamar mandi.
  • Anak jarang mengompol karena sengaja dan anak akan merasa malu jika melakukannya. Orang tua seharusnya tidak memperolok, mempermalukan atau memarahi anak.
  • Orang tua harus optimis dan memberikan semangat bahwa masalah mengompol akan berakhir.
  • Orang tua harus mengetahui bahwa gejala-gejala ini seringkali merupakan keterlambatan dalam belajar mengendalikan buang air kecil di saat tidur.

 

Cara Mengatasi Mengompol

  • Anak dibatasi minumnya setelah pukul 6 sore dan menyuruh anak buang air kecil sebelum tidur.
  • Anak ditumbuhkan motivasinya dengan memberi hadiah atau pujian bila tidak mengompol.
  • Menurunkan stres pada anak yang sebelumnya sudah tidak ngompol, hal ini dapat dilakukan dengan cara berbincang-bincang atau bercerita selama 10-15 menit sebelum tidur. Perlakuan ini membuat anak yakin bahwa orang tua memperhatikannya.
  • Membangunkan anak di malam hari. Sebelumnya perlu diperhatikan beberapa jam setelah tidur, anak mengompol. Seandainya 4 jam setelah tidur mengompol, maka setelah 3,5 jam anak dibangunkan dan disuruh ke kamar mandi untuk kencing. Kemudian biarkan anak tidur kembali, bila hal ini dilakukan terus maka lama kelamaan anak akan bangun sendiri.
  • Hukuman diberikan kepada anak yang sudah sekolah. Suruh anak untuk mengganti spreinya dan melihat bagaimana kasur harus dijemur atau dibersihkan.
  • Gunakan gambar bintang untuk memonitor kegiatan mengompol anak. Berikan tanda bintang setiap kali anak tidak mengompol. Berikan hadiah tiap kali anak berhasil mendapatkan lima buah bintang.
  • Apabila masalah anak tidak selesai, maka anak dibawa ke psikolog karena ada masalah psikologis atau ke dokter (urolog) terutama bila enuresis yang berkesinambungan. Psikolog dapat mengevaluasi masalah fisik dan emosi yang mungkin menyebabkan anak mengompol dan dapat bekerja sama dengan orang tua untuk mengatasi masalah ini.
  • Terkadang penggunaan jam alarm untuk mengetahui kapan anak akan buang air kecil atau bahkan pengobatan medis dapat dilakukan untuk kasus yang parah dan terus berlangsung.

 

  1. Menolak Pergi ke Sekolah

Menolak pergi ke sekolah adalah perbuatan sia-sia yang perlu dijauhkan oleh anak. Islam melarang kita melakukan perbuatan sia-sia. Oleh karena itu, orang tua harus pandai melakukan pendekatan kepada anak agar anak menyukai sekolah dan bersemangat pergi ke sekolah.

 

Seringkali masalah tidak mau pergi sekolah muncul karena adanya beberapa sebab di antaranya kepribadian yang mudah gelisah, bermasalah dalam keluarga dan beberapa penyebab stres khusus di sekolah.

 

Biasanya, anak takut jika jauh dari ibunya sedangkan sebagian anak yang lain takut pada kegiatan sekolah. Untuk sebagian remaja, kegiatan sekolah tidaklah menggembirakan dan tidak perlu. Mereka mengelak dari kegiatan sosial dan akademik dengan cara membolos. Terkadang, anak mengalami depresi, ketakutan pada kegiatan sosial atau bepergian, bahkan masalah ketidakwajaran yang dapat menghalangi anak pergi sekolah.

 

Sekolah adalah tempat anak menjadi dirinya. Sebuah tempat yang eksklusif dari rumah, di luar aturan dan ketentuan orang tua. Arena dimana anak akan memiliki hal yang penting bagi perkembangan dirinya seperti tantangan, dilema, kemenangan, kegagalan, pendewasaan diri dan rasa malu.

 

Di sekolah, anak akan belajar bagaimana dunia nyata, tidak hanya sejarah, filsafat, ilmu pengetahuan dan latihan fisik tetapi juga bagaimana negosiasi terbentuk.  Bagaimana orang-orang di luar keluarganya berinteraksi satu sama lain berbeda dengan yang lain, dan menerima orang lain. Dia akan belajar tentang dirinya, kekuatannya, kelemahannya, minatnya dan siapa dia di lingkungan sosialnya. Dia akan mengalami hal-hal yang tidak ia dapat di rumah. Dia harus berprestasi secara akademis, berteman, dan menjadi diri sendiri tanpa orang tua.

 

Hal tersebut merupakan rangkaian yang panjang. Sekolah bisa menjadi menarik, tapi bisa juga menegangkan anak. Sehingga sangat normal bila anak memperlihatkan ketakutan terhadap sekolah, khususnya saat anak pertama kali masuk atau di awal tahun ajaran baru, atau saat ia masuk sekolah yang berbeda. Tekanan lain adalah di saat kelas III SMP (saat sekolah menyusun rangking dan melakukan perbandingan kemampuan akademis anak) dan di kelas 1 SMP (saat tugas sekolah menuntut PR yang lebih dalam membaca dan tingkatan yang lebih tinggi dalam mengatur sistematika berpikir dan pemahaman).

 

Kenyataannya, sedikit rasa takut terhadap sekolah dapat menolong anak untuk menjadi lebih baik. Orang tua dapat membantu anak meringankan ketegangan dengan memberi dukungan, dorongan saat anak tidak mampu, dan menolong anak bagaimana cara belajar.

 

Perlu diberi kesempatan perkembangan sosial dan intelektual yang sama porsinya di sekolah. Karena pada kenyataannya anak juga akan mengalami masalah seperti berselisih dengan temannya di lapangan permainan atau hubungan yang buruk dengan gurunya. Hal-hal seperti ini, orang tua dapat saja memberikan bantuan pada anak untuk mengatasinya dengan memberi masukan/atau saran yang mendukung.

 

Saat anak memiliki masalah yang serius, seringkali muncul di sekolah. Jika ia tidak dapat mengendalikan agresifitasnya atau menuruti kata hatinya, maka anak tidak dapat belajar mengembangkan dirinya secara layak. Jika anak sulit berpisah dari orang tuanya, anak yang secara emosi bermasalah di rumah, atau rasa takut yang menyakitkan hingga anak tidak dapat berhubungan dengan orang lain, maka masalah-masalah ini akan muncul di sekolah, karena anak akan tampak tampil berbeda. Perilaku atau perkembangan anak menjadi terganggu.

 

Seringkali ketidakmampuan dalam belajar, masalah dalam bahasa dan pengucapan atau hiperaktif adalah akar dari masalah sekolah yang serius. Tidak mau ke sekolah mungkin karena memiliki kerusakan pada penglihatan. Bisa juga disebabkan karena hiperaktif, pendengaran yang membutuhkan alat bantu dengar, kurangnya kemampuan membaca serta ketidakmampuan dalam belajar. Atau bisa jadi gangguan dan ketidakmampuan untuk konsentrasi karena baru saja kehilangan barang, sakit atau  ada masalah di rumah.

 

Jika masalah anak sangat serius, hingga mengganggu fungsi pada tahap yang diinginkannya, anak akan menjadi sangat cemas bahkan akan menghindari atau takut untuk sekolah. Anak dengan school fobia memiliki ketakutan yang besar terhadap sekolah. Dia bisa mengembangkan gejala penyakit yang berulang seperti sakit kepala, sakit perut, mual atau pening, yang menghalangi kehadiran anak di sekolah.

 

Biasanya masalah tidak mau ke sekolah ini berpola, misalnya pada hari senin atau setelah selesainya masa liburan. Bukan berarti secara fisik anak tidak tertekan, karena banyak di antara kita, saat tegang mengalami sakit perut. Jika fobia tidak karena guru yang terlalu dominan, gangguan di kelas, hiperaktif atau ketidakmampuan dalam belajar, maka umumnya berasal dari kecemasan yang berbeda. Anak akan lebih takut untuk pergi dari rumah dibandingkan pergi ke sekolah, dia takut akan terjadi hal-hal menakutkan yang dapat menimpa orang tuanya bila ia tidak masuk sekolah. Pada kasus seperti ini, anak tidak mencapai perkembangan yang berkaitan dengan ketidaktergantungan dengan orang tuanya, khususnya dengan ibunya.

 

Kecemasan berpisah normal terjadi pada anak pra sekolah tapi sebagian besar teratasi dengan sendirinya di usia TK, apalagi SD. Ibu dari anak-anak yang fobia terhadap sekolah sering kali overprotektif atau membiarkan kemampuan anak. Anak seringkali menderita depresi atau kelainan kecemasan pada diri mereka sendiri.

 

Ironisnya, jika hiperaktif dan ketidakmampuan belajar tersebut tidak kuat, maka banyak anak dengan perasaan takut akan sekolah dapat mengerjakan tugas sekolah dengan baik secara akademis dan dengan kemampuan rata-rata hingga hasilnya di atas rata-rata. Hal ini berbeda dengan anak yang suka membolos, yang pada umumnya anak dengan kemampuan di bawah rata-rata, tidak suka sekolah dan seringkali tanpa sepengetahuan orang tuanya.

 

Menurut perangkat diagnosa American Psychiatri Association, school fobia terjadi pada anak laki-laki dan anak perempuan pada usia lima sampai dengan tujuh tahun (awal  SD) dan pada usia sebelas sampai dengan empat belas tahun (awal SLTP-SMU). Saat yang kritis adalah saat mengirim anak yang school fobia kembali ke sekolah. Semakin lama anak tidak masuk, semakin besar kecemasannya dan semakin sulit untuk kembali normal. Tumpukan ketakutan yang kedua adalah tugas-tugas yang terbengkalai, reaksi teman-temannya  dan para gurunya.

 

Anak-anak yang bolos sekolah disebut pembolos, biasanya siswa-siswa miskin, tidak suka sekolah, dan berasal dari keluarga yang tidak menekankan pentingnya pendidikan. Persentase besar dari anak-anak pembolos sebenarnya karena ketidakmampuan belajar  dan menjadikan sekolah sebagai pusat frustrasi. Pembolosan biasanya bersifat sporadis, singkat, dan tidak diketahui oleh orang tua mereka, karena biasanya mereka tidak pulang ke rumah waktu bolos sekolah. Anak biasanya cenderung bergaul dengan pembolos lainnya.

 

Jangan panik jika anda menemukan seorang siswa yang sangat termotivasi, kemudian membolos. Bagaimanapun juga, jika pola pembolosan ditemukan atau dicurigai, anda harus menganggap masalah tersebut serius. Intervensi lebih dini dapat membantu perkembangan anak. Usahakanlah untuk  konsultasi dengan ahli di sekolah atau psikolog.

 

Cara Mengatasi Anak yang Menolak Pergi ke Sekolah

  • Orang tua tidak boleh panik dan tidak menunjukkan kegelisahan di depan anak. Anak dapat menjadi sangat sensitif dan cenderung bereaksi lebih gelisah.
  • Penting untuk mengetahui sebab kegelisahan anak dengan cara mendengarkannya penuh perhatian.
  • Cobalah untuk mendengar keluhan anak daripada bertanya tak henti-henti kenapa mem
  • Cobalah menghubungi guru di sekolah anak untuk memperoleh pendapat dan nasihat.
  • Orang tua harus mempertegas pendiriannya dan mencoba mengajak kembali anak ke sekolah sesegera mungkin.
  • Jika masalah menjadi parah dan berkepanjangan, perlu mencari bantuan ahli atau psikolog.
  • Sebagian besar anak yang awalnya menolak pergi sekolah, kini kembali lagi ke sekolah. Pemulihannya melibatkan kerjasama dengan keluarga dan membantu anak untuk mengatasi kecemasannya.
  • Sebagai bagian dari pemulihan, pendekatan kelompok seringkali digunakan sehingga semua pihak terlibat dengan anak tersebut, termasuk guru.
  • Penanganan secara konsisten oleh orang tua dan guru biasanya dapat mengatasi masalah yang terjadi pada anak dengan cepat.
  • Pada anak yang lebih dewasa, masalah penolakan pergi sekolah akan mengakibatkan masalah yang lebih serius seperti depresi atau penyakit psikotis.
  • Jika anak anda cemas terhadap sekolah, tenteramkan dan beri respon melalui belajar dan bermain di lapangan bermain.
  • Kuatkan kehadirannya di sekolah dan bantu anak menjadikan sekolah sebagai sebuah pengalaman yang menyenangkan. Pendek kata, sekolah adalah tugas anak.
  • Anak pertama kali masuk TK atau di kelas I SD, biasanya merasa cemas atau jenuh dan terasa suatu hari yang panjang. Perasaan ini adalah normal. Oleh karena itu, biarkan anak membawa foto anda di saku atau di meja dan anak dapat melihatnya saat kangen, di satu sisi cara ini bukan pilihan yang baik, karena temannya akan menggodanya.
  • Ajaklah anak naik bis bersama teman dekatnya atau berangkat bersama sehingga menjadikan hari-hari transisi dari rumah ke sekolah dapat diatasi.
  • Ajarkan anak teknik-teknik menghadapi ketegangan seperti saat tes. Katakan padanya: tarik nafas dalam-dalam, keluarkan perlahan dan berpikirlah secara positif: ”Saya dapat melakukannya, saya dapat melakukannya”.
  • Jika anak tampak cemas, coba tunjukkan pertanyaan spesifik untuk memancing diskusi seperti: “Saya tahu anak-anak sering merasa takut sekolah karena tidak yakin dengan kemampuannya, atau karena masalah tugas, guru atau teman. Adakah hal-hal seperti itu yang mengganggumu?” Akui bahwa anda dulu merasa takut sesuatu di sekolah saat masih kecil dan banyak orang yang mengalami hal yang sama.
  • Saat anak menjelaskan perasaannya, maka kenali perasaannya dan diskusikan strategi-strategi untuk merubah situasi agar dapat menyelesaikan masalahnya.
  • Bantu anak dengan hal-hal praktis, seperti jika temannya menggodanya di lapangan basket.
  • Ajak temannya bermain seusai sekolah ke rumah untuk memfasilitasi dalam membangun pertemanan.
  • Jika anak terus menerus diganggu, ajak anak terlibat dalam satu aktivitas bersama dan ajarkan teknik bercakap-cakap lebih baik.
  • Jika anak jadi pengganggu, hubungi sekolah untuk memanggil orang tua.
  • Jika anak tidak dapat menjelaskan masalahnya, bicarakan dengan gurunya. Para guru telah mengenali anak selama bertahun-tahun dan biasanya dapat menunjukkan masalahnya.
  • Jika kecemasan terjadi pada anak di pekan kedua sekolah, temui gurunya.
  • Jika masalahnya adalah tugas sekolah atau ujian, maka pastikan hal itu bukan masalah yang bernilai fisiologis.
  • Anak bisa mengalami kesulitan dalam menyerap yang disampaikan guru karena masalah pendengangaran atau anak tidak dapat melihat apa yang di tulis di papan tulis. Demikian pula, jika anda mendengar anak anda mempunyai ketidakmampuan dalam belajar, pastikan diperiksa oleh tenaga profesional. Masalah-masalah tersebut tidak akan dapat anda dan anak anda selesaikan sendiri.
  • Banyak anak yang membutuhkan bantuan untuk dapat belajar lebih efisien dan produktif. Buatlah jadwal jam untuk mengerjakan PR di tempat yang sepi dimana anak tidak akan terganggu.
  • Bantu anak membuat prioritas apa yang perlu ia lakukan terlebih dahulu pada hari itu, buatlah dalam jangka panjang. Anak-anak tidak akan mampu merencanakan hal tersebut oleh karena itu membutuhkan bantuan anda untuk melakukannya.
  • Pengalaman seorang anak di sekolah sangat beralasan meskipun orang tuanya menolong menyiapkan hal-hal yang berkaitan secara emosi dan menghadapi tantangan, meski citra dirinya kuat, dan keterbatasan mereka miliki diterima.
  • Anda dapat membuat anak tegang dan dapat menghancurkan motivasinya apabila ambisi anda dipaksakan kepada anak. Anda kecewa saat nilai anak di bawah A dan mengharapkan anak berhasil dalam aktivitas yang anda pilihkan (tanpa peduli keinginan anak) dan mengajarkan PR untuk anak anda agar anak berhasil. Oleh karena itu, jangan paksakan anak anda sesuai ambisi anda.
  • Buat pencapaian yang realistis dan hargai perkembangan anak. Cobalah untuk mengenali bahwa perkembangan itu proses belajar, tidak mengharuskan menjadi yang terbaik di kelas.
  • Bersimpatilah kepada anak dan jangan mempermasalahkan saat anak melakukan hal yang buruk.

 

Box

Orang (mukmin) yaitu mereka menjauhi segala hal yang sia-sia (QS Al Mukminun: 3).

 

  1. Merengek

Merengek adalah tingkah laku yang ingin memperturutkan hawa nafsu atau kemauannya. Bersikaplah tenang, jangan tergesa-gesa dan dilarang mengikuti hawa nafsu untuk memperturutkan keinginan anak. Cara merengek biasanya dilakukan anak untuk mencapai keinginannya. Islam melarang perbuatan demikian, oleh karena itu diperlukan penyadaran pihak orang tua kepada anaknya.

 

Kebanyakan orang tua sudah mengenal dengan suara merengek yang tidak henti-henti, melengking dan sengau. Hal ini merupakan salah satu hal yang paling menjengkelkan dalam perkembangan perilaku seorang anak. Merengek ditujukan untuk memaksa dan menangkap perhatian anda. Tapi ingatlah bahwa merengek bisa jadi hasil dari kegelisahan, bahasa dari anak yang tidak bahagia atau khawatir. Anak-anak biasanya merengek ketika mereka lelah, lapar, takut atau frustrasi, lebih-lebih ketika mereka ingin perhatian atau ketika mereka ingin mengeluarkan marah yang memuncak.

 

Cara Mengatasi Anak yang Suka Merengek

  • Jangan menanggapi rengekan dengan cara merespon atau mendekatinya.
  • Lebih baik bereaksi terhadap permintaan anak sebelum anak merengek atau selagi anak masih bicara dalam nada suara yang normal.
  • Tetap melaksanakan keputusan yang anda telah tentukan untuk menolak sebuah permintaan. Jika dia mendapat kue atau perhatian anda pada saat merengek, anak akan terus melakukannya atau mengulangi merengek pada masa-masa berikutnya.
  • Cobalah mengatakan, “Ibu tidak suka nada suara itu, ibu akan bicara kepadamu kalau kamu menggunakan nada suara yang bagus”.
  • Pujilah anak jika dia membetulkan dirinya sendiri. Pengalih perhatian dengan memuji ini bisa juga berhasil.
  • Cobalah membuat sebuah permainan tentang itu: “Bisakah kamu memberitahu ibu apa yang kamu mau dengan cara berbisik atau dengan suara yang dalam seperti suara srigala yang besar dan jahat itu?”
  • Jika anak anda merengek terus-menerus, itu bisa merupakan bagian dari kepribadiannya. Tetapi anda juga harus memeriksa jadwal anda, tingkah laku anda sendiri, hubungan anda, atau batasan yang anda buat.
  • Kadang-kadang ada satu solusi yang mudah, seperti dia butuh tidur siang yang lebih lama. Oleh karena itu tidurkan anak.
  • Anda sendiri mudah mengeluh dan anak-anak anda meniru perilaku anda. Oleh karena itu orang tua jangan mengeluh di depan anak.
  • Anda tidak perlu banyak bicara, atau diam. Selain itu hindari tidak jelas dan tidak konsisten tentang batasan dan peraturan rumah tangga.
  • Anda butuh meluangkan waktu lebih bersama anak anda sekarang ini, sehingga dia tidak perlu merengek untuk mendapatkan perhatian anda. Atau mungkin dia dipaksa ke dalam situasi sosial dimana anak tidak terlalu siap.

 

Box

Luqman berkata: “Wahai puteraku, kuasailah marahmu dengan kelembutanmu, ketergesa-gesaanmu dengan ketenanganmu, hawa nafsumu dengan takwamu, keraguanmu dengan keyakinanmu, kebathilanmu dengan kebaikanmu. Bersikaplah tenang pada saat genting, gembira di saat susah, bersyukur pada saat lapang, khusyuk dalam salat dan bersegera dalam menunaikan sadaqah”.

 

  1. Merusak

Kecenderungan anak melakukan pengrusakan benda-benda. Kewajaran yang dilakukan anak-anak melakukan pengrusakan tergantung kepada umur anak. Anak balita yang merusak biasanya karena tidak tahu dan tidak faham terhadap hal yang baik dan yang buruk. Namun anak umur di atas lima tahun, khususnya usia remaja tidak dibenarkan lagi melakukan kegiatan merusak. Mereka sudah memahami mana yang benar dan mana tidak. Oleh karena itu anak baligh yang masih merusak disebut oleh Luqman sebagai tanda orang bodoh.

 

Merusak benda merupakan kecenderungan yang biasa dilakukan oleh anak-anak, namun belum sampai ke tingkat membahayakan. Merusak benda yang membahayakan berarti terdapat gejala gangguan yang perlu diperhatikan serius oleh orang tua. Merusak tanpa sengaja, biasanya oleh anak yang ceroboh, tidak menyadari kekuatannya atau sangat ingin tahu sehingga ia suka membongkar mainan atau benda-benda lain. Merusak dengan kebencian merupakan suatu tingkah laku anak yang perlu segera diatasi.

 

Cara Mengatasi Anak yang Suka Merusak

  • Menyetop tingkah laku merusak anak, misalnya melarang atau mengambil benda yang sedang dirusak.
  • Mendekati anak dan kemudian menegurnya.
  • Orang tua meminta anak menjelaskan alasan pengrusakannya.
  • Anak disuruh menenangkan dirinya, apabila merusak diiringi marah.
  • Bagi anak SD, meminta anak untuk mengganti barang yang dirusak dengan uang sakunya sendiri.
  • Memahami tingkah laku anak dengan cara mencari tahu penyebab tingkah lakunya.
  • Orang tua memberi ganjaran dengan mencatat tingkah laku merusak dan memberi pujian atau hadiah bila ada tingkah laku merusak berkurang.

 

Box

Luqman berkata: “Kebakhilan, akhlak yang buruk dan banyak meminta-minta kepada orang lain merupakan di antara tanda-tanda orang bodoh”.

 

  1. Melamun

Melamun merupakan tindakan yang tidak bermanfaat, bahkan melamun dengan berangan-angan kosong merupakan perbuatan bodoh. Islam mengajarkan kita untuk melakukan kegiatan dan usaha. Rasulullah menyebut orang yang beramal dan melaksanakan kegiatan. sebagai orang pandai.

 

Namun demikian, melamun dapat merupakan bagian penting berpikir kreatif. Ia merupakan perilaku manusia yang normal dan umum. Terlalu banyak melamun bisa berarti seorang anak kehilangan diskusi-diskusi penting di sekolah atau rumah; terlalu sedikit bisa berarti anak bersikap realistis dan tidak mampu menyenangkan dirinya sendiri dengan pikiran-pikiran yang dibuatnya. Lamunan yang frekuensinya biasa, berarti seorang anak mempunyai kapasitas untuk berfantasi dan berlelucon.

 

Melamun sering melibatkan pembebasan pikiran atau bermain-main dengan harapan, keinginan atau alternatif. Ia berfungsi sebagai mekanisme untuk mengatasi kebosanan. Anak yang sangat cerdas di kelas, yang merasa kelasnya membosankan atau tidak menantang, cenderung mengisi kekosongan-kekosongan dengan melamun karena anak tidak menerima stimulan intelektual yang cukup. Ketika anak yang cerdas dan punya motivasi untuk belajar ditegur oleh gurunya karena melamun, maka orang tuanya harus mencari cara lain untuk membuat tugas-tugas sekolah lebih menarik dan menantang untuk anak seusianya.

 

Anak-anak juga bisa menggunakan lamunan untuk menghindari sesuatu yang membuat mereka cemas seperti guru yang ditakutinya, biang kerok kelas atau kesulitan yang mereka hadapi dalam belajar. Atau mereka juga bisa menggunakan melamun sebagai cara untuk menunda-nunda atau mengabaikan perintah.

 

Melamun bisa juga menjadi pertahanan terhadap realitas yang tidak nyaman. Anak-anak yang bersedih karena kematian anggota keluarganya atau menyaksikan orang tua yang bercerai, terlibat alkohol, depresi atau suka menyiksa, cenderung anak untuk melamun atau terlihat bingung secara umum.

 

Di beberapa kasus yang ekstrim disebutkan bahwa melamun bisa berupa tanda bahwa seorang anak melepaskan peristiwa traumatis. Melamun terus-menerus yang terlihat aneh dan tidak masuk akal bagi orang tua bisa menjadi tanda adanya masalah lain yang lebih serius.

 

Lamunan yang bersifat khayalan ini harus dibawa ke psikolog anak atau ahli kesehatan mental. Demikian juga, jika seorang anak yang tatapannya kosong, sama sekali tidak sadar dengan sekitarnya maka anda mengalami kesulitan besar untuk mendapatkan respon dari anak.

 

Umumnya lamunan itu wajar-wajar saja, bahkan dapat memperkaya dan harus ditolerir oleh orang dewasa. Semakin mampu seorang anak menggambarkan dan berbagi lamunannya, maka orang tua tidak perlu khawatir. Jika ia merahasiakan lamunan-lamunannya bisa jadi hanya karena anak merasa privasinya tidak dihargai. Di berbagai kasus, ada sesuatu yang mengganggu dalam fantasi-fantasinya yang takut untuk dibicarakan atau yang tidak dimengerti oleh anak sendiri.

 

Melamun tidak semuanya negatif karena bisa merupakan ciri kreativitas dan inteligensi, tapi  kebiasaan ini akan mempengaruhi tingkah laku dan kepribadiannya.

 

Mengapa Anak Suka Melamun

  • Anak yang kebutuhan emosinya tidak terpenuhi.
  • Keluarga yang tidak harmonis seperti perceraian, pertengkaran dan konflik.
  • Keadaan rumah yang tidak nyaman.
  • Hubungan anak dengan orang tua yang kurang baik.

 

Bagaimana Cara Mengatasi Melamun

  • Penanganan anak yang melamun dapat dilakukan dengan memperbaiki keadaan orang tua.
  • Mendekatkan dan memperbaiki hubungan anak-orang tua.
  • Menyadarkan serta meningkatkan kemampuan anak untuk menerima kenyataan seperti apa adanya.

 

Box

Orang pandai ialah yang mengetahui dirinya dan beramal untuk bekal sesudah mati. Dan orang yang bodoh ialah yang memperturutkan kehendak nafsunya dan selalu berangan-angan kosong terhadap kemurahan Allah (HR Turmudzi 4/638 h.n 2459).

 

  1. Menuruti Keinginan

   Menuruti keinginan (impulsif) merupakan tingkah laku atau tindakan berdasarkan dorongan untuk bereaksi yang dilakukan dengan segera tanpa berpikir lebih dulu. Ia seolah tidak memperhitungkan konsekuensi dari tindakannya, walaupun sebagian sadar akan konsekuensi negatif yang tidak ia sukai, misalnya kemarahan atau penolakan dari teman sebaya.

 

Anak sering berkelahi dan tidak mampu untuk menahan diri yang akhirnya menghambat perkembangan pribadi dan penyesuaian sosial. Biasanya impulsivitas terjadi karena anak tidak sanggup menunda kebutuhannya, ia ingin selalu langsung.

 

Kalau punya ide, ia langsung menyela pembicaraan orang lain tanpa peduli apakah orang tersebut sudah selesai bicara atau belum.

 

Kalau ia tersinggung, ia langsung melampiaskan kekesalannya dengan segera tanpa berusaha mencari tahu lebih dulu duduk persoalan sebenarnya. Tindakan anak cenderung tidak berencana sehingga reaksinya tidak tepat.

 

Anak-anak usia di bawah delapan tahun lebih impulsif dibanding mereka yang berusia sembilan tahun ke atas. Hal ini disebabkan oleh faktor kematangan atau kedewasaan seorang anak. Impulsivitas pada orang dewasa akan semakin berkurang.

 

Menuruti keinginan tanpa dikontrol oleh iman akan membawa kita kepada ketidaktenangan. Keinginan anak biasanya didasarkan kepada ketidaktahuan. Oleh karena itu perlu dijaga dan diberitahu oleh orang tuanya. Namun demikian keinginan bagi anak yang sudah baligh perlu dikendalikan oleh iman. Menuruti keinginan yang didorong oleh hawa nafsu tidak akan mencapai kepuasan. Ia akan terus menuntut dan meminta untuk memenuhi keinginan berikutnya. Kebahagiaan dan kepuasan menjadi tidak tercapai apabila tingkah laku mengikuti keinginan.

 

Anak yang impulsif (menurutkan keinginan) cenderung berbuat sebelum berpikir. Sebelum anak berpengalaman dan dewasa secara kognitif, kebanyakan mereka bersikap dengan cara yang kita sebut sebagai impulsif. Mereka menuju ke stop kontak listrik karena ia tertarik walaupun sudah dilarang, mereka tetap merangkak ke arahnya karena mereka tidak bisa memuaskan rasa ingin tahunya. Mereka harus belajar, melalui peringatan yang berulang-ulang bahwa stop kontak itu berbahaya dan harus dihindari. Anda harus mengkondisikan balita anda dan anak-anak prasekolah dengan cara ini tentang beberapa masalah keamanan.

 

Anda juga harus membantu anak untuk mengontrol agresi waktu bermain yang terkadang muncul impulsif. Balita memukul atau mendorong teman bermainnya yang punya mainan yang ia inginkan. Agresi seperti itu dijadikan sebagai metode untuk memperoleh sesuatu dari seseorang dengan cepat. Biasanya ia tidak bersifat premeditasi atau bahkan personal untuk menyinggung temannya. Impulsif seperti itu pada akhirnya diperbaiki seiring anak belajar apa yang bisa dan tidak bisa diterima lingkungan dan apa-apa yang ditentukan oleh teman-temannya.

 

Kebanyakan anak-anak memang belajar untuk mengontrol dorongan hatinya dengan kehati-hatian yang dipikirkan atau empati pada waktu mereka masuk sekolah. Mereka telah disosialisasikan oleh orang tua atau teman bermain tentang bagaimana berinteraksi dengan orang lain. Pada usia tujuh tahun, perubahan perkembangan yang penting dalam pikiran anak-anak mulai terjadi. Psikolog, Jean Piaget menyebutnya operasi nyata. Anak-anak tiba-tiba mampu memahami bahwa ada hubungan logis sebab akibat, aturan dan prosedur untuk menentukan hasil tertentu. Itu berarti mereka bisa mempertimbangkan sebelum berbuat: Jika saya berbuat begini, apa akibatnya?

 

Sayangnya, beberapa anak impulsif, banyak yang sering ribut, individu yang sering berpetualang yang gampang terlibat perkelahian dan membuat ibunya khawatir. Apabila impulsivitas mereka melewati batas spontanitas tertentu, mereka. dapat menempatkan dirinya dalam bahaya fisik yang sebenarnya.

 

Impulsivitas adalah masalah ketika anak menunjukkan penilaian yang buruk, ketika ketidaksabaran mereka terus-menerus membahayakannya atau menghambat kemajuannya untuk berperan dalam kelompok sosial dan berada dalam aturan masyarakat. Anak impulsif mungkin mengganggu gurunya, menjawab pertanyaan ketika tidak ditanya, dan merebut giliran temannya dalam permainan. Ia mungkin berlari ke jalan raya. Ia mungkin mempunyai kesulitan menghentikan impulsif yang tidak pantas seperti mencuri atau memukul anak lain. Ia kelihatannya tidak bisa berhenti, berpikir tentang konsekuensi atau ketidakpantasan perbuatannya.

 

Orang tua perlu waktu ekstra untuk membantu anak impulsif belajar menganalisa situasi. Jangan dikuliahi, cobalah tanya apa menurutmu yang akan terjadi jika kamu melakukan ini? Bagaimana menurutmu (memukul atau mengganggu) perasaan temanmu?  Latihlah situasi-situasi sulit ini di tahap awal dengan anak-anak impulsif.

 

Jika impulsif anak terus-menerus menyulitkannya dengan guru, atau teman ditambah dengan ketidakmampuannya berkonsentrasi, sebaiknya anda bertanya pada dokter.

 

Penyebab Menuruti Keinginan

  • Fisiologis

Penyebab dari fisiologis ini sulit diatasi karena mekanisme menahan diri dari otak tidak berfungsi secara memadai. Sebab fisiologis bisa saja karena faktor genetik, watak dasar (pembawaan), kelambatan perkembangan atau disfungsi neurologis.

  • Kecemasan

Kecemasan, ketegangan (karena berbagai konflik psikologis) yang dialami anak seringkali bereaksi seolah-olah mereka berada dalam keadaan panik

  • Pengaruh lingkungan

Lingkungan khususnya orang tua yang cenderung impulsif atau mendukung tingkah laku yang serba spontan tanpa rencana.

 

Bisakah Menuruti Keinginan Dicegah

  • Meminta anak untuk bersabar dan ajarkan anak agar menunggu. Memberikan pengertian bahwa keinginan tidak selalu dipenuhi. Orang tua jangan marah atau bersikap tegang terhadap keinginan anak. Memberikan penjelasan mengenai sikap menunggu dan memberinya pujian.
  • Mengajarkan anak untuk mempertimbangkan kepentingan orang lain dalam setiap tindakannya.
  • Mengajarkan anak untuk terampil memecahkan masalah. Anak diikutsertakan menilai setiap ide atau tindakannya. Orang tua juga berperan sebagai model untuk memecahkan masalah dan beri penghargaan bila anak dapat memecahkan masalah dengan baik.

 

Cara Mengatasi Anak yang Selalu Menuruti Keinginan

  • Anak diberi latihan untuk memecahkan masalah.

Anak yang menuruti keinginan tidak tahu bagaimana seharusnya bereaksi dengan tepat. Oleh karena itu ajarkan anak untuk berpikir sebab akibat.

  • Beri latihan bersabar dan menahan diri.

Latihlah anak untuk menunda setiap keinginannya, seperti menunggu giliran dalam permainan, tidak boleh merebut atau menyela pembicaraan orang lain. Orang tua pun bertindak sebagai model yang menggambarkan kesabaran. Orang tua juga mencontohkan ketika terlambat, tidak perlu terburu-buru tetapi tenang .

  • Berilah pujian yang wajar.

Anak diberi pujian untuk tingkah laku yang diharapkan, dan hukuman untuk tingkah laku  impulsif.

  • Menggunakan kartu-kartu tanda.

Kartu tanda bisa berupa kartu yang berisi dengarkan dulu baru bicara, pikir dulu sebelum bicara.

  • Secara profesional.

Dengan melakukan metode relaksasi. Meminta anak untuk duduk berbaring atau duduk santai, menarik napas dalam–dalam lalu hembuskan perlahan sambil melemaskan otot-ototnya. Dengan melemasnya otot dan tenangnya pikiran, anak akan merasa aman.

 

Box

Dan Luqman berkata: “Wahai puteraku, yang pertama kali aku peringatkan kepadamu adalah jiwamu. Sesungguhnya tiap-tiap jiwa mempunyai hawa nafsu dan keinginan. Maka apabila kamu menuruti keinginannya, ia akan terus menerus dan menuntut hal lain. Sesungguhnya nafsu syahwat itu tersembunyi di dalam hati, sebagaimana tersembunyinya api di dalam batu. Apabila batu itu digesek-gesek, akan mengobarkan api, namun apabila batu dibiarkan, api itu akan tetap tersembunyi”.

 

  1. Mimpi Buruk

Mimpi buruk bisa terjadi kepada siapa saja apabila yang bersangkutan tidak berdoa lebih dahulu sebelum tidur. Rasulullah menganjurkan kita untuk membaca doa agar selama tidur kita merasa nyenyak dan terbangun dengan keadaan yang baik.

 

Biasanya mimpi buruk merupakan kelanjutan dari ketakutan atau kecemasan anak saat ia sadar yang kemudian muncul menjadi mimpi ketika anak sedang tidur. Biasanya hal ini didahului oleh impian anak mengenai berbagai hal yang menakutkan. Mimpi-mimpi semacam ini muncul ketika anak berusia tiga tahun. Namun pada usia ini, gangguan yang dialami anak tersebut tidak terlalu berarti. Biasanya anak yang terbangun dengan menangis, mudah untuk disuruh berhenti dan mudah ditenangkan kembali. Gangguan ini cenderung meningkat ketika usia empat tahun hingga lima tahun.

 

Pada mimpi buruk yang serius, mimpi buruk ini tidak lagi hanya merupakan mimpi yang mengganggu tapi merupakan reaksi takut yang amat sangat. Anak secara tiba-tiba, berteriak keras, menangis di tengah tidur dan ditandai dengan kecemasan, berkeringat, wajah tegang dan sulit bernapas.

 

Jenis mimpi buruk sesuai dengan usia anak. Anak usia satu hingga empat tahun biasanya mengalami mimpi buruk dimana ia dikejar oleh binatang buas sementara anak usia lima-dua belas tahun yang berhubungan dengan kesulitan-kesulitan penyesuaian diri, tentang orang asing dan orang jahat yang mengancam mereka.

 

Penyebab Mimpi Buruk

  • Anak yang mengalami kecemasan yang bersifat sementara maupun yang mendalam.
  • Terdapat konflik dalam dirinya.
  • Adanya ketakutan akan hukuman karena rasa marah kepada orang tuanya.
  • Kegagalan orang tua untuk memberikan rasa aman dan kasih sayang yang cukup kepada anaknya.
  • Terdapat masalah fisik seperti demam atau gangguan pencernaan pada lambung.
  • Adanya gangguan emosi yang berat.

 

Cara Mengatasi Mimpi Buruk

  • Hindarkan anak dari stres atau konflik yang terlalu berat atau sebaliknya aktivitas yang terlalu mengasyikkan dan menggairahkan sepanjang hari.
  • Menghindari marah atau menghukum anak tepat sebelum si anak tidur.
  • Memberikan situasi yang hangat dan menyenangkan ketika anak menjelang tidur, bantulah anak untuk merasa aman dan dicintai menjelang tidur.

 

Box

Dari Ibnu Umar RA, ia berkata: “Ada  seorang laki-laki yang semasa hidup Nabi SAW kalau bermimpi, selalu menceritakan mimpinya kepada Rasulullah SAW. Akupun ingin sekali mendapatkan mimpi, kemudian aku ceritakan kepada Rasulullah SAW, sedangkan saat itu aku masih kanak-kanak dan aku biasa tidur di masjid pada masa hayat Rasulullah SAW. Akupun mendapatkan mimpi seolah-olah dua orang malaikat memegangku, lalu membawaku pergi ke neraka. Tiba-tiba neraka itu seperti lubang sumur dan mempunyai dua tanduk. Di dalamnya berisi banyak orang yang sudah aku kenal. Aku berkata: “Semoga Allah melindungiku dari neraka”. Ia berkata: “Lalu  aku ditemui oleh malaikat lain, lalu ia berkata kepadaku: ‘Kamu belum menjauhi kesenangan duniawi’. Selanjutnya mimpiku aku ceritakan kepada Hafsah, lalu Hafsah menceritakannya kepada Rasulullah SAW, kemudian beliau bersabda: “Sungguh Abdullah adalah lelaki yang baik kalau dia mau terus melakukan salat malam”. Selanjutnya, ia (Abdullah bin Umar) tidak lagi tidur malam, melainkan hanya sebentar saja” (HR Bukhari 1/26 h.n 1070 dan Muslim 4/1927 h.n 2479).

 

Dari Hudzaifah, katanya, “Biasanya Nabi SAW jika pergi tidur mengucapkan: “Ya, Allah! Dengan namaMu aku mati dan hidup. Bila bangun tidur mengucapkan: “Alhamdulillah, yang telah menghidupkan kami, sesudah mematikan kami, dan kepadaNya kami dikumpulkan” (HR Bukhari 6/2692 h.n 6959).

 

  1. Mudah Tersinggung

Berlapang dada merupakan anjuran Nabi SAW dalam mengatasi berbagai masalah khususnya dalam masalah hubungan sosial. Dengan berlapang dada diharapkan anak tidak mudah tersinggung, ia dapat menerima apapun keadaan yang mengena dirinya.

 

Anak-anak seperti halnya orang dewasa, bisa mudah tersinggung karena berbagai alasan. Mereka mungkin keletihan, lapar atau potong gigi, atau bisa jadi mengalami infeksi telinga, demam atau flu. Ketersinggungan bisa menjadi tanda peringatan pertama bahwa mereka tidak sehat. Pada anak usia pra sekolah, kerancuan kronis bisa berawal dari masalah pendengaran yang tidak diketahui yang menyulitkan anak mengerti dan sulit memperoleh kosa kata baru.

 

Ketersinggungan bisa menjadi bagian temperamen. Beberapa anak lahir memang cerewet, susah ditenangkan atau gampang kesal oleh bunyi keras, cahaya terang atau kebisingan. Ketika tidak ada masalah medis, perhatikan pola ketersinggungan yang bisa diramalkan, apakah terjadi pada waktu yang sama atau pada situasi tertentu? Jika ya, perbaikilah faktor-faktor tersebut sehingga anda tidak menuntut anak terlalu banyak pada waktu yang tidak bisa dipenuhi anak.

 

Jika ketersinggungan anak terjadi tiba-tiba dan sangat berbeda dengan moodnya yang biasa, pikirkan apakah ia baru saja mengalami perubahan hidup yang drastis. Apakah keluarga anda baru saja pindahan, bercerai, mengalami kematian anggota keluarga, atau kelahiran bayi? Ketersinggungan ini tidak hilang dengan cepat karena perubahan-perubahan dalam pola tidur dan makan. Mintalah pendapat ahli untuk mengatasinya.

 

Box

Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS An Nur: 22).

 

  1. Penghambat Perkembangan Emosi

Rasulullah melarang kita beremosi secara berlebihan dan menjauhkan diri dari hal tersebut seperti menyesal berterusan, dengki, rakus, memukul-mukul pipi, merobek-robek saku dan berbagai tindakan jahiliyah lainnya. Emosi yang wajar masih dibenarkan sebagai wujud dari kemanusiaan kita, namun emosi yang berlebihan akan menghambat perkembangan emosi itu sendiri.

 

Emosi memainkan peran penting terhadap penyesuaian pribadi dan sosial yang akan dilakukan anak. Karena pengaruh emosi terletak pada masa awal maka perlu menghindari beberapa bahaya perkembangan emosi yang umum terjadi pada keluarga anak.

 

Keterlantaran Emosi

Anak tidak mendapatkan pengalaman emosional yang menyenangkan, apakah sebagian atau menyeluruh. Misalnya keterlantaran kasih sayang, anak tidak mendapatkan kegembiraan, kebahagiaan dan kasih sayang.

 

Sebab Keterlantaran  Kasih Sayang

  • Karena dititipkan di panti asuhan atau keluarga lain.
  • Karena kematian salah satu orang tua.
  • Penolakan orang tua, diabaikan atau mendapat perlakuan yang salah atau memanjakan anak.
  • Anak menolak orang tua karena tidak terpenuhi kebutuhannya.
  • Kurangnya kasih sayang.
  • Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan yang normal.
  • Perkembangan motorik yang terganggu.
  • Perkembangan bicara terlambat.
  • Perkembangan intelektual terlambat.
  • Perkembangan dan hambatan dalam belajar bergaul.
  • Reaksi emosional dan reaksi sosial yang tidak menyenangkan.
  • Dampak jangka panjang munculnya keterlantaran emosional.
  • Ketidakbahagiaan yang umum sampai ke perilaku yang antisosial.
  • Kepribadian psikopatis.

 

Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Dampak Keterlantaran Kasih Sayang

  • Taraf keterlantaran.
  • Terjadinya keterla
  • Orang yang dipisahkan dari anak.
  • Kepribadian yang buruk.
  • Urutan kelahiran.
  • Urutan keluarga.
  • Pengganti sumber kasih sayang yang memuaskan.

 

Terlalu Banyak Kasih Sayang

Terlalu banyak kasih sayang akan merugikan anak bagi penyesuaian pribadi dan sosial.         Anak akan menjadi manja, tergantung dan tidak mandiri sehingga anak sulit untuk     mengembangkan diri.

 

Dominasi Emosi yang Tidak Menyenangkan

Emosi yang tidak menyenangkan akan mewarnai pandangan anak terhadap kehidupan dan konsep dirinya.

 

Emosi yang Meninggi

  • Kondisi yang menunjang timbulnya emosionalitas yang tinggi
    • Kondisi fisik
  • Kesehatan yang buruk.
  • Kondisi yang merangsang.
  • Setiap gangguan yang kronis.
  • Perubahan kelenjar.
  • Kondisi psikologis.
  • Perlengkapan intelektual yang buruk.
  • Kegagalan mencapai tingkat aspirasi.
  • Kecemasan setelah pengalaman emosional tertentu yang sangat kuat.
  1. b) Kondisi Lingkungan
  • Ketegangan
  • Kekangan yang berlebihan
  • Sikap orang tua
  • Suasana otoriter di sekolah
  • Kegagalan belajar mengendalikan emosi.
  • Kegagalan belajar toleransi emosi.

4)   Penghalang penyaluran emosi.

 

Box

Dua ekor serigala yang lapar berhasil memasuki kandang sekelompok kambing, tidak lebih jahat dari sifat rakus pada harta dan dengki (HR Turmudzi 4/588 2376).

 

Tanda-tanda kebencian Allah terhadap seseorang ialah apabila ia menyia-nyiakan waktu dengan melakukan hal-hal yang tidak berguna. Apabila umur seseorang berlalu tetapi ia  tidak menggunakannya untuk melakukan ibadah yang diperintahkan Allah, maka pantas baginya menyesal sepanjang masa. Barangsiapa yang telah berumur lebih empat puluh tahun sedangkan amal baiknya belum mengalahkan kemaksiatannya, maka hendaklah ia bersiaga masuk neraka.

 

Rasulullah SAW bersabda, “Jauhkanlah dirimu dari sifat dengki. Sesungguhnya sifat dengki itu akan melahap kebaikan laksana api melahap kayu bakar (rumput kering)” (HR Abu Daud 4/276 h.n 4903).

 

Hiburlah hati itu sesaat demi sesaat (HR Quda’i 1/393 h.n 672).

 

Sahabat Abdullah bin Masud RA berkata, “Rasulullah SAW telah bersabda, “Bukan termasuk golonganku orang yang memukul-mukul pipinya, merobek-robek sakunya, serta berdoa dengan cara-cara jahiliyah” (HR Bukhari 1/436 h.n 1235 dan Muslim 1/99 h.n 103).

 

  1. Rasa Tidak Aman

Kegelisahan merupakan wujud dari rasa tidak aman yang perlu kita jauhi. Dengan kegelisahan dan kecemasan, kita tidak akan sabar menunaikan suatu kegiatan. Oleh karena itu, kita harus menghindari kegelisahan ini.

 

Rasa tidak aman pada anak muncul sebagai akibat dari tidak terpuaskannya kebutuhan fisik maupun emosional oleh orang tuanya. Anak yang mengenal lingkungan awal dengan lingkungan yang mengancam dirinya akan memulai kehidupannya dengan rasa tidak aman. Rasa tidak aman yang berkepanjangan akan mengakibatkan trauma yang emosional  dan mendalam.

 

Box

Dan Luqman berkata: “Wahai puteraku, jauhilah olehmu kemalasan dan kegelisahan. Karena apabila kamu malas, kamu tidak akan menunaikan hak dan apabila kamu gelisah, kamu tidak akan sabar atas hak”.

 

  1. Sembelit

Makan berlebihan akan menjadikan anak sakit, begitu juga makan-makanan yang tidak baik akan mengganggu pencernaan seperti makanan yang basi atau makanan yang dibeli di tepi jalan, biasanya kotor dan tidak baik. Oleh karena itu, anjuran makan yang halal, baik dan tidak berlebihan memiliki makna yang berharga bagi orang tua dan anak. Walaupun sembelit dapat disebabkan karena faktor emosi anak, tapi jenis dan kebiasaan makan anak dapat membantu mengatasi sembelit ini.

 

Anak yang mengalami sembelit adalah anak yang memiliki masalah selama buang air besar. Hal ini tidak ada hubungannya dengan  frekuensi atau kebiasaan anak. Anak yang mengalami sembelit akan menunjukkan gejala tertekan pada saat buang air besar. Dia akan menangis dan mengambek atau berhenti buang air atau menendang kakinya. Buang airnya mungkin akan  terlihat sukar dan keras.  Konsultasikan dengan dokter anak tentang cara untuk membantu anak yang mengalami sembelit.

 

Anak-anak yang sembelit biasanya memiliki perasaan yang tidak nyaman ketika anak harus melewati toilet. Bila dia mulai menghubungkan rasa sakit dengan kegiatan buang air besar, anak-anak akan menahan buang airnya. Dengan menahan-nahan, maka akan menambah sembelit yang menyebabkan meningkatnya rasa sakit.

 

Akhirnya, buang air besar dapat terjadi karena terhalang oleh tertumpuknya tinja.  Bila hal itu terjadi, anak akan nampak mengalami diare karena kotoran akan meresap di sekitarnya dan hal ini akan menumpuk dan akan menyakitkan. Segera bawa anak ke dokter untuk mengatasi hal ini.

 

Cara Mengatasi Sembelit

  • Penting bagi orang tua untuk memperhatikan adanya kecenderungan sembelit saat training toilet pada anak.
  • Jangan membuatnya malu atau memarahinya saat anak mengotori sekelilingnya, karena akan mengakibatkan anak menahan proses buang air besarnya.
  • Berikanlah anak usia sekolah dengan waktu yang cukup untuk menggunakan kamar kecil di waktu pagi hari. Banyak anak yang tidak menyukai kamar mandi umum (sekolah) dan akibatnya dia menahan rasa ingin buang airnya selama sekolah.
  • Hubungi psikolog, apabila frekuensi sembelit semakin meningkat.

 

Box

Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan (QS Al A’raf: 31).

 

Janganlah anak Adam (umat manusia) memenuhi suatu wadah yang lebih jelek daripada perutnya. Kecuali makan sekedar kebutuhan untuk mempertahankan kekuatan tubuhnya saja. Apabila merasa harus makan banyak, maka hendaklah dibagi isi perutnya, yaitu: sepertiga untuk menyimpan makanannya, sepertiga untuk menyimpan minumnya, dan sepertiga lagi untuk pernafasannya (HR Turmudzi 4/590 h.n 2380).

 

Tuhan yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku, dan Tuhanku, yang Dia memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku.

 

  1. Takut

Takut hanya dibolehkan kepada Allah saja. Sesama manusia dilarang takut, walaupun demikian anak yang masih kecil tentunya wajar takut terhadap orang yang baru dikenalnya. Kebiasaan takut pada orang dewasa juga bagian dari kebiasaan ketika masih kecil. Oleh karena itu, takut pada anak perlu diatasi segera dengan baik. Anak perlu diajarkan berani dan bertanggung jawab terhadap segala perbuatannya.

 

Perasaan takut merupakan salah satu bentuk emosi yang mendasar pada manusia, yang mendorongnya untuk bertingkah laku tertentu dan sebagai reaksi terhadap keadaan bahaya. Bayi dilahirkan tanpa rasa takut, rasa takut baru dirasakan ketika usia enam hingga sembilan bulan. Ketika makin bertambah usianya, maka makin bertambah jenis takutnya. Anak yang takut menunjukkan kematangan pemahamannya tentang lingkungan sekitarnya. Takut berkembang dari pengalaman-pengalaman yang diperolehnya. Perasaan takut ini berkembang melalui proses belajar.

 

Ketakutan adalah emosi manusia yang biasa, dan menyebabkan kekhawatiran dan ketidaknyamanan. Ketakutan bisa berskala dari ketidaknyamanan tingkat paling rendah sampai pada kesulitan fisik. Pada puncaknya, ketakutan akan dirasakan seperti ketakutan yang parah atau panik. Intensitasnya juga kelihatan dipengaruhi oleh sifat pembawaan. Contohnya anak yang dilahirkan dengan sifat ekstra hati-hati, pemalu, emosi yang berubah-ubah dan sulit untuk berubah akan cenderung lebih takut dari anak yang lain.

 

Pada tahap perkembangan, beberapa ketakutan diperkirakan normal bagi bayi dan balita, seperti ketakutan akan perpisahan dan ketakutan terhadap orang asing.

 

Dua jenis ketakutan ini merupakan gabungan dari konflik dalam proses perkembangan. Sekali mereka mengembangkan kedekatan pada orang tua dan belajar untuk mempercayai lingkungan rumahnya, anak-anak pasti akan mencoba untuk membangun kemandiriannya. Sayangnya mereka kurang tenang, kekuatan intelektual yang akan memberitahukan anak bahwa orang tua akan tetap ada meskipun tidak ada di depan mata mereka.

 

Awal prasekolah, anak merasa takut ketika harus ditinggal dalam waktu yang lama di TK atau ketika ditinggal di rumah dengan pengasuh anak. Anak usia sekolah memiliki ketakutan terhadap penampilan, khususnya ketika dia memiliki ketidakmampuan berkonsentrasi dalam waktu lama. Untuk pra remaja, mereka sangat mencari perhatian melalui penerimaan kelompok yang kemudian akan mengalami ketakutan sosial dan kesadaran diri yang ekstrim. Ketakutan ini akan dipicu pada saat mereka membandingkan dengan yang lain dan juga karena khawatir tentang keunggulan teman-temannya atau kecantikan dan kemampuannya.

 

Ketakutan harusnya tidak menjadi masalah jika anda mengetahui kekhawatiran anak anda, meyakinkan anak kembali dan menolongnya mencarikan jalan untuk berhubungan dengan objek takut tersebut atau bagaimana cara mengatasinya. Sebagai contoh anda akan meningkatkan teknik menenangkan diri. Izinkanlah anak untuk menggunakan obyek peralihan seperti selimut anda, barang-barang anda atau bantulah anak berlatih dan meningkatkan kemampuannya.

 

Ketakutan menjadi masalah serius apabila muncul sebagai penghalang seorang anak untuk ke sekolah atau penghambat pengembangan dirinya secara emosional terhadap teman sepermainannya. Kadang-kadang ketakutan yang serius akan berkembang menjadi penyakit ringan yang kronis seperti sakit kepala dan sakit perut, hal ini akan memerlukan perawatan.

 

Rasa takut yang hadir di dalam banyak kasus merupakan hal yang lumrah, dapat diperkirakan, normal dan dapat diatasi. Rasa takut adalah masalah yang dihadapi dalam perilaku anak dan mengganggu kehidupan sehari-hari. Ketika seorang anak sangat takut sehingga dia tidak dapat berada di sekolah, tidak dapat berpisah dari orang tuanya dalam situasi apapun, mengalami perkembangan yang lambat dan menderita beberapa penyakit ringan kronis yang tidak dapat dijelaskan secara medis, dapat dipastikan anak mengalami gangguan-gangguan yang ditimbulkan oleh rasa takut.

 

Ada tiga gangguan rasa takut pada anak: ketakutan akan berpisah, ketakutan dalam rangka pencegahan dan ketakutan yang berlebihan. Semua ini kelihatannya berlangsung di dalam keluarga dan terjadi secara turun-temurun. Kadang-kadang perasaan ini akan memuncak dan menjadikan anak fobia ketika masalahnya tidak dapat diselesaikan.

 

Penyebab Takut

  • Adanya suara yang keras, ruangan yang gelap, ditinggal sendiri dan dipindahkan dari tempat yang asli.
  • Anak yang memiliki pengalaman tidak menyenangkan atau menyakitkan, misalnya pernah merasakan suntikan.
  • Pada anak usia 3 tahun ke atas, sudah dapat berfantasi seperti takut raksasa dan takut monster, hal ini dapat dipengaruhi oleh dongeng atau film yang ditontonnya.
  • Anak yang lebih matang dari usianya, maka anakpun berpikir dan lebih merasakan takut dari pada anak sebaya lainnya.
  • Anak wanita lebih merasakan takut dibanding anak laki-laki, hal ini karena persepsi atau opini masyarakat. Masyarakat atau lingkungan sosial lebih menerima rasa takut pada wanita.
  • Anak dengan keadaan fisik yang kurang normal seperti sakit, lapar dan lemah. Dalam keadaan normal mungkin anak tidak takut.
  • Anak pertama atau anak-anak yang diperlakukan secara overprotektif.
  • Anak yang kurang memperoleh rasa aman cenderung lebih penakut dibanding anak lain yang merasa aman.

 

Jenis Rasa Takut

  • Takut kepada orang asing

Pada bayi dan anak-anak muncul takut pada orang yang tidak dikenal seperti orang baru, teman baru dan guru baru.

  • Takut perpisahan

Anak yang sudah mengerti lingkungan terkadang takut berpisah bila orang tua atau orang yang dekat dengannya akan berpisah. Perlu diberitahukan bahwa berpisah hanya sebentar dan nanti bertemu lagi. Meninggalkan anak perlu dilakukan secara bertahap khususnya bermanfaat bila anak akan masuk taman kanak-kanak.

  • Takut mandi

Imajinasi anak seringkali berlebihan tentang mandi. Dia takut mandi karena bayangan tidak enak atau takut yang dibuatnya seperti kedinginan, mata kena air dan mata perih.

  • Takut kegelapan

Masa kanak-kanak sering takut terhadap suasana gelap. Keadaan ini biasanya dicontoh dari orang tua atau lingkungan yang juga takut atau menakut-nakuti anak.

 

Cara Mengatasi Anak yang Takut

  • Bicaralah dengan para ahli (misalnya psikolog) tentang bagaimana anda dapat menolong anak anda.
  • Dibutuhkan beberapa terapi dalam upaya mengajarkan anak untuk menguasai rasa takutnya.
  • Bila rasa takut masih menguasainya, tolonglah anak anda menenangkan dirinya dengan teknik penenangan diri.
  • Bila ia takut ujian tolonglah ia belajar, merencanakan kebiasaan membuat jadwal belajar yang lebih efisien atau memanggil guru privat.
  • Bila ia takut dalam olahraga karena ia tidak dapat bermain, berlatihlah di rumah untuk meningkatkan rasa percaya dirinya.
  • Latihlah untuk menghadapi situasi yang menakutkan, seperti menunjukkan gambar dan cerita di malam hari sebelum ia menampilkan di depan kelas besoknya.
  • Jika kesempurnaan adalah akar permasalahan maka periksalah keinginan anda dan harapan-harapan anda. Biasanya anak ingin sempurna, karena tuntutan dan harapan orang tua.
  • Untuk mengatasi rasa takut berpisah, anda dapat menolongnya dengan mengajari anak untuk lebih mandiri sedini mungkin.
  • Bila anak anda mengalami fobia sekolah, pastikanlah anak menghadiri sekolah. Biarkan ia menelpon anda di siang hari hanya untuk mengurangi gejala rasa takutnya.
  • Beberapa orang dewasa mengalami ketakutan yang berkembang menjadi serangan–serangan ketakutan. Selama serangan–serangan ini, tubuh mereka bereaksi seolah–olah mereka dalam situasi hidup atau mati dan jantung mereka berpacu, mereka gemetar, berkeringat dan merasa lemas. Kadang–kadang mereka terlihat seolah–olah mendapatkan serangan jantung. Serangan–serangan ketakutan secara biologi, berakar dari ketidak normalan di salah satu pusat emosional di otak. Reaksi kimia yang berlebihan dalam otak secara khusus muncul karena pendapat atau pemikiran tentang sesuatu ketakutan yang khusus (kelihatan tidak rasional) orang dengan gangguan ketakutan lebih sering takut terhadap banyak hal seperti jembatan, pesawat, tangga jalan atau lingkungan berteknologi tinggi.
  • Tidak ada yang mengetahui bahwa seorang anak mengalami serangan kepanikan atau tidak. Namun, ada banyak penelitian-penelitian klinik yang menyatakan bahwa anak-anak yang sangat gelisah mengalami denyut jantung yang cepat, sakit perut dan peredaran udara yang berlebihan. Hal ini juga membuktikan bahwa anak-anak yang sangat takut dan gelisah serta yang tidak belajar bagaimana cara–cara untuk menangani ketidak nyamanan yang mereka alami dapat tumbuh menjadi orang dewasa dengan ketakutan atau gangguan–gangguan kecemasan lainnya.

 

Beberapa Kisah tentang Keberanian Para Sahabat Nabi

  • Ketika Ali bin Abi Thalib RA masih berusia sepuluh tahun, pada saat orang­-orang musyrik mengepung Nabi dan mengancam beliau dengan mengatakan: “Muhammad, engkau hanya seorang diri! Engkau tidak memiliki orang yang akan melin­dungimu”. Ali bin Abi Thalib berteriak (sambil melihat kepada Nabi) dengan mengatakan: “Saya adalah peno­longmu”. Mendengar perkataan seperti itu (dari anak­-anak) orang-orang musyrik pun tertawa mengejek. Tapi beliau tetap dalam pendiriannya dan bermaksud menye­rang orang-orang tersebut, demi melindungi Nabi SAW.
  • Pada malam ketika Nabi hendak memulai hijrah ke Madinah, beliau rela menuruti perintah Nabi untuk menempati tempat tidurnya dan memakai selimut hijau beliau. Perintah ini diterima tanpa ada rasa takut atau keragu-raguan sedikit pun. Padahal ketika itu beliau tahu persis bahwa orang-orang Quraisy sedang mengintai dan berjaga-jaga untuk membunuh dan membinasakan Nabi (lihat Ar-Rahiqul Makhtum hal 224).
  • Ali bin Abi Thalib RA tidak pernah merasa takut menghadapi kematian. Pada saat terjadi perang Khandaq, sang “kuda jantan” jazirah Arabiyah, Amr bin Abdi Wad, keluar menampakkan kekuatannya sambil berseru kepada orang-orang Islam, “Siapa di antara kalian yang ingin bertarung dengan saya?” Maka Ali berkata kepada Nabi, “Saya yang akan menghadapi dia!” Beliau bersabda: “Sudah, duduklah kamu! Ini Amr”. Tetapi lelaki sombong itu kembali berteriak lebih lantang dan dengan nada menghina: “Ayo siapa yang akan bertarung (satu lawan satu) dengan aku?” Mendengar ucapan seperti itu Ali segera bangkit dan berkata kepada Nabi dengan semangat yang menggelora: “Saya yang akan menghadapi dia, Nabi!”. Beliau bersabda: “Duduklah! Dia Amr”. Tapi Ali terus memaksa kepada beliau dan akhirnya diberi izin untuk menghadapinya. Ketika beliau mendekat, Amr berkata (dengan nada menghina dan meremehkan): “Siapa engkau?” Ali menjawab dengan tanpa perasaan takut sedikit pun: “Saya, Ali bin Abi Thalib” Amr berkata: “Di mana paman-pamanmu, di mana mereka yang lebih tua darimu? Saya tidak suka menumpahkan darahmu (yang masih anak-anak)”. Beliau menjawab: “Demi Allah! Saya ingin menumpahkan darahmu, Wahai Amr! Saya beri peringatan kamu dengan sesuatu yang bermanfaat dan berguna untuk melindungi darahmu: Yaitu masuk Islam. Atau kita harus berperang!” Mendengar perkataan itu Amr menjadi geram. Kemudian dia menebaskan pedangnya kepada Ali dengan harapan sekali tebas dia bisa membinasakannya. Namun beliau bisa menghindari serangan itu. Serangan-serangan lain terus dilancarkan, namun beliau selalu bisa menghindarinya. Akhirnya Ali mampu membuat dia terbanting di dekat kedua kakinya. Orang-orang Islam yang menonton pertarungan seru dan menegangkan tersebut menyambut kemenangan beliau dengan takbir dan tahlil (disebutkan sebagiannya oleh pengarang Rahiqul Makhtum hal 394).
  • Abdullah bin Abu Bakar, ketika Rasulullah SAW bersama sahabat Abu Bakar RA melakukan perjalanan panjang dan penuh rintangan menuju Madinah (dalam rangka hijrah), keduanya sempat berhenti dan bermalam di gua Tsur selama tiga hari. Ketika itu Abdullah masih belum baligh, tetapi sudah mendapat tugas dan peran mencari berita untuk kemudian disampaikan kepada keduanya (Rasulullah dan Abu Bakar). Setiap dia mendengar berita rencana orang Quraisy yang ingin mencelakakan Nabi, ia ‘rekam’ untuk kemudian setelah malam menjelang segera disampaikan kepada kedua sosok mulia tersebut. Dia terus berada di gua tersebut sampai menjelang subuh, baru setelah itu dia keluar. Jadi pagi harinya dia sudah berbaur dengan orang-orang Quraisy kembali; seperti tidak terjadi apa-apa dan terkesan bahwa semalaman dia tidur di Mekah bersama mereka (HR Bukhari 3/1419 h.n 3692).
  • Muadz bin Amr bin Al-Jamuh dan Muad bin Afra’, diriwayatkan dari Abdurrahman bin ‘Auf RA, dia berkata, “Pada perang Badar saya berdiri di tengah-tengah barisan tentara. Saya melihat-lihat ke kanan dan ke kiri. Tiba-tiba saya menyaksikan dua orang anak kecil (dari golongan sahabat Anshar). Saya berharap bahwa saya lebih kuat dan lebih tangguh dari kedua anak tersebut. Salah seorang dari keduanya berbisik kepadaku: “Paman! Apakah engkau mengenal Abu Jahal?” Saya menjawab: “Benar. Ada perlu apa?” Dia menjawab: “Saya mendapat berita bahwa dia selalu mencaci-maki Rasulullah SAW. Demi Dzat yang jiwaku berada dalam kekuasaan-Nya, jika saya melihatnya nanti, tidak akan saya biarkan dia lolos, sampai salah seorang dari kami meninggal dunia lebih dahulu”. Mendengar perkataan itu saya kaget sekaligus kagum akan keberaniannya. Anak yang satunya juga berbisik kepadaku dan mengatakan hal yang sama: “Jika saya melihat Abu Jahal, tidak akan saya biarkan dia berkeliaran di kalangan manusia” Saya mengatakan: “Apakah kalian tidak melihat? Itulah orang yang kalian tanyakan kepadaku”. Setelah itu keduanya bergegas (menghampirinya) dengan membawa pedangnya. Lantas menebaskan pedangnya sampai keduanya berhasil membunuh Abu Jahal. Setelah itu keduanya pergi menghadap Rasulullah. Beliau bertanya, “Siapa di antara kalian berdua yang berhasil membunuh?” Salah seorang menjawab, “Saya” Beliau bertanya lagi, “Apakah kalian berdua telah membersihkan pedang kalian?” Dia menjawab, “Belum.” Maka beliau memeriksa kedua pedang itu, dan bersabda: “Kalian berdua (sama-sama telah berhasil membunuhnya)”. Maka Rasulullah menyerahkan barang rampasan kepada Muadz bin Al-Jamuh dan kepada Mua’dz bin Afra’ (HR Muslim 2/643 h.n 1752).
  • Umair bin Abi Waqash meriwayatkan dari Sa’d bin Abi Waqash RA: “Saya melihat saudara saya Umair, bersembunyi sebelum Rasulullah muncul di kalangan kami pada peperangan Badar. Saya bertanya: “Ada apa denganmu?” Dia menjawab: “Saya khawatir Rasulullah melihat saya, lantas beliau menganggap saya masih anak-anak sehingga tidak memberikan izin untuk ikut dalam peperangan. Padahal saya ingin sekali ikut dalam peperangan ini. Barangkali Allah memberi karunia bahwa saya akan mati syahid”. Maka adik saya ditawarkan kepada Rasulullah (untuk ikut dalam peperangan) dan ternyata beliau benar-benar menolaknya. Maka Umair menangis. Melihat kenyataan itu Rasulullah SAW kemudian memberi izin. Saya yang mengikatkan pedangnya (karena dia masih kecil), dan akhirnya dia benar-benar terbunuh dalam peperangan tersebut. Ketika itu usianya masih 16 tahun (HR Hakim 3/208 4864).
  • Rafi’ bin Khadij dan Samurah bin Jundub. Pada saat perang Uhud, ketika orang-orang Islam sudah keluar untuk berperang dengan orang-orang musyrik. Nabi memeriksa mereka semua. Maka beliau mendapatkan ada anak-anak kecil yang masih belum baligh juga datang dan ingin ikut berjuang bersama yang lain. Karena rasa kasihan beliau, maka beliau tidak mengizinkan mereka untuk ikut dalam peperangan. Dalam Bukhari-Muslim juga diceritakan, dari Ibnu Umar RA, “Pada saat perang Uhud, saya datang kepada Nabi (minta izin untuk ikut perang), tetapi beliau tidak memperbolehkan. Begitu juga beliau mencegah Usamah bin Zaid. Zaid bin Tsabit, al-Barra’ bin Azib, Usaid bin Dhahir, Arabah bin Aus serta anak-anak yang lain. Di antara yang tidak diberi izin ada juga Rafi’ bin Khadij dan Samurah bin Jundub. Setelah diberitahukan kepada beliau bahwa Rafi’ memiliki keahlian dalam memanah, maka beliau memberi izin kepadanya. Tiba-tiba Samurah menangis (karena tidak diberi izin). Ada yang mengatakan kepada Rasulullah, bahwa Samurah bisa mengalahkan Rafi’ ketika bergulat. Maka beliau pun kemudian memerintahkan agar keduanya bergulat. Ternyata Samurah benar-benar memenangkan ‘adu tanding’ itu. Rasulullah pun akhirnya mengizinkan kepada keduanya untuk berangkat perang (lihat Ar-Rahiqul Makhtum hal 330).
  • Banyak ibu-ibu yang menyerahkan anaknya untuk ikut dalam peperangan. Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan dari Asy-Sya’bi, “Pada saat perang Uhud, ada seorang perempuan menyerahkan sebilah pedang kepada anaknya, sementara dia belum kuat untuk membawanya. Maka sang ibu mengikatkan pedang tersebut pada lengan atasnya dengan tali pengikat pelana, setelah itu dia datang menghadap Rasulullah SAW dengan membawa anak kecil tadi. Nabi bertanya: “Hai anakku coba datang ke sini! Datang ke sini!” Maka dia terjatuh dan terluka. Akhirnya dia dibawa kepada Rasulullah SAW. Beliau bertanya, “Hai anakku, barangkali kamu merasa gentar?” Dia menjawab, “Tidak, wahai Rasulullah”.

 

  1. Takut Akan Perpisahan

Islam menganjurkan kita bersilaturahim, karena silaturahim ini adalah fitrah dan kebutuhan setiap manusia. Tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri tanpa menjalin silaturahim dengan yang lainnya. Oleh karena itu, wajar apabila kita takut akan perpisahan, terlebih lagi bagi anak-anak.

 

Hal ini banyak terjadi pada balita sampai mereka berusia tiga tahun. Seiring dengan perkembangan kemampuan berpikir anak, bersosialisasi dan adanya dukungan orang tua.

 

Rasa takut berpisah adalah masalah serius karena ia takut bahwa sesuatu terjadi ketika anda tidak bersamanya. Anak tidak dapat berada di ruangan yang lain, tidur di tempat tidurnya atau bermain di rumah teman baiknya tanpa orang tuanya. Anak akan tidak tertarik bermain dengan teman sebayanya, dia akan lengket atau merengek bila mereka berada dalam lingkungan orang banyak. Anak merasa aman bersama anda di rumah. Rasa takutnya akan sedikit berkurang bila ia berada di lingkungan yang telah ia kenal misalnya berada di rumah neneknya.

 

Bagi anak prasekolah, sikap takut berpisah adalah biasa, karena hal ini merupakan bagian dari tahap perkembangan meskipun demikian untuk anak usia enam tahun, sikap ini merupakan masalah yang akan berkembang nantinya menjadi fobia sekolah dan berkembang menjadi penyakit seperti sakit kepala dan sakit perut.

 

Pengaruh-pengaruh yang lain dari takut berpisah yaitu takut akan gelap, monster, kematian atau kecelakaan, takut akan bencana, mimpi buruk dan gangguan tidur lainnya. Ketika anak dipaksa berpisah dengan orang tuanya, maka ia akan mengalami apa yang dirasakan juga oleh orang dewasa yaitu: detak jantung yang berdetak lebih cepat dan bernafas lebih cepat.

 

Tidak ada yang dapat memastikan penyebab sebenarnya, hanya ada kecenderungan bahwa anak yang cenderung mengalami hal ini adalah mereka yang hubungannya sangat dekat, keluarga yang protektif dan orang tua yang mengalami masalah (biasanya ibu). Hal ini dihasilkan oleh krisis dalam hidup seperti kematian, orang tua yang dirawat karena penyakit serius atau perceraian.

 

Ada dua macam perilaku anak bila mereka mangalami hal ini. Mereka akan menghindarinya atau takut secara berlebihan.

 

Bila sang anak cenderung menghindar, dia akan tidak percaya diri, menarik diri dari masyarakat, takut dan mudah merasa malu. Dia senang bersama keluarga. Tapi rasa takutnya berbeda dari ketakutan akan perpisahan karena ia akan sulit berinteraksi dengan orang yang belum dikenal dekat. Dia akan mencari cara untuk menghindar, meskipun dengan membolos.

 

Dalam rasa takut yang berlebihan, seorang anak sangat khawatir ketika menghadapi ujian, tentang masa depannya, dan ketika berhubungan dengan teman sebaya. Dia akan merasa gelisah, menggigit kukunya, memiliki kebiasaan untuk melampiaskan rasa khawatir yang lain atau tidak bisa santai. Dia akan sadar diri, mencela diri sendiri, seorang perfeksionis dan sangat tergantung pada pemegang kekuasaan yang dia hormati seperti orang tua dan guru. Dia akan menderita pusing atau sakit kepala. Menurut penelitian, gangguan-gangguan lebih sering terjadi pada anak yang lebih tua, dalam keluarga kecil kelas menengah ke atas yang sangat mementingkan prestasi.

 

Cara Mengatasi Takut Akan Perpisahan

  • Anda dapat menolongnya dengan mengajarinya untuk lebih mandiri sedini mungkin.
  • Anak anda yang mengalami fobia sekolah, pastikanlah ia menghadiri sekolah.
  • Biarkan ia menelpon anda di siang hari hanya untuk mengurangi gejala dari rasa takut.
  • Apabila takut anak berlebihan, pergilah ke psikolog atau ahli.

 

Box

Maukah aku beritahukan kepada kalian hal-hal yang dapat memuliakan bangunanmu dan meninggikan derajat di sisi Allah? Mereka menjawab: “Mau, ya, Rasulullah!” Rasulullah bersabda: “Memaafkan orang yang menzalimimu, bersedekah pada orang yang tidak pernah memberi kepadamu, dan menyambung silaturahim dengan orang yang telah memutuskan hubungan dengan kamu” (HR Tabrani fil Awsath5/364 h.n  5567).

 

Rasulullah SAW bersabda: Ya Uqbah, maukah kutunjukkan kepadamu amal yang mulia, beliau berkata: Ya Uqbah sambunglah tali silaturrahim orang-orang yang memutuskannya, berilah orang-orang yang menahan hartanya dari berinfaq dan berpalinglah (berilah maaf) terhadap orang yang zalim kepadamu (HR Ahmad 4/184 h.n 17372).

 

  1. Tidur Berjalan

Tidur berjalan pada anak biasanya terjadi apabila anak mengalami keletihan di siang hari atau mengalami kecemasan. Tidur berjalan merupakan salah satu bentuk gangguan tidur yang jarang muncul. Biasanya kejadian ini setelah anak tidur selama satu sampai tiga jam. Pada saat terjadi, ia akan sadar dengan lingkungan, namun sulit bereaksi sesuai kondisi lingkungan tersebut. Reaksi yang muncul seperti mata kosong, serta pandangan dan gerakan yang kaku. Setelah sadar anak tidak ingat dengan tingkah lakunya tersebut. Tidur berjalan biasanya akan berhenti dengan sendirinya setelah anak usia remaja.

 

Pada dasarnya tidur berjalan tidak mencemaskan tapi perilaku ini tidak umum bagi anak berusia dua hingga duabelas tahun.  Seringkali tidur berjalan terjadi pada anak yang tinggal di asrama dan bisa jadi berhubungan dengan masalah stres. Seorang anak umumnya melakukan 1-2 jam setelah tertidur.

 

Tidur berjalan bisa terjadi pada saat satu bagian dari otaknya masih bekerja. Dia bisa berjalan-jalan di ruangan, matanya terbuka dan melihat tapi anak masih tertidur. Aktivitas tersebut yang berhubungan teror di malam hari perlu dibawa ke dokter anak atau psikolog anak.

 

Cara Mengatasi Tidur Berjalan

  • Orang tua perlu meyakinkan rumahnya aman bagi anak yang tidur berjalan. Ia dapat melakukan apa saja seperti saat terbangun.
  • Pastikan pintu-pintu tertutup, tangga aman dan pintunya tertutup, kotak obat terkunci dan komporpun tertutup.

3)      Jika terbangun, anak tersebut tidak mengingat saat-saat berjalan, maka ajak kembali ke kasurnya saat anda mengetahui.

4)      Sebaliknya, tidak berbahaya membangunkannya tapi mungkin sulit menyuruhnya tidur kembali.

  • Penyebab tidur berjalan adalah kecemasan, terlalu lelah dan suara bising.
  • Yang perlu dilakukan untuk mengatasinya adalah antarkan segera anak ke tempat tidur dan anak terus didampingi.
  • Cegahlah anak keluar dari kamarnya.
  • Menggantungkan lonceng di pintu agar terdengar ketika anak ke luar kamar.
  • Perhatikan apakah ada sesuatu yang membuat anak merasa sedih, tidak aman atau cemas
  • Cobalah menyelesaikan masalah anak yang sebenarnya dan lihat efeknya terhadap gangguan tidur.

H. MASALAH PERKEMBANGAN ANAK LAINNYA

MASALAH PERKEMBANGAN ANAK  LAINNYA

 

  1. Ayan

Ayan (epilepsi) adalah gangguan sementara dari fungsi otak yang disebabkan oleh terlepasnya muatan listrik secara berlebihan dan tidak teratur. Lepasnya muatan listrik tersebut disebabkan oleh tergantungnya keseimbangan sel-sel otak yang tidak teratur. Epilepsi ini tidak tergantung pada kecerdasan anak dan penyakit yang diderita anak dan bukan juga penyakit keturunan.

 

Ayan primer yaitu ayan yang tidak dapat ditemukan faktor penyebabnya. Diduga sebagai faktor keturunan, sedangkan ayan sekunder yaitu ayan yang dapat diketahui penyebabnya.

 

Ada beberapa pencetus ayan yaitu: minum alkohol terlalu banyak, kekurangan cairan, kilatan lampu, dan lelah atau stres. Penderita ayan sebaiknya dijauhkan dari tempat yang berbahaya, misalnya kolam renang dan api.

 

Ayan disebabkan oleh gangguan otak saat dilahirkan, cedera di kepala, radang otak, penyempitan pembuluh darah dan keracunan.

 

Gejala Ayan

  • Mengalami halusinasi.
  • Perasaan aneh.
  • Mendengar suara-suara tertentu.
  • Melihat kilatan cahaya.
  • Mencium sesuatu yang aneh.
  • Pusing dan sakit kepala.

 

Jenis-jenis Ayan

  • Grand Mal.

Berupa kejang umum yang disebabkan oleh lepasnya muatan listrik di seluruh bagian otak. Jenis ayan ini berlangsung sekitar 30 detik hingga 3 menit.

  • Petit Mal.

Biasa terjadi pada anak-anak, tanpa kejang yang nyata, penderita biasanya tampak diam sejenak beberapa detik, kemudian melanjutkan pekerjaannya seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Seringkali dianggap melamun dan tidak bisa konsentrasi. Dalam sehari, hal ini bisa terjadi berulang-ulang,  walaupun tanpa kejang.

  • Ayan Jacksonian.

Kekejangan hanya terjadi pada salah satu sisi tubuh, ayan ini bisa berbahaya karena otak bisa cedera akibat kekurangan oksigen.

  • Ayan Psikomotor.

Ayan berupa gerakan berulang-ulang pada anggota tubuh tertentu, misalnya mendecap-decapkan lidah atau menggeleng-gelengkan kepala tanpa sadar.

  • Status Epileptikus.

Merupakan ayan berbentuk grand mal dan berlangsung sambung menyambung.

 

  1. Disfungsi Minimal Otak

Wujud disfungsi minimal otak adalah gangguan belajar yang hanya meliputi segi tertentu dari perkembangan anak. Hal ini biasanya disebabkan karena adanya kelainan atau hambatan perkembangan pada bagian tertentu dari otak anak. DMO (disfungsi minimal otak) tidak hanya terjadi pada anak yang intelektualnya rendah, tapi juga terjadi pada anak yang intelektualnya tinggi.

 

Gejala Disfungsi Minimal Otak

  • Clumsiness            :  tidak terampil.
  • Kesulitan Belajar Khusus:
    1. Disfasia            :  kesulitan bahasa.
    2. Disgrafia            :  kesulitan menulis.
    3. Disleksia            :  kesulitan membaca.
    4. Diskalkulia          :  kesulitan menghitung.
  • Gejala perilaku anti sosial, seperti tidak bergaul dan memberontak terhadap lingkungan.
  • Gejala hiperaktivitas.
  • Kesulitan dalam memusatkan perhatian.
  • Gejala emosional seperti cemas, stres dan depresi.

 

Penyebab Disfungsi Minimal Otak

  • Penyimpangan fungsi otak, biasanya faktor keturunan.
  • Kelainan perkembangan otak pada masa prenatal (sebelum lahir).
  • Terjadi pada proses kelahiran.
  • Penyakit atau cedera yang terjadi pada tahun-tahun kritis perkembangan sistem syaraf pusat (otak).

 

  1. Frustrasi

Frustrasi merupakan suatu kondisi seseorang yang menyebabkan terhambatnya suatu tujuan. Frustrasi ini seringkali terjadi karena adanya perasaan yang tidak menyenangkan, tegang, marah, cemas dan kesal.

 

Frustrasi dapat meningkatkan terjadinya tindakan agresif. Frustrasi ini sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, misalnya anak seringkali melihat orang tua melakukan tindakan agresif setelah frustrasi, maka anak akan menirunya.

 

  1. Gangguan Perkembangan

Tidak ada seorangpun yang menghendaki gangguan dalam dirinya. Oleh karena itu, kita berdoa kepada Allah agar terhindar dari gangguan yang mungkin terjadi pada diri manusia. Hanya Allah yang dapat menjauhkan gangguan dari diri kita.

 

Gangguan perkembangan merupakan salah satu gangguan yang serius bagi anak. Gangguan perkembangan ini akan menghambat  tumbuh kembang anak sehingga akan merugikan anak di masa depan. Beberapa gangguan perkembangan seperti gangguan otak, autisme, gangguan belajar dan gangguan mental.

 

Aspek Perkembangan yang Normal

Perkembangan yang normal dapat ditinjau dari perkembangan fisik. Perkembangan ini berhubungan dengan kegiatan motorik yang meliputi gerakan dan memegang, kegiatan panca indera, kegiatan sehari-hari seperti makan, berpakaian dan kemampuan mengontrol keinginan buang air kecil dan besar.

 

Selain itu, perkembangan normal juga ditinjau dari aspek psikis. Aspek ini meliputi pemahaman umum yaitu bagaimana anak berpikir, mengatur perasaan dan bagaimana bersikap misalnya kemampuan anak menunjukkan rasa suka dan tidak suka.

 

Perkembangan normal dari aspek perkembangan sosial ditandai dengan kemampuan anak berinteraksi dengan orang lain yang berada di sekitarnya.

 

Ada beberapa petunjuk yang dapat membantu orang tua mengukur perkembangan anak. Biasanya petunjuk ini meliputi aspek perkembangan fisik karena perkembangan fisik lebih mudah diketahui. Setiap anak dapat menunjukkan perkembangan yang berbeda-beda.

 

Anak-anak mengalami tahap perkembangan yang sama, namun demikian kecepatan perkembangan tiap anak berbeda dan cara perkembangannya pun berbeda. Terdapat perbedaan antar individu dalam segi kemampuan, kekuatan dan kelemahan serta watak yang dapat mempengaruhi tingkah laku orang lain terhadapnya.

 

Perkembangan berhubungan dengan pematangan sistem syaraf pusat. Perkembangan menjadi terhambat jika sistem syaraf tidak berfungsi baik. Misalnya, kelumpuhan dikarenakan otak yang terluka (cerebral palsy). Kondisi ini tidak hanya mempengaruhi perkembangan fisik sang anak, tapi juga memberikan dampak yang sangat besar pada perkembangan pendidikan dan sosial.

 

Gangguan perkembangan yang muncul pada awal perkembangan anak dapat dengan mudah dideteksi. Manakah anak yang mengalami gangguan dan mana yang tidak dapat dilihat pada awal perkembangannya. Gangguan ini dapat muncul dalam berbagai situasi, sehingga dapat mempengaruhi anak dalam melaksanakan kegiatannya (yang merupakan tuntutan perkembangannya). Gangguan ini tidak semata-mata disebabkan oleh lingkungan. Bisa saja hal ini terjadi karena fungsi otak yang tidak normal, genetika, luka, infeksi, dan toksin.

 

Gangguan ini dapat berakibat fatal. Anak akan gagal dalam pendidikan dan kehidupan. Anak akan terganggu hubungan sosialnya. Anak akan melawan karena sering dimarahi dan dihukum. Sehingga anak tidak tahu lagi arti marah dan hukuman.

 

Autisme sebagai Gangguan Perkembangan

Autisme pada awalnya disebut gangguan jiwa. Namun sekarang cenderung dianggap sebagai gangguan perkembangan. Tanda-tandanya adalah:

  • Hubungan sosial yang buruk.
  • Kesulitan belajar dengan hambatan mental.
  • Sikap meniru dan berulang.

Gangguan perkembangan yang lain, di antaranya adalah autisme sindrom dan tidak normal.

 

Cara-Cara Membantu Perkembangan Anak

  • Suasana keluarga harus hangat dan akrab.
  • Orang tua harus peka dan responsif terhadap kebutuhan emosi anak dan memberikan kesempatan berbicara dan bermain untuk anak.
  • Orang tua juga harus mengajarkan disiplin yang konsisten, memberikan pengawasan dan dukungan.
  • Orang tua juga harus tahu kapan waktunya memberikan kewenangan dan kemandirian anak ketika anak tumbuh dan juga memberikan kesempatan untuk berinteraksi dan berkembang bersama orang dewasa dan anak yang lain.
  • Dalam pendidikan, orang tua harus memberikan pengalaman yang sesuai tentang belajar di dalam ataupun di luar sekolah.

 

Box

Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan gangguan dariku dan menyehatkan aku. Aku mengharapkan ampunanMu (HR Ibnu Abi Syaibah 1/12 h.n 8 hadits ini dhaif).

 

  1. Gangguan Seksual

Di antara beberapa gangguan seksual adalah laki-laki yang meniru kaum wanita dan sebaliknya kaum wanita meniru kaum laki-laki. Allah melaknat laki atau perempuan yang berhubungan seksual dengan sejenis. Islam melarang dan melaknat mereka yang melakukan tindakan penyimpangan seksual. Oleh karena itu, anak semenjak dini perlu dibiasakan dengan peran jenis kelamin yang benar. Selain itu juga memberikan mainan yang sesuai serta perlakuan terhadap anak yang baik dengan perhatian, kasih sayang, dan mencarikan teman yang baik.

 

Anak mulai menyadari bahwa ia seorang laki atau perempuan, setelah mereka melihat fisiknya dan berkembang psikologisnya. Tanda gangguan seksual ini dapat dilihat dari alat permainannya atau kegiatan yang ia lakukan. Saat anak berusia belasan tahun, mereka mulai menyadari dengan jelas gangguan seksual ini. Gangguan seksual ini biasanya diwujudkan dalam bentuk kecenderungan tingkah laku atau kegiatan anak laki-laki seperti perempuan atau sebaliknya anak perempuan bertingkah laku seperti  laki-laki.

 

Islam mencegah anak melakukan gangguan seksual ini dengan beberapa cara pencegahan misalnya mengajak anak laki-laki bermain dengan kekuatan fisik, melarang anak memasuki kamar orang tua pada waktu-waktu tertentu, menutup aurat bagi anak laki dan perempuan dan beberapa cara lainnya.

 

Kapan orang tua bisa mendeteksi bahwa anaknya mengalami gangguan seksual? Ketika anak suka memakai pakaian atau atribut yang berlainan dengan jenis kelaminnya, atau bertingkah laku berlawanan dengan jenis kelaminnya, orang tua perlu waspada. Bisa jadi hal ini adalah awal dari gangguan seksual.

 

Apa yang menyebabkan terjadinya gangguan seksual? Ada faktor biologis, ada juga faktor lingkungan. Pola asuh yang tidak tepat, serta isolasi dari teman-temannya juga memicu terjadinya gangguan seksual.

 

Cara Mengatasi Gangguan Seksual

  • Orang tua perlu melakukan pendekatan yang baik dengan cara jangan langsung memarahi atau menyalahkan anak dan mengatakan ini salah atau berdosa.
  • Orang tua memberikan pendidikan seks lebih awal, khususnya penjelasan akibat negatif gangguan seksual tersebut.
  • Melakukan kegiatan kesehatan dan rekreasi bersama anak.
  • Mencegah anak dan melarangnya menonton pornografi.
  • Mewaspadai dan melindungi anak dari trauma dan kejahatan seks.
  • Periksakan anak ke ahli psikiater atau psikolog untuk mengenali masalahnya dan membantu memecahkan masalah emosi dan tingkah lakunya.

 

Box:

Rasulullah SAW melaknat kaum laki-laki yang meniru-niru kaum wanita dan kaum wanita yang meniru-niru kaum laki-laki (HR Bukhari 5/2207 h.n 5546).

 

Rasulullah SAW bersabda: 3 golongan yang tidak akan diterima syahadatnya: Pelaku homoseks, perempuan yang melakukan hubungan seksual dengan sejenis dan pemimpin yang zalim (HR Tabrani 3/266 h.n 3104 , hadits ini lemah sekali).

 

Rasulullah SAW bersabda: Allah SWT tidak akan melihat (marah) kepada lelaki yang melakukan hubungan seks dengan  lelaki atau dengan perempuan melalui duburnya (HR Turmudzi 3/469 h.n 1165).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Apabila umatku sudah menghalalkan enam perkara maka mereka akan ditimpa malapetaka, yaitu apabila tampak di kalangan mereka perbuatan saling mengutuk, meminum arak, memakai sutera, menggunakan biduanita-biduanita untuk menghibur, kaum laki-laki merasa cukup dengan kaum laki-laki, dan kaum wanita merasa cukup dengan kaum wanita” (HR Tabrani fil Awsath 2/18 h.n 1086).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Allah melaknat laki-laki yang keperempuan-perempuanan dan perempuan yang kelaki-lakian” (HR Ahmad 1/365 h.n 3458).

 

  1. Hilangnya Nafsu Makan

Islam mengajarkan kita bahwa makan tidak saja untuk memenuhi kebutuhan jasmani, tetapi juga untuk menyehatkan jasmani dan mendapatkan berkah serta rahmat dari Allah. Oleh karena itu, sebelum dan sesudah makan dianjurkan untuk membasuh tangan dan dilarang makan apabila sudah kenyang.

 

Dengan beberapa dalil dan keterangan tersebut, maka makan adalah suatu perintah dan kewajiban bagi kita untuk melakukannya. Tidak dibenarkan bagi kita untuk tidak makan, sehingga motivasi untuk makan merupakan satu motivasi ibadah. Hilangnya nafsu makan pada anak perlu diatasi misalnya orang tua mengajarkan makan untuk kesehatan jasmani, makan untuk ibadah kepada Allah, dan makan membantu anak bisa bermain serta berlari-lari. Tentunya beberapa cara dilakukan orang tua untuk menambah nafsu makan anak.

 

Hilangnya nafsu makan dalam waktu yang cukup lama dikenal dengan istilah anoreksia. Hilang nafsu makan ini bila terjadi berlarut-larut akan mengakibatkan sakit atau kematian. Anoreksia dan bulimia merupakan gangguan makan yang sering terjadi. Penelitian di luar negeri menunjukkan gangguan tersebut muncul sekitar 1% dari populasi orang dewasa dan wanita muda. Lebih dari 95% terjadi pada anak gadis.

 

Penderita anoreksia sering merasa lebih superior karena mereka mampu mengontrol makannya. Perasaan demikian disebabkan karena rasa percaya bahwa mereka lebih disiplin dari orang-orang kebanyakan. Pada masyarakat tertentu, badan langsing merupakan idaman, khususnya bagi anak remaja. Dalam hal tertentu, mereka benar bahwa mereka memang punya kemauan yang kuat untuk menahan nafsu makan. Anoreksia yang diartikan sebagai hilangnya selera makan adalah istilah yang salah.  Karena mereka suka makanan, sering membaca buku memasak dan menyiapkan makanan secara berlebihan untuk orang lain sehingga pada dasarnya mereka menyentuh makanan yang tidak mau mereka makan.

 

Dengan pemikiran yang salah itu, anoreksia menjadi penghukuman terhadap dirinya sendiri. Penderita anoreksia biasanya kaku, perfeksionis (ingin sempurna) dan biasanya bangga dengan karakter seperti itu. Ketika dihidangkan sepiring makanan, mereka biasanya akan menjauhkan makanan itu dan makan hanya beberapa potong. Mereka biasanya berolahraga secara berlebihan untuk membakar kalori.

 

Walaupun berat badan mereka terus berkurang, penderita anoreksia tetap saja menganggap diri mereka gemuk, bahkan mereka memakai pakaian tertentu untuk menyembunyikan tubuh mereka. Padahal badan mereka sudah kurus. Ketidaknyamanan terhadap diri seperti itu adalah tanda dari anoreksia.

 

Penderita anoreksia pada remaja bertujuan untuk menjaga penampilan mereka seperti remaja lainnya. Mereka kelihatannya takut badannya bertambah besar dan juga memperhatikan perkembangan payudara dan pinggul. Pertumbuhan fisik remaja seperti mengalami menstruasi lebih cepat dan adanya pertumbuhan payudaranya, akan dapat meningkatkan pikiran dan kekhawatiran terutama bagi gadis-gadis yang labil secara emosional.

 

Anoreksia dapat juga disebabkan oleh faktor psikologis. Pada masa pubertas, hormon estrogen dan progesteron akan meningkat dan hormon-hormon tersebut mempengaruhi fungsi otak sehingga berperan dalam menimbulkan depresi dan kecemasan. Hal ini bisa menyebabkan penyakit hilangnya nafsu makan. Sepertinya anoreksia juga ada hubungan dengan usia pubertas. Penyakit hilangnya nafsu makan ini sangat jarang terjadi pada anak tapi ada juga anak usia sepuluh tahun didiagnosa mengalami penyakit tersebut.

 

Tanda gejala anoreksia lainnya adalah ketidakbahagiaan, isolasi sosial, ingin makan sendiri, keluhan terlihat gemuk walaupun sekurus tulang, menstruasi yang berhenti dan temperamen yang meningkat (pemarah). Penderita anoreksia biasanya introvert (tertutup) dan tertutup dengan orang tua, serta lambat dalam menunjukkan ketertarikan terhadap laki-laki.

 

Orang tua dari anak anoreksia biasanya memaksa anaknya makan dengan jumlah tertentu. Di lain pihak, gejala penolakan penderita anoreksia ini menunjukkan kemandirian mereka.

 

Anoreksia bisa berakibat pada komplikasi medis serius, sama seperti penyakit lainnya. Hal ini berbahaya bagi anak remaja yang mengalami pertumbuhan pubertas. Bagi remaja, pengaruh menstruasi sering tidak bisa disembuhkan. Contoh komplikasi ini adalah anak bisa mandul, mudah terserang kerapuhan tulang. Juga ada penelitian yang menunjukkan bahwa penderita anoreksia kronis mempunyai tingkat masalah psikiatris yang tinggi dan bahkan ada kecenderungan resiko bunuh diri di kemudian hari.

 

Box

Salman Al-Farisi berkata: Saya membaca di Taurat bahwa keberkahan makanan itu dengan berwudhu sebelum makan dan sesudahnya. Kemudian saya memberitahu Nabi hal tersebut dan beliau berkata: Keberkahan makanan itu dengan berwudhu sebelum makan dan sesudahnya (HR Turmudzi 4/281 h.n 1846 hadits ini dhaif).

 

Luqman berkata kepada putranya: “Wahai putraku, janganlah kamu makan apabila kamu sudah kenyang. Kamu melemparkan makananmu kepada anjing lebih baik daripada kamu memakannya (jika kamu sudah kenyang)”.

 

  1. Homoseksual

Allah SWT telah menciptakan laki dan perempuan serta menjadikannya berpasang-pasangan. Islam menyuruh kita menikah dan berhubungan secara wajar laki dan perempuan di dalam rumah tangga. Islam melarang melakukan hubungan seksual sejenis seperti sesama lelaki atau sesama perempuan. Allah menyebutnya perbuatan fahisyah (kerusakan) bagi laki mendatangi laki-laki untuk memenuhi nafsunya. Perbuatan fahisyah ini akan diberi azab dari Allah dan mengalami kehancuran. Oleh karena itu pula, Rasulullah SAW merasa sangat khawatir apabila umat Islam melakukan tindakan homoseksual ini. Apabila ditemui umat Islam yang homoseksual ini, Rasulullah SAW menyuruhnya untuk dibunuh.

 

Begitu besarnya kerugian dan azab yang dikenakan kepada kaum homoseksual, dengan demikian orang tua sebaiknya mengajarkan kepada anak untuk mengenal peran seksualnya masing-masing. Pendidikan perlu dilakukan dalam penerapan tingkah laku laki-laki atau perempuan. Ibu dan bapak mempunyai peran yang tinggi dalam mengenalkan sosok sebagai laki atau sebagai perempuan. Pakaian dan mainan wanita hanya untuk anak wanita, sedangkan pakaian dan mainan laki hanya untuk anak laki-laki.

 

Homoseksual merupakan salah satu gangguan seksual yang banyak terjadi di zaman modern ini. Bahkan sebagian masyarakat tertentu menjadikan gangguan seksual ini sebagai suatu hal yang biasa dan normal. Homoseksual adalah perilaku seseorang yang secara seksual tertarik pada orang lain yang berjenis kelamin sama. Homoseksual pada wanita disebut lesbian.

 

Penyebab Homoseksual

  • Faktor lingkungan.
  • Cara mendidik atau pola asuh orang tua yang kurang tepat misalnya menjadikan anak laki-laki seperti wanita atau sebaliknya. Hal ini bisa disebabkan karena harapan dan keinginan dari orang tua atau disebabkan oleh struktur keluarga yang dominan wanita atau dominan laki-laki.
  • Orang tua biasanya menjadi tokoh identifikasi bagi anak. Homoseksual bisa terjadi karena tokoh identifikasi yang salah atau tidak lengkap. Misalnya salah satu orang tua tidak ada atau salah satu orang tua tidak berfungsi. Selain itu juga karena pola asuh yang dominan, sehingga anak salah dalam mengidentifikasi.
  • Faktor bawaan (keturunan). Selain faktor lingkungan yang menyebabkan homoseksual, faktor bawaan juga bisa menjadikan seorang anak homoseksual. Hal ini disebabkan karena faktor penyimpangan hipotalamus, berdasarkan pandangan ini maka mereka yang homoseksual bukanlah kesalahan orang yang bersangkutan atau lingkungannya tapi semata-mata karena faktor gen.

 

Cara Mengatasi Homoseksual

  • Terapi hormon hanya menjadikan orang yang mengalami homoseksual menjadi kurang aktif dalam kegiatan seksualnya. Terapi ini dilakukan oleh para ahli medis.
  • Terapi tingkah laku hanya menanggulangi masalah sekunder seperti kecemasan dan depresi yang dialaminya. Terapi ini memerlukan bantuan psikolog.
  • Terapi famili sangat membantu bagi pelaku homoseksual sehingga memberikan keberanian kepada mereka untuk menghadapi kehidupan. Terapi ini dengan cara memberikan situasi dan keadaan yang menyenangkan dalam keluarga sehingga anak dapat diberikan pengertian dan pemahaman yang baik oleh keluarganya.

 

Box:

Sesungguhnya aku diutus ke dunia ini, untuk menyempurnakan akhlak manusia (HR Ahmad 2/381 h.n 8939 hadits ini sahih).

 

Dan sesungguhnya Dialah Yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan (QS An Najm: 45).

 

Dan ingatlah kisah Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya, “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fashiyah itu, sedang kamu melihatnya? Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk memenuhi nafsumu, bukan mendatangi wanita? Sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak mengetahui akibat perbuatanmu” (QS An Naml: 54-55).

 

Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim (QS Hud: 82-83).

 

Sesungguhnya sesuatu (perbuatan) yang paling aku takutkan atas umatku adalah perbuatan kaum Luth (HR Turmudzi 4/58 h.n 1457).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Apabila umatku sudah menghalalkan enam perkara maka mereka akan ditimpa malapetaka, yaitu apabila tampak di kalangan mereka perbuatan saling mengutuk, meminum arak, memakai sutera, menggunakan biduanita-biduanita untuk menghibur, kaum laki-laki merasa cukup dengan kaum laki-laki, dan kaum wanita merasa cukup dengan kaum wanita” (HR Tabrani fil Awsath 2/18 h.n 1086).

 

Barangsiapa yang didapati melakukan perbuatan kaum Luth, bunuhlah si pelaku, dan yang diperlakukan (HR Turmudzi 4/57 h.n 1456).

 

  1. Identitas Kelamin Bermasalah

Identitas kelamin bermasalah adalah seorang anak tidak merasa puas, senang atau bahagia dengan jenis kelaminnya. Seorang anak yang menderita penyakit ini merasa tidak nyaman dengan jenis kelaminnya dan ingin menjadi seseorang yang berbeda secara fisik  dari dirinya.

 

Masalah ini sangat berbeda dengan anak yang khawatir tidak dapat memenuhi harapan masyarakat terhadap jenis kelamin mereka, atau mereka yang mencoba berperilaku seperti lawan jenisnya. Kedua masalah tersebut adalah biasa, normal dan penyakitnya sendiri jarang ditemukan.

 

Pada mulanya, seorang anak laki-laki bermain dengan boneka, juga berpakaian seperti anak perempuan, ingin bermain permainan perempuan, atau tidak tertarik dengan aktivitas laki-laki. Dalam kasus yang ekstrim, anak menolak keberadaan penis dan testisnya. Seorang anak perempuan bisa saja menolak duduk ketika buang air kecil, anak akan melakukannya dengan berdiri.

 

Masalah ini akan semakin jelas ketika anak memasuki remaja (usia anak yang cenderung kepada sesama jenis kelamin mereka sendiri). Seorang anak laki-laki yang mengatakan semua teman dekatnya adalah perempuan, sehingga anak laki-laki ini ingin menjadi seorang gadis. Tingkah laku demikian dapat dikatakan sebagai anak yang memiliki masalah identitas kelamin.

 

Berdasarkan diagnosa manual Asosiasi Psikiater Amerika bahwa sepertiga atau dua per tiga laki-laki memiliki masalah ini. Sedangkan wanita hanya sedikit.

 

Cara Mengatasi Identitas Kelamin Bermasalah

  • Orang tua jangan terlalu berlebihan melarang anak lakinya ketika meminta boneka, tentunya akan membuat anak penasaran dan semakin ingin mengetahuinya. Bahkan larangan dari orang tua dapat dijadikan media untuk mencari perhatian anak.
  • Anak yang benar-benar merasa tidak bahagia dengan jenis kelamin mereka dan tidak mampu bermain sesuai dengan jenis kelaminnya, diperlukan penanganan secara psikologis.
  • Orang dewasa memiliki lebih banyak masalah psikologi. Mereka memiliki tingkat bunuh diri yang tinggi dan depresi yang lebih berat, untuk itu perlu datang ke dokter atau psikolog.
  • Jika seorang anak menunjukkan masalah ini secara terus-menerus, orang tua harus mencari bantuan tenaga profesional.

 

  1. Jorok

Allah menyukai orang yang bersih dan mensucikan diri, bahkan Rasulullah SAW menyebut kebersihan sebagai separuh dari iman. Begitu besar perhatian kebersihan dalam Islam, sehingga kunci salat adalah kebersihan dan tidak sah salat ketika tidak dalam keadaan bersih. Selain salat, Islam juga mengatur kebersihan ketika bangun tidur, merawat rambut, membersihkan mata, menggosok gigi dan membersihkan mulut.

 

Berpakaian yang dianjurkan Islam adalah berpakaian yang bersih, indah dan memakai pakaian warna putih yang menggambarkan pakaian bersih. Begitu juga dianjurkan membersihkan rumah karena Rasulullah mencintai keindahan dan kebersihan. Dalam hal buang air besar, Rasulullah melarang buang air sembarangan yang bukan pada tempatnya.

 

Dengan dalil-dalil tersebut, maka perbuatan jorok dilarang oleh Islam dan anak-anak harus diajarkan dan dibiasakan untuk bersih dalam segala hal. Misalnya sebelum makan cuci tangan dulu, setelah tidur kita bawa ke kamar mandi untuk buang air kecil, begitu juga ketika anak buang air perlu dibersihkan dengan air dan sabun. Banyak cara-cara yang dilakukan untuk membiasakan anak. Cara yang paling utama adalah mengajarkan anak dengan contoh dari orang tua yang bersih serta lingkungan yang juga bersih.

 

Anak-anak remaja biasanya jarang memiliki keinginan menata dan merapikan kamar, rumah atau ruangan seperti yang dilakukan orang dewasa.

 

Cara Mengatasi Jorok

  • Apabila anda ingin anak anda rapih, maka bantu anak merencanakan sebuah program kegiatan yang terencana.
  • Sebagian besar kamar anak-anak berantakan karena mereka tidak memiliki ide untuk menatanya. Sediakan kotak, rak dan peraturan-peraturan untuk membantunya dan berikan dukungan saat anak berubah.
  • Latih dan ajarkan anak dengan tempat yang bersih, pakaian bersih, mainan bersih dan rumah yang teratur serta rapi.
  • Ajarkan anak menyapu rumah dan membersihkan kamarnya. Kemudian juga bisa diajarkan mencuci pakaiannya sendiri.

 

Box

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri (QS Al Baqarah: 222).

 

Tidaklah akan diterima salat (seseorang) bila tidak dalam keadaan bersih (HR Baihaqi 2/255 h.n 3196).

 

“Sesungguhnya Allah SWT itu baik hati (murah hati) dan mencintai kebaikan. Dan Dia itu Suci dan mencintai kesucian. Dia itu Mulia dan mencintai kemuliaan. Dia itu Bagus dan mencintai kebagusan. Oleh karena itu, bersihkanlah rumahmu dan janganlah meniru orang-orang Yahudi (HR Turmudzi 5/111 h.n2799).

 

Kunci salat itu adalah kebersihan (HR Abu daud 1/16 h.n 61).

 

Kebersihan itu merupakan jalan menuju keimanan (HR Tabrani dan Hafiz Iraqi mengatakan sanadnya sangat dhaif).

 

Jika kamu terbangun dari tidur, janganlah masukkan tanganmu ke dalam bejana air, sampai kamu mencucinya tiga kali karena kamu tidak tahu apakah yang dipegang tangan ketika tidur (HR Muslim 1/233 h.n 278).

 

Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang mempunyai rambut, harus merawatnya baik-baik” (HR Abu Daud 4/76 h.n 4163).

 

“Rasulullah SAW jika menggunakan celak pada matanya, maka beliau menggoreskan tiga kali pada mata sebelah kanannya dan dua kali pada mata sebelah kirinya agar jumlah bilangannya ganjil (HR Tabrani 1/269 h.n 877).

 

Sekiranya tidak akan memberatkan kepada umatku dan sekalian manusia, sungguh akan aku perintahkan mereka menggosok gigi setiap kali akan salat (HR Bukhari 1/303 h.n 847 dan Muslim 1/220 h.n 252).

 

Menggosok gigi itu berarti membersihkan mulut, dan diridhai oleh Allah (HR Bukhari 2/682 h.n 1831).

 

Dan pakaianmu bersihkanlah (QS Al Mudatsir: 4).

 

Pakailah pakaianmu yang indah di setiap saat (memasuki) masjid (QS Al A’raf: 31).

   

Pakailah pakaianmu yang putih, karena itulah yang terbaik dan kafanilah orang yang meninggal di antaramu dengan kain putih (HR Abu Daud 4/8 h.n 3878).

 

Jangan sekali-kali kamu buang air di air yang tidak mengalir kemudian kamu mandi pula di dalamnya (HR Bukhari 1/94 h.n 236 dan Muslim 1/235 h.n 282).

 

Diriwayatkan oleh Abdullah Ibnu Sarjas, disebutkan bahwa Nabi SAW bersabda: Janganlah seseorang kencing di batu, dan jika tidur matikanlah semua pelita karena tikus dapat menyebabkan kebakaran, dan tutuplah bejana dan tempat minum serta tutuplah pintu ketika hari sudah malam (HR Ahmad 5/82 h.n 20794).

 

  1. Kebiasaan Menarik Rambut

Masalah ini biasa juga disebut dengan trichotillomania, yaitu gangguan dengan ciri bergugurannya rambut karena tak dapat menahan diri untuk menarik rambut. Ini biasanya diawali dengan meningkatnya tekanan dari lingkungan sosial dan diikuti oleh perasaan kesal atau kecewa.

 

Gangguan ini dianggap jarang terjadi pada anak tetapi akhir-akhir ini banyak terjadi pada anak-anak. Kebiasaan menarik rambut ini mulai muncul pada anak usia 12 atau 13 tahun. Kebiasaan menarik rambut juga terjadi pada anak yang lebih kecil umurnya.

 

Bayi atau balita dapat pula memiliki kebiasaan ini. Yang berbahaya adalah jika anak juga makan rambut tersebut karena dapat menumpuk dalam tubuh dan menyebabkan gangguan di usus. Biasanya kebiasaan ini hanya bersifat sementara dan anak dapat pulih kembali dari kebiasaan yang mengganggu ini.

 

Gejala Kebiasaan Menarik Rambut

Rambut merupakan tempat yang berpotensi untuk ditarik anak-anak. Anak melakukan hal ini ketika ia sendiri sedang membaca atau menonton televisi. Gejala ini dapat menimbulkan kekhawatiran rambut menjadi botak. Beberapa gejala tingkah laku yang muncul adalah rambut ditarik tanpa disadari, keasyikan menarik rambut (membuatnya tidak memperhatikan keadaan sekitarnya), tindakan menyentuh rambut dengan bibir, menarik rambut dengan menggunakan mulut atau tangan, menggigit rambut, makan rambut, dan  anak mencari rambut yang tepat untuk ditarik.

 

Kebiasaan menarik rambut dapat menyebabkan masalah psikis lainnya yaitu rasa percaya diri yang buruk, malu, rambut botak, dan kebiasaan memakai topi. Penyebab kebiasaan menarik rambut ini adalah kecenderungan genetika dan stres dari lingkungan sosialnya. Kini, trichotillomania terkenal sebagai penyakit medis bukan penyakit ketidakseimbangan otak.

 

Trichotillomania berhubungan erat dengan gangguan lainnya seperti obsesif, depresi,  dan gangguan psikososial (seperti penganiayaan fisik, seks, dan masalah keluarga).  Gangguan tingkah laku yang lain, misalnya mengisap jempol, menggigit kuku, memukul kepala ke tembok dan terus menerus menggaruk.

 

Kebiasaan ini bisa dihentikan dengan pengawasan yang cukup ketat. Ketika anak mulai menggaruk rambut secara berlebihan, orang tua segera mengingatkannya. Bila telah terjadi, sebaiknya segera dilakukan pengobatan medis.

 

  1. Kegemukan

Makan tidak boleh sembarangan, Islam mengharamkan makan bangkai, darah, daging babi, binatang yang disembelih selain nama Allah SWT, serta menganjurkan makan dan minum tidak berlebihan, dan makan secukupnya.

 

Kegemukan biasanya disebabkan oleh makan berlebihan selain disebabkan faktor keturunan. Apabila mengikuti anjuran Islam, maka tidak mungkin anak akan kegemukan, kecuali karena keturunan. Kegemukan menyebabkan gangguan perkembangan motorik dimana anak menjadi lambat bergerak, juga akan mengakibatkan gangguan hubungan sosial.

 

Satu dari lima anak–anak Amerika beresiko menderita kegemukan, suatu lompatan yang meningkat dua kali lipat selama lebih dari 20 tahun belakangan ini. Hal ini menggambarkan peningkatan nutrisi dan penyediaan makanan yang berlimpah. Pada sebagian masyarakat, hal ini merupakan suatu permasalahan tersendiri, khususnya yang menginginkan tubuh kurus yang ideal tapi sehat.

 

Kegemukan diartikan sebagai kelebihan berat badan (lebih 20% dari berat ideal seseorang) dengan melihat jenis kelamin, tinggi dan umurnya. Orang tua harus mengetahui berat badan anak yang tidak normal dan mengawasi apabila anak mengalami kegemukan yang tidak wajar.

 

Di sisi lain, makanan bergizi sangat diperlukan bagi pertumbuhan anak. Bayi biasanya gemuk sebelum mereka mampu merangkak atau berjalan. Aktivitas–aktivitas fisik yang membakar kalori ini dapat mengurangi kegemukan.

 

Pertumbuhan pada masa pubertas dapat mengakibatkan perubahan drastis pada ukuran tubuh bagi anak remaja.

 

Kegemukan bisa menjadi suatu kondisi yang sulit untuk dihadapi. Anak–anak yang kelebihan berat badan, biasanya menjadi bahan ejekan kawan sebayanya. Ejekan seperti “hei gendut”, tidak dipilih dalam suatu tim, atau kehilangan teman dapat menyebabkan anak mempunyai masalah besar dalam kepercayaan dirinya. Para guru/pelatih menganggap bahwa anak gemuk adalah anak pemalas atau anak yang tidak mempunyai kemauan keras dan biasanya dapat mengacaukan aktivitas kesehariannya. Kegemukan berisiko menderita komplikasi seperti diabetes, penyakit jantung, stroke, tekanan darah tinggi dan masalah-masalah tulang sendi serta pernafasan.

 

Kegemukan yang terjadi pada keluarga memberikan kesan bahwa kegemukan anak diwarisi dari orang tua. Bagaimanapun kegemukan juga dipengaruhi oleh lingkungan. Lingkungan memegang peranan penting untuk menjadikan anak gemuk. Orang dewasa yang gemuk biasanya memiliki kebiasaan makan dan olahraga yang buruk, yang akhirnya dapat menimbulkan masalah berat badan. Sayangnya, seorang anak biasanya meniru kebiasaan-kebiasaan orang tuanya.

 

Cara Mengatasi Kegemukan

  • Orang tua dapat membantu anak–anak mengurangi makan dan menghindari makan yang berlebihan. Oleh karena itu orang tua perlu memberikan perhatian kepada anak dalam masalah makan. Perhatian lebih awal sangat penting, karena akan lebih sulit untuk merubah kebiasaan makan dan gaya hidup buruk apabila hal itu telah terbiasa.
  • Dalam membantu anak–anak menghindari kegemukan, buat bagan makan dan tentukan waktu–waktu ngemil (makan makanan kecil).
  • Tawarkan makanan–makanan sehat pada waktu–waktu ngemil seperti sayuran, jus–jus buah, daripada memberikan permen dan minuman kaleng.
  • Jangan memaksa seorang anak kecil untuk menghabiskan makanan, biarkan dia diatur oleh perasaan–perasaan lapar dan kenyang dengan sendirinya.
  • Usahakan semaksimal mungkin duduk ketika makan. Walaupun hal ini sulit bagi anak ataupun orang tua, karena anak lebih senang makan sambil
  • Jangan gunakan makanan sebagai hadiah keberhasilan atau penghibur kegagalan atau penolakan oleh kawan sebaya. Dengan menjadikan makanan sebagai suatu solusi maka dikhawatirkan makanan dapat menjadi suatu pelarian bagi anak.
  • Suasana emosi anak dapat membawa anak pada tingkah laku yang ekstrim sehingga dapat menimbulkan kegemukan atau kecanduan pada makanan. Oleh karena itu, orang tua diharapkan mampu mengendalikan emosi anak secara baik.
  • Bawalah anak pada beberapa kegiatan seperti bermain bersama, berolah raga atau pergi jalan-jalan.
  • Orang tua tidak membiarkan anak duduk di depan televisi berjam–jam dan mengkonsumsi makanan sepuasnya ketika dia menonton. Kemudian, nasihatkan anak untuk membantu orang tua.
  • Ketika anak–anak sedang menikmati makanan di toko makanan atau melihat anda memasak, maka jadikan kesempatan tersebut untuk membicarakan tentang kandungan gizi pada makanan.
  • Merupakan suatu kewajaran bila kegemukan terjadi pada masa pertumbuhan (masa pubertas) tetapi tetap dijaga kewajaran dalam hal berat badannya.

 

Box

Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS Al-Baqarah: 173).

 

Allah SWT berfirman, “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan” (QS Al A’raf: 31).

 

Dan Luqman berkata: “Wahai putraku, apabila perut itu penuh dengan makanan, maka tidurlah pikiran, bisulah hikmah, sedang anggota-anggota tubuh enggan untuk beribadah”.

 

Tidaklah manusia memenuhi suatu bejana yang lebih jahat selain (memenuhi perutnya). Oleh karena itu, cukuplah manusia memakan makanan sekedar untuk menegakkan tulang punggungnya saja, kalaulah tidak memungkinkan dan merasa harus makan banyak, maka sepertiga untuk makanannya, 1/3 untuk minumnya dan 1/3 untuk pernafasannya. (HR Turmudzi 4/590 h.n 2380).

 

Ya Allah, jadikanlah makan dan minumku beserta keluargaku sekedar cukup saja (HR Muslim 4/2281 h.n 1055).

 

Makan dan minumlah kalian dan janganlah berlebih-lebihan, sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai orang yang melakukan pemborosan (QS Al-A’raf 31).

 

Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang merasakan kesehatan tubuhnya, ketenangan dalam dirinya dan dia mempunyai makanan untuk hari tersebut maka seakan-akan dunia telah dihamparkan untuknya (HR Ibnu Hibban 2/449 h.n 671).

 

  1. Kelambanan Mental

Kelambanan mental ditunjukkan oleh intelektual (IQ) yang berada di bawah rata-rata, yaitu nilai IQ di bawah 70. Angka tersebut menggambarkan nilai IQ populasi anak dan dapat menunjukkan nilai IQ seseorang.

 

Kemungkinan lainnya adalah kelambanan mental yang dapat dilihat juga dalam terganggunya keterampilan berkomunikasi, perhatian pada diri sendiri, kehidupan di rumah, keterampilan sosial, jiwa kepemimpinan, keterampilan di sekolah, dan terganggunya pekerjaan.

 

Pakar psikologi, berpendapat bahwa inteligensi dapat dibicarakan dalam tujuh bidang utama:

  • Linguistik: keterampilan membaca dan menulis.
  • Logika-matematika: keterampilan menalar secara logika.
  • Ruang dan tempat: keterampilan menggambar.
  • Musik: keterampilan bernyanyi atau bermain musik.
  • Gerakan: keterampilan olahraga.
  • Antar perseorangan: keterampilan menjalin hubungan.
  • Intra diri: keterampilan berintrospeksi.

 

Oleh karena itu, tidak penting bagi orang tua untuk terlalu menekankan pada prestasi akademik karena banyak bidang lain yang mampu dan dapat diraih anak.

 

Cara Mengatasi Kelambanan Mental

  • Oleh karena kelambanan mental berhubungan dengan angka, orang tua dapat melihat sendiri apakah anak mereka menunjukkan kelambanan perkembangan yang serius sehingga tertinggal oleh anak lain. Hal ini dapat diketahui jika orang tua secara teratur membawa anaknya ke dokter untuk melihat perkembangannya.
  • Apabila anak bersekolah, langkah pertama yang dilakukan adalah menghubungi gurunya. Orang tua dapat mendiskusikan kemajuan atau kekurangan anak dari guru dan bertanya tentang penyebabnya. Banyak anak yang tidak berhasil dalam mengerjakan tes atau ujian yang disebabkan oleh alasan lain yang bukan disebabkan kelambanan mental. Anak yang kelambanan mentalnya parah akan dapat diketahui lebih awal. Namun ada yang tidak parah kelambanannya sehingga sulit terdeteksi. Dengan demikian orang tua harus waspada terhadap masalah ini.
  • Orang tua harus memberi perhatian terhadap anaknya dan bertanya pada gurunya atau menghubungi dokter atau psikolog.
  • Mempelajari masalah anak dengan membaca buku atau tulisan yang berhubungan dengan kelambanan mental. Melalui cara ini, orang tua dapat memperoleh pemahaman yang baik akan gejala dan tanda kelambanan mental.
  • Mengenali anak dan jangan mengharap terlalu tinggi akan prestasi akademik terutama anak yang mengalami kelambanan mental.
  • Mendaftarkan anak tersebut di sekolah khusus. Sekolah tersebut mengajarkan program khusus yang disesuaikan pada kemampuan anak. Ruangan kelasnya lebih kecil dan gurunya adalah guru yang memenuhi syarat untuk mengajar pendidikan khusus.
  • Memberikan pujian dan dorongan agar anak memperbaiki kepercayaan dirinya.
  • Mendorong anak untuk melakukan sikap yang baik dan tidak melakukan sikap yang buruk dan diajarkan untuk mengikuti aturan. Caranya melalui penerapan pemberian imbalan dan hukuman yang bijaksana.
  • Membiarkan anak menjadi mandiri semampu anak lainnya. Jangan terlalu mengekang anak tersebut.
  • Mengajarkan kegiatan rutin yang sederhana, seperti mandi, menggosok gigi dan ke kamar kecil.
  • Mengajak anak untuk ikut kegiatan keluarga dan tamasya.

 

  1. Kemunduran

Kemunduran adalah hilangnya kemampuan anak yang seharusnya sudah dicapai pada umur tertentu. Anak yang mengalami kemunduran, contohnya training toilet, adalah kemunduran yang paling sering terjadi. Alasan yang berkaitan dengan kemunduran adalah kehadiran adik, masuk sekolah, pindah ke lingkungan baru, perceraian, dan kematian anggota keluarga. Beberapa tingkah laku kemunduran lainnya yaitu kembali dekat dengan orang tuanya, merengek atau melakukan tindakan kekanak-kanakan. Hal ini merupakan reaksi terhadap perubahan lingkungan sosial yang membuatnya cemas.

 

Ungkapan tingkah laku kemunduran anak adalah masalah yang cukup serius. Hal ini merupakan gejala dari Post Traumatic Stress Disorder, yang kadangkala diakibatkan oleh pengalaman traumatis anak. Kemunduran dapat pula disebabkan karena mendapat kekerasan atau adanya hal-hal yang mendasar dan tak terobati dari peristiwa-peristiwa yang traumatis.

 

Cara Mengatasi Kemunduran

  • Orang tua memberikan pengertian. Biasanya dengan dukungan dan pengertian orang tua, maka kematangan anak akan muncul kembali.
  • Cobalah segera temukan penyebab kecemasannya dan bicarakan dengan anak. Hindari mempermalukan anak dengan mengatakan “Kamu seperti anak bayi saja”.
  • Memberi pujian saat ia berhasil kembali mencapai kemampuannya semula.

 

  1. Ketidaksabaran

Allah mencintai orang yang sabar dan orang yang tidak cepat marah. Ketidaksabaran dilarang oleh Islam karena hal ini sebagai tanda dikuasai oleh syaitan. Oleh karena itu, dianjurkan saling memberikan nasihat dalam kesabaran.

 

Pada dasarnya, anak-anak belum bisa sabar terhadap keinginannya. Hal ini disebabkan karena kurang mengerti atau memahami terhadap keadaan lingkungannya. Contohnya anak ingin dibelikan mainan tetapi anak tidak mengerti kalau orang tuanya tidak punya uang atau hari sudah malam dimana toko sudah tutup. Dengan bertambahnya usia maka akan meningkatkan kesadaran anak terhadap respon orang tua dalam melatih kesabaran.

 

Anak yang semakin besar tidak semuanya mampu untuk bersabar dan biasanya anak menuntut keinginannya untuk segera dipenuhi. Oleh karena itu, perlu dilatih dan diajarkan agar anak mampu bersabar.

 

Anak usia balita belum menyadari bahwa semua keinginannya tidak bisa terpenuhi segera bahkan keinginannya mungkin saja tidak terpenuhi oleh orang dewasa. Ketidak-mengertian anak ini akan menghasilkan ketidaksabaran anak dalam menunggu terpenuhinya keinginan. Anak-anak lahir ke dunia ini tidak dilengkapi dengan kesabaran secara langsung, kesabaran anak akan bertambah sesuai dengan bertambahnya usia anak.

 

Kemampuan menunggu anak dalam memenuhi keinginannya dan mentoleransi keinginannya adalah kemampuan yang harus dipelajari anak. Anda harus mengajarkan anak kesabaran dengan berbagai contoh, dan menghargai anak dengan pujian ketika anak mempraktekkan kesabarannya.

 

Tanpa kesabaran, anak-anak akan menjadi cemas, putus asa dan tidak senang dengan diri mereka sendiri. Oleh karena itu, orang tua perlu memberikan pengertian kepada anak bahwa hidup penuh dengan situasi yang membuat kita tidak bisa segera memenuhi keinginan kita.

 

Kesabaran anak akan berkembang seiring dengan perkembangan intelektual anak dan kemampuan belajar anak. Kesabaran anak ditandai dengan kemampuan anak menunggu  beberapa menit untuk memperoleh sesuatu (kesadaran ini datang biasanya pada usia sekitar enam atau tujuh tahun).

 

Ketidaksabaran ini lebih jelas lagi pada anak-anak yang perfeksionis (ingin sempurna) dan anak yang mengharuskan dirinya sendiri mampu untuk melakukan segalanya sendirian saja. Latihan kesabaran yang paling baik dilakukan dengan sejumlah kesalahan yang pada akhirnya menuju kepada keberhasilan. Cara latihan demikian akan menyadarkan anak terhadap keberhasilan dan kemampuannya dalam memecahkan masalah.

 

Cara Mengatasi Ketidaksabaran

  • Contohnya ketika anak menunggu anda dengan sabar di pintu luar supermarket, atau ketika anda harus menjawab telpon pada saat anda dan anak akan berangkat ke sekolahnya. Berikan penghargaan setiap anak mampu menunggu.
  • Sebagai orang tua, wajib menampilkan diri yang sabar. Hal ini menjadi contoh bagi anak dan mengikut apa yang anda ucapkan dan apa yang anda lakukan.
  • Tahan ucapan anda ketika terperangkap dalam kemacetan atau dalam berbagai situasi.
  • Latihlah anak dengan kesabaran dalam beberapa aktivitas anak lainnya seperti ketika anak bermain, menunggu mobil jemputan sekolah, menunggu makanan yang sedang dimasak dan beberapa kegiatan lainnya.

 

Box

Luqman berkata: “Tiga orang yang tidak diketahui kecuali pada tiga hal; tidak diketahui orang yang sabar kecuali pada saat marah, orang yang pemberani di saat perang dan orang yang tetap menjadi saudara di saat kamu membutuhkannya”.

 

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran (QS Al Asr: 1-3).

 

Allah menyukai orang-orang yang sabar (QS Ali Imran: 146).

 

  1. Ketidakteraturan Makan

Islam sebagai agama tidak saja menyuruh kita beribadah seperti salat dan haji tetapi juga mengajarkan bagaimana cara makan yang teratur dan baik. Makan yang teratur adalah menyebut nama Allah sebelum makan (basmalah) dan sesudah makan (alhamdulillah), makan dan minumlah dengan tangan kanan, ambillah makanan yang dekat dari meja, dan minum tidak sekali teguk tapi beberapa teguk. Selain itu, makan tidak boleh tersisa atau mubazir, karena perbuatan ini adalah perbuatan syaitan.

 

Cara makan yang teratur perlu diajarkan kepada anak, biasanya anak yang sudah di TK/TQ hapal dengan doa-doa makan, serta diajarkan bagaimana cara makan yang teratur. Kebiasaan makan teratur akan membantu anak untuk hidup teratur serta mengajarkan anak tentang kedisiplinan, kebersihan dan keteraturan.

 

Gejala ketidakteraturan makan terdapat juga pada gejala anoreksia dan bulimia. Ketidakteraturan makan pada anak, sangat berbeda dari kesulitan memberi makan. Gejala ketidakteraturan makan ini lazim dan umum terjadi serta tidak membahayakan anak. Bahkan gejala ini menimpa hampir seluruh keluarga sejak anak mulai makan makanan padat, ketika anak makan sendiri dan ketika anak sudah dapat mengatakan apa yang mereka suka. Penyakit ketidakteraturan makan adalah masalah yang sangat serius dimana kadangkala makanan digunakan sebagai cara untuk mengungkapkan atau memenuhi kebutuhan emosionalnya.

 

Ukuran tubuh dan cara makan telah menjadi obsesi bagi penderita penyakit ini. Di balik sikap ketidakteraturan makan ini terdapat beberapa gejala lain di antaranya adalah perasaan yang bergejolak, ketenangan diri yang rendah, butuhnya kendali diri, ketakutan akan meningkatnya seksualitas dan kekhawatiran terhadap pertumbuhan fisik, atau adanya kebutuhan kegembiraan sesaat.

 

Penyakit anoreksia dan bulimia telah diketahui sejak dulu, ini telah menyebar pula pada dekade terakhir ini. Penyakit ini terjadi eksklusif pada masyarakat kulit putih Barat pada kelas menengah ke atas. Saat ini di negara-negara berkembang, anak-anak yang sehat adalah lambang kesuksesan ekonomi. Sedangkan di negara-negara kaya, menjadi kurus itu adalah wujud dari pengendalian diri terhadap kemewahan, kemauan kuat yang mengagumkan dan tanda daya tarik fisik.

 

Mayoritas dari seluruh penderita anoreksia dan bulimia adalah wanita. Data statistik bervariasi, tapi diperkirakan bahwa satu persen wanita menderita anoreksia dan empat persen menderita bulimia. Penelitian terhadap bulimia menunjukkan bahwa sekitar 19% dari mahasiswa wanita pernah mengalaminya atau aktif terlibat dalam usaha untuk menguruskan badan. Penyakit demikian banyak terjadi pada kalangan remaja atau anak muda.

 

Kedua penyakit ini berkaitan dengan ketakutan yang sangat terhadap kegemukan,  karena masyarakat kita membanggakan tubuh langsing sebagai suatu idola yang ditampilkan di berbagai iklan televisi. Sementara masyarakat kita mengagumi sosok-sosok sekurus tulang ini, masyarakat kita juga dikenalkan dengan makanan tidak bergizi, manis dan berlemak. Karena hal-hal yang bertentangan ini, tidaklah aneh bahwa anak perempuan pra remaja membangun citra diri mereka dengan tidak yakin pada diri mereka sendiri serta khawatir akan tubuh mereka. Walaupun demikian, penyakit ini tidak bisa disalahkan sepenuhnya karena opini masyarakat atau definisi kecantikan di masyarakat ini. Dengan demikian sebagian wanita akan menderita anoreksia dan bulimia.

 

Sebaliknya, penyakit ini bisa terjadi karena beberapa faktor yang sangat kompleks seperti lingkungan keluarga, predisposisi genetik, sikap ketergantungan kepada narkoba, kecanduan alkohol atau munculnya depresi; dan juga muncul perubahan hormon pubertas yang semuanya mendorong wanita muda untuk memperhatikan berat badannya secara berlebihan. Meskipun penyakit makan ini lebih sering terjadi pada anak remaja dan mahasiswa, tanda-tandanya muncul jauh sebelum itu. Memasuki kelas satu (SLTP) adalah waktu yang beresiko bagi remaja dan rentan terhadap anoreksia.

 

Jika terdeteksi lebih awal, penyakit ini bisa diobati. Jika sampai berkembang pada tahap kronis, penderita anoreksia dan bulimia harus dirawat di rumah sakit. Di beberapa kasus yang ekstrim anak perempuan juga menderita komplikasi penyakit serius yang tidak bisa sembuh sebagai akibat dari tidak teraturnya makan.

 

Gejala Ketidakteraturan Makan

  • Berat tubuh menurun dengan drastis.
  • Ketakutan yang abnormal yaitu ketakutan menjadi gemuk.
  • Berhentinya haid pada wanita dan hilangnya keinginan seks.
  • Makan terus tanpa kendali, namun setelah itu dimuntahkan atau melakukan olahraga tanpa henti.

 

Penyebab Ketidakteraturan Makan

  • Reaksi orang tua yang berlebihan terhadap makan seperti mengancam atau memaksa. Cara demikian menjadikan anak memiliki kesan bahwa orang tualah yang mempunyai ambisi padahal anaknya tidak.
  • Keinginan anak untuk menunjukkan kemandirian, hal ini merupakan reaksi terhadap orang tua yang terlalu memberikan perhatian terhadap aktivitas makan.
  • Sikap orang tua yang selalu merasa tahu akan kebutuhan fisik anak sehingga akan menghambat perkembangan kesadaran anak terhadap lapar. Padahal anak lapar atau tidak, hanya anak yang merasakannya bukan orang tua.
  • Tidak pernah belajar makan yang proporsional, misalnya orang tua yang makan sedikit atau jarang makan sehingga menjadi contoh bagi anak.

 

Pencegahan Ketidakteraturan Makan

  • Membuat makan sebagai aktivitas yang menyenangkan dan santai.
  • Menyajikan makanan secara menarik, seperti warna dan kerapian tempat serta kerapian penyajian.
  • Pemberian jenis makanan baru yang disajikan dalam porsi kecil.
  • Pemberian makanan yang disenangi oleh anak.
  • Makanan yang tidak disukai anak tetapi bergizi dicampur dengan makanan yang disukai anak.

Cara Mengatasi Ketidakteraturan Makan

  • Tidak memaksa anak untuk makan apalagi makanan sudah lama terhidang atau makanan yang sudah basi.
  • Memberi makan dalam porsi tertentu yang sesuai dengan kebutuhan anak sehingga secara psikologis tidak menjadi beban.
  • Hindari suasana konflik ketika makan.
  • Membuat makan sebagai pengalaman yang menyenangkan dan dapat membahagiakan anak sehingga anak tidak takut untuk makan.
  • Memberikan reward (hadiah) pada tingkah laku yang dikehendaki, seperti makan yang wajar tanpa dipaksa.
  • Pada masalah yang kronis diperlukan punishment (hukuman).
  • Memperbaiki berat tubuh.
  • Bimbingan individu.
  • Terapi keluarga.
  • Pengobatan medis.

 

Box

Rasulullah SAW bersabda, “Jika salah seorang dari kamu makan dan minum, makan dan minumlah dengan tangan kanan. Sebab, sesungguhnya syaitan makan dan minum dengan tangan kirinya (HR Muslim 3/1598 h.n 2019).

 

Dari Umar bin Abu Salamah, anak tiri Rasulullah SAW, ia berkata: Sewaktu saya dan anak-anak dulu tinggal di bawah asuhan Rasulullah SAW dan pada saat itu tanganku meraih (makanan) dalam baki besar, Rasulullah SAW bersabda kepadaku: “Wahai bocah, sebutlah nama Allah Taala, makanlah dengan tangan kananmu dan ambillah yang ada di depanmu”. Lalu selanjutnya begitulah caraku makan (HR Bukhari 5/2056 h.n 5061 dan Muslim 3/1599 h.n 2021).

 

Dari Aisyah RA katanya, “Pada suatu hari ketika Rasulullah SAW sedang makan bersama enam orang sahabatnya, datang seorang badui dan ikut makan sebanyak dua suapan. Rasulullah berkata, kalaulah orang itu mengucapkan basmallah, tentulah ia akan merasa cukup. Oleh karena itu, jika kalian akan mulai makan, hendaklah mengucapkan basmallah” (HR Ibnu Majah 2/1086 h.n 3264).

 

Diceritakan oleh Muhammad bin Jafar, katanya, “Aku melihat Rasulullah SAW minum sambil berdiri dan sambil duduk” (HR Turmudzi 4/301 h.n 1883).

 

Dari Anas bin Malik RA, katanya, “Sebenarnya Rasulullah bernapas setelah minum tiga teguk (tidak sekaligus), seraya berkata: “Yang demikian itu lebih lezat dan memuaskan” (HR Turmudzi 4/302 h.n 1884).

 

Dari Ummu Kultsum dari Aisyah RA katanya, “Apabila kalian lupa menyebutkan nama Allah Taala pada waktu hendak makan, maka ucapkanlah bismillah awal dan akhirnya” (HR Turmudzi 4/288 h.n 1858).

 

Dari Abi Amamah katanya, “Rasulullah SAW bila selesai makan mengatakan: “Alhamdulillah, semoga menjadi makanan yang lezat dan berkah” (HR Bukhari 5/2078 h.n 5142).

 

  1. Konsentrasi

Kemampuan seorang anak untuk konsentrasi dan tetap penuh perhatian merupakan kemampuan yang berhubungan dengan belajar. Kemampuan untuk memfokuskan perhatian pada suatu pelajaran merupakan tahap awal melatih konsentrasi. Tahap berikutnya adalah mempertahankan perhatian tersebut. Melalui konsentrasi, seorang anak belajar dan dapat mengingat informasi yang akan digunakan pada suatu waktu nanti.

 

Beberapa anak dapat berkonsentrasi pada bukunya atau mainannya di tengah keramaian, sedangkan anak-anak yang lain mungkin mudah terganggu oleh suara-suara atau situasi di sekitarnya. Beberapa anak mudah terpecah konsentrasinya ketika bangunan baloknya runtuh atau ketika dia tidak dapat mengerjakan perhitungan matematikanya.

 

Cara Melatih Anak Berkonsentrasi

  • Kemampuan mempertahankan konsentrasi biasanya bervariasi dan tergantung kepada watak individu anak. Akan tetapi konsentrasi ini sebenarnya merupakan kemampuan yang dapat dilatih. Oleh karena itu latihlah anak untuk berkonsentrasi.
  • Orang tua dapat membantu anak-anak meningkatkan konsentrasinya dengan beberapa teknik sederhana seperti menemani anak membaca atau belajar. Anak yang didiagnosa dengan masalah hiperaktif akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk memfokuskan perhatiannya dan berkonsentrasi pada tugasnya.
  • Memastikan bahwa keadaan lingkungan anak disesuaikan dengan kemampuan konsentrasi anak ketika anda memintanya untuk berkonsentrasi pada tugasnya. Hal ini penting karena konsentrasi sangat tergantung dengan lingkungan.
  • Anak yang mudah terganggu harus dicari tempat yang tenang bagi si anak untuk belajar; jangan isi ruangannya dengan mainan yang terlalu banyak. Terlalu banyak keinginan akan mengalahkan konsentrasinya dan akan terhambat bereksplorasi pada diri anak.
  • Anak yang mudah frustrasi, bantulah dia menumbuhkan kesabaran sedini mungkin. Ketika menara baloknya runtuh, katakan, “Oke, tak apa jatuh. Memang kadangkala ini berat. Ayo coba lagi”. Taruhlah dua balok di atas dan biarkan anak menyelesaikan sisanya.
  • Mengusahakan agar mentalnya menyenangkan. Biasanya dengan situasi dan keadaan yang menyenangkan.
  • Permainan membuat anak berlatih dan mempertajam kemampuannya tanpa merasakan bahwa hal itu adalah sebuah tugas.
  • Cobalah permainan kartu “konsentrasi”, dimana para pemain bertukar kartu-kartu dan mencoba untuk mengingat letak kartu untuk mencocokkan dengan pasangannya.
  • Gunakan permainan untuk menghubungkan kata, dengan cara menyebutkan nama sebuah negara atau kata yang dimulai dengan huruf terakhir dari kata yang diucapkan oleh lawan mainnya.
  • Menyanyikan lagu kanak-kanak atau sajak kanak-kanak lainnya yang dapat membantu anak menumbuhkan kemampuan untuk belajar dalam waktu yang lama.
  • Beberapa permainan mendidik dalam komputer juga dirancang untuk membantu anak-anak mengasah kemampuannya agar memfokuskan dirinya pada sesuatu dan juga dapat berkonsentrasi.

 

  1. Masturbasi

Allah SWT menyuruh kita untuk menjaga kemaluan dan tidak melampiaskannya kepada bukan tempatnya. Masturbasi termasuk salah satu kegiatan yang dilarang dan biasanya merupakan wujud dari tidak terpenuhinya kebutuhan perhatian dan kasih sayang. Oleh karena itu, anak perlu diberi perhatian dan kasih sayang serta dijauhkan dari media-media porno.

 

Masturbasi merupakan fenomena yang mungkin terjadi pada anak karena penelitian menunjukkan bahwa masturbasi juga terjadi pada anak. Seringkali, anak dan orang dewasa mengenal masturbasi karena tidak disengaja. Namun, orang tua harus memperhatikannya karena hal itu dapat merugikan anak.

 

Masturbasi adalah cara mendapatkan kepuasan seksual tanpa melakukan hubungan seks dengan lawan jenis, misalnya dengan cara memegang dan menggosok-gosok alat kelamin, biasanya pada anak muncul di usia tiga-empat tahun. Orang tua tidak perlu cemas apabila anaknya melakukan perbuatan demikian, tapi perlu diatasi masalahnya karena akan merugikan. Masturbasi pada anak, biasanya tidak disengaja atau tidak disadari dan merupakan bagian dari proses perkembangannya, sehingga diharapkan akan hilang ketika usia anak bertambah.

 

Masturbasi pada usia remaja dilakukan dengan cara mencari kepuasan seksual melalui objek perangsang seks. Fetishism adalah penggunaan objek tertentu dimana kemaluan bukan sebagai sumber utama rangsangan seks. Pelaku biasanya adalah anak laki-laki. Objek yang dapat merangsangnya adalah pakaian dalam wanita, sepatu wanita atau benda kewanitaan lainnya. Bersentuhan dengan objek tersebut menyebabkan kepuasan seks yang diikuti dengan masturbasi.

 

Penyebab Masturbasi

  • Kurangnya perhatian atau adanya keinginan untuk disayangi oleh orang tuanya.
  • Anak secara kebetulan memperoleh rasa senang ketika tidak sengaja memegang alat kelaminnya, kemudian menjadi kebiasaan.
  • Kemungkinan juga disebabkan oleh pengaruh dari film atau gambar yang tidak senonoh.
  • Anak yang melihat orang tua melakukan hubungan seksual.

 

Cara Mengatasi Masturbasi

  • Orang tua mulai memberikan pendidikan seks lebih awal dan memberikan penjelasan yang sesuai dengan usianya berupa penjelasan tentang kerugian dan akibat masturbasi.
  • Orang tua memberikan informasi tentang bagian tubuh manusia. Biarkan anak bertanya seluas-luasnya tentang tubuh manusia.
  • Apabila anak melakukan masturbasi untuk menghilangkan kecemasan, stres atau tekanan, maka sebaiknya orang tua mengajarkan solusi yang lain seperti ajak anak untuk berolahraga dan bermain.
  • Apabila kegiatan masturbasi dilakukan untuk mencari perhatian, maka berilah perhatian dan kasih sayang yang wajar kepada anak. Memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anak merupakan cara yang paling efektif mengatasi masalah ini.
  • Segera mengalihkan perhatian anak kepada aktivitas lain ketika anak memegang alat kelaminnya.
  • Sebaiknya orang tua jangan memarahi dan menekan anak agar melakukan pekerjaan yang tidak mampu dilakukan anaknya.
  • Apabila belum berhasil sebaiknya membawa anak kepada psikolog atau minta bantuan ahli jika masalahnya tetap berlanjut.

 

Box

Dan mereka memelihara kemaluan mereka (QS Al Mukminun: 5).

 

  1. Mempertunjukkan Kemaluan

Islam melarang memperlihatkan aurat, contohnya laki-laki dilarang memperlihatkan tubuh di antara atas lutut dan di bawah pusar, begitu juga dengan perempuan hanya diperbolehkan membuka wajah dan tangan. Tentunya Islam melarang tindakan mempertunjukkan kemaluan. Beberapa dalil di antaranya menyebutkan bahwa kita perlu menjaga kemaluan dan memelihara kemaluan.

 

Dengan mengikuti nilai-nilai Islam seperti memenuhi hak-hak anak maka akan menghindarkan anak dari kemungkinan berbagai gangguan kejiwaan dan kepribadian ini. Orang tua diharapkan mampu mendidik rasa malu anak dengan cara berpakaian yang menutup aurat, berpakaian secara teratur dan memberi perhatian pada beberapa tingkah laku anak yang baik dalam berpakaian.

 

Exhibitionism adalah tindakan memperlihatkan kemaluan kepada lawan jenis dengan tujuan mendapatkan kepuasan dan memperoleh respon dari yang melihatnya.

 

Penyebab Mempertunjukkan Kemaluan

  • Trauma mental.
  • Kehilangan seseorang yang disayangi.
  • Mencari perhatian dari lingkungan sosial.
  • Gangguan kejiwaan.
  • Gangguan kepribadian.

 

Cara Mengatasi Mempertunjukkan Kemaluan

  • Berikan perhatian dan kasih sayang yang wajar kepada anak.
  • Atasi masalah kejiwaan anak dan kepribadiannya.
  • Memberikan penjelasan dan kesadaran tentang sikap yang dilakukan anak.
  • Korban harus ditenangkan dan mencoba untuk tidak menunjukkan reaksi emosional agar si pelaku tidak merasa mendapatkan perhatian dari perbuatannya.
  • Hubungi atau antar anak kepada ahli untuk mengatasi masalah ini.

 

Box:

Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela (QS Al Mukminun: 5-6).

 

“Peliharalah enam perkara maka engkau akan mendapatkan surga: Benarlah ketika bicara, penuhilah janji ketika berjanji, laksanakanlah amanah ketika mendapat amanah, peliharalah kemaluan, peliharalah pandangan, dan tahanlah tanganmu dari berbuat kerusakan (HR Ibnu Hibaan 1/506 h.n 271).

 

  1. Menolak Makanan

Makanan dan minuman adalah pemberian Allah SWT kepada kita. Bagi anak-anak, makan dan minum adalah tanggung jawab orang tua. Makan dan minum adalah perintah Allah SWT. Oleh karena itu, makan perlu disyukuri dan dilakukan secara baik dengan cara tidak berlebihan. Tentunya, Islam tidak membenarkan anak menolak makan, selain akan merugikan diri sendiri juga tidak mensyukuri rezeki Allah SWT. Allah SWT akan memberikan azab kepada kita yang tidak mensyukuri rezeki Allah dan akan mengurangi rezeki kita.

 

Penelitian menunjukkan bahwa lebih dari empat persen jumlah anak yang menolak untuk makan. Menolak untuk makan dapat terjadi dalam berbagai cara misalnya hanya makan jenis makanan tertentu atau makan sangat sedikit. Penolakan ini mulai muncul ketika anak mulai mengurangi makan makanan padat atau terganggunya kesehatan yang mempengaruhi kebiasaan makannya.

 

Pada masa kanak-kanak, pola makan cenderung menjadi masalah. Kenyataan itu sangat berhubungan dengan emosi anak dalam pola makan. Anda mungkin merasa marah ketika anak tidak mau makan makanan yang enak dan makanan bergizi yang telah disiapkan. Anda mungkin khawatir kalau anak anda akan kelaparan. Anda tidak perlu berpikir seperti itu. Anak anda mungkin tidak suka makanannya atau mereka sudah terbiasa kalau makanan itu adalah cara yang tepat untuk mengatur orang tuanya. Semakin anda memvariasikan menu, maka semakin mudah anda membujuk anak.

 

Masalah emosi seperti itu harus diatasi ketika anak mulai makan. Makan bersama anak adalah sebuah kesempatan sosial dan cara pengasuhan yang baik, selain itu juga merupakan cara mengajarkan anak makan. Anak harus belajar makan ketika mereka lapar dan berhenti makan ketika anak kenyang.

 

Cara Mengatasi Menolak Makanan

Menolak untuk makan adalah kebiasaan anak pada umumnya, kebiasaan ini harus diatasi segera agar tidak memunculkan berbagai kerugian lainnya. Orang tua harus menyadari bahwa anak-anak bukanlah orang dewasa dan karena itu berbeda cara makannya. Beberapa petunjuk dalam hal pola makan anak adalah sebagai berikut:

  • Biasakan makan yang teratur. Jangan terlalu lama makan, karena akan menimbulkan rasa bosan pada anak.
  • Orang tua sebaiknya menghindari makan terburu-buru.
  • Makanan yang sederhana diberikan kepada anak seperti nasi atau bubur dengan sayur dan daging. Jangan berikan makanan yang mengandung banyak bumbu dan lemak.
  • Menawarkan pilihan makanan yang lain jika anak menolak jenis makanan tertentu.
  • Menghindari tontonan televisi atau mainan saat anak makan karena akan mengganggu anak makan, kecuali tontonan tersebut dapat menggairahkan makan anak.
  • Orang tua jangan memberikan porsi makan yang berlebihan.
  • Makanan yang diberikan secukupnya, berikan porsi yang kurang dari biasanya dan tambahkan lagi jika anak minta.
  • Makan bersama orang tua di waktu makan pagi atau malam dan libatkan anak saat makan bersama. Hal ini dapat memotivasi anak untuk makan.
  • Kendalikan minum ketika makan secara baik dan hati-hati. Jangan biarkan anak minum terlalu banyak saat ia makan.

 

Box

Rasulullah SAW berdoa setelah makan: “Segala puji bagi Allah yang telah memberi kita makan dan minum, serta menjadikan kita sebagai kelompok orang muslim” (HR Abu Daud 3/366 h.n 3850).

 

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT ridha kepada hambaNya yang ketika selesai makan ataupun minum kemudian mengucapkan alhamdulillah (pujian kepada Allah) atas rezeki yang ada dan kemudian mendoakan orang-orang yang menyediakan makan untuknya (HR Baihaqi 4/202 h.n 6899).

 

Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang makruf (baik) (QS Al Baqarah: 233).

 

Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan (QS Al A’raf: 31).

 

Luqman berkata: “Wahai putraku, kurangilah makan dan perbanyaklah hikmah”.

 

  1. Muntah

Makanlah rezeki yang baik dan bersyukurlah kepada Allah SWT. Islam melarang perut anak dipenuhi dengan makanan karena akan membahayakan anak. Cukuplah dengan makanan yang dapat memperkuat tubuhnya. Rasulullah SAW menganjurkan agar sepertiga dari perut anak untuk makan, sepertiga untuk minum dan sepertiganya untuk bernapas.

 

Muntah bisa juga disebabkan karena makan kelebihan, sehingga membahayakan anak. Oleh karena itu, sebaiknya ajarkan anak makan yang cukup dan tidak berlebihan.

 

Saat anak masih bayi, banyak bayi yang muntah. Otot jalan yang mengantarkan makanan masuk ke perut belum sepenuhnya berkembang, jadi kadang-kadang makanan naik kembali ke kerongkongan dan dimuntahkan. Hindarkan bayi terlalu banyak makan; dudukkan dia dan angkat kepalanya setelah makan untuk membantu mengendalikan reaksi tersebut. Tentu saja, hal-hal yang berkaitan dengan  muntah yang berlebihan, harus segera dibawa ke dokter.

 

Ketika masa pertumbuhan, anak-anak biasanya muntah hanya pada waktu sakit. Bagaimanapun juga, beberapa anak-anak sangat mudah tersedak dan mudah menangis keras sehingga terkadang tubuh mereka bereaksi dengan cara muntah. Hal ini bisa menjadi sebuah kebiasaan, jika seorang anak mengetahui bahwa dengan cara muntah, anak bisa mendapatkan perhatian lebih dari orang tua.

 

Tidak wajar bagi seorang anak yang muntah tanpa ada pemicu yang jelas seperti peristiwa yang cukup mengesalkan sehingga dia sampai muntah. Seorang bayi muntah sebagai pelepas ketegangan dan untuk menenangkan diri. Pada awalnya dia mungkin menggunakan tangannya untuk membuat dirinya muntah atau melengkungkan badannya untuk merangsang otot perutnya. Jika hal ini berlangsung, maka perutnya akan secara otomatis memuntahkan.

 

Cara Mengatasi Anak yang Muntah

  • Hindari memberi terlalu banyak air minum atau susu dan jangan pergi dengan tiba-tiba ketika anak menangis karena hal ini dapat membantu anak muntah.
  • Jangan menjadikan muntah sebagai sarana memberi perhatian kepada anak, dimana anak akan mengulangi kembali muntahnya agar mendapat perhatian. Beri perhatian kepada anak sewajarnya.
  • Anak-anak dengan penyakit muntah ini membutuhkan campur tangan tenaga profesional. Oleh karena itu segera bawa anak ke dokter secara cepat, karena muntah akan membawa resiko berupa dehidrasi (kekurangan air), energi anak berkurang, dan kekurangan gizi.

 

Box

Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah” (QS Al Baqarah: 172).

 

Rasulullah SAW bersabda: Orang beriman makan dengan satu perut sedangkan orang kafir makan dengan 7 perut (HR Baihaqi 4/178 h.n 6771).

 

Rasulullah SAW bersabda: Berlindunglah kepada Allah SWT dari ketamakan yang kemudian menjadi tabiat (HR Tabrani dalam Musnad As Syamiyin 2/296 h.n 1376).

 

Aisyah RA berkata: Rasulullah SAW pernah membeli seorang budak dan kemudian memberikan korma yang banyak kepadanya dan kemudian budak tersebut memakan korma sekenyang-kenyangnya, Rasulullah SAW kemudian berkata: Sesungguhnya makan yang banyak itu merupakan racun dan kemudian Rasulullah mengembalikan budak tersebut (HR Baihaqi dalam kitab Shuabul Iman 5/31 h.n 5661).

 

  1. Psikosomatis

Psikosomatis adalah suatu kelainan somatis atau fisik yang disebabkan oleh faktor psikis (psiko) misalnya ketegangan emosi yang mengakibatkan fisik anak sakit.

 

Sebagian besar anak yang berpenyakit fisik saat ini disebabkan oleh faktor psikis, seperti sakit lumpuh, tekanan darah tinggi, jantung atau sakit kepala.

 

Psikosomatis biasanya muncul dalam bentuk gatal-gatal yang mengakibatkan eksim, sakit kepala, sakit perut, mual dan sesak nafas. Biasanya psikosomatis terjadi pada anak yang introvert, yaitu anak yang berkepribadian tertutup, sulit bergaul, pendiam dan cenderung menyimpan masalah. Anak yang sering menarik perhatian orang lain misalnya dengan cara kesakitan. Secara sadar anak akan histeris. Lingkungan sosial yang membuat anak cemas dan stres misalnya orang tua yang sering bertengkar, guru yang galak, teman baru di sekolah dan anak yang baru masuk sekolah. Keadaan demikian dapat menimbulkan psikosomatis.

 

Cara Mengatasi Psikosomatis

  • Memberi kesempatan kepada anak untuk berbicara dan mengeluarkan pendapatnya.
  • Memberi respon kepada anak yang mengutarakan maksudnya walaupun hanya sepele.
  • Mengetahui sifat anak seperti kepribadiannya dan tingkah lakunya sehingga kita bisa mengantisipasinya dan kemudian masalah dapat diatasi.
  • Menghindari situasi yang tidak menyenangkan seperti pertengkaran orang tua atau famili.
  • Hindari situasi yang akan menimbulkan stres atau depresi.
  • Jangan menuntut anak terlalu tinggi misalnya agar juara I, berhasil, pandai dan mampu. Orang tua sadar bahwa kemampuan anak memiliki perbedaan yang tidak perlu disamakan dengan anak lainnya.
  • Menjalin hubungan yang baik antara anak dengan orang tua, sekolah dan teman sehingga dapat mengatasi masalah bila ditemui kemudian.

 

  1. Rasa Ingin Tahu

Rasa ingin tahu adalah perasaan anak untuk mengetahui sesuatu seperti keinginan anak untuk makan, bermain dan bergerak. Rasa ingin tahu ini terlihat lebih kuat semasa kanak–kanak. Anak-anak ingin tahu bagaimana sesuatu terjadi, darimana datangnya sesuatu, dan mengapa sesuatu itu terjadi. Dengan rasa ingin tahu ini, seorang anak memperoleh kesenangan dan kegembiraan. Anak yang memiliki rasa ingin tahu ini, bukan berdasarkan tugas atau perintah untuk melakukannya tetapi berdasarkan dorongan dalam diri anak itu sendiri. Anak yang ingin tahu adalah manusiawi, karena masih takjub dan terpesona oleh pesona dunia ini. Itulah bagian yang menyenangkan bagi orang tua, merasakan keajaiban itu melalui keingintahuan anak anda.

 

Tingkat keingintahuan anak merupakan tindakan yang dapat dibantu oleh perkembangan anak atau lingkungannya. Kebudayaan yang berbeda mempunyai toleransi berbeda terhadap rasa ingin tahu anak-anak.

 

Cara Menumbuhkan Rasa Ingin Tahu

  • Rasa ingin tahu dapat dikembangkan melalui lingkungan yang baik dan aman dari benda-benda yang berbahaya.
  • Rasa ingin tahu dihargai dan disadari sebagai indikasi suatu kecerdasan dan sebagai prasyarat memperoleh pengetahuan, inovasi atau penemuan.
  • Anak kecil yang baru belajar berjalan didorong oleh rasa ingin tahu sehingga dibutuhkan kesabaran dari orang tuanya.
  • Bagi bayi yang sedang merangkak atau belajar berjalan, orang tua harus memperhatikan tata ruang rumah.
  • Anak yang berusia lebih tua, selalu bertanya ”mengapa” mengenai segala sesuatu dan akan memberikan tanggapan terhadap tiap jawaban yang anda berikan dan cobalah untuk tetap membantunya belajar. Jangan meletakkan dia di depan televisi untuk menahannya bertanya tentang sesuatu.
  • Pergi ke tempat wisata, perjalanan ke museum dan perpustakaan akan membantunya mendapatkan rangsangan yang dicari.
  • Orang tua jangan takut mengatakan kepada anak bahwa, “Ayah/Ibu tidak tahu jawabannya; mari kita cari bersama-sama”. Anda akan mengajarkannya mengenai pembelajaran yang berlangsung terus selama hidup.
  • Beberapa anak-anak tidaklah seingintahu sebagaimana anak yang lainnya. Keinginan ini bukan sesuatu yang berbahaya. Kecuali apabila seorang anak menunjukkan tidak adanya minat sama sekali dalam menyelidiki sesuatu.
  • Anak berusia dua belas bulan yang jarang meraih benda-benda bergerak atau mainan dengan warna–warna cerah dapat mempunyai masalah di usia berikutnya. Tidak adanya rasa ingin tahu sama sekali  tidaklah wajar dan dapat menjadi tanda dari depresi pada anak atau tanda keterlambatan dalam perkembangannya.  Bicarakanlah dengan psikolog anak.

 

  1. Sakit Perut

Bayi yang menderita sakit perut (kolik) dapat menyebabkan tidurnya gelisah sehingga  anak tidak dapat ditenangkan, banyak kentut, dan benar-benar terlihat menderita. Biasanya sakit perut terjadi di malam hari dan juga terjadi selama tiga bulan pertama sejak bayi lahir. Sakit perut ini akan berhenti begitu bayi berusia kira-kira empat bulan.

 

Tidak ada seorangpun yang tahu mengenai penyebab sakit perut. Mungkin saja berasal dari ketidakmatangan syaraf. Seorang bayi akan melalui masa perubahan biologis secara cepat selama tiga bulan pertama. Sistem pencernaannya masih belum sempurna, sehingga dapat menyebabkan kejang urat di perut dan usus besarnya. Ada juga bukti bahwa susu sapi dapat memperburuk sakit perut anak.

 

Cara Mengatasi Sakit Perut

  • Sampaikan dan bicarakan dengan dokter anak untuk memastikan bahwa bayi atau anak anda berada dalam keadaan sehat. Dokter dapat memberi resep untuk bayi/anak atau menyarankan agar memberikan ASI kepada anak anda.
  • Bantuan sebenarnya bagi anak yang sakit perut adalah getaran dan gerakan. Banyak orang tua yang memberitahukan bahwa dengan membawa bayi di kereta anak atau mobil dan membawanya berkeliling maka dia akan merasakan ayunan dan kehangatan tubuhnya, atau meletakkannya dalam ayunan bayi yang akan membantu mengatasi sakit perut.
  • Untuk menghindari penderitaan di malam hari akibat sakit perut, pastikan bayi atau anak bersendawa setelah makan.
  • Peganglah bayi tegak lurus selama beberapa waktu. Jangan merangsang bayi atau anak secara berlebihan setelah makan malam, dengan cara membawanya bermain dan beraktivitas.
  • Bayi atau anak yang lelah akan sulit tidur dan menjadi lekas marah, yang pada akhirnya akan memperburuk sakit perut yang dideritanya. Ini adalah masalah yang biasa dihadapi karena orang tua yang bekerja biasanya pulang ke rumah di malam hari dan ingin bermain dengan anaknya. Tetapi bila aktivitas ini membuat sakit perutnya memburuk, bawalah ke dokter. Apabila ini merupakan sakit perut biasa maka akan menghilang pada saat bayi berusia empat bulan. Apabila bukan sakit perut biasa, maka bayi akan menjadi rewel.

 

  1. Stres

Dengan terbiasanya menghadapi tantangan maka kita akan mendapatkan ketahanan dalam menghadapi stres. Itu sebabnya pekerjaan yang menurut orang lain berat ternyata tidak menimbulkan dampak negatif bagi diri seseorang, bahkan anak memperoleh kedewasaan melalui pekerjaannya. Kedewasaan ini nantinya dapat meningkatkan daya tahannya terhadap ketegangan dan stres yang dihadapi. Jika terbiasa dengan pekerjaan yang mempunyai tanggung jawab maka seseorang dapat tumbuh menjadi sosok individu yang ulet dan mandiri dibanding teman seusianya, serta mampu menghadapi stres.

 

Nabi Muhammad SAW menjadi terbiasa dengan tantangan karena semenjak kecil beliau telah terbiasa mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang penuh tantangan. Dengan pekerjaan yang dilakukannya ini, Nabi Muhammad SAW ketika kecil memperoleh pengetahuan tentang berbagai tantangan kehidupan yang dapat menumbuhkan kedewasaannya dalam berpikir dan bersikap.

 

Islam tidak melarang mengajak anak bekerja dengan menjadikan tempat bekerjanya sebagai lahan bermain bagi anak seperti menggembala kambing. Rasulullah SAW sendiri sudah terbiasa menggembala kambing semenjak kecil. Namun demikian, bagi orang lain pekerjaan ini adalah satu pekerjaan yang teramat berat dan menyiksa. Tetapi bagi Muhammad kecil, kehidupan tersebut sudah terbiasa semenjak diasuh keluarga Halimah Sadiyah. Dengan demikian pekerjaan menggembala dirasakan ringan-ringan saja. Dalam melakukannya, Muhammad SAW (semasa kecil) tak kehilangan kesempatan untuk tetap bermain dan bersenang-senang dengan teman-temannya.

 

Stres adalah suatu perasaan tertekan yang disertai dengan meningkatnya emosi yang tidak menyenangkan seperti perasaan cemas, gelisah, takut, sedih atau marah yang relatif berlangsung lama. Seperti halnya beberapa permasalahan emosi lainnya, stres jarang ditemui pada masa kanak-kanak tetapi bisa terjadi terhadap siapa saja termasuk anak-anak.

 

Rangsangan atau perubahan lingkungan yang terjadi dapat membebani seseorang sehingga menimbulkan tekanan atau stres kepada anak. Biasanya keadaan ini akan menyulitkan anak mengatasi berbagai masalahnya dan menyulitkan anak beradaptasi. Tekanan psikologis dan sosial dalam bentuk peristiwa atau situasi dapat menjadi penyebab stres.

 

Stres berasal dari bahasa latin stringere yang berarti terjepit. Istilah stres dapat didefinisikan sebagai sebuah tekanan fisik yang terjadi pada individu sehingga mempengaruhi kepribadian individu tersebut. Dengan kata lain tekanan stres akan menekan aspek lainnya pada diri individu. Misalnya sebuah tongkat akan bengkok ketika ditekan secara paksa.

 

Stres adalah ancaman bagi jiwa seseorang, baik secara langsung atau tidak langsung. Secara umum, stres adalah sebuah peristiwa merugikan yang dapat menimbulkan respon individu yang negatif. Stres menjadikan sebuah situasi yang mengharuskan seseorang sulit beradaptasi dan membuat perubahan pada kegiatan rutinitas normalnya. Perubahan ini bisa secara fisik, psikologis atau sosial dan bahkan anak yang stres tidak menyadari adanya perubahan tersebut.

 

Anak, seperti halnya orang dewasa, mampu mengatasi stres. Beberapa situasi yang  dapat menimbulkan stres yang mereka harus atasi adalah hadirnya adik baru, konflik dengan adik, kakak dan teman, perceraian orang tua, pindah kelas (dari kelasnya ke kelas lainnya), tidak lulus ujian serta harapan-harapan orang tua yang terlalu tinggi.

 

Stres dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok:

  • Stres Fisik.

Stres ini disebabkan oleh tekanan fisik tertentu, seperti membawa beban benda      yang berat.

  • Stres Biologis.

Stres ini disebabkan oleh masalah biologis seperti luka tubuh dan luka bakar.

  • Stres Psikologis.

Stres ini disebabkan oleh ancaman psikis terhadap kejiwaan dan pikiran individu, contohnya keluhan anak dari tekanan pihak sekolah, kekecewaan anak dari hasil belajar yang buruk dan ketidakmampuan anak dalam mengerjakan tugas sekolah.

 

Usia Kritis Stres Pada Anak

Pada usia enam atau tujuh tahun, seorang anak mengalami banyak tantangan di antaranya memasuki sekolah yang di dalamnya banyak ditemui tuntutan-tuntutan. Oleh karena itu, usia sekitar enam tahun merupakan usia kritis bagi anak-anak. Pada usia ini, anak mengalami puncak stres dalam kehidupannya. Penyebab utama stres pada usia ini adalah karena perubahan dari kehidupan Taman Kanak-Kanak yang riang dan penuh permainan ke dalam rutinitas pekerjaan rumah, banyak buku-buku dan mengikuti banyak peraturan-peraturan ketika mereka masuk Sekolah Dasar. Ketika anak memasuki kelas enam SD, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama kelas satu dan Sekolah Menengah Umum, anak akan menemukan hidup penuh tekanan, seperti menghadapi ujian, menghadapi situasi baru dan mengalami masa transisi di usia remaja.

 

Stres Menghadapi Sekolah

Usia anak yang duduk di kelas satu SD adalah usia kritis pertama bagi anak, oleh karena itu orang tua dan juga anak harus mempersiapkannya dengan baik untuk menghadapi beberapa tantangan dan tuntutan sekolah. Beberapa hal yang perlu disiapkan di antaranya adalah:

  • Anak harus memiliki pengalaman berinteraksi dalam kelompok bersama temannya. Orang tua disarankan untuk memasukkan anak ke Taman Kanak-Kanak sebelum masuk Sekolah Dasar.
  • Anak harus diajar bersikap mandiri melakukan kegiatan hariannya, misalnya, membeli dan bertanya sesuatu kepada orang lain.
  • Anak tidak boleh takut ketika dipisahkan dari orang tua mereka. Oleh karena itu, orang tua perlu melatih anaknya ditinggal di rumah atau di sekolah secara bertahap.
  • Anak harus memiliki pengetahuan dasar untuk belajar lebih jauh lagi, contohnya, alfabet dan angka. Anak kelas satu saat ini benar-benar tertekan karena beberapa sekolah sangat membebani dan mengharuskan anak memiliki kemampuan membaca,  menulis, dan matematika.
  • Orang tua harus bisa mengatasi rasa khawatir mereka sendiri terhadap anaknya. Oleh karena itu, diperlukan cara bertahap memberikan kesempatan anak mandiri.
  • Beri informasi aspek-aspek positif sekolah dan hal-hal yang menyenangkan pada anak tentang sekolah.
  • Kenalkan lingkungan sekolah pada anak dengan membawa anak datang lebih awal pada hari libur sekolah. Cara ini untuk mengkondisikan anak dengan situasi sekolah yang akan dihadapi.
  • Hubungi guru, jika ada keganjilan pada tingkah laku anak yang disebabkan oleh tekanan sekolah seperti tidak mau sekolah, tidak mau mengerjakan pekerjaan rumah dan cemas ketika akan ke sekolah.
  • Orang tua harus sadar akan kemampuan anak mereka. Jika perlu menunda memasukkan anak ke Sekolah Dasar dikarenakan anak lambat dalam proses belajar dan masih belum siap sekolah. Cari bantuan tenaga profesional (psikolog atau psikiater) jika merasa tidak yakin tentang kemampuan anak.
  • Mengajarkan anak yang memasuki Sekolah Dasar untuk mencari teman. Dengan memiliki teman di sekolah, anak kurang mengalami kecemasan.

 

Laki dan Perempuan  dalam Menghadapi Stres

Anak laki yang stres cenderung reaktif dan merusak. Sedangkan anak perempuan yang stres cenderung penyendiri, pendiam dan berkhayal. Anak perempuan yang stres menerima sedikit perhatian dan bantuan dari apa yang mereka butuhkan. Anggapan demikian merupakan generalisasi dari sikap orang tua terhadap tingkah laku anak perempuan. Anak yang stres tidak mengganggu orang lain sehingga orang tua berpikir mereka baik-baik saja, padahal yang sebenarnya tidak demikian, anak stres adalah anak yang bermasalah. Oleh karena itu, masalah anak stres sering kali dilupakan oleh orang dewasa yang mengasuhnya.

 

Hal yang menarik, ternyata lebih banyak keberhasilan anak laki-laki daripada anak perempuan dalam mencapai penyembuhan atas gangguan stres ini.

 

Gejala Anak yang Cenderung Mengalami Stres

1) Cemas dan gelisah

Anak yang cemas dan gelisah akan selalu takut, khawatir dan berhati-hati terhadap berbagai situasi yang dialaminya. Sikap anak demikian akan memudahkan munculnya masalah stres. Biasanya anak akan terus cemas walaupun mereka telah ditenangkan. Anak yang pencemas dan gelisah biasanya merasa stres setiap saat dan terus berusaha menghindari kegagalan.

2)     Sensitif dan penuh curiga

Anak yang sensitif dan curiga biasanya melihat dunia sebagai sesuatu yang akan mengancam mereka. Mereka mempunyai perasaan tersiksa dan selalu berpikir kapan mereka akan diserang dari manapun. Dikarenakan selalu melihat ke belakang, mereka tidak mampu melihat ke masa depan dengan percaya diri. Perasaan demikian akan mempermudah anak menjadi stres.

3) Penakut dan pemalu

Anak tipe penakut dan pemalu ini memiliki kesulitan dalam bergaul dan mudah terkena stres serta sulit mengatasi masalah stres yang dialaminya. Setiap ada masalah, cenderung dihindari dan tidak berani menghadapinya. Anak yang penakut dan pemalu ini akan sulit dalam adaptasi sehingga mudah terkena stres. Teknik yang tidak tepat untuk mengatasi masalah adaptasi biasanya hanya akan membuat anak lebih terisolasi dan stres.

4) Kaku, tidak fleksibel dan perfeksionis

Anak berperilaku perfeksionis, kaku dan tidak fleksibel ini merasa harus melakukan segalanya dengan baik. Anak yang perfeksionis harus mencapai peringkat tertinggi dalam prestasi mereka. Pemaksaan dan harapan untuk menjadi sempurna ini akan memudahkan anak menjadi stres.

5) Kompetitif dan agresif

Anak tipe agresif biasanya gelisah dan ingin berpacu dengan waktu. Penelitian telah membuktikan bahwa anak seperti ini cenderung beraksi buruk dan mudah merasa tertekan.

6)     Kemampuan bersosialisasi yang buruk

Anak yang kurang mampu bersosialisasi mengalami kesulitan berteman dan sukar mempertahankan persahabatan. Tingkah laku buruk mereka membuat temannya menghindari mereka dan akhirnya mereka diejek atau dijauhkan.

7)     Kurang dukungan  sosial

Anak yang kurang mendapat dukungan sosial merupakan masalah khusus yang juga dapat membawa anak stres. Anak demikian biasanya berasal dari keluarga yang bermasalah.

 

Stres dan Tantangan Baru

Masa kanak-kanak merupakan masa yang mengalami banyak perubahan. Selain tantangan prestasi di sekolah, anak juga menghadapi perubahan dalam struktur keluarga yang disebabkan oleh konflik, perceraian atau kematian orang tuanya. Anak yang tidak terbiasa dengan lingkungan baru dan asing sebagai akibat perubahan seperti kasus di atas dapat menjadikan anak stres. Selain tantangan sosial dan intelektual, anak juga akan menghadapi tantangan baru berupa tantangan teknologi. Tantangan-tantangan baru tidak saja muncul pada lingkungan sosialnya tetapi juga lingkungan fisik anak serta perkembangan yang muncul di media masa seperti film dan berbagai program di televisi.

 

Stres dan Gangguan

Hal-hal gangguan yang dapat dilihat pada masa kanak-kanak adalah gangguan pada tahap perkembangan, tingkat kesulitan gangguan dan gejala-gejala gangguan yang ditunjukkan. Dalam gangguan jiwa pada anak terdapat masalah stres sedangkan gangguan perkembangan pada dasarnya tidak berhubungan dengan stres tetapi dapat menyebabkan stres pada anak. Stres juga dapat menjadi akar penyebab gangguan yang lainnya misalnya gangguan emosi. Orang tua harus dapat mengenali jenis gangguan yang diderita anaknya dan orang tua juga harus memiliki perhatian dan pemahaman tentang gangguan itu supaya dapat meminta bantuan ahli dan menjelaskan permasalahannya kepada ahli.

 

Anak-anak yang mengalami stres akan mengalami bermacam-macam tingkah laku seperti ada yang berusaha mengatasi stres, sebagian lainnya tidak menunjukkan pergolakan tingkah laku, sedangkan yang lain menimbulkan masalah-masalah tingkah laku; sebagian lagi hanya terlihat sedih dan yang lain lagi mungkin menghindari situasi yang menyebabkan mereka gelisah dan tertekan serta sebagian lagi mampu membicarakan masalahnya.

 

Apabila anak-anak menutupi masalah stres, biasanya akan mengakibatkan gejala-gejala fisik dan juga dapat menyebabkan gangguan kejiwaan. Ketakutan atau kemarahan anak merupakan penyakit–penyakit psikologis sebagai akibat dari stres.

 

Gejala-gejala fisik pada anak stres lainnya adalah kelumpuhan atau sakit kepala kronis dan sakit perut biasa. Penyebab gangguan kejiwaan ini (stres) dapat bergerak dari masalah-masalah sekolah sampai ke masalah-masalah kekerasan rumah tangga.

 

Stres dan Tingkah Laku

Tingkah laku anak dapat menggambarkan keadaan emosi anak yang sebenarnya. Anak menangis berarti anak sedang sedih; anak melempar dan memukul berarti anak sedang marah; begitu pula dengan berbagai tingkah laku anak lainnya.

 

Seringkali anak menunjukkan stres dalam beberapa tingkah laku mereka yang diwujudkan dalam kehidupannya. Walaupun demikian, tingkah laku anak sebagai tanda stres tergantung pada usia anak itu sendiri. Tingkah laku ini dapat berupa sifat marah yang berlebihan dan berbohong hingga melanggar hukum (seperti mencuri). Orang tua harus dapat mengenali tanda-tanda stres sehingga dapat mencari bantuan jika diperlukan, dengan demikian orang tua perlu memahami hal-hal dasar yang berkaitan dengan tingkah laku anaknya.

 

Stres dan Anak

Stres adalah istilah yang muncul bersamaan dengan kehidupan masyarakat saat ini. Masyarakat dan orang tua mengatasi stres dengan cara yang berbeda-beda. Orang dewasa yang mengalami stres, akan mencari kenyamanan atas kegelisahan jiwanya dengan cara berbicara kepada orang lain, selain itu, mereka juga berolah raga. Sedangkan anak yang stres, mereka tidak memiliki kesempatan atau cara untuk mendapatkan pertolongan seperti halnya orang dewasa yang stres. Anak yang stres seringkali mewujudkan stresnya dengan menangis, namun demikian tangisan mereka diabaikan atau disalahartikan oleh orang tua atau orang dewasa. Padahal anak yang mengalami stres sangat membutuhkan pertolongan orang dewasa untuk mengatasinya. Perhatikan berbagai gejala tingkah laku anak yang mengarah kepada stres.

 

Respon Stres yang Normal

Manusia apabila merasa ada bahaya, seperti ancaman fisik, maka tubuh mereka merespon untuk tetap bertahan. Respon demikian disebut dengan respon perlawanan atau melarikan diri. Respon perlawanan berarti menghadapi tekanan atau ancaman tersebut sehingga bisa mengatasinya, sedangkan respon melarikan diri berarti menghindar dari tekanan atau ancaman tersebut. Kedua respon ini merupakan pertahanan diri atas tekanan atau ancaman yang akan menimbulkan stres.

 

Proses munculnya respon terhadap stres dalam mempertahankan diri diawali dengan tubuh mengenali penyebab stres. Ketika tubuh mendapatkan serangan dan tekanan, maka tubuh bersiap-siap untuk melarikan diri atau melawan. Kemudian otak mengirim pesan yang merangsang kelenjar untuk melepas hormonnya. Hal ini memicu pencurahan adrenalin. Adrenalin menyebabkan tubuh manusia merespon dengan beberapa cara berikut :

  • Pelebaran pupil untuk melihat bahaya lebih jelas.
  • Meningkatnya detak jantung (nafas) sehingga lebih banyak oksigen dikirim ke otak untuk memfasilitasi jalan pikiran.
  • Mempercepat sirkulasi darah dalam mensuplai otot dengan lebih banyak glukosa yang akan menghasilkan energi besar sehingga dapat bergerak lebih cepat.

 

Walaupun anak memiliki respon perlawanan atau melarikan diri (dalam membantu individu bertahan dari ancaman dan tekanan lingkungan), tetapi tidak semua anak mampu dan dapat mempertahankan diri. Kadangkala anak mengalami kegagalan dalam melakukan sebuah perlawanan ataupun menyelamatkan diri. Beberapa tekanan yang mengakibatkan kegagalan tersebut adalah kegagalan dalam ujian, kegagalan memenuhi harapan tinggi dari orang tua dan diri sendiri, konflik dalam keluarga dan perceraian orang tua.

 

Anak kadangkala memiliki kesulitan untuk melawan atau melarikan diri dari tekanan tersebut, karena penyebab stres pada zaman ini tidak kentara dan kompleks. Namun demikian, kenyataannya tubuh kita terkadang tidak mampu mengatasi tekanan berbagai perubahan gaya hidup, termasuk juga menghadapi rasa tegang akibat perubahan situasi dan kondisi.

 

Apabila tubuh mengalami stres yang berkepanjangan, maka anak kemungkinan tidak dapat bertahan, bahkan menjadikan fisik letih dan sakit. Masalah lain yang berhubungan dengan stres pun timbul, seperti sakit kepala, asma, tekanan darah tinggi, dan maag. Selain itu juga muncul berkurangnya kekebalan tehadap penyakit, seperti infeksi dan bahkan rasa lelah dan lesu (meskipun sudah banyak beristirahat).

 

Anak tidak seperti orang dewasa, yang apabila ada tekanan biasanya menggerutu dan mengeluh, sedangkan anak tidak mungkin melakukan hal ini ketika menghadapi stres. Bahkan sebagian besar anak tidak mampu mengenali bahwa mereka dalam keadaan stres. Beberapa tanda stres dapat dilihat pada keluhan tubuh, perubahan emosi dan perubahan sikap mereka. Anak kemungkinan bereaksi dalam lima cara:

Anak yang stres cenderung marah dan sangat sensitif untuk berperilaku marah apabila ada tekanan dari lingkungan.

Anak yang takut dapat dijadikan sebagai tanda bahwa anak stres, khususnya takut yang disebabkan karena tekanan seperti takut ke sekolah karena tekanan orang tua atau harapan guru yang berlebihan (agar anak berhasil).

Hal ini mengacu pada sikap membingungkan yang dikembangkan dengan hilangnya ingatan anak dan berjalan-jalan tanpa arah.

Anak yang terlalu diliputi rasa takut, sehingga anak tidak dapat bereaksi. Sebaliknya, mereka menjadi pendiam dan penyendiri.

  • Bunuh diri.

Tekanan yang sangat berat akan mewujudkan stres yang serius bahkan tidak mustahil di antara anak ada yang ingin bunuh diri.

 

Anak yang mengalami stres, lebih menunjukkan ketidakberhasilannya dalam prestasi dan proses belajar di sekolah. Setelah itu, anak mulai menunjukkan kemunduran sikap. Tanda anak stres misalnya ketika seorang anak berusia sepuluh tahun dimana anak mulai bersikap seperti adiknya yang berusia empat tahun dan meminta orang tuanya untuk memandikan, menyuapi dan menggendongnya.

 

Tidak Semua Stres Buruk

Kehidupan tanpa adanya stres akan menjadikan hidup ini hambar. Selain itu, tidaklah dinamakan hidup apabila dalam kehidupan ini tidak mengalami stres sedikitpun. Beberapa pakar menyatakan sejumlah stres itu baik dan perlu untuk kesehatan. Stres yang baik atau positif pada anak dapat menstimulasi tubuh untuk mencapai prestasi terbaiknya, hal ini disebabkan karena adanya dorongan untuk mempertahankan diri.

 

Stres yang buruk pada anak, dapat menimbulkan efek yang berbahaya. Jika stres terjadi berkepanjangan maka akan mengakibatkan berbagai penyakit. Contoh dari stres yang buruk adalah penyakit serius, kurang tidur yang terus menerus dan tugas rumah yang tidak terselesaikan. Penelitian telah menunjukkan bahwa tingkat stres yang optimal dapat meningkatkan prestasi anak di sekolah. Namun, apabila stres meningkat, maka anak akan mengalami pengurangan prestasi dan akhirnya berakhir pada kegagalan.

 

Penyebab Anak Stres

Stres yang terjadi pada anak merupakan bagian alami dari kehidupan manusia. Hal ini termasuk peristiwa sehari-hari yang berkaitan dengan sekolah, kehidupan keluarga, rekreasi dan masalah hubungan sosial. Anak-anak dapat berada dalam tekanan yang berkelanjutan ketika beradaptasi dengan perubahan cuaca, kerusakan mobil sekolah, penyakit yang tidak diharapkan, kegagalan ulangan/tes, dan perselisihan dengan teman sekolah.

 

Sumber-Sumber Stres

  • Keluarga
  1. Gangguan mental dan gangguan kepribadian orang tua.
  2. Adanya ketidakharmonisan pernikahan dan perceraian orang tua.
  3. Kurangnya kasih sayang, kontrol dan disiplin.
  4. Harapan orang tua yang tinggi dan tidak realistis.
  5. Persaingan saudara kandung dan lahirnya adik baru.
  6. Adanya kematian orang tua atau keluarga dekat.
  7. Perselisihan dengan anggota keluarga lainnya.
  8. Suasana keluarga yang diwarnai oleh konflik atau sikap orang tua yang terlalu menuntut dan adanya pola asuh yang tidak tepat.
  9. Orang tua yang stres atau mengalami gangguan emosional.
  10. Ibu hamil yang stres seperti ketidakinginan kehadiran anaknya, merasa belum siap untuk menjalankan peran ibu atau ketakutan akan kelahiran anak cacat.
  11. Stres juga disebabkan oleh buruknya kondisi fisik ibu hamil, kekhawatiran biaya keluarga, terlalu lelah bekerja atau ketegangan-ketegangan dalam hubungan suami isteri.
  12. Keadaan ibu yang stres menjadikan anak dalam penyesuaian diri yang buruk. Keadaan ibu demikian dapat menjadikan anak mengalami hiperaktif, gangguan fisik, keterlambatan bicara, masalah keterampilan motorik, kesulitan dalam belajar dan hubungan yang tidak baik dengan keluarga atau orang tua.
    • Sekolah
  13. Gangguan interaksi guru-murid dan buruknya hubungan tersebut.
  14. Guru yang ditakuti dan seringnya pergantian guru.
  15. Disiplin yang buruk di sekolah atau anak yang tidak disiplin.
  16. Pengharapan yang tinggi dari sekolah.
  17. Kesulitan belajar dan membaca pada anak.
  18. Memasuki Sekolah Dasar atau Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
  19. Ujian-ujian di sekolah.
    • Teman Sebaya
  20. Pengaruh buruk teman di rumah atau di sekolah.
  21. Penolakan oleh teman sebaya.
  22. Teman berbohong dan mengejek.
  23. Persaingan ketat dengan teman sekelas atau teman sekolah.
  24. Kecemburuan kepada teman.
  25. Konflik hubungan dengan teman sebaya.

 

Gejala Stres

  • Emosi
  1. Khawatir, takut dan gelisah.
  2. Enggan dan menolak pergi ke sekolah.
  3. Menangis dan depresi.
  4. Adanya keinginan dan percobaan bunuh diri.
  5. Sering marah dan berselisih.
  6. Cepat marah dan mood yang sering berubah.
  7. Hilangnya respon dan rasa tertarik terhadap apa yang ada di sekitarnya.
  8. Tidak bisa menerima diri sendiri.
    • Sikap
  9. Cenderung kasar dan menyakiti.
  10. Penyendiri dan pendiam.
  11. Merusak dan berkelahi.
  12. Hiperaktif dan kurang memperhatikan.
  13. Sering mengganggu.
  14. Enggan dan bolos sekolah.
  15. Berbohong dan mencuri.
  16. Lari dari rumah.
  17. Menarik-narik rambut.
  18. Tidak rasional.
  19. Obsesif dan memaksa.
  20. Penyimpangan seksual.
    • Mental
  21. Ketidakmampuan berpikir.
  22. Konsentrasi yang buruk.
  23. Cenderung pelupa.
    • Keluhan Tubuh
  24. Sakit kepala.
  25. Sakit perut.
  26. Sering mengedipkan mata.
  27. Penimbulan urat syaraf pada wajah, leher atau tubuh.
  28. Rasa mual dan muntah.
  29. Sulit bernafas.
  30. Berpacunya detakan jantung.
  31. Dengungan di telinga.
  32. Hilang selera makan.
  33. Sering buang air.
  34. Tidak bisa tidur atau tidur yang tidak nyenyak.

 

Psikosomatik merupakan salah satu gejala stres. Gejala yang timbul pada tubuh sebagai akibat psikis disebut gejala psikosomatik. Psikosomatik merupakan gejala fisik yang timbul karena sebab-sebab psikologis. Seringkali, ketika orang tua mendengar anak mengeluh, orang tua khawatir bahwa anak memiliki gangguan kesehatan dan membawanya ke dokter. Namun demikian tidak ditemui diagnosa penyakit fisik, karena penyakitnya disebabkan oleh psikis. Oleh karena itu, orang tua perlu mengenali penyebab stres dengan memperhatikan keluhan anak secara seksama.

 

Penyakit Karena Stres

Penyakit yang disebabkan oleh stres cenderung lebih serius dan memiliki pengaruh yang lebih lama. Penyakit yang disebabkan oleh stres dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok :

  • Penyakit dengan definisi patologi yang jelas, seperti serangan jantung, hipertensi, stroke dan maag.
  • Penyakit dengan patologi yang kurang jelas, seperti sakit kepala, migran, imunitas rendah terhadap infeksi, sirkulasi menstruasi yang terganggu dan buang air besar.
  • Penyakit yang berkaitan dengan stres, seperti masalah emosi dan masalah sikap pada anak.

 

Jika anak menghadapi keadaan stres secara berlebihan, maka akan menimbulkan reaksi yang tidak normal dan reaksi ini dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu stres akut, stres kronis dan stres paska traumatik. Stres tersebut adalah respon dari ketidakmampuan anak beradaptasi dengan tekanan yang muncul.

 

Stres Akut

Stres akut merupakan penyakit serius yang dapat diakibatkan oleh stres berat. Penyebab stres akut ini biasanya karena stres yang ekstrim dalam keadaan normal. Beberapa penyebab stres akut adalah bencana dahsyat yang menimpa anak, kecelakaan yang serius, menyaksikan kematian orang lain atau menjadi korban penyiksaan. Gejala stres akut ini bervariasi tapi secara umum diawali dengan rasa pusing. Selain itu, gejala stres akut lainnya adalah menjauhkan diri dari lingkungan sosialnya, rasa cemas yang berlebihan dalam bentuk panik, disorientasi, hilang ingatan dan merasa pusing.

 

Stres Kronis

Stres kronis juga disebabkan oleh masalah adaptasi anak. Beberapa gejalanya bervariasi dan dapat terjadi kapan saja. Anak cenderung mengalami stres kronis karena ketidakdewasaan mereka dan ketergantungan mereka terhadap orang tua atau yang mengasuhnya.

 

Terjadinya masalah adaptasi ini sangat berhubungan dengan stres, contohnya, masalah tingkah laku. Wujud dari masalah adaptasi adalah depresi, rasa cemas atau gabungan dari keduanya. Anak remaja yang bermasalah dapat menunjukkan sikap dramatis atau berbuat kekerasan. Pada anak yang bermasalah, biasanya terjadi kemunduran sikap, seperti mengompol, berbicara seperti bayi atau mengisap jempol. Permulaan gejala ini biasanya terjadi sebulan dari keadaan stres tersebut dan terus berlangsung hingga lebih dari enam bulan.

 

Penyembuhan masalah ini bergantung pada berat, tingkat dan lamanya stres tersebut. Penyebab stres jangka pendek membutuhkan sedikit penanganan. Jika stres berlanjut, diperlukan penanganan sumber stres anak.

 

Stres Paska Traumatik

Stres paska traumatik timbul sebagai respon dari peristiwa yang penuh tekanan, situasi yang mengancam atau bencana alam. Peristiwa-peristiwa seperti ini cenderung menimbulkan tekanan pada setiap orang. Dalam beberapa hal, masalah ini mirip dengan reaksi stres akut. Reaksi ini terjadi sejak beberapa minggu hingga beberapa bulan setelah peristiwa tersebut, tapi jarang terjadi lebih dari enam bulan. Sebagian besar anak sembuh dengan perawatan walaupun sebagian lainnya mungkin mengalami penyembuhan jangka panjang. Beberapa gejala stres ini adalah:

  • Menghidupkan kembali trauma secara berulang dengan kilas balik dan bermimpi.
  • Anak menjadi cemas dan penakut sehingga sewaktu-waktu anak dapat memisahkan diri atau tidak responsif terhadap sekelilingnya.
  • Menghindari situasi yang dapat mengingatkan anak kepada peristiwa sesungguhnya.

 

Gangguan Stres setelah Trauma

Gangguan stres setelah trauma adalah suatu kondisi yang biasanya berhubungan dengan pensiunan dan kekuasaan, tapi hal tersebut juga dapat terjadi pada anak-anak yang selamat dari kejadian yang sangat menggoncangkan jiwa. Anak-anak yang menyaksikan kecelakaan hebat, bencana alam, penyerangan, atau kekerasan yang brutal dan anak yang mengalami pelecehan seksual akan mengalami trauma. Trauma tersebut adalah kejadian yang sangat menegangkan yang tidak terjadi pada kehidupan orang banyak sedangkan kaburnya binatang peliharaan, atau kematian kakek nenek adalah kehilangan yang menimbulkan kesedihan, tapi tidak menyebabkan trauma.

 

Pada orang dewasa, stres setelah trauma yang dapat diartikan sebagai goncangan gangguan syaraf. Orang mengenang kejadian yang mengerikan, mimpi buruk atau mengenang kembali suatu kejadian yang sangat kuat sehingga seseorang percaya bahwa dia mengalami trauma tersebut kembali. Pada stres jenis ini, tingkat kegelisahan pada umumnya sangat tinggi dan mereka menghindari berhubungan dengan situasi/tempat–tempat yang dapat mengenang kembali kejadian yang sangat menggoncangkan jiwanya.

 

Anak-anak penderita stres setelah trauma, umumnya mengalami kegelisahan yang sangat berlebihan. Mereka tidak merasa nyaman dan bahkan sering panik, kecuali jika mereka bersama pengasuh yang mereka percaya. Mereka sering mundur dalam perkembangannya sehingga kehilangan kemampuan seperti latihan toilet atau bahasa yang sepatutnya sudah mereka kuasai. Merekapun mengalami kilas balik dalam bentuk mimpi-mimpi buruk dan pemikiran-pemikiran. Mereka mungkin menjadi penakut, seperti mungkin takut pergi ke sekolah (terpisah dengan orang tua). Anak-anak yang berumur remaja mungkin memakai obat-obat atau alkohol dalam rangka menghapus memori dan kegelisahan mereka.

 

Cara Mengatasi Stres

  • Apabila anak menunjukkan reaksi yang berlebihan terhadap suatu trauma, maka dia membutuhkan konsultasi dari seorang ahli.
  • Jika suatu keluarga mengalami kecelakaan yang mengancam keselamatan jiwa dan selamat dari bencana alam seperti banjir, angin topan, dan gempa bumi, maka orang tua harus betul-betul mempertimbangkan konseling sebagai tindakan pencegahan dan penjagaan sebelum gejala-gejala stres muncul.
  • Stres terjadi karena akal tak mampu merasionalkan peristiwa lingkungannya secara baik. Gangguan stres adalah cara akal untuk berusaha mengatasi trauma. Diskusi keluarga adalah lebih sehat dan lebih baik dalam mengatasi masalah ini.
  • Anak-anak kita terlalu muda untuk mendapatkan kejadian-kejadian yang menyakitkan dan menakutkan. Biasanya, anak-anak lebih cenderung mudah mengingat berbagai peristiwa dari pada orang dewasa. Hanya saja mereka tidak bisa mendiskusikan masalah tersebut kepada orang dewasa, tetapi bukan berarti mereka tidak memikirkannya. Oleh karena itu, orang tua perlu peka melihat masalah stres pada anak.

 

 

Melindungi Anak dari Stres

Keluarga yang menerima anak apa adanya akan dapat membantu mengurangi stres anak. Orang tua harus menyayangi anak apa adanya. Orang tua harus mengenali dan memuji pekerjaan anak serta dapat memotivasi mereka. Jika konflik timbul, maka atasi konflik tersebut di antara mereka. Anak yang memiliki lingkungan keluarga bahagia, ia akan kembali ke sekolah keesokan harinya dengan rasa segar. Oleh karena itu, orang tua perlu juga menyadari persaingan yang terjadi antara saudara kandungnya dan teman-teman di sekolahnya.

  • Teman

Anak perlu menumbuhkan hubungan baik dengan teman sekolah dan teman sekelas di sekolah serta teman sebaya di lingkungannya. Komunikasi efektif dan berbagi prestasi di antara anak dapat meningkatkan prestasi sekolah.

  • Gembira

Bersantai seusainya sekolah akan menjadikan hidup seorang anak seimbang. Keterbukaan kepada pengalaman baru membantu anak rileks. Kunjungan ke kebun binatang atau pantai, pergi ke musium dan menghadiri panggung nasyid adalah beberapa cara untuk membantu  anak bergembira.

  • Masa depan

Pergi ke sekolah akan membuat anak memiliki tujuan dan harapan masa depan atau cita-citanya. Jika anak pergi ke sekolah karena paksaan orang tua, maka hanya sedikit anak yang dapat meraih prestasi. Rasa tanggung jawab yang ditumbuhkan sejak kanak-kanak terhadap sekolah akan membantu mereka di masa depan. Oleh karena itu, orang tua diharapkan mampu mendorong anak untuk bertanggung jawab terhadap tugas sekolah.

Agama atau keyakinan akan membantu anak mengatasi berbagai permasalahan kehidupan. Dengan keyakinan terhadap adanya Allah SWT maka anak merasakan bahwa Allah SWT dapat melindungi anak dari stres dan dengan keyakinannya dapat menyadarkan anak akan takdir terhadap segala peristiwa yang ada.

 

  1. Takut Bertambah Berat Badan

Islam melarang makan berlebih-lebihan dan dianjurkan untuk makan secukupnya, sekedar untuk menegakkan tulang punggungnya. Makan melampaui batas akan mengakibatkan kemurkaan Allah dan akhirnya membinasakan kita. Orang yang merasakan kekenyangan di dunia akan menderita kelaparan di akhirat, begitu kata Rasulullah SAW. Rasulullah SAW juga menganjurkan untuk mengurangi makan dan memperbanyak hikmah.

 

Motivasi Islam untuk tidak makan berlebihan adalah mengajarkan hidup zuhud, tidak mubazir, hidup secukupnya, sederhana dan memperoleh kesehatan fisik. Dengan makan secukupnya maka kita mendapatkan berkah dan kebahagiaan kehidupan.

 

Motivasi Islam membatasi makanan bukan dikarenakan takut bertambah berat badan atau untuk ingin melangsingkan badan agar terlihat cantik dan bagus. Apabila membatasi makan karena takut bertambah berat badan maka kita akan menyiksa diri sendiri. Anak harus diajarkan bahwa makan merupakan suatu kebutuhan wajar yang tidak perlu berlebihan dan tidak perlu dihindari.

 

Penderita takut bertambah berat badan (bulimia) sama dengan penderita anoreksia. Beberapa gejala anak yang mengalami ketakutan akan bertambahnya berat badan adalah sesuatu yang berlebihan terhadap dirinya, percaya diri yang rendah dan ketergantungan terhadap pendapat dan penilaian orang lain tentang dirinya. Mereka juga melakukan diet dan olahraga secara berlebihan, tapi mereka tidak memiliki pengendalian diri seperti penderita anoreksia. Biasanya, mereka tidak bisa ketat pada diet mereka dan memaksakan diri agar muntah untuk mengeluarkan makanan. Bahkan mereka mungkin juga menggunakan obat-obatan.

 

Karena mereka kurang memiliki kontrol impulsif (menurut kata hati), penderita bulimia dapat memiliki sikap-sikap kecanduan lainnya seperti menggunakan narkotik atau alkohol. Bahkan beberapa anak mencuri di toko untuk memenuhi dan mempertahankan kebiasaan mereka terhadap kecanduan narkotik atau alkohol. Sedangkan beberapa anak lainnya menderita depresi klinis.

 

Biasanya penderita bulimia bersifat ekstrovert (terbuka), tidak sabar dan suka mencela diri sendiri. Seperti penderita anoreksia, penderita bulimia bisa berasal dari keluarga yang sehat dan baik. Ketika ada kesulitan keluarga, mereka cenderung untuk mencari solusi sendiri. Contohnya konflik intensif antara orang tua, dan kurangnya keterlibatan orang tua dengan anak-anaknya. Pada kebanyakan kasus bulimia lainnya, ditemukan adanya penyakit depresi atau obesitas.

 

Sama halnya dengan anoreksia, komplikasi medis bulimia juga serius. Muntah yang terus menerus bisa mengakibatkan rasa sakit pada esopagus (saluran pernafasan), ketidakseimbangan cairan dan ketidakteraturan detak jantung.

 

Cara Mengatasi Takut Bertambah Berat Badan

  • Bagi remaja, metode obat pencahar atau memuntahkan makanan adalah cara untuk mengendalikan berat badan. Mereka mencobanya ketika mengalami stres.
  • Bicarakan bahaya bulimia dengan cara yang tenang dan berikan fakta. Lalu doronglah anak untuk membicarakan apa-apa yang dialami dalam hidupnya sehingga kita mengetahui emosional anak atas sikapnya itu.
  • Memberikan tanda peringatan bahwa masalah bulimia ini sudah serius ketika anak muntah tiba-tiba.
  • Menyimpan makanan di kamar anak. Tepiskan tangannya ketika mereka mulai memasukkan tangannya ke tenggorokannya.
  • Mengetahui dengan cepat tanda-tanda yang terlihat seperti minta izin lebih dulu pada waktu makan bersama dan langsung pergi ke kamar mandi setelah selesai makan, pusing-pusing atau radang tenggorokan dan turunnya berat badan secara drastis.
  • Pada kasus anoreksia dan bulimia, mintalah bantuan ahli yang mengkhususkan mengobati penyakit ini. Ahli terapi yang tidak terlatih atau dokter anak mungkin saja tidak berpengalaman untuk mengenali penyakit-penyakit ini. Kadangkala anak menutupi gejala-gejala lain pada kasus ini.
  • Penderita takut bertambah berat badan ini bisa juga dibantu oleh ahli gizi dan kelompok terapi penderita anoreksia dan bulimia.
  • Jika seorang anak menunjukkan kecenderungan penyakit ini tapi belum mempraktekkannya, jaga sikap anda sendiri terhadap anak, terhadap makanan dan citra tentang tubuhnya.
  • Jangan terlibat dalam diet, olahraga berlebihan atau kritik diri yang berlebihan.
  • Sadarkan penampilan fisik yang sebenarnya kepada anak, sehingga tidak perlu takut dengan gemuk.
  • Orang tua memberi kesempatan untuk membicarakan bersama anak, bagaimana anak memandang dirinya sendiri.
  • Tanya mengapa anak menganggap dirinya gemuk dan bagaimana perasaannya.
  • Cari tahu bagaimana keadaan sekolahnya, bagaimana pandangan teman-teman terhadapnya, dan apa yang telah terjadi yang menyebabkan percaya diri rendah dan citra diri yang salah.
  • Bicarakan tentang sikap-sikap non fisiknya yang positif dan disukai orang, seperti keberhasilannya, bakat dan kepribadian.
  • Perlakukan makan dan kegiatan makan dalam cara yang wajar, sebagai bagian dari gizi dan kesehatan, bukan sebagai suatu kedisiplinan. Makanlah secara bersama dan teratur.
  • Ketika anda melihat anak anda terlihat kurus, katakan keberatan anda tentang badan yang kurus.
  • Berolahragalah secara teratur tapi tidak berlebihan, sebagai cara untuk tetap sehat dan bukan untuk mengendalikan berat badan.
  • Jangan mengkritik anak anda jika beratnya bertambah atau menggodanya ketika ia menambah makanannya pada waktu makan.
  • Pastikan saja bahwa anak cukup mengkonsumsi makanan bergizi.
  • Lebih baik bersikap tenang ketika anak anda bertambah gemuk karena usia anak adalah usia pertumbuhan.

 

Box

Allah SWT berfirman, “Makanlah di antara rezeki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia” (QS Thaha: 81).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Binasalah orang-orang yang berlebih-lebihan” Rasulullah SAW mengulanginya samapai 3 kali (HR Muslim 4/2055 h.n 2670).

 

Tidaklah manusia memenuhi suatu bejana yang lebih jahat selain (memenuhi perutnya). Oleh karena itu, cukuplah manusia memakan makanan sekedar untuk menegakkan tulang punggungnya saja, kalaulah tidak memungkinkan maka sepertiga untuk makanannya 1/3 untuk minumnya dan 1/3 untuk nafasnya (HR Turmudzi 4/590 h.n 2380).

 

Luqman berkata: “Wahai putraku, kurangilah makan dan perbanyaklah hikmah”.

 

Sesungguhnya orang-orang yang senang makan kenyang di dunia, mereka akan menderita lapar di akhirat kelak (HR Hakim 4/135 h.n 7140 hadits ini dhaif).

 

  1. Training Toilet

Islam mengatur kebersihan dalam berbagai hal, salah satunya terdapat larangan buang air di bak mandi dan buang air di air yang tidak mengalir. Islam juga melarang buang air di batu karena akan memercik ke tubuhnya, sedangkan air kencing tidak boleh mengena kulit dan kain, dan tidak boleh berlama-lama duduk ketika buang air. Berlama-lama duduk di saat buang air akan mendebarkan hati, menyebabkan penyakit wasir, dan dapat memicu panas kepala. Maka duduklah sebentar dan berdirilah dengan perlahan.

 

Buang air yang tepat perlu dilakukan latihan dan dibiasakan dengan cara yang baik. Latihan buang air ini dikenal dengan istilah training toilet. Anak pada saat umur dua tahunan dapat dilatih untuk buang air kecil di kamar mandi dan mengajaknya pada saat tertentu untuk buang air besar.

 

Training toilet merupakan istilah saja. Anda tidak harus melatih anak untuk buang air kecil dan besar di toilet tetapi bisa juga di pispot. Pada usia yang masih kecil tidak ada yang bisa memaksa anak berada dalam toilet dan duduk di atas kloset kecuali anak benar-benar ingin melakukannya dengan sendirinya.

 

Apabila training sebagai cara menolong anak untuk menguasai proses buang air kecil dan buang air besar, maka anak perlu dilatih dan dibiasakan buang air besar atau kecil di toilet/pispot. Latihan ini merupakan usaha bersama antara anak dengan orang tua. Keberhasilan latihan ini merupakan pencapaian besar bagi anak. Latihan ini juga langkah yang penting dalam perkembangan kemandirian anak.

 

Latihan diberikan ketika anak sudah siap belajar. Lihatlah tanda-tanda kesiapan anak. Kesiapan anak untuk dilatih ketika dia mulai mengenali kebutuhan untuk buang air kecil atau besar. Dari latihan ini, akhirnya ia mampu mengontrol kandung kemih dan isi perutnya dengan waktu yang tepat. Secara umumnya kesiapan ini terjadi ketika anak berusia sekitar dua tahun.

 

Anda dapat mencoba lebih awal melatih anak ke toilet. Anda mungkin bisa berhasil tapi juga dapat menimbulkan resiko kecelakaan karena masih kecil. Kelahiran adik baru dapat mengganggu proses training toilet, sehingga cobalah memulainya sebelum atau setelah kelahiran bayi.

 

Tanggung jawab pertama yang harus diajarkan kepada anak adalah tanggung jawab kebersihan. Anak-anak yang sudah bisa mengontrol kapan ia harus BAB (buang air besar) dan kapan harus BAK (buang air kecil) biasanya akan mudah pula mengontrol diri untuk urusan yang lain.

 

Sejak bayi berusia delapan bulan sudah bisa dilatih training toiletnya. Tiap dua jam sekali, bayi bisa diajak ke kamar mandi untuk BAK. Ketika anak sudah bisa jongkok atau duduk, anak dapat diajak BAB di kamar mandi. Sebaiknya dibantu dengan alat yang berbentuk semacam pispot yang khusus dirancang untuk anak.

 

Dalam kaitannya dengan kebersihan, Islam melarang buang air di bak mandi dan buang air di air yang tidak mengalir. Islam juga melarang buang air di batu karena akan memercik ke tubuh. Air kencing tidak boleh mengena kulit dan kain. Sebaiknya ketika buang air tidak duduk berlama-lama. Hal ini akan mendebarkan hati, menyebabkan penyakit wasir, dan dapat memicu panas kepala. Maka duduklah sebentar dan berdirilah dengan perlahan.

 

Kiat Mengajak Anak Training Toilet

  • Carilah bantalan kloset untuk anak agar anak merasa aman. Kegunaan bantalan ini sangat berarti, walaupun digunakan hanya sesaat. Memiliki kloset dengan ukuran anak akan lebih baik dari pada kloset besar.
  • Suara keras dan gerakan berputar air di kloset bisa membuat anak takut. Sebaiknya tidak memutar kloset ketika anak sedang di atas kloset. (Dengan khayalannya, si anak mungkin percaya bila kloset bisa menghisap kotorannya, maka ia juga bisa dihisap oleh kloset).
  • Menyiram kotoran sebaiknya ketika anak tidak berada di kloset lagi. Atau akan lebih baik bila orang tua meminta anak untuk menyiramnya sendiri.
  • Gunakan kata-kata yang sopan dan bisa menjadi pembeda antara buang air besar dan buang air kecil dengan istilah yang mudah diingat. Misalnya BAB untuk buang air besar. BAK untuk buang air kecil.
  • Bila anak karena suatu hal tak bisa menahan BAB atau BAK gunakan kata-kata positif. Tidak perlu membuat anak malu karena sebuah kesalahan. “Ibrahim, sudah tidak tahan, ya. OK. Mari kita bersihkan sama-sama”.
  • Gunakan poster stiker untuk mengukur keberhasilan anak. Sebagian besar balita belum mampu menghitung. Dengan menempel bintang atau stiker, anak akan tahu seberapa jauh keberhasilannya.
  • Apapun penghargaan anda, pastikan anak layak menerimanya. Penghargaan terbaik adalah melakukan kegiatan yang disukai anak bersama anda.
  • Mulailah dengan belajar buang air kecil lebih dulu kemudian buang air besar, karena lebih mudah dikontrol dan anak mudah menguasainya. Mengontrol buang air kecil lebih banyak kesempatan dalam satu hari (lima atau enam kali buang air kecil). Sedangkan buang air besar sekitar satu sampai dua kali sehari.
  • Bagi anak-anak yang cenderung sembelit, latihan buang air besar yang terlalu dini akan membuat masalah anak bertambah buruk. Anak-anak yang cemas dengan masalah buang air besar akan menyulitkan toilet training. Cobalah untuk tidak mempermalukan atau mencaci seorang anak ketika anak gagal dalam latihan.
  • Bawalah anak ke toilet setiap jam atau sesuai dengan waktu-waktu anak akan buang air. Lakukan secara perlahan-lahan, anak akan belajar untuk menghubungkan keinginan buang air dengan proses menggunakan toilet. (Lebih baik memulai anak kecil belajar duduk, sampai ia tahu apa gunanya toilet itu).
  • Ketika latihan buang air besar, bawa anak ke toilet, biasanya di pagi hari atau sesaat setelah habis makan banyak.
  • Sebaiknya anak dibiarkan dengan tenang ketika duduk di toilet. Biarkan ia konsentrasi dalam latihannya. Atau bacakan dia buku anak-anak yang bercerita tentang menggunakan toilet.
  • Kadang anak hanya duduk di toilet selama sepuluh menit tanpa hasil atau buang air besar secepatnya. Kemudian memakai celananya kembali. Hal ini berarti anak memulai proses latihan dengan memulai duduk di toilet.
  • Sebaiknya ketika anak berlatih ke toilet, anak tidak dipakaikan diapers saat tidur siang atau malam.

 

Box

Luqman berkata: “Sesungguhnya berlama-lamaan duduk di saat buang hajat, akan mendebarkan hati, menyebabkan penyakit wasir dan memicu panas ke kepala. Maka duduklah dengan perlahan dan berdirilah dengan perlahan pula”.

 

Dari Aisyah RA, ia berkata: ”Saya pernah datang kepada seorang perempuan Yahudi. Perempuan itu berkata: “Sesungguhnya ada siksa kubur karena kencing”. Saya berkata: “Kamu dusta!” Perempuan itu menjawab: “Tidak. Sesungguhnya kulit dan kain yang terkena air kencing itu merasa tersiksa”. Rasulullah SAW pun keluar untuk salat ketika kami saling bersikeras, lalu Nabi bersabda: Ada apa ini? Sayapun menceritakan kepada beliau masalahnya, kemudian beliau menjawab: “Perempuan itu benar” (HR Ibnu Abi Syaibah 1/115 h.n1307).

 

Ibnu Abbas berkata: Rasulullah SAW melewati dua kuburan dan kemudian berkata: Penghuni dua kubur ini sedang disiksa, dan tidaklah mereka disiksa karena sesuatu yang besar. Seorang di antaranya karena penyebar fitnah dan seorang lagi karena tidak membasuh kemaluannya (HR Bukhari 1/88 h.n 213 dan Muslim 1/241 h.n 291).

 

Jangan sekali-kali kamu buang air di air yang tidak mengalir kemudian kamu mandi pula di dalamnya (HR Bukhari 1/94 h.n 236 dan Muslim 1/235 h.n 282).

 

Diriwayatkan oleh Abdullah Ibnu Sarjas, disebutkan bahwa Nabi SAW bersabda: Janganlah seseorang kencing di batu, dan jika tidur matikanlah semua pelita karena tikus dapat menyebabkan kebakaran, dan tutuplah bejana dan tempat minum serta tutuplah pintu ketika hari sudah malam (HR Ahmad 5/82 h.n 20794).

 

BAB III Tips Bergaul Bersama Anak

B. KEGIATAN ANAK USIA DUA TAHUN – EMPAT TAHUN

KEGIATAN ANAK USIA DUA TAHUN – EMPAT TAHUN

 

  1. Melatih Kemampuan Otak
  • Dengan cara mengajarkan anak mengenal warna-warna dasar seperti merah, putih, hitam, hijau, kuning dan biru. Ajarkan anak dengan cara yang mudah dan menyenangkan melalui mainan, pakaian dan benda-benda yang ada di sekitar anak.
  • Membuat permainan dari potongan gambar majalah yang menarik, warna-warni, bagus dan besar. Bentuk gambar disesuaikan dengan keinginan anak atau sesuatu yang digemari anak.

 

  1. Melibatkan Anak
  • Anak pada usia ini biasanya senang mencontoh kegiatan orang tua. Sebaiknya ajak anak untuk salat ke masjid atau diikutkan salat berjamaah di rumah bersama keluarga. Walaupun salah-salah, anak akan mengikutinya dengan senang hati.
  • Hari ulang tahun anak dirayakan dengan menanam tanaman yang berbeda setiap tahunnya di setiap bidang tanah. Beri nama tanaman tersebut dengan nama anak anda. Dan perlihatkan sewaktu-waktu ketika pembantu merawat tanaman tersebut. Beli ember penyiram tanaman yang kecil sehingga anak dapat membantu menyiram. Biarkan anak bertanya dan berfikir tentang tanaman yang dimiliki tersebut.
  • Anak yang akan pergi piknik atau ke play group, libatkan ia mempersiapkan bekal yang akan dibawanya. Anak diajak menyiapkan roti isi atau kue dan minuman. Dengan demikian anak akan lebih semangat karena ia merasa dirinya yang membuat makanan dan minuman tersebut.
  • Menonton TV bersama anak merupakan suatu kebahagiaan tersendiri. Orang tua dapat mengajarkan berbagai hikmah cerita film. Setidaknya kebersamaan anak dengan keluarga merupakan suatu bentuk perhatian tersendiri.

 

  1. Mengasah Kemahiran
  • Latih fisik anak dengan berbagai permainan agar anak mampu menendang bola, melompat, berdiri dengan satu kaki, menumpuk empat mainan, menggambar garis tapak dan menggambar lingkaran. Selain itu, anak pada usia ini dapat diajak berespon dengan berbagai aksi dari lingkungannya termasuk orang tuanya agar anak mampu menunjuk gambar, menunjuk bagian tubuh, menyebutkan warna berbeda, bercerita singkat dengan menyebutkan penggunaan benda, mencuci tangan, mengeringkan tangan, menyebutkan nama teman dan memakai baju tanpa dibantu.
  • Beli balon yang berwarna warni dan tiuplah balon sambil menyebutkan nama warna masing-masing balon. Biarkan anak bermain balon dengan melempar, memukul, menendang dan memegang balon-balon tersebut.
  • Ajak anak bermain bola-bolaan dan biarkan anak sesukanya memainkan bola-bolaan tersebut. Bola terbuat dari plastik atau karet yang tidak berat dan tidak membahayakan anak. Permainan bola ini dapat melatih koordinasi mata dan tangan yang akan memudahkan anak untuk mengikuti olah raga atau kegiatan fisik lainnya ketika besar nanti.
  • Bermain dengan mainan masak-masakan atau dokter-dokteran dapat mengajarkan seni peran seorang anak. Main boneka biasanya disenangi juga oleh sebagian anak. Permainan-permainan ini menyenangkan sekaligus dapat melatih keterampilan sosial anak.
  • Lompat tali pada usia anak yang masih kecil akan mengembangkan koordinasi anak dan keseimbangan dalam melompat. Lompat tali pada anak tidak harus teratur atau tertib tapi disesuaikan dengan kemauan anak saja.

 

  1. Menyukai Makanan
  • Ibu mengajak anak makan makanan keluarga, misalnya goreng pisang. Biasanya dengan makan bersama-sama, anak akan semakin berselera. Ahli gizi menyebutkan bahwa kita perlu makan satu buah pisang setiap hari. Apabila masih ada pisang tersisa yang belum dimasak, ajaklah anak anda untuk membuat dadar pisang atau pisang goreng bersama-sama.
  • Bila anak anda sulit makan dan memilih makanan, sebaiknya anda memutuskan satu jenis makanan saja yang disukai anak. Kemudian, lakukan point di atas (pertama).
  • Kue tart biasanya disenangi oleh semua anggota keluarga anda. Anak-anak akan senang hati membantu membuat kue tart yang lezat ini sebagai makanan malam atau sebagai hidangan tambahan. Akan lebih semangat membuatnya apabila dikaitkan dengan acara ulang tahun salah satu anggota keluarga atau acara istimewa lainnya.
  • Hampir semua anak menyukai biskuit cokelat. Ajaklah anak membuat biskuit cokelat sederhana yang dapat membawa keceriaan keluarga di hari libur.
  • Ketika anak mulai bosan dengan makanannya, buatlah makanan yang bervariasi atau mencari makanan lain seperti susu telur atau yang lainnya. Makanan ini biasanya dapat mengembalikan nafsu makannya. Anakpun akan senang membantu ibunya memasak.
  • Ibu bisa juga membuat roti bakar atau sarapan pagi yang bergizi dan yang mudah dibuat. Selain itu, membuat minuman lezat yang menyatukan rasa buah favorit dan susu bergizi.
  • Kita harus selalu menemukan cara untuk membangkitkan selera anak untuk makan. Di antara caranya adalah dengan menghiasi telur rebusnya dengan muka badut. Ajaklah anak untuk membantu anda menghiasi telur-telur tersebut. Anak akan tertarik untuk memakan telur yang telah ia hiasi.

 

  1. Melakukan Kegiatan dalam Ruangan
  • Biarkan anak memukul kantong atau mainannya. Kegiatan ini akan menyalurkan energi anak secara berlebihan, selain itu dapat menghilangkan agresi anak yang berusia dua tahun.
  • Anak bermain rumah-rumah dari kardus. Permainan ini murah meriah dan memerlukan kreativitas anak anda.
  • Anak menyusun kotak-kotak bekas. Kotak-kotak bekas yang bagi anda tampak tidak ada gunanya lagi dapat menjadi mainan yang menyenangkan bagi si anak. Dengan mendaur ulang kemasan kotak tersebut, anda dapat menghemat pengeluaran anda dan menyelamatkan lingkungan.
  • Berdandan merupakan salah satu permainan penting bagi anak anda. Ini adalah cara anak belajar tentang kehidupan. Sediakan pakaian-pakaian lama milik anggota keluarga dalam kotak pakaian. Anak akan bermain dengan memakai pakaian-pakaian itu dan menirukan ucapan dan tingkah laku para anggota keluarga lainnya.
  • Anak bermain masak-masakan. Anak-anak senang membantu anda memasak di dapur, tapi anak juga senang berpura-pura memasak tanpa bantuan anda dengan alat-alat masak anda.
  • Berceritalah pada anak anda sebelum tidur. Hal ini merupakan rutinitas yang menyenangkan dan dapat anda lakukan berdua.
  • Ajak anak bermain rintangan untuk meningkatkan koordinasi, kontrol dan keseimbangan tubuhnya.

 

  1. Mengenal Bahasa dan Huruf
  • Mengajari anak dengan lagu atau nasyid anak-anak dapat meningkatkan kemampuan anak berbicara, mengingat, mengembangkan pola ritme musik dalam kepala anak dan meningkatkan kepekaan terhadap nada.
  • Ketika anda mengajari lagu anak-anak, sejarah Islam dan nilai-nilai keIslaman kepada anak, pada saat tersebut anda telah meletakkan dasar nilai perjuangan Islam dan kesusastraan Islam dalam diri anak.
  • Saat anda mengajari anak anda lagu anak-anak yang mengandung nilai Islam, anda akan meningkatkan kemampuannya berbicara, mengingat dan mengamalkannya.
  • Saat anda mengajari anak anda lagu anak-anak yang bersajak, anda akan meningkatkan kemampuannya berbicara, mengingat dan membuatnya peka atau sensitif terhadap hal-hal yang bernuansa kesusastraan.
  • Pada umumnya anak-anak sangat senang membaca buku. Anak-anak yang sering dibacakan cerita cenderung menjadi pembaca yang baik. Pada umumnya anak menyadari kegunaan buku dan kemudian anak mempunyai keinginan belajar untuk membacanya sendiri

 

  1. Mengajak Anak Berkreasi
  • Ajaklah anak berkreasi dengan mobil-mobilan dari kotak bekas. Membuat permainan yang bagus dan murah ini jelas mengembangkan imajinasi anak anda.
  • Anak merangkai sereal yang berwarna dan dapat dijadikan kalung mainan yang cantik. Anak anda akan senang sekali membuat rangkaian sereal tersebut. Merangkai sereal juga merupakan aktivitas yang merangsang koordinasi gerak tangan dan mata.
  • Anak-anak senang sekali mengumpulkan benda-benda yang tidak ada gunanya (bekas) dan menganggapnya sebagai barang yang berharga. Untuk itu sediakanlah kotak untuk menyimpan barang tersebut.
  • Anak bisa menyimpan koleksi mainannya dalam kotak. Akan tetapi anak dapat pula menyimpan benda-benda kecil yang disukai dalam tempat terpisah seperti botol bekas mentega, jus, dan lainnya.
  • Anak-anak menyukai kejutan dan menggambar dengan warna yang menyolok sehingga menghasilkan gambar yang luar biasa indah, hal ini dapat memenuhi rasa senang anak akan kejutan.
  • Berikan adonan-adonan kecil berwarna-warni yang terbuat dari lilin atau tepung sehingga dapat dibentuk menjadi berbagai bentuk.
  • Bermain dengan adonan merupakan cara kreatif yang dapat memberi kesempatan anak anda untuk berimajinasi dan dapat melatih otot-otot jari anak anda yang penting digunakan saat belajar menulis.
  • Bermain adonan yang dapat dimakan terbuat dari tepung. Buatlah adonan sederhana yang dapat dimakan dan anak anda diajak bermain dengan adonan ini.
  • Melukis dengan jari merupakan kegiatan yang merangsang sensor anak anda. Anak akan menikmati perasaan geli saat anak menggambar dengan jari mereka.
  • Anak-anak senang sekali bermain pura-puraan. Berikan anak permainan kuda-kudaan dan kuda-kudaan itu akan menjadi hewan peliharaan kesayangannya.
  • Berikan tempat cat dan cat warna kepada anak. Cara ini merupakan cara yang mudah dan murah untuk melatih tangannya ketika mencat atau menggambar nanti.
  • Kegiatan luar rumah yang menyenangkan dan tidak mahal untuk dilakukan pada hari yang cerah adalah menggambar pot bunga.
  • Buatlah puzzle foto sederhana yang dapat disusun oleh anak anda dengan mudah.
  • Doronglah anak anda untuk banyak menggambar dengan menyediakan banyak kertas gambar, pensil warna, dan crayon. Gambarlah potret diri anak atau keluarganya.
  • Jika anda menemukan kaos kaki rusak atau kaos kaki bekas tanpa pasangan, bantulah anak anda membuat ular-ularan dengan kaos kaki tersebut. Anak akan bermain dengan imajinasi mereka bahkan berteman baik dengan ular-ularan tersebut.
  • Tambahkan material-material tertentu dalam adonan permainan sambil memperkenalkan tekstur-tekstur adonan yang berubah akibat kandungannya. Adonan ini bisa dibuat dari tepung atau tanah liat.

 

  1. Mengenalkan Matematika
  • Permainan memisahkan benda-benda berdasarkan warnanya dengan menghitung. Permainan ini merupakan langkah awal untuk mengetahui nama warna-warna dan sekaligus memperlancar hitungan. Bisa juga dilakukan dengan memisahkan jepit pakaian atau kertas yang berwarna-warni.
  • Cara yang menyenangkan belajar berhitung dengan membandingkan ukuran benda-benda mainannya atau dengan cara memancing ikan.
  • Belajar untuk memilah benda-benda berdasarkan ukurannya merupakan dasar matematika yang penting. Permainan ini akan membuat kegiatan belajar terasa menyenangkan.
  • Tingkatkan kemampuan anak anda untuk bertanya dan berfikir mencari jawaban dengan kegiatan bermain di taman atau halaman rumah.
  • Buatlah aktivitas yang membantu anak anda untuk belajar memilah dan mengklasifikasikan benda-benda yang besar atau yang kecil.
  • Pastikan anak anda memiliki banyak kesempatan untuk memasangkan benda-benda yang sama warna atau sama bentuk. Ini adalah langkah awal belajar matematika.
  • Buatlah aktivitas yang membantu anak anda belajar mengenai ukuran dan menyusun gambar berdasarkan ukurannya melalui permainan garis.
  • Belajar menuangkan air atau makanan merupakan aktivitas sederhana sebagai sarana belajar mengukur bagi anak anda.
  • Memilah dan mencocokkan biji-bijian merupakan kemampuan yang penting dalam pelajaran matematika.
  • Memilah benda-benda ke dalam kelompoknya masing-masing merupakan keahlian dasar untuk  pelajaran matematika. Saat anak membantu anda memilah pakaian kotor sebelum mencuci, sebenarnya ia sedang belajar berhitung.
  • Mengelompokkan benda-benda yang lucu. Permainan mengelompokkan benda-benda yang dapat anda buat sendiri untuk anak anda.

 

  1. Mengenalkan Ilmu Pengetahuan dari Lingkungan
  • Hal yang menyenangkan untuk dilakukan pada hari yang cerah adalah meniup gelembung-gelembung udara mengikuti arah angin.
  • Bermain detektif di pasir dan kenali jejak kaki bersama anak-anak di pantai.
  • Mencari serangga dan menyimpan serangga akan membantu anak anda mengenali serangga tersebut dan mengembangkan minat anak pada alam.
  • Permainan memancing dengan magnet. Permainan yang menyenangkan untuk anak anda dalam mengenali magnet.
  • Anak kecil tidak mengenal lelah bila bermain dengan air. Berikan anak anda banyak mainan dan anak akan senang melewati hari yang panas. Ingat, anda harus tetap mengawasinya dekat air (kolam).

 

  1. Melakukan Kegiatan di Luar Ruangan
  • Anak-anak pada umumnya senang bermain melalui tempat-tempat yang kecil. Buatlah sekat-sekat dengan menggunakan kursi, meja ataupun kardus bekas di halaman belakang anda atau di kebun.
  • Kotak-kotak kardus merupakan sarana bermain yang menuntut kreativitas anak-anak. Anda dapat memperolehnya di toko buah atau toko elektronik. Biarkan anak-anak membuat lorong-lorong kardus di halaman belakang.
  • Belajar mengikuti pemimpin. Mainkan dengan anak anda sebuah permainan yang mengikuti pemimpin seperti baris berbaris.
  • Anak yang lebih kecil merasa permainan tradisional berjingkat sulit untuk dilakukan. Untuk melatih keseimbangan anak, mainkan saja yang lebih mudah seperti melompat dan melempar.
  • Anak-anak ingin selalu terlibat dalam perbuatan yang anda lakukan. Bagaimanapun juga biarkan anak membantu anda dalam mengecat dengan cat yang sebenarnya tetapi di atas triplek yang tak terpakai. Aktivitas ini membuat anak seakan sedang mengecat rumah.
  • Anak-anak menyukai bermain dalam air dan anak menyenangi gelembung-gelembung udara dari air berbusa. Gunakan sabun lama anda yang sudah keras dan anak anda akan bermain bola-bola udara.
  • Melempar busa basah merupakan kesenangan yang didapat bila dilakukan oleh seluruh keluarga.
  • Anak anda yang masih kecil perlu diajarkan pentingnya melindungi diri dari pengaruh sinar matahari dengan berbagai bentuk permainan di luar rumah misalnya dengan payung.
  • Suatu saat anda marah kepada anak. Rencanakan piknik bersama seluruh mainan favorit anak anda. Anak akan memikat anda dan anda akan kembali menjadi teman baik lagi.
  • Anak-anak sangat menyukai kebun binatang. Bantulah ia membuat kebun binatang mainan di kotak pasir.

 

  1. Melakukan Kegiatan Keluarga
  • Semua orang menyukai piknik keluarga karena memberikan banyak kesempatan untuk bermain dengan anak-anak. Kita memiliki banyak kenangan indah tentang piknik waktu masih kecil dan kita berharap anak-anak akan memiliki kenangan yang indah juga. Karena itu sisihkan waktu anda untuk melakukan piknik keluarga.
  • Bermain di luar merupakan cara yang baik untuk mengakrabkan anak dengan keluarganya. Bahkan tanpa biaya pun bisa dilakukan. Seringkali rekreasi dengan anak-anak akan menghabiskan banyak uang, padahal banyak tempat gratis dimana anda bisa bermain dengan anak-anak anda sepuas-puasnya. Untuk anak-anak yang penting adalah kebersamaan anak dengan orang tuanya. Begitu pula sebaliknya.
  • Bermain bersama keluarga seperti berlari-lari, kuda-kudaan dan kejar-kejaran. Anak-anak kecil sangat menyukai permainan ini yang mengharuskan anak untuk jatuh atau bangun.
  • Perjalanan panjang dengan mobil merupakan kesempatan untuk bernyanyi bersama dan mengajarkan anak-anak lagu atau nasyid yang baru. Bahkan bila anda tidak bisa bernyanyi dengan benar, anak-anak akan tetap senang mengikuti nasyid anda.

 

  1. Mengenalkan Nilai-nilai Keagamaan
  • Masa kanak-kanak sangat singkat hanya lima tahun dan waktu kecil tersebut sangat berharga sehingga sangat efektif bila mengajarkan nilai-nilai keagamaan pada usia ini. Contohnya anak-anak anda akan sangat bersemangat mengikuti pemotongan hewan Qurban di hari raya Idul Adha dan anak anda melihat ketika panitia membagi-bagikan daging Qurban kepada masyarakat.
  • Begitu pula ketika Idul Fitri, anak diajarkan memberi infak atau zakat fitrah kepada fakir miskin sehingga akan menjadi suatu pelajaran bahwa perlu adanya tolong menolong sesama manusia.
  • Bila keluarga yang mempunyai kampung dekat dari rumahnya dapat memelihara hewan yang akan menjadi Qurban di hari raya Idul Adha.

 

C. KEGIATAN ANAK USIA EMPAT TAHUN – ENAM TAHUN

KEGIATAN ANAK USIA EMPAT TAHUN – ENAM TAHUN

 

  1. Melatih Kemampuan Otak
  • Kegiatan permainan botol dan tutup botol akan meningkatkan kemampuan otak anak anda khususnya dalam melakukan koordinasi otot. Anak akan dapat memperkirakan tutup botol mana yang sesuai dengan botolnya dan juga dapat melenturkan otot-otot jari dan tangannya saat ia mencoba tutup botol pada tiap-tiap botol yang ada.
  • Permainan mencocokkan gambar dengan menggunakan gambar-gambar iklan yang diambil dari berbagai majalah, brosur atau katalog.
  • Kegiatan permainan bunyi dengan cara mendengar, sangat disukai seluruh anggota keluarga. Dan yang anda perlukan hanyalah tape recorder serta kaset kosong untuk merekam suara-suara dalam rumah anda seperti suara telepon, suara penghisap debu, suara komputer, suara mesin cuci, suara bel rumah, dan yang lainnya.
  • Permainan sekrup dan mur memerlukan pemikiran. Selain anak anda diminta untuk mencocokkan sekrup dan mur yang benar, anak anda juga diminta belajar untuk memasang dan melepaskan mur dari sekrup. Kegiatan ini dapat melatih otot tangan dan jari.
  • Permainan melatih pengertian anak dilakukan dengan cara mengenali benda-benda yang sama dan yang berbeda. Anda bisa meletakkan dua pasang kaus kaki yang berbeda corak, dan biarkan anak memasangkan kaus kaki-kaus kaki itu.
  • Permainan tebak pikiran dapat menarik perhatian anak apabila dilakukan sambil bermain. Berikan petunjuk yang mudah agar anak anda bisa menebak apa yang ada dalam benak anda. Misalnya, anda mengatakan “Ibu sedang memikirkan benda yang digunakan untuk melindungi ibu pada saat hujan”, maka anak akan menjawab “payung”. Atau anda mengatakan “Ibu memikirkan sesuatu yang berwarna-warni, harum baunya dan tumbuh di halaman”, maka anak akan menjawab “bunga”. Kegiatan ini akan mengembangkan akal sehat anak dan memudahkan anak dalam memecahkan masalah.
  • Permainan yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan mengingat dengan melakukan tebak siapa yang hilang di antara keluarga atau siapa yang tidak ada di rumah.
  • Anak dapat dikenalkan dengan beberapa games di dalam komputer. Hal ini hanya untuk merangsang anak dalam penggunaan teknologi komputer.

 

  1. Mengajak Anak Menanam
  • Ajarkan anak anda untuk memelihara lingkungan sekitarnya, dimulai dari kebun anda. Anda mengajaknya untuk membuat pupuk kompos dari daun-daun atau kulit buah.
  • Semua anak (bahkan orang tua) menyukai buah merah yang berasa manis. Anak anda akan senang menanam strawberry atau buah lainnya dan memakan strawberry atau buah lainnya sebagai hasil kerja anak sendiri.
  • Keluarga bersama anak menanam umbi-umbian karena mudah ditanam dan cepat mendapatkan hasilnya.
  • Menanam kacang polong atau tanaman yang diminati anak. Kacang polong adalah tumbuhan berbunga yang digemari banyak orang dan berbau enak saat dipetik. Tanamlah beberapa tanaman bersama anak anda dan anak akan menyukainya.
  • Ketika anda bersama anak ke desa atau kampung, ceritakan tentang boneka penghalau burung. Juga ketika anda piknik, ceritakan sesuatu yang membuat anak tertarik atau sesuatu yang akan ditanya anak.

 

  1. Mengasah Kemahiran
  • Anda perlu merangsang anak dengan berbagai kegiatan agar anak mampu menggambar tanda tambah dan menggambar manusia yang sempurna. Rangsang juga anak agar dapat menghitung mainan, memakai baju tanpa dibantu, bermain kartu, menyikat gigi tanpa dibantu dan mengambil makanan sendiri.
  • Anak-anak sangat suka bermain dengan balon seperti menendang dan melempar balon. Sebaiknya selalu sediakan balon yang siap ditiup di rumah agar anak anda dapat bermain dengan balon sewaktu-waktu bila anak menginginkan. Salah satu permainan yang menyenangkan adalah permainan menendang balon, dimana anak anda harus menendang balon terus menerus dan mencegahnya menyentuh tanah.
  • Anda bisa membuat kotak sasaran dari kotak atau kardus bekas komputer, kompor atau televisi dan membuat lubang-lubang dengan ukuran berbeda pada sisi kardus itu. Anak-anak anda disuruh memasukkan bola melalui lubang-lubang pada sisi kardus tersebut.
  • Anak-anak sangat suka memantul-mantulkan bola. Cobalah bermain bola pantul ini dengan anak dan siapa tahu anak dapat mengalahkan anda. Hitunglah berapa kali anak bisa memantulkan bola terus menerus tanpa terjatuh.
  • Tingkatkan keahlian anak anda dalam melempar dengan mengajaknya melempar bola atau kantung kecil, tepat ke dalam ember.
  • Anak anda memerlukan banyak latihan untuk meningkatkan kemampuannya melempar agar dapat berpartisipasi dalam permainan kelompok di sekolah atau dalam berolahraga. Permainan melempar bola tepat pada sasaran ini merupakan cara baik untuk meningkatkan kemampuan anak melempar.
  • Bermain kotak yang dibentuk sesuai keinginan anak. Kotak merupakan alat bermain yang menyenangkan karena murah, mudah didapat, mudah diubah bentuk dan anda tidak perlu khawatir bila rusak karena anda akan selalu dapat menggantinya dengan kotak lain.
  • Permainan kelereng tidak akan pernah membosankan anak-anak anda. Anak membawa kelereng yang ditaruh di atas sendok dengan satu tangan menuju garis finish dan anak tidak boleh menjatuhkan kelereng. Siapa yang lebih dahulu tiba tanpa menjatuhkan kelerengnya, dialah yang menang.
  • Permainan lempar bola dimana anak-anak berkumpul membentuk lingkaran dan melempar bola ke teman sebelahnya secepat mungkin seolah-olah bola itu adalah bola panas.
  • Ajaklah anak-anak anda meningkatkan koordinasi gerak mata dan tangan anak dengan melakukan permainan lempar dan menangkap botol bekas air mineral atau botol minuman seperti botol aqua.
  • Berjalan dengan kaleng, dimana kaki diletakkan di atas kaleng yang bertali dan kemudian tangan mengangkat tali kaleng seiring dengan kaki yang diangkat. Bantulah anak-anak anda dengan kaleng-kaleng tersebut sehingga anak bisa berjalan dengan kaleng. Permainan ini meningkatkan koordinasi gerak tangan dan kaki.
  • Permainan putaran dimana anak berputar-putar sambil berlari dan berpegangan tangan. Permainan yang menyenangkan dan murah ini dapat dimainkan oleh dua anak atau dimainkan oleh anda dan anak anda di halaman belakang rumah.
  • Buatlah lubang di tanah, kemudian lempar beberapa benda ke dalam lubang, siapa yang tepat melempar bola ke dalam lubang tersebut akan mendapatkan hadiah.

 

  1. Menyukai Makanan
  • Anda bisa membantu anak mengenali berbagai huruf dengan membuat biskuit berbentuk huruf.
  • Anak dapat membantu anda membuat makanan onde-onde atau kue lainnya untuk seluruh anggota keluarga.
  • Tunjukkanlah kepada anak bagaimana membuat roti bakar atau roti isi yang dipoles dengan mentega. Biarkan anak melakukannya sendiri.
  • Buatlah adonan kue atau roti lezat dan dicetak menjadi berbagai bentuk yang lucu sehingga dapat mengundang selera anak. Gunakan resep yang mudah dan jadikan kue tersebut sebagai makanan kecil yang menyehatkan.
  • Ajarilah anak membuat roti isi yang berbentuk geometris atau bentuk lain dengan rasa yang sangat lezat. Kemudian kue ini dinikmati oleh seluruh anggota keluarga.
  • Buatlah minuman dari jeruk dan madu yang lezat untuk seluruh anggota keluarga pada saat cuaca panas. Minuman ini juga dapat dibekukan menjadi es loli yang menyegarkan.
  • Buatlah bersama anak mie rebus atau mie goreng instan. Makanan ini biasanya disukai oleh semua orang.
  • Kue wijen atau makanan kecil yang lezat dan renyah sangat disukai anak-anak. Makanlah ketika sedang bermain, menonton TV dan kegiatan santai.
  • Anak-anak perlu divariasikan makanannya seperti sup. Anak-anak anda akan langsung menghabiskan sup karena rasanya yang lezat, apalagi jika anak diizinkan untuk membantu anda membuatnya.
  • Memasak bersama anak yang susah makan dapat membangkitkan minatnya pada makanan sehingga ia tergoda untuk mencoba makanan yang baru.

 

  1. Bernyanyi atau Nasyid Bersama di Rumah
  • Anak-anak menyukai bernasyid bersama keluarga. Mereka akan terhibur dan senang.
  • Nasyid biasanya mengandung pesan-pesan Islam dan beberapa hafalan ayat Al Quran atau hadits, sehingga dapat dijadikan sebagai pelajaran bagi anak-anak. Pilihlah nasyid yang mengandung pesan moral.
  • Bernasyid bersama di rumah bisa dibantu dengan video, tape recorder atau alat elektronik lainnya agar suasana keluarga semakin meriah.
  • Untuk menambah kreativitas, anggota keluarga bisa menggunakan botol bekas untuk dipukul, drum bekas, sendok, piring, kuali dan berbagai alat lainnya untuk dijadikan sebagai alat musik.

 

  1. Melakukan Kegiatan dalam Ruangan
  • Anak berumur empat hingga enam tahun, sudah bisa diajarkan berbagai hafalan ayat Al Quran dan hadits serta berbagai doa-doa. Praktek salat dan doa sebelum serta sesudah makan dapat dijadikan sebagai kegiatan rutin anak.
  • Menonton TV dapat mengajak anak untuk mengikuti berbagai aksi yang ada di TV. Oleh karena itu pilihlah film-film atau acara yang sesuai bagi anak anda. Sebaiknya beberapa nasehat perlu diberikan agar TV tidak berpengaruh negatif kepada anak.
  • Lakukan permainan yang sangat menyenangkan dan mengembangkan imajinasi anak anda melalui bermain bayangan atau melalui cerita.
  • Lakukan permainan yang merangsang gerak motorik jari anak anda dengan berlomba menjepit baju, agar tangan terbiasa bergerak sebelum anak belajar menulis.
  • Buatlah sandiwara dengan boneka sederhana, biarkan anak anda memainkan boneka-boneka tangan ketika melakukan sandiwara tersebut.
  • Lakukan permainan dengan mengenakan pakaian secara cepat. Latihlah anak-anak anda untuk mengenakan pakaian sendiri melalui permainan ini. Kegiatan ini menyenangkan untuk dilakukan sendiri, tapi akan lebih menyenangkan bila ia memiliki teman bermain.
  • Memantulkan balon dengan tangan di ruangan. Usahakan balon tidak jatuh ke bawah. Buatlah pertandingan, yang paling lama adalah yang menang.
  • Mengajarkan anak anda mengenali kaki kiri dan kaki kanan melalui jejak kakinya sendiri.
  • Buatlah beberapa bentuk kaki yang lucu seperti kaki macan atau kaki gajah. Biarkan anak anda memakainya dan berimajinasi dengan kaki-kaki tersebut.
  • Ajak anak berjalan di atas kertas koran. Permainan yang menyenangkan ini dapat anak anda lakukan di dalam rumah (tapi jangan melakukan permainan ini di atas karpet karena tinta koran mungkin akan mengotori karpet anda yang cantik).
  • Ajak anak bermain toko-tokoan. Permainan ini dapat dilakukan pada saat hujan yang turun terus menerus, dimana anak bisa menjadi pedagangnya dan anda sebagai pembelinya.
  • Mengulang dan mengenali suatu pola kalimat merupakan langkah awal untuk belajar membaca. Anak-anak yang mengalami kesulitan dalam menyebutkan dan mencocokkan warna biasanya mengalami kesulitan dalam belajar membaca. Sediakan banyak kegiatan yang merangsang otak anak dan bacakan banyak cerita pada anak seusia ini. Pada akhirnya cara ini akan memudahkan anak anda untuk belajar membaca.
  • Permainan menebak bunyi merupakan permainan yang merangsang indra pendengaran anak anda. Bunyian bisa dari keras ke lunak atau bunyian panjang ke pendek.
  • Jika anak anda mempunyai cerita favorit yang selalu ingin dibacakan, cobalah untuk merekam suara anda yang menceritakan cerita favorit itu sehingga ia bisa mendengarnya berulang kali hanya dengan menekan tombol pengulangan.
  • Aktivitas menyodorkan benda yang berpasangan akan meningkatkan daya pikir dan kemampuan berbahasa anak anda.
  • Saat anda mengajari anak lagu anak-anak yang bersajak, pada saat itu anda juga meningkatkan kemampuan berbahasa, pendengaran, ingatan dan kepekaan anak terhadap nada.
  • Permainan mata-mata merupakan cara observasi yang baik yang dapat dilakukan oleh beberapa orang anak.
  • Permainan dengan mencari pasangan temannya. Permainan ini dapat menghangatkan suasana keluarga anda atau bisa juga dilakukan dalam pertemuan keluarga.
  • Menebak foto keluarga di acara keluarga. Biasanya dengan menutup mata, kemudian salah seorang anggota keluarga memegang salah satu foto, kemudian ditebak siapa dia.
  • Bentuk huruf biasanya banyak tersedia di toko mainan anak-anak. Permainan dengan huruf yang menyenangkan dapat mengajarkan huruf-huruf tersebut pada anak anda.

 

  1. Mengajak Anak Berkreasi
  • Permainan tradisional yang biasa dilakukan oleh orang kampung biasanya lebih kreatif dibandingkan dengan permainan orang kota. Sebagai contoh mobil-mobilan dari kulit sandal atau pelepah pisang. Walaupun sulit mencari bahan dasar mainan tersebut, sebaiknya orangtua bisa mencarikan berbagai alternatif.
  • Sempatkan anak untuk beraktivitas dengan membuat atau merangkai dedaunan yang jatuh. Bisa juga merangkai daun-daun atau bunga yang ada di pekarangan.
  • Ajaklah seluruh keluarga anda membuat kepala balon yang berwarna warni untuk permainan anak anda. Permainan ini mudah, murah dan menyenangkan.
  • Anak-anak menggambar dengan krayon atau cat warna dan melihat perpaduan warna yang membentuk warna-warna baru.
  • Anak-anak menyukai pantulan dirinya di depan cermin dengan melihat perkembangan tubuh anak. Bantulah anak anda untuk melihat perkembangan tubuhnya dengan membuat gambar potongan badan untuk didekorasi.
  • Bantulah anak anda untuk membuat gambar-gambar gelembung yang indah. Gambar ini dapat juga digunakan sebagai kertas pembungkus kado.
  • Membuat dunia dinosaurus dari tanah liat. Anak-anak pada usia ini sangat menyukai dinosaurus dan kebanyakan anak memiliki koleksinya. Anak dapat menggunakan tanah liat/lempung untuk membuat dinosaurus.
  • Anak membuat pot dari tanah liat. Ketika anak-anak bermain dengan tanah liat, anak akan mengetahui bagaimana cara membuat pot.
  • Memainkan perpaduan warna akan menyenangkan anak dan anak anda akan belajar bagaimana warna-warna terbentuk. Cara ini bisa dilakukan dengan bantuan cat air.
  • Bantulah anak anda membuat tekstur menarik dari kulit telur. Anak juga dapat menggunakan kulit telur ketika mendekorasi kartu yang unik untuk ulang tahun dan acara spesial lainnya.
  • Buatlah beberapa boneka sebesar ibu jari bersama anak anda, kemudian melihat pertunjukan anak yang menggunakan boneka-boneka tersebut.
  • Buatlah benda terbang dari kertas seperti kapal terbang bersama anak anda. Terbangkanlah dari beranda rumah dan lihat sampai sejauh mana ia dapat terbang.
  • Anak bermain dengan tanah liat. Tanah liat adalah satu dari benda seni yang paling mudah digunakan untuk anak-anak. Tanah liat juga dapat dipakai sebagai sarana latihan tangan anak menjadi lebih kuat sehingga lebih mudah untuk memegang pensil di sekolah.
  • Buatlah beberapa boneka dari sarung tangan yang mudah untuk didekorasi oleh anak anda.
  • Anak-anak menyukai wangi rempah-rempah yang berbeda tipe. Tunjukkan pada anak cara membuat rangkaian rempah-rempah dalam rangka mengenal rempah-rempah lebih dekat.
  • Kombinasi tangan dan mata yang baik dapat menyelaraskan aktivitas. Anak dapat melakukannya dengan cara mengurut atau menyusun barang rongsokan menjadi perhiasan. Anak-anak dapat menikmati perhiasannya sendiri.
  • Buatlah bersama anak sebuah lonceng yang terdiri dari kunci-kunci untuk ditaruh di taman sehingga seluruh anggota keluarga dapat menikmati alunan musik yang terjadi akibat semilir angin.
  • Permainan adonan yang berwarna warni. Ini merupakan suatu cara yang menyenangkan untuk membantu anak membuat warna-warna baru.
  • Anak menyukai mobil yang berjalan akibat tekanan oleh angin. Bantulah anak anda membuat mobil-mobilan untuk ditaruh di kamarnya.
  • Ajaklah anak membuat sebuah tikar. Anak anda akan lebih menikmati makanannya jika anak makan beralaskan tikar buatannya.
  • Ajarkan anak membuat boneka dari kaus kaki. Anak-anak akan menyukainya untuk permainan yang lebih imajinatif.
  • Anak menggambar dengan kelereng. Buatlah beberapa kertas pembungkus berwarna yang menarik dengan menggunakan kelereng sebagai alat gambar.
  • Anak-anak menyukai anyaman dan aktivitas ini untuk membantu anak mengerti bagaimana proses pembuatan anyaman.
  • Anak-anak tidak hanya menyukai mie, tapi juga suka bermain dan berkreasi dengan mie. Bagaimana pun juga mie yang dimainkan berantakan akan bermanfaat untuk kreativitas anak. Kegiatan ini lebih baik dilakukan di luar ruangan.
  • Bantulah anak anda membuat koleksi boneka dari bungkus kertas dan buatlah pertunjukan darinya untuk seluruh anggota keluarga.
  • Adonan beraroma dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk menjadi lebih kreatif.
  • Adonan bergambar sangatlah sederhana, murah dan memberi kesempatan anak untuk berkreasi dan mengenal bahan baru.
  • Anak bermain pasir dan menggambar di pasir. Anak-anak menyukai tekstur pasir dan anak akan menyukai kegiatan memberi warna pada pasir.
  • Buatlah model-model yang lucu untuk anak anda dengan menggunakan serbuk kayu dan lem.
  • Anak-anak akan senang bermain dengan sepatu. Cobalah permainan ini sehingga anak anda bisa membandingkan sepatu masing-masing anggota keluarga.
  • Membuat gambar dengan percikan. Cara yang mudah dan cepat untuk menghias dinding. Gunakan botol semprot bekas. Dan jangan buang semua botol semprot bekas karena dapat digunakan untuk kegiatan ini kembali.
  • Dengan sedikit bantuan, anak anda akan dapat membuat boneka bayi buatannya sendiri.
  • Ajaklah anak anda keluar pada malam penuh bintang dan ajarkan anak lagu “bintang kecil”. Esok malamnya, ajarkan ia untuk menggambar bintang-bintang tersebut.
  • Anak-anak senang menggambar dengan menggunakan kapur. Anak bisa menggambari jalan di luar rumah atau dinding rumah anda tanpa merasa khawatir karena kapur amat mudah untuk dibersihkan. Cobalah kesenangan baru dalam menggambar yaitu menggambar dengan kapur basah.
  • Anda tidak perlu lagi repot membeli kertas kado bila anda bisa membuatnya sendiri dengan anak anda.
  • Kegiatan belajar jahit-menjahit sangat baik untuk melatih koordinasi gerak mata dan tangan. Hal ini merupakan suatu keahlian yang dapat anda ajarkan pada anak anda.
  • Bantulah anak anda membuat balon yang dilapisi benang wol berwarna-warni dan gantungkan di langit-langit kamarnya.
  • Membuat bentuk-bentuk gambar merupakan media baru dimana anda dan anak anda dapat bereksperimen membuat gambar baru yang menyenangkan.
  • Orang-orangan dari kentang. Dengan bermacam-macam ukuran kentang, anak anda dapat membuat manusia kentang dengan sedikit imajinasi dan dilengkapi dengan pernik-pernik kecil, seperti cabai dan wortel untuk mata dan bagian tubuh lain.
  • Anak dan keluarga mewarnai bola tenis bekas. Anak-anak senang melihat bentuk dan warna baru yang muncul di sekeliling bola.

 

  1. Mengenalkan Matematika
  • Aktivitas belajar matematika yang menyenangkan dapat membantu anak anda memahami ukuran dengan mudah. Dalam permainan ini, anak akan mengenal istilah seperti: sangat besar, sangat kecil, lebih besar dari dan lebih kecil dari.
  • Permainan memilah kancing dapat membantu anak anda mempelajari persamaan dan perbedaan bentuk.
  • Anak dilatih membandingkan berat benda-benda yang ada di sekitarnya. Anak kecil seringkali mengalami kesulitan dalam memahami berat suatu benda, biasanya anak kecil menyamakannya dengan ukuran.
  • Pada saat anda bersama anak berjalan di taman kota atau di kebun, kumpulkanlah benda-benda menarik seperti dedaunan, biji-bijian, bunga, ranting, rumput, kelereng kecil dan hal lainnya untuk membuat grafik angka yang bernuansa lingkungan.
  • Menilai dan memperkirakan apa yang akan terjadi kemudian, merupakan aspek penting dalam pelajaran matematika dan IPA.
  • Anak mengalami kesulitan dalam menunjukkan waktu. Sebelum anak mengerti, anak harus mendapatkan kesan untuk setiap kegiatan. Permainan “hari-hariku” akan sangat membantu anak dalam memahami waktu. Berbeda pakaian yang dipakainya setiap hari ketika ke TK juga dapat mengenal hari. Begitu juga dengan membedakan makanan yang dimakan setiap hari.
  • Bantulah anak anda untuk memahami waktu yang telah berlalu dan memperkenalkan hari-hari dalam segala aktivitasnya.
  • Permainan angka merupakan suatu aktivitas sederhana untuk membantu anak kecil mempelajari angka-angka.
  • Menghitung klip kertas merupakan suatu permainan berhitung yang menyenangkan untuk membantu anak-anak mempelajari angka.
  • Anak diajak membentuk gambar. Anak-anak mempunyai banyak kesempatan untuk mempelajari gambar dan hubungannya dalam lingkungannya. Cobalah untuk berjalan-jalan ke taman kota bersama anak dan kumpulkan beberapa bahan alami untuk membuat gambar.
  • Kita semua mengetahui bahwa anak kecil cepat belajar. Buatlah beberapa angka dan huruf di pasir untuk memudahkan anak mempelajarinya.
  • Bantulah anak anda, mempelajari bentuk geometri dengan cara yang menyenangkan yaitu menggambar yang mudah dan sederhana.
  • Ajaklah anak menimbang benda-benda. Aktivitas seperti ini membantu anak anda belajar tentang berat dan membantu anak memahami istilah: lebih ringan dari dan lebih berat dari.

 

  1. Mengenalkan Ilmu Pengetahuan dari Lingkungan
  • Buatlah sesuatu agar anak anda bertanya mengenai hal yang sulit untuk dijawab, seperti mengapa bulan ada di langit? Atau mengapa balon memantul?
  • Gambar-gambar komunikatif berupa anak-anak sedang bermain di kolam renang dan berenang. Anak akan bertanya kenapa bisa berenang atau kenapa menjadi basah.
  • Anak melempar benda-benda di kolam, ada benda yang tenggelam dan ada benda yang mengambang. Anak-anak akan belajar dengan melakukannya sendiri, dan mengerti konsepnya ketika anak mencobanya dengan benda secara langsung.
  • Lihatlah bagaimana anak anda membedakan bau yang berbeda melalui kotak-kotak sepatu yang berbeda-beda wanginya.
  • Pucuk rumput dapat dibeli di pasar kerajinan, anak dengan mudah dan menyenangkan membuat mainan bersama anda.
  • Anak-anak selalu tertarik dengan stetoskop dokter. Belilah stetoskop mainan yang memungkinkan anak anda mendengar detak jantung anak sendiri dan biarkan anak menjadi dokter kecil di rumah anda.
  • Menjelajah kolam di pantai ketika piknik. Ketika mengunjungi pantai yang memiliki kolam bebatuan, ajaklah anak anda untuk menjelajah isi kolam itu. Anak anda mungkin akan menemukan ikan-ikan laut.
  • Permainan mencocokkan daun-daun yang sama dapat anda mainkan di kebun anda dan akan membangkitkan minat anak anda terhadap pohon dan tanaman.
  • Buatlah permainan telepon-teleponan yang sederhana dengan anak anda dan coba bisikkan sebuah rahasia melalui telepon sederhana itu.
  • Buatlah peta lingkungan rumah anda dalam ukuran yang cukup besar sehingga anak anda bisa mengelilingi lingkungan rumah anda dengan mobil-mobilannya. Ini juga merupakan salah satu cara untuk mengajarkan tentang peta.
  • Saat anda berjalan-jalan di taman dengan anak anda, coba lakukan permainan dengan menunjuk benda yang dapat menambah perbendaharaan kata anak dan bertanya mengenai benda tersebut atau apa fungsinya. Kemudian bisa juga cari lawan katanya.
  • Kemampuan mendengarkan merupakan aspek yang penting dalam komunikasi. Oleh karena itu anda harus menyediakan banyak kesempatan untuk melatih kemampuan mendengarkan sebelum ia masuk sekolah.
  • Anak menanam pohon merupakan suatu cara untuk menumbuhkan rasa cinta lingkungan dengan meningkatkan minatnya berkebun.
  • Bermain air dengan selang di kotak pasir pada hari panas sangat menyenangkan bagi anak-anak. Jangan memikirkan keadaan yang berantakan dan baju kotor yang diakibatkan permainan itu. Sebaiknya anda terlibat dalam permainan tersebut. Anda dapat juga memberikan pelajaran geografi yang menyenangkan dengan membuat contoh pulau-pulau di Indonesia.
  • Apakah anda memiliki banyak siput di kebun anda? Ajaklah anak anda memperhatikan lingkaran rumah siput dan menebak berapa usianya. Bagaimana pula berjalannya dan kehidupannya.
  • Anak anda dapat berpartisipasi membuat variasi salad dan roti isi dengan sayuran yang berasal dari tanaman sendiri.
  • Seringkali waktu dan komitmen terhadap banyak hal menghalangi anda untuk meningkatkan kualitas hubungan anda dengan anak anda. Bila anda punya sedikit waktu lain, coba rekam cerita-cerita/dongeng ke dalam kaset sehingga anak anda dapat mendengarkannya kapan saja.
  • Anak bermain dengan senter. Senter merupakan hadiah yang tepat untuk anak anda, sehingga anak akan merasa lebih nyaman berada di dalam kamar tidur yang gelap dengan senter di tangan anak.
  • Ajaklah anak anda ke kolam atau daerah berrawa, dimana anak anda dapat melihat capung-capung berterbangan.
  • Ajaklah anak anda membuat kincir angin dari kertas berwarna dan perhatikan arah putarannya ketika angin bertiup.
  • Anak anda perlu memperluas pengetahuan akan bahasa sebelum ia belajar membaca dengan mendengar cerita atau menulis cerita.

 

  1. Melakukan Kegiatan di Luar Ruangan
  • Permainan keseimbangan dengan menggunakan kantong kacang polong. Permainan ini dapat meningkatkan koordinasi gerak, keseimbangan dan kontrol tubuh anak anda.
  • Permainan sangkar burung yang dilakukan anak membutuhkan gerak cepat dan dimainkan lebih dari tiga orang anak.
  • Anak-anak bermain gelembung-gelembung sabun. Anak-anak senang meniup gelembung sabun, dan mengejar gelembung yang terbang ditiup angin. Anda bisa membuat cairan untuk membuat gelembung sabun dari sabun cuci pakaian yang ada di rumah anda.
  • Semua anak senang memainkan permainan dengan menyembunyikan suatu mainan yang kemudian mencari mainan tersebut. Anda hanya memerlukan benda plastik untuk disembunyikan oleh seorang anak, dan biarkan anak lain yang ditutup matanya menebak dimana benda itu berada.
  • Anak diam seperti patung. Salah satu permainan yang menyenangkan dan dapat dimainkan oleh beberapa anak dengan berdiam diri beberapa saat.
  • Permainan rintangan di kebun anda. Buatlah beberapa rintangan di kebun yang dapat melatih kontrol keseimbangan dan otot anak anda.
  • Anak saling tarik menarik sapu tangan. Permainan ini merupakan variasi dari permainan tarik tambang.
  • Setelah anak anda menguasai permainan melompat yang sederhana, ajaklah anak bermain lompat jingkat yang dapat meningkatkan koordinasi dan keseimbangan anak. Permainan ini juga dapat mengajarkan angka dengan cara yang menyenangkan.
  • Anak melakukan lompat tali. Aktivitas seperti ini akan meningkatkan kemampuan koordinasi dan keseimbangan anak anda.
  • Permainan dengan melempar kaleng. Tingkatkan kemampuan melempar anak dengan membuat permainan lempar kaleng dimana anak anda harus mampu menjatuhkan kaleng-kaleng yang sudah disusun serupa dengan permainan bowling.
  • Ajaklah anak anda belajar memaku kayu. Aktivitas ini meningkatkan koordinasi gerak mata dan tangan.
  • Anak melakukan permainan ular naga. Permainan ini sudah lama tapi masih sering dimainkan oleh anak-anak sekarang. Permainan ini biasa dimainkan pada saat acara liburan. Ajak anak anda dan teman-temannya untuk mencoba permainan ular naga ini.
  • Anak-anak mengerek katrol. Buatlah katrol sederhana agar anak anda dapat mengangkat beban.
  • Anak bermain dengan tali. Gunakan tali yang cukup panjang dalam permainan ini dalam rangka meningkatkan koordinasi dan kontrol tubuh anak anda.
  • Permainan balap karung sudah dilakukan sejak dulu. Ajaklah anak anda dan teman-temannya melakukan permainan balap karung. Permainan yang menyenangkan ini dapat melatih koordinasi kaki dan tangan anak anda.
  • Anak bermain masak-masakan. Anak-anak senang meniru, itu adalah cara anak merefleksikan kejadian sehari-hari yang terjadi di sekitar anak. Biarkan anak bermain masak-masakan dengan pasir.
  • Permainan “kapal berlabuh” akan mengikutsertakan banyak anak dan menuntut kerja sama yang baik antar anggota tim.
  • Buatlah beberapa sasaran di kebun anda bersama anak dan tingkatkan kemampuan melempar anak ke arah sasaran yang dituju.
  • Permainan kejar-kejaran, siapa yang dapat mengejar maka dapat hadiah.
  • Permainan tradisional yang anak anda dapat mainkan bersama teman-temannya dalam acara ulang tahun, misalnya permainan gasing yang sekarang ini sudah populer di seluruh dunia dan tidak hanya dikenal di kalangan anak-anak.
  • Permainan yang menyenangkan seperti berlari-lari dapat melatih anak anda untuk bekerja sama dengan temannya.
  • Anak melakukan permainan dengan melempar botol. Permainan ini merupakan variasi permainan bola bowling atau permainan lainnya dengan menggunakan botol.
  • Anak diikutkan mencuci mobil. Anak gembira bermain air dan senang melihat mobil yang tampak mengkilat.
  • Melempar koin ke sebuah lubang atau kotak yang dibuat. Permainan ini dapat meningkatkan kemampuan melempar anak anda.
  • Pada umumnya orang dewasa masih mengingat permainan keledai-keledaian, maka ajaklah anak anda untuk memainkannya.
  • Menemukan bunyi bel, dimana anak mencari arah bunyi bel tersebut. Permainan mendengarkan bunyi bel meningkatkan kemampuan mendengar anak anda.

 

  1. Melakukan Kegiatan Keluarga
  • Buatlah acara ulang tahun anak dengan kegiatan yang meriah dan mengundang keluarga dekat. Berbagai kegiatan dapat dilakukan anak bersama keluarga.
  • Siapkan kartu-kartu kosong yang sederhana untuk anak anda sebelum melakukan perjalanan jauh. Anak akan senang menandai atau menuliskan tempat-tempat atau benda-benda yang telah dilewati sepanjang perjalanan di kartu kosong tersebut.
  • Anak dan keluarga bersajak di dalam mobil. Anak-anak sebaiknya mempelajari kata-kata bersajak sebelum anak belajar membaca. Pengetahuan akan kata-kata yang bersajak membantu anak-anak mengenali dan menemukan kata-kata dengan akhiran bunyi yang sama. Ini adalah tahapan yang penting untuk meningkatkan kemampuan anak berbahasa.
  • Keluarga dan anak bermain petak umpet. Permainan ini dapat melibatkan seluruh anggota keluarga atau sekelompok anak.
  • Anak dan keluarga bersama-sama berbelanja di mall. Walaupun anda mungkin lebih baik meninggalkan anak anda di rumah ketika anda berbelanja, sekali-sekali mengajak anak akan membuat pengalaman yang baik dalam mendidik anak.
  • Permainan bola basket atau bola kaki. Permainan ini dapat dinikmati oleh seluruh anggota keluarga di halaman rumah atau lapangan.
  • Bila anda melakukan perjalanan panjang, atau memiliki waktu senggang maka ajaklah anak anda untuk memainkan permainan kata yang memiliki huruf awal sama. Permainan ini meningkatkan kemampuan mengenal huruf yang diperlukan dalam membaca.
  • Permainan menyambung kalimat dari kata-kata yang telah diacak atau disediakan. Bila anak anda telah lelah berlari-lari dan bermain, ajaklah anak dan kawan-kawannya untuk duduk dan melakukan permainan menyambung kalimat. Permainan ini sangat baik untuk melatih ingatan anak.
  • Mainkanlah berbagai permainan bersama anak seperti main monopoli, main ular-ularan dan main dadu bersama anak anda.
  • Permainan dengan meniru suara hewan. Permainan yang lucu dan seru ini dimainkan di waktu senggang.

 

  1. Mengenalkan Nilai-nilai Keagamaan
  • Pada bulan Ramadhan, anak bersama keluarga melakukan ibadah puasa. Anak akan mendapatkan pendidikan ruhani yang cukup baik, apalagi bila orang tua menjelaskan bagaimana hikmahnya berpuasa.
  • Ajak anak untuk membagikan zakat fitrah di hari raya Idul Fitri atau memberikan sedekah di bulan Ramadhan sehingga dapat mengajarkan anak tentang pengorbanan atau perhatian kepada orang yang tidak mampu.
  • Bangkitkan kreativitas anak anda membuat kartu tahun baru Hijriyah untuk teman-temannya, anggota keluarga lain dan tetangga.
  • Pada acara pernikahan saudara atau hari raya Idul Fitri, anak diajak menghiasi rumah. Hiaslah rumah anda dengan rantai kertas warna-warni yang khas. Rantai kertas ini menyemarakkan suasana rumah anda. Proses pembuatannya akan meningkatkan keahlian menggunting dan menempel anak anda.
  • Pada saat hari raya Idul Qurban, ajak anak melihat penyembelihan hewan qurban, terlebih qurban yang dilakukan oleh orang tua. Ajarkan hikmah di balik qurban tersebut.
  • Bantulah anak anda menulis surat untuk saudara atau kawan yang ulang tahun dengan iringan doa keselamatan dan pos-kan ke dalam kotak pos. Buatlah surat balasan untuk anak anda sehingga ia merasa senang mendapat surat balasan.

Menuliskan cerita-cerita para sahabat Nabi dan tokoh-tokoh Islam selama liburan, dan menjadi kenangan liburan itu tetap hidup

D. KEGIATAN ANAK USIA ENAM TAHUN – DELAPAN TAHUN

KEGIATAN ANAK USIA ENAM TAHUN – DELAPAN TAHUN

 

1. Melatih Kemampuan Otak

1)      Permainan dengan titik-titik dan garis penghubung. Permainan yang menguji keahlian anak anda dalam menghubungkan titik-titik dengan garis sehingga membentuk kotak.

2)      Anak pada usia ini bisa dikembangkan kemampuan otaknya dengan berbagai permainan di dalam komputer. Membaca, menulis, berhitung dan gerakan motorik halus dapat dilatih dengan mengoperasikan beberapa program komputer.

3)      Permainan yang dapat melatih ingatan sangat menyenangkan untuk dimainkan oleh seluruh anggota keluarga atau saat anak anda bermain dengan teman-temannya. Masing-masing peserta hanya perlu mengulang dengan tepat kalimat yang dikatakan peserta pertama, misalnya peserta pertama berkata “aku pergi berbelanja dan membeli baju, sepatu, kue, buah dan boneka baru”. Peserta permainan berikutnya harus mengulang kalimat ini dengan benar, dilanjutkan peserta berikutnya sampai peserta terakhir.

4)      Permainan-permainan yang menyenangkan dapat meningkatkan ingatan anak anda. Contoh, taruhlah beberapa benda kecil seperti gunting, sendok, pensil, sisir, kancing di atas baki dan biarkan sesaat supaya anak anda mengingat benda-benda yang ada di atas baki. Kemudian tutup mata anak anda. Lalu anda memindahkan beberapa benda tersebut dari atas baki. Kemudian persilahkan anak anda melihat isi baki itu lagi dan menebak benda-benda apa saja yang hilang dari atas baki.

5)      Permainan untuk menguji ketelitian dilakukan dengan cara mengubah posisi benda-benda dalam ruangan. Anda tidak perlu menggesernya, tetapi anda cukup membalikkan lukisan,  meletakkan bantal kursi di lantai, menuangkan jus ke dalam piring, dan hal kecil lainnya. Kemudian biarkan anak anda menemukan benda-benda yang tidak pada tempatnya lagi.

 

2. Memasak dan Menanam

1)      Anak anda akan lebih menyukai sate apabila bersama-sama keluarga, anak ikut membuat sate.

2)      Ajaklah anak anda untuk membantu anda di taman (pekarangan), menanam rumput dengan susunan tertentu, dan biarkan ia belajar membaca kata yang dibuat oleh susunan rumput tersebut.

 

3. Mengasah Kemahiran

1)      Anak melakukan kejar-kejaran bola. Permainan lempar bola yang dilakukan oleh sekelompok anak akan meningkatkan kemahiran motorik anak.

2)      Permainan menggiring bola dengan sapu ke dalam kotak.

3)      Dalam permainan bola, pemain boleh menggunakan semua bagian tubuhnya kecuali tangan untuk mencegah bola jatuh ke tanah dan melemparkannya ke daerah lawan.

4)      Permainan yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan. Seorang anak harus berjalan dengan buku di atas kepala dan mencegah buku itu bergeser atau jatuh.

5)      Berbagai permainan anak seperti sepatu roda, skate board, boom-boom car, dan berbagai bentuk permainan modern yang tersedia saat ini, dapat melatih kemahiran anak.

6)      Lempar bola di tepi pantai. Lakukan permainan lempar-tangkap bola ini dengan anak anda di pantai atau di taman.

7)      Permainan melompat dengan satu kaki. Saat anak anda telah menguasai melompat dengan satu kaki, berikan variasi yang lebih menantang dengan menggunakan botol plastik bekas susu atau jus.

8)      Lari membawa kentang dan upayakan tidak jatuh. Permainan ini hampir sama dengan permainan lari kelereng, hanya saja yang dibawa adalah kentang yang besar sehingga permainan menjadi lebih seru dan menantang.

9)      Anak bermain tenis dengan tembok, dimana anak memukul bola tenis ke tembok. Ini adalah cara berlatih yang baik sebelum anak anda belajar tenis.

10)  Mengejar bayangan sendiri. Variasi lain yang menyenangkan dari permainan kejar-kejaran.

11)  Bola dalam kaus kaki bekas yang kemudian dijadikan mainan dengan menarik atau memukulnya. Masukkan bola tenis ke dalam kaus kaki panjang yang bekas dan biarkan anak anda bermain dengannya di luar.

12)  Anak-anak perlu bermain dengan permainan bola (walaupun hanya menggunakan bola plastik atau balon) sebelum anak memainkan permainan bola yang sesungguhnya seperti basket atau bola volley.

13)  Bila anda mempunyai ruang lebih di rumah anda, sebaiknya anda menempatkan meja ping-pong di sana. Bermain bersama anak, walaupun sekedar memukul bola pingpong.

 

4. Menyukai Makanan

1)      Membuat bola-bola keju. Anda dapat membuat bola-bola keju yang lezat dengan dibantu tangan-tangan kecil anak anda.

2)      Membuat nasi goreng. Nasi goreng sangat mudah untuk dibuat. Masaklah nasi goreng bersama anak anda dan sajikan sebagai sarapan pagi yang istimewa bagi seluruh anggota keluarga. Beri berbagai variasi terhadap nasi goreng, misalnya dengan telur mata sapi, kacang, mentimun dan sebagainya.

3)      Membuat jelly rasa buah. Anak-anak sangat menyukai jelly dengan rasa buah, apalagi bila anak diikutsertakan dalam pembuatannya.

4)      Anak membuat bola-bola kue dari tepung. Makanan ini mudah untuk dibuat.

5)      Anak-anak sangat senang menggambar dan anda bisa menggunakan gambar anak sebagai kertas pembungkus kue.

6)      Memasak bersama anak mengajarkan banyak hal padanya seperti membaca resep bersama, menyiapkan bahan, mengikuti petunjuk yang disebutkan dalam resep kemudian menyajikannya. Membuat kue berbentuk huruf ini mengajarkan anak mengenal huruf dengan cara yang menyenangkan.

 

5. Menyanyi atau Bernasyid

1)      Tunjukkan pada anak anda bagaimana caranya bernasyid dengan menggunakan sisir dan bibir anak atau berbagai alat lainnya.

2)      Musik dengan menggunakan botol bekas minuman. Anak-anak di kelompok bermain dan taman kanak-kanak adalah pendaur ulang sampah yang terbaik. Anak selalu dapat bermain dan menemukan ide-ide baru dari sampah-sampah anda. Botol minuman yang terbuat dari plastik dan sekop pasir, dapat dibuat sebagai instrumen musik. Simpan beberapa botol bekas dan jadikan alat musik tiup untuk anak anda.

 

6. Melakukan Kegiatan dalam Ruangan

1)      Anak usia SD sudah semestinya hafal ayat bacaan salat dan sudah mempraktekkannya ke dalam salat yang sebenarnya. Berbagai kegiatan amal saleh sudah harus diketahui oleh anak usia ini seperti berbuat baik dengan orang tua dan teman di sekolah.

2)      Menonton TV pada usia ini bisa mengganggu belajarnya. Oleh karena itu diperlukan batasan-batasan agar anak tidak terpengaruh.

3)      Hiasilah kulit telur rebus dengan warna-warna yang cantik dan ceria, dan sajikan telur-telur itu untuk sarapan anak anda.

4)      Bermain badminton dan bola dalam ruangan. Badminton dan bola merupakan olahraga yang sangat populer di sekolah. Tunjukkan pada anak anda cara bermain yang mudah, hal ini  baik untuk anak yang merasa bosan di rumah bila terjadi hujan.

5)      Di dalam ruangan anak menggelindingkan kelereng. Buatlah bersama anak anda sebuah lintasan bowling untuk menggelindingkan kelereng. Sebuah permainan yang baik sebelum waktu tidur atau di hari hujan.

6)      Meniup bola pingpong bisa dijadikan sebagai permainan anak-anak.

7)      Anak bersama keluarga melakukan permainan huruf dan kata. Permainan yang dapat anda lakukan bersama anak selama perjalanan atau berada di rumah dengan anggota keluarga lain, dimana anak anda diminta untuk menyebutkan kata dengan huruf awal sesuai dengan yang anda minta.

8)      Permainan menebak benda dengan kategori tertentu yang dapat dilakukan beramai-ramai. Menebak jenis hewan, sayur-sayuran dan buah-buahan.

9)      Keluarga mengajarkan anak untuk menulis di buku harian. Hal ini, cara yang baik untuk memulai kebiasaan menulis. Agar menarik, maka berikan buku yang berwarna dan menarik. Juga berikan kejelasan tentang maksud buku harian ini.

10)  Buatlah buku “aku bisa…” yang berisi catatan tentang kemampuan-kemampuannya dalam melakukan hal-hal yang baik untuk meningkatkan kepercayaan dirinya dan kemampuannya menulis.

11)  Buatlah grafik tugas rumah bagi seluruh anggota keluarga bersama anak anda agar ia merasa dilibatkan, mau membantu dan ikut bertanggung jawab dengan tugas rumah.

12)  Aktivitas menyusun buku memungkinkan anak anda untuk mengetahui kilas balik masa-masa sebelum anak dapat mengingat. Melibatkannya dalam penyusunan buku dapat menambah perbendaharaan kata-kata dan meningkatkan kemampuannya berhitung.

13)  Anak diajak bermain dengan menebak kata-kata yang bersajak. Mendengarkan sajak merupakan kemampuan yang penting dalam proses meningkatkan kemampuan membaca anak anda. Pastikan bahwa anda telah membacakan cerita atau menyanyikan lagu anak-anak yang bersajak dan minta anak menandai kata-kata yang bersajak seperti kucing, bajing, kancing, dan lain-lain.

14)  Permainan mengeja huruf merupakan salah satu cara untuk menguji kemampuan mengeja anak, dengan cara berlomba baca buku cerita.

15)  Permainan menyusun kata dapat meningkatkan kemampuan mengeja anak anda. Kita memberi beberapa kata kepada anak kemudian kata tersebut disusun oleh anak.

16)  Tingkatkan kemampuan mengeja dan perbendaharaan kata-kata anak anda dengan kegiatan membentuk kata.

17)  Membentuk kata-kata baru dengan huruf-huruf yang sama, dapat meningkatkan kemampuannya mengeja.

18)  Bantulah anak anda menuliskan daftar belanja sebelum anda pergi berbelanja. Hal ini akan meningkatkan kemampuannya menulis.

19)  Mendengarkan anak-anak mengeja kata-kata agar anak kita bisa membaca dan menulis. Ubahlah pekerjaan rumah mengeja menjadi sesuatu yang menyenangkan sehingga mudah diingat oleh anak anda seperti membuat kartu kata-kata yang disusun berdasarkan alfabet.

20)  Buatlah pekerjaan rumah dengan teka-teki silang yang harus diisi oleh anak anda.

 

7. Mengajak Anak Berkreasi

1)      Buatlah kertas pembungkus yang unik untuk sampul buku anak anda selama liburan berlangsung. Beberapa contoh sampul yaitu dengan menggunakan cetakan apel atau buah-buahan lainnya.

2)      Anak menggambar dalam gelap. Kegiatan bersama keluarga ini dilakukan di malam hari, terutama ketika ada hujan dan lampu mati.

3)      Bantulah anak anda membuat kalung penuh warna dengan menggunakan manik-manik sebagai hadiah untuk sahabatnya.

4)      Kumpulkan banyak benda pantai yang cantik seperti kulit kerang, batu-batu karang kecil dan pasir putih. Berikan pada anak anda dan biarkan ia berkreasi dengan benda-benda pantai tersebut dan membuat gambar yang sangat indah.

5)      Menggambar bunga yang indah dengan menampilkan keindahan bunga-bunga di taman.

6)      Kamera merupakan hadiah yang menyenangkan anak agar ia dapat mengabadikan peristiwa-peristiwa penting dalam hidupnya.

7)      Membuat cetakan tanah liat. Anak-anak senang melihat hasil cetakan berbeda yang dibuat dari tanah liat.

8)      Anak-anak banyak yang tertarik dengan dinosaurus. Cari tahu mengenai dinosaurus, dan cobalah membuat panggung untuk  boneka dinosaurus bersama-sama anak anda.

9)      Tunjukkan kepada anak anda bagaimana membuat anyaman dari bahan di sekitar anda dan hiasilah dinding rumah anda dengan anyaman anda.

10)  Menggambar dengan menggunakan crayon. Ajari anak anda bagaimana caranya membuat warna-warna baru dari tiga warna dasar (hitam, kuning, biru).

11)  Menggambar dengan sidik jari. Anak anda dapat menggunakan imajinasinya untuk membuat bentuk-bentuk yang menarik dengan sidik jarinya.

12)  Memfoto tempat-tempat yang memerlukan tenaga untuk mencapainya, misalnya yang jauh dan tinggi. Ini merupakan cara baru untuk meningkatkan keahlian gerak motorik anak anda.

13)  Berkreasi dengan menggunakan batang es loli. Kumpulkan atau belilah batang es loli dari toko kerajinan tangan dan ajaklah anak-anak anda membuat sesuatu yang bagus dari batang es loli tersebut.

14)  Buatlah kertas kejutan bersama anak anda, coba taruh di tengah-tengah buku dan lihat reaksi sang ayah ketika ia membuka buku tersebut.

15)  Mengajarkan anak-anak dengan cara membuat mangkuk dari bubur kertas untuk dihadiahkan pada ibunya pada saat hari raya Idul Fitri.

16)  Membuat gambar di atas kaca dengan cat atau crayon berwarna. Gunakan crayon anak untuk membuat gambar berwarna yang cantik di atas kaca.

17)  Kegiatan lain yang menggunakan potongan-potongan kertas berwarna yang membantu anak anda mempelajari cara mencampur warna dan mengenal warna-warna baru yang dihasilkannya.

18)  Anak-anak senang membuat pita-pita berwarna untuk hari ulang tahun atau untuk acara-acara lainnya.

19)  Anak-anak akan menghabiskan waktu berjam-jam untuk membuat bangunan dengan menggunakan tusuk gigi, tanah liat dan kayu penghubung. Lakukan permainan ini saat anak-anak anda tidak bisa bermain di luar rumah karena hujan besar atau karena anak anda sedang tidak enak badan.

20)  Anak-anak senang memiliki kotak kecil tempat anak menyimpan barang-barang berharga mereka seperti uang. Tunjukkan pada anak-anak anda bagaimana membuat kotak kecil dari kotak/kardus bekas.

21)  Perkenalkan konsep menganyam pada anak anda dengan kegiatan menganyam ranting.

22)  Menggambar dengan kapur basah. Basahi beberapa batang kapur berwarna dengan air dan biarkan anak anda menggambar.

 

8. Menyukai Matematika

1)      Anak menggunakan kalkulator dengan bentuk yang menarik dan berwarna-warni. Aktivitas ini membuat anak anda bisa menggunakan kalkulator.

2)      Menggambar angka-angka termasuk kemampuan matematika yang penting.

3)      Anak mengukur besar dan menyeimbangkan berat benda-benda permainannya.

4)      Permainan dadu oleh anggota keluarga akan membantu anak mengenal angka. Permainan ini diiringi dengan menyebutkan angka-angka.

5)      Permainan mencari angka dengan memasukkan angka-angka ke dalam kotak.

6)      Bermain dengan bilangan ganjil dan bilangan genap.

7)      Tingkatkan kemampuan berhitung anak anda dan kemampuan melemparnya dengan aktivitas melempar bola ke lubang. Melempar sambil berhitung.

8)      Keluarga bermain lempar dadu. Permainan dadu yang menegangkan dan menyenangkan serta disukai oleh seluruh anggota keluarga.

 

9. Mempelajari Ilmu Pengetahuan dari Lingkungan

1)      Anak-anak selalu tertarik dengan makhluk kecil seperti semut dan laba-laba. Bantulah ia mempelajari semut-semut itu dengan melihat kegiatan-kegiatan semut.

2)      Ketika anak-anak lelah berenang di tepi laut atau ingin melakukan sesuatu di pantai, anda bisa berseni di pantai dengan anak-anak anda seperti menyusun kerang-kerang yang anda temukan di pantai dengan bentuk yang indah.

3)      Sepanjang tahun, anda dapat menemukan berbagai macam jenis ulat bulu di kebun anda. Anak anda akan menikmati siklus proses kehidupan ulat bulu sehingga menjadi kupu-kupu yang cantik.

4)      Jelaskan kepada anak anda bahwa tiap orang memiliki sidik jari yang berbeda. Kemudian biarkan ia mengambil sidik jari setiap anggota keluarga.

5)      Bangkitkanlah minat anak anda terhadap kegiatan memancing. Dengan memancing, anda bisa kenalkan anak tentang ikan, laut dan alam.

6)      Membuat jaring ikan sendiri memang membutuhkan waktu yang lama tapi merupakan olahraga yang menyenangkan untuk anak anda.

7)      Kebanyakan taman memiliki satu jenis bunga yang akan berbunga lebat. Ambillah bunga-bunga tersebut dan buatlah kantong berisi bunga yang dapat mengharumkan ruangan anda.

8)      Memilah dan menggambar grafik dengan menggunakan daun merupakan keahlian matematis yang penting.

9)      Bantu anak anda mengembangkan keingintahuannya dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan tentang serangga yang anda temukan di taman.

10)  Sempatkan diri anda untuk menatap langit di malam hari yang cerah bersama anak anda dan bantu anak mengerti tentang alam semesta.

11)  Anak-anak biasanya bertanya-tanya mengapa selalu matanya berair ketika memotong bawang. Akan tetapi anak tidak lagi bertanya-tanya ketika mendekatkan potongan bawang ke arah anak. Ajaklah anak anda untuk memotong bawang bersama dan jelaskan mengapa matanya mengeluarkan air mata ketika memotong bawang.

12)  Pernahkah anak anda bertanya mengapa bentuk telur tidak bulat tapi oval. Ini merupakan pertanyaan yang seringkali tidak dapat dijawab oleh orangtua. Cobalah beri penjelasan yang secukupnya.

13)  Bantulah anak anda untuk mengenali tenaga penggerak dan apa yang terjadi pada udara yang ditekan.

14)  Ajaklah anak anda mengenali bentuk-bentuk benda yang ada di sekelilingnya untuk meningkatkan kemampuan geometrinya.

15)  Mengenal proses terbentuknya ulat sutera. Anak-anak, selalu merasa ingin tahu tentang siklus kehidupan makhluk kecil; memperhatikan perubahan dari telur menjadi larva kemudian kepompong dan keluar sebagai kupu-kupu yang indah.

16)  Anak-anak akan senang memintal benang sutera dari kepompong dengan menjelaskan siklus ulat sutera.

17)  Tunjukkan kepada anak anda cara cepat untuk menguras kolam renang dengan menggunakan pipa yang sederhana.

18)  Melihat kulit dengan kaca pembesar. Seiring bertambahnya usia, kulit kita kehilangan elastisitas sehingga menjadi tua dan  berkerut. Dengan kaca pembesar, anak anda dapat melihat  perbedaan kulit pada tiap usia.

19)  Ketika anak anda mulai tertarik dengan luar angkasa dan tata surya, bantulah anak membuat tata surya sederhana yang dapat digantung di atas tempat tidurnya

20)  Bantulah anak anda mempelajari laba-laba dan jelaskan kepada anak tentang laba-laba. Contohkan sarang laba-laba yang cantik dengan gambar.

21)  Kita mengetahui betapa pentingnya matahari dalam kehidupan kita. Bantulah anak anda menyadari pentingnya matahari dengan merasakan sinar matahari.

22)  Taman kecil dalam botol besar merupakan cara yang mudah dan murah untuk membuat taman bersama anak anda. Cara ini baik untuk anak yang tinggal di apartemen atau rumah yang tidak punya pekarangan.

23)  Gunakan peta jalan kota anda untuk mengajarkan anak anda mengenali peta. Ajaklah anak jalan-jalan atau bepergian dengan menggunakan peta.

24)  Cara yang mudah untuk mendapatkan seekor cacing adalah dengan mencangkul tanah. Anak anda dapat belajar lebih banyak mengenai cacing ini.

25)  Permainan mencari benda yang ada di sekitar kita. Permainan ini dapat anda dan anak anda lakukan di halaman belakang, pantai atau taman kota.

26)  Bantulah anak anda untuk menyimpan wangi bunga yang mekar di taman dengan merangkainya menjadi bunga rampai.

27)  Sajikan keindahan taman anda dengan membuat kartu berhiaskan bunga kering dari taman anda bersama anak anda. Kartu ini merupakan kado istimewa untuk kakek-nenek, relasi dan teman dekat.

28)  Anak-anak senang bermain dengan magnet dan mempelajari cara kerja magnet tersebut. Jelaskan pada anak anda bahwa magnet terbuat dari jenis batu yang menarik logam dan besi. Magnet memiliki dua kutub, yaitu utara dan selatan yang memiliki daya tarik dan daya tolak. Biarkan anak anda bermain dengan beberapa magnet untuk mengetahui kekuatan magnet-magnet itu.

29)  Lakukan eksperimen sederhana untuk menunjukkan pada anak anda bahwa jantung anak tidak pernah berhenti berdetak melalui denyut nadi tangan.

30)  Anak diajak mengenali tekstur suatu benda. Bangkitkan minat anak anda terhadap alam sekitar dengan mengajari anak melakukan penggosokan pada permukaan suatu benda untuk mengenali tekstur benda tersebut.

31)  Walkie talkies merupakan hadiah yang tepat untuk kado ulang tahun atau ketika mendapat juara kelas. Selain melatih komunikasi juga anak dapat mengetahui proses suara bisa didengar dalam keadaan saling berjauhan.

32)  Bantulah anak anda meningkatkan pengetahuannya mengenai cuaca dan mengenali pola cuaca dengan membuat grafik cuaca yang ditempel di kamarnya.

 

10. Melakukan Kegiatan di Luar Ruangan

1)      Piring terbang dari kertas atau karton. Buatlah beberapa piring terbang yang menarik dan terbangkanlah di taman bersama anak dan lihat sejauh mana piring terbang itu dapat terbang.

2)      Permainan keluarga yang membantu anak anda mempelajari cara-cara dan peraturan bermain bola basket.

3)      Permainan dengan memasukkan gelang ke botol. Memainkan permainan ini bisa di rumah. Bantulah anak meningkatkan kemampuan melemparnya. Agar semakin merangsang, sebaiknya beri hadiah bagi yang menang.

4)      Buatlah beberapa pesawat kertas yang sederhana dan terbangkan pesawat-pesawat itu bersama anak anda dan lihatlah sejauh mana pesawat kertas itu terbang. Jika rumah anda terletak di dataran tinggi dan anda menerbangkan pesawat kertas itu dari beranda atas, serta lihatlah kemana angin membawanya.

5)      Sekumpulan anak membuat lingkaran yang kemudian berpegangan sambil berlari untuk mencari temannya yang diperangkap di tengah lingkaran teman-temannya. Terperangkap di tengah kumpulan merupakan suatu permainan yang sering dimainkan anak-anak.

6)      Memukul kantong yang didekatkan kepada anak sebagai wujud respon orang tua yang melihat anaknya bertengkar. Selain itu, bila anak anda bertengkar, buatlah kantong untuk dipukul sehingga tidak saling memukul melainkan memukul kantong tersebut.

7)      Permainan tarik tambang selalu menyenangkan untuk dilakukan pada acara piknik keluarga atau liburan.

8)      Lomba mendorong kereta-keretaan. Permainan ini mengasyikkan untuk dilakukan maupun dilihat. Semakin menarik, apabila disediakan hadiah untuk perlombaan ini.

 

11. Melakukan Kegiatan Keluarga

1)      Sangat penting bagi anak anda untuk mempelajari nasyid anak-anak yang bersajak. Sebaiknya nasyid dengan nilai-nilai Islam (seperti rukun Islam dan rukun Iman), karena dapat meningkatkan daya ingat anak dan meningkatkan keahlian fonologi yang penting bagi anak dalam belajar membaca. Selain itu, anak akan belajar tentang Islam.

2)      Permainan bingo huruf. Permainan yang dapat anak anda lakukan selama perjalanan panjang. Permainan ini akan mengajak anak bersabar.

3)      Bersajak di dalam mobil. Permainan bersajak di mobil selama perjalanan panjang yang meningkatkan kemampuan fonologi anak anda untuk menjadi pembaca yang baik.

4)      Anak bermain papan seluncur. Jika anda tidak bermain di pantai, anak anda bisa bermain papan seluncur di bukit pasir.

5)      Anak menjadi patung-patungan. Permainan dalam sebuah acara keluarga yang dapat diikuti oleh semua anak.

6)      Tontonan TV sangat efektif memberikan pengaruh kepada anak. Alangkah baiknya orang tua menyertai anak atau setidaknya memberikan pengarahan terhadap acara yang ditonton anak.

 

12. Mempelajari Nilai-nilai Keagamaan

1)      Tingkatkan petunjuk-petunjuk/instruksi yang mengarahkan anak-anak anda untuk melakukan latihan umrah atau haji. Juga ajarkan bagaimana mengamalkan salat.

2)      Ketika hari raya Idul Fitri, ajak keluarga bersama anak bernasyid Islami. Selain itu mengajarkan manfaat zakat fitrah serta hikmah yang akan diperoleh.

3)      Buatlah ketupat lebaran bersama keluarga, termasuk beberapa makanan dan minuman lebaran.

4)      Gunakan kertas emas dan perak untuk membuat kartu selamat lebaran yang cantik bersama anak anda.

5)      Bersenang-senanglah bersama anak anda saat membuat kertas pembungkus/kertas kado bernuansa lebaran. Anda dapat menghemat dan merangsang kreativitas anak.

6)      Ajarilah anak-anak anda beberapa tradisi menyambut tahun baru Hijriyah dan dukunglah anak untuk membuat janji tahun baru Hijriyah. Anak berjanji untuk selalu menjaga kamar anak agar tetap rapi atau anak selalu membereskan mainan sebelum ayah atau ibunya mulai mengomel. Sebaiknya beri juga latar belakang sejarah tahun baru Hijriyah.

E. KEGIATAN ANAK USIA DELAPAN TAHUN – SEPULUH TAHUN

KEGIATAN ANAK USIA DELAPAN TAHUN – SEPULUH TAHUN

 

  1. Melatih Kemampuan Otak
  • Kegiatan yang menguji keahlian anak anda dalam menghubungkan satu kata dengan kata lainnya khususnya kata-kata yang asing dan sulit. Atau memahami suatu titik di tengah peta sebuah kota.
  • Kegiatan mengevaluasi suatu kegiatan yang telah dilakukan oleh anak. Juga menanyakan sikap dan pandangannya terhadap suatu objek. Tanyakan kenapa terjadi tabrakan di jalan atau kenapa gelas jatuh dan pecah.
  • Anak pada usia ini bisa dikembangkan kemampuan otaknya dengan berbagai kegiatan di dalam program komputer. Dasar-dasar program komputer bisa saja dikenalkan kepada anak, seperti program Microsoft Word untuk mengetik dan berbagai keperluan surat menyurat.

 

  1. Memasak dan Menanam
  • Membuat taman miniatur merupakan cara yang baik dan menyenangkan untuk belajar menanam dan mengenal tanam-tanaman.
  • Hampir semua anak-anak menyukai bakso. Bakso sangat mudah dibuat oleh anak-anak anda.
  • Anak membuat mie goreng/rebus untuk mengisi kegiatannya.

 

  1. Mengasah Kemahiran
  • Memantulkan bola-bola plastik atau karet yang berpasangan. Bila anak anda sudah terbiasa memantul-mantulkan satu bola, coba ajak dia bermain dengan dua bola bersama anda atau anggota keluarga yang lain.
  • Anak akan sangat senang bermain lompat tali bersama teman-temannya. Ajarkan anak anda bermain lompat tali.
  • Bila anak anda sudah menguasai dasar-dasar bermain lompat tali, ajaklah ia untuk bermain lompat karet.
  • Saling mengejar dan menangkap bola sesama anak. Permainan kejar-kejaran yang cocok dimainkan dengan beberapa anak.
  • Ajaklah anak anda untuk masuk dalam satu klub olahraga atau tim olah raga yang ia senangi di tempat anda, seperti klub bola.
  • Jika anda memiliki tembok tempat memantulkan bola di rumah, ajaklah anak anda untuk melakukan permainan ini.

 

  1. Menyukai Makanan
  • Buatlah bola-bola cokelat bersama anak anda untuk disajikan dalam acara-acara keluarga. Anda dapat memasukkan bola-bola cokelat ini ke dalam kantung plastik dan memberikannya kepada anggota keluarga, tetangga sebelah, guru anak-anak, tukang koran dan pembantu rumah.
  • Makanan yang sudah siap saji seperti mie atau kentang bisa dijadikan sarana anak untuk menyukai makanan dengan cara memasak bersama.
  • Resep sederhana menggoreng kentang atau makanan gorengan yang mudah dibuat bersama anak anda.

 

  1. Melakukan Kegiatan dalam Ruangan
  • Anak sudah mulai mengamalkan kewajiban sebagai seorang muslim seperti salat dan berpuasa di bulan Ramadhan. Amal saleh yang berkaitan dengan kehidupannya juga sudah diamalkan seperti bersabar, berbuat baik dengan orang tua, tolong menolong dan jujur. Latih anak untuk beramal saleh.
  • Anak menjadi seorang kolektor benda-bendanya sendiri atau benda bekas. Kegiatan ini akan menolong anak anda untuk mengembangkan kemampuan mengorganisir.
  • Belajar menjalin akan membantu anak mengembangkan ketangkasan manualnya.
  • Bermain dengan menyampaikan pesan rahasia. Anak-anak menyukai intrik dan misteri serta menulis pesan rahasia kepada teman baiknya (sehingga saudaranya tidak dapat membaca pesan tersebut). Kemudian anak menyebutkan pesan tersebut.
  • Bermain menggunakan kamus akan menyenangkan anak anda dan anak diminta mencari jawabannya.
  • Anak berlatih mencari suatu alamat dengan menggunakan telepon direktori.
  • Ajak anak anda untuk lebih mengenal anggota keluarga yang lain dengan melihat foto keluarga besar. Orang tua kemudian memberikan penjelasan tentang silsilah keluarga.
  • Permainan dengan menebak kata. Permainan yang menguji perbendaharaan kata seluruh anggota keluarga.
  • Kebanyakan anak-anak memiliki ikatan yang khusus dengan kakek dan nenek mereka. Jaga ikatan yang indah ini dan doronglah minat anak terhadap sejarah dengan menuliskan buku berisi pengalaman-pengalaman kakek dan nenek ketika seumur anak.

 

  1. Mengajak Anak Berkreasi
  • Bantulah anak anda membuat boneka tali yang dapat digerak-gerakkan dengan menggunakan kotak atau barang-barang bekas di rumah anda.
  • Bantulah anak anda membuat perhiasan dari kulit buah untuk mereka kenakan sendiri atau sebagai kado untuk sahabatnya.
  • Anak-anak mewarnai botol dengan berbagai macam warna. Anda dapat membuatnya sebagai pajangan atau sebagai hadiah bagi tetangga.
  • Anak membuat bunga dalam pigura.
  • Tunjukkan cara membuat seni kerajinan rakyat yang berasal dari berbagai daerah pada anak anda dan terangkan padanya bahwa ini merupakan simbol kebudayaan.
  • Anak anda yang memiliki dasar-dasar menjahit akan senang sekali membuat bros serangga untuk disematkan di bajunya atau untuk diberikan pada temannya.
  • Bantulah anak anda membuat kartu dari barang-barang bekas yang dihadiahkan pada teman-temannya. Kegiatan ini membutuhkan kreativitas dan dapat menghemat uang anda.
  • Adonan dari tanah liat atau tepung yang mudah dibentuk dapat dibuat menjadi perhiasan kecil dan ornamen-ornamen lucu.
  • Rangkaian tusuk sate sangat menyenangkan dan mudah dibuat menjadi berbagai permainan bentuk.
  • Menggambar kaos baju sendiri yang sudah lama (bukan kaos baru). Anak anda akan sangat bangga memakai kaos yang telah ia gambari sendiri.

 

  1. Menyukai Matematika
  • Orang tua dan anak mencoba untuk memperkirakan jarak perjalanan yang ditempuhnya. Kegiatan ini merupakan permainan yang baik dalam mengisi waktu luang sepanjang perjalanan dalam kendaraan.
  • Kegiatan mencocokkan waktu. Anak-anak harus belajar untuk membaca waktu dan mencocokkannya dari jam dinding, jam tangan, dan jam yang ditulis oleh anda.
  • Anak menjumlahkan nilai huruf. Suatu permainan keluarga yang menyenangkan untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak anda.
  • Permainan angka jam dengan menggunakan dadu.

 

  1. Mempelajari Ilmu Pengetahuan dari Lingkungan
  • Bantulah anak anda memahami bagaimana bebatuan bisa terbentuk dengan cara membuat kristal dari gula.
  • Bantulah anak anda untuk memahami arti genetika dan peranannya dalam hidup kita, misalnya cerita kelahiran adik, bentuk fisik keluarga, warna kulit keluarga dan sebagainya.
  • Bantulah anak anda untuk belajar lebih jauh mengenai butiran air hujan dengan berbagai kegiatan.
  • Ajaklah anak anda berjalan-jalan di pantai atau semak-semak dan tugaskan anak berburu benda-benda yang ada di sekitarnya.
  • Simpanlah kenangan liburan anda di pantai dengan membuat gantungan kerang dan karang laut yang diambil dari tempat anda berlibur tersebut.
  • Ajaklah anak anda untuk mempelajari lebih jauh tentang hewan-hewan yang ada di sekitar kita seperti ayam, burung, tikus, kecoak dan sebagainya. Begitu juga hewan-hewan lainnya seperti siput.

 

  1. Melakukan Kegiatan di Luar Ruangan
  • Yoyo adalah permainan yang selalu digemari sepanjang tahun dan semua orang senang memainkannya, begitu juga permainan gasing.
  • Anak-anak membutuhkan uang saku, dan usahakan agar anak mengerti bahwa untuk mendapatkannya kita harus bekerja. Ada banyak kegiatan di luar rumah yang dapat anak lakukan untuk mendapatkan tambahan uang saku sebagai bonus dari orang tuanya, seperti mencuci mobil dan membersihkan taman.

 

  1. Melakukan Kegiatan Keluarga
  • Buku tanda tangan yang berisikan pengawasan orang tua terhadap berbagai kegiatan anak di rumah seperti salat, baca Al Quran, hafalan dan berbagai kegiatan lainnya. Buku tanda tangan ini, perlu dibiasakan kepada anak agar anak terbiasa dengan berbagai kegiatan yang baik.
  • Buku cerita yang ditulis anak tentang kehidupan keluarga, biasanya akan bermanfaat ketika anak dewasa kelak.
  • Anak-anak senang menerbangkan layangan di depan rumah, halaman atau di tepi pantai. Cobalah membuat layangan bersama anak anda.
  • Kegiatan anak dengan menyusun benda-benda dari alam. Jika anda mengajak anak anda berjalan-jalan untuk piknik, anak akan senang mengumpulkan benda-benda alam yang nantinya ditempelkan dan menjadi satuan karya seni.
  • Anak anda dikenalkan dengan nama dan fungsi yang berbeda dari setiap tanaman atau bunga.

 

  1. Mempelajari Nilai-nilai Keagamaan
  • Ketupat lebaran dan berbagai jenis kue ketika hari raya Idul Fitri. Untuk lebih menarik kegiatan ini, maka dilakukan saling memberi hadiah kue sesama anak atau dengan saudara lainnya. Lebih baik, apabila kue hadiah adalah hasil buatannya sendiri.
  • Kartu selamat lebaran yang ditulis oleh tangan anak sendiri dengan pesan-pesan yang dibuat oleh anak. Bahkan lebih baik kalau gambar dan bentuk kartu lebaran didisain oleh anak sendiri.

F. KEGIATAN ANAK USIA SEPULUH TAHUN – DUABELAS TAHUN

KEGIATAN ANAK USIA SEPULUH TAHUN – DUABELAS TAHUN

 

  1. Memasak dan Menanam
  • Anak-anak yang lebih tua akan menyenangi acara memanggang kambing (kambing guling) atau memanggang ayam.
  • Membangun kolam kecil di belakang rumah bersama teman-teman lainnya. Anak-anak itu juga bisa memelihara kecebong yang akhirnya tumbuh menjadi katak, dan anak melepaskan katak-katak tersebut di kolam kecil.
  • Mengajak anak menanam tanaman yang menghasilkan atau setidaknya tanaman yang diperlukan oleh ibu untuk memasak di dapur seperti kunyit, sayuran dan sebagainya.
  • Tunjukkan pada anak bagaimana caranya mengumpulkan spora dari suatu bunga dan tanamlah spora-spora itu di kebun anda, dan anak anda akan melihat pertumbuhan bunga tersebut.
  • Tanamkan rasa cinta anak pada kegiatan menanam dan memelihara lingkungan dengan membantu anak-anak anda membuat buku harian menanam yang berisi catatan pertumbuhan tanaman yang anak tanam di kebun. Tanaman ini juga akan meningkatkan anak untuk mengenal biologi.
  • Bantulah anak-anak anda membuat rempah-rempah wangi yang dapat anda gunakan untuk mengharumkan ruangan atau sebagai kado bagi kerabat dan teman dekat.
  • Tidak ada yang lebih enak dimakan dibandingkan dengan ubi yang baru saja diambil dari dalam tanah. Menanam ubi sangat mudah. Ajarilah buah hati anda cara menanam ubi, mengambil hasilnya dan anda dapat membeli ubi-ubi segar itu dari anak.
  • Daur ulang sangat penting untuk menjaga lingkungan dan hal ini telah digalakkan oleh berbagai pihak. Bantulah anak anda menyimpan bibit dan mendaur-ulang bibit/biji-bijian.

 

  1. Menyukai Makanan
  • Kue atau makanan yang lezat dan mudah dibuat oleh anda dan anak. Biasanya kue lezat disukai oleh seluruh anggota keluarga, khususnya kue kesenangan keluarga.
  • Hampir semua anak senang memasak khususnya anak perempuan, walaupun “bantuan” anak memasak sedikit menghambat kerja ibunya. Mengikutsertakan anak dalam kegiatan memasak sangat penting dalam proses belajar anak.

 

  1. Melakukan Kegiatan dalam Ruangan
  • Sebagian anak usia ini sudah baligh, oleh karena itu orang tua sudah harus tegas kepada anaknya dalam menjalankan berbagai nilai-nilai Islam seperti salat dan baca Quran.
  • Bantulah anak anda dalam menggunakan kamus dan mengelompokkan nama-nama hewan berdasarkan masing-masing keluarga (kelompok) hewan.
  • Memiliki sahabat pena akan mendorong anak anda untuk menulis surat dan anak anda pun dapat mempelajari tempat-tempat baru di daerah yang berbeda tanpa harus pergi ke daerah tersebut. Bahkan saat ini, anak bisa menggunakan internet di komputer dalam menjalin sahabat pena ini.

 

  1. Mengajak Anak Berkreasi
  • Perhiasan dari makanan kering. Anak anda akan senang sekali membuat perhiasan unik dari makanan kering seperti makaroni dan kacang-kacangan.
  • Perhiasan dari kertas yang dibuat anak. Anak anda akan senang membuat perhiasan sendiri dari kertas yang berwarna-warni. Juga mencocokkan warna pakaian anak dalam tiap acara atau hari-hari tertentu, misalnya pergi ke masjid, acara keluarga dan undangan pernikahan.
  • Bantulah anak anda membuat bingkai foto yang menarik untuk diletakkan di kamar anak atau untuk kado temannya yang berulang tahun.
  • Bantulah anak anda mencelup kaosnya sehingga memiliki corak yang beragam dan terlihat keren.
  • Bingkai foto dengan hiasan ranting merupakan gaya Anda bisa membuat pigura dengan hiasan ranting ini bersama anak anda. Membuatnya sangat mudah dan bahannya bisa anda dapatkan dari sekeliling anda.

 

  1. Menyukai Matematika
  • Mengajak anak untuk menggunakan kalender. Bantulah anak anda untuk memahami kegunaan kalender. Tempatkan kalender harian di kamar anak sehingga anak dapat menuliskan kegiatan pada tanggal-tanggal penting. Bantu juga anak membuat buku harian.
  • Permainan dengan menggunakan uang. Permainan ini mengajarkan anak anda yang paling besar untuk membuat anggaran dalam membelanjakan uangnya.
  • Jika anak anda telah menguasai perkalian dasar, ajari anak tentang kuadrat dan akar kuadrat serta dua bilangan angka yang berakhiran lima.

 

  1. Mempelajari Ilmu Pengetahuan dari Lingkungan
  • Ketika anda bermain di pantai, bantulah anak anda untuk meninggalkan pesan di pantai sebelum anda meninggalkannya. Pesan bisa dituliskan di kertas atau di atas pasir.
  • Dukunglah minat anak anda kepada alam dengan membuat buku harian tentang alam.
  • Banyak anak yang peduli akan lingkungannya dengan menghemat energi dan melindungi sumber alam. Cobalah eksperimen sederhana ini untuk mengetahui material apa yang terbaik sebagai penyerap panas dan bicarakan dengan anak anda apa yang harus dilakukan untuk menghemat energi peralatan rumah tangga anda.
  • Melepas atau memasang rakitan mobil-mobilan seperti mobilan tamiya atau robot-robotan. Kembangkan minat anda mengenai cara kerja suatu benda dengan cara melepas rakitannya.

 

  1. Melakukan Kegiatan di Luar Ruangan
  • Kegiatan batu loncat dan kegiatan fisik lainnya. Ajarkanlah anak anda dengan permainan fisik di luar ruangan seperti camping dan hiking.
  • Tingkatkan minat anak anda terhadap lingkungan dengan cara membantunya mencatat dan mengukur suhu udara setiap harinya.

 

  1. Melakukan Kegiatan Keluarga
  • Merekam kegiatan bersama keluarga dalam sehari dengan video. Jika anda tidak mempunyai kamera video ataupun tidak dapat meminjamnya, sewalah kamera video untuk sehari dan rekam kegiatan keluarga anda sebagai arsip yang akan anda lihat kembali di kemudian hari.
  • Permainan tebak tokoh (pejuang Islam) bisa dilakukan oleh seluruh anggota keluarga dalam berbagai acara keluarga.
  • Perhatikanlah lingkungan di sekitarmu. Ajaklah anak anda berjalan-jalan di sekitar komplek. Perhatikan benda-benda yang anda lewati dan yang terdapat dalam daftar yang anak anda buat sebelum berjalan-jalan.
  • Permainan menjelajah ini sangat terkenal di seluruh dunia. Menjelajah merupakan cara yang baik untuk memperkenalkan kegunaan kompas serta melakukan olahraga. Permainan ini biasanya ketika camping atau hiking.

 

  1. Mempelajari Nilai-nilai Keagamaan
  • Buatlah dekorasi rumah dan segala persiapan rumah ketika menghadapi hari raya Idul Fitri.

Buat jadwal libur hari raya bersama keluarga selama sepekan. Jadwalkan segala kegiatan keluarga dengan menuliskan kegiatan perjamnya, tujuan serta tempat-tempat yang akan dikunjungi.

A. KEGIATAN ANAK HINGGA USIA DUA TAHUN

KEGIATAN ANAK HINGGA USIA DUA TAHUN

 

  1. Usia Hingga Enam Bulan
  • Setiap anak memiliki karakter dan potensi yang berbeda sehingga tidak semua pesan dan perintah dari orang tua dapat diterima oleh masing-masing anak. Dan perlu diingat bahwa setiap anak memiliki keistimewaan, keunikan dan perbedaan dari anak lainnya.
  • Anak usia hingga dua bulan, mulai menggerakkan tangan dan kaki secara aktif. Anak menolehkan kepala ke samping kanan dan kiri serta mulai mengangkat kepala ketika tengkurap. Selain itu pada usia ini anak sudah dapat bereaksi terhadap bunyi lonceng dan mulai bersuara. Anak sudah bisa melihat wajah ibu dan tersenyum spontan.
  • Anak usia hingga empat bulan, sudah mulai bisa menegakkan kepala ketika didudukkan, tengkurap dan terlentang sendiri. Anak juga sudah bisa memegang mainan. Oleh karena itu, berilah rangsangan dengan memberikan benda ke tangan anak. Pada usia ini, anak mulai tertawa atau berteriak dan memandang tangannya.
  • Anak hingga usia enam bulan, sudah bisa duduk tanpa berpegangan serta bisa meraih dan menggapai. Ketika dipanggil mulai bisa menoleh ke arah suara, ia juga bisa meraih mainan di dekatnya dan memasukkan biskuit ke mulutnya.
  • Anak hingga usia empat bulan, berikan ASI seperti yang diinginkan anak, kemudian setelah empat bulan beri makanan tambahan seperti buah, biskuit dan bubur susu. Bubur susu dapat dibuat sendiri atau menggunakan bubur susu instan. Apabila ASI mencukupi maka anak tidak perlu diberi makanan tambahan.
  • Anak diusahakan tetap dalam keadaan sehat selama di perjalanan, ibu sudah mempersiapkan susu dan segala keperluan untuk bepergian seperti pakaian dan popok. Jika anda merencanakan perjalanan dengan mobil, buatlah anak anda tetap dalam keadaan baik sepanjang perjalanan menuju tempat tujuan. Hal ini untuk menjaga kenyamanan anak dan keluarga anda selama perjalanan.
  • Pada usia ini, anak anda mulai senang bergerak-gerak di tempat tidurnya. Lipatlah selimut anak dan letakkan di pojok tempat tidurnya agar ia dapat bergerak bebas dan tidak terganggu oleh selimutnya.
  • Untuk merangsang gerak anak, taruhlah mainan kesayangannya agak jauh dari jangkauannya. Anak akan berusaha memegang atau menjangkaunya.
  • Belilah popok atau diapers, tisu basah, dan susu formula untuk persediaan anak. Anak anda akan tetap menggunakan barang tersebut untuk beberapa bulan ke depan.
  • Kenakanlah baju dan celana yang mudah untuk diganti sebagai baju tidur anak. Hal ini akan memudahkan anda membuka celananya bila ia ingin buang air dan tidurnya pun menjadi tidak terganggu.
  • Jika anak anda bangun tanpa menangis, biarkan ia bermain sendiri dalam tempat tidurnya, anda tidak perlu menggendongnya. Saat yang tenang ini memungkinkan anak akan buang air atau bahkan tertidur lagi dengan sendirinya.
  • Jika anak tampak bersin atau tersedak, sebaiknya jangan panik. Biarkan beberapa detik agar ia mengeluarkannya sendiri secara reflek.
  • Jika anda memerlukan pengasuh anak untuk waktu yang cukup lama karena anda mengikuti suatu acara, maka carilah saudara atau teman dekat anda untuk menemani anak. Atau coba gunakan dua pengasuh anak yang bekerja dengan waktu bergantian. Bila anda hanya mampu membayar satu pengasuh anak, ajaklah anggota keluarga lain untuk membantu.
  • Membedaki merupakan salah satu cara yang terbaik untuk mengatasi gatal-gatal pada anak khususnya karena kencing. Sediakanlah selalu bedak anak untuk mengatasi kegatalan dan agar membuatnya nyaman kembali.
  • Sediakan selalu susu tambahan (susu botol) bagi anak apabila sudah berkurang atau tidak menggunakan lagi ASI. ASI bagi anak, sebaiknya diberikan hingga umur dua tahun.
  • Hati-hati terhadap sesuatu yang anak makan dan telan. Sebaiknya mencegah kemungkinan benda-benda yang berbahaya di sekitar anak yang nantinya mungkin dimasukkan ke dalam mulut anak.
  • Makanan dalam bentuk bubur diperlukan bagi tambahan makanan anak. Makanan padat pertama bagi anak akan membantu merangsang koordinasi gerak mulut dan tangan anak. Penelitian membuktikan bahwa makanan bubur ini sangat baik untuk anak, jadi jangan ragu untuk memberikannya pada anak anda.
  • Simpanlah mainan atau barang-barang anak anda pada tempat yang baik. Terkadang barang-barang tersebut akan diperlukan pada waktu lain. Saat ini, mungkin anak bosan, tapi tidak pada masa berikutnya.
  • Jangan sekali-sekali meremehkan kemampuan mengingat anak anda. Cobalah gendong anak anda kemudian dibawa keluar rumah di pagi hari untuk berjemur. Bisa juga membawa anak-anak berjalan melalui jalan yang sama setiap hari. Biasanya anak dapat mengingat jalan-jalan yang biasa anda lalui berdua.
  • Jika anak anda senang berguling dan tengkurap saat anda mengganti popoknya, gantilah popoknya saat ia sedang tengkurap. Ikuti gerakan anak dan jangan memaksa anak mengikuti gerakan kita.
  • Bawalah anak ke toko binatang peliharaan, setelah lima bulan bermain dengan boneka kucing. Kemudian anak akan senang melihat kucing yang asli.
  • Eluslah anak dengan kelembutan tangan anda. Sekali-kali mencium pipi anak. Tunjukkan dan katakan pada anak anda setiap hari bahwa anda mencintainya.
  • Sebaiknya anda menabung uang untuk mempersiapkan anak di masa depan. Tentunya perlengkapan dan makanan yang bergizi sangat diperlukan di masa anak sebelum usia lima tahun.
  • Untuk mengantisipasi tingkah laku dan kebiasaan anak, maka sebaiknya pelajari jadwal kegiatan anak anda. Catatlah kegiatan-kegiatannya (seperti jam ia lapar, jam ia biasa buang air besar, jam ia bermain sendiri dan lainnya) selama beberapa hari. Tulis informasi baru setiap harinya dalam catatan dan anda tempelkan jadwal tersebut di lemari anda serta beri salinannya pada pengasuh anak anda.
  • Anda juga dapat menentukan jadwal anak anda bangun tidur, mandi, makan, bermain, minum susu dan tidur. Terapkan jadwal tersebut secara bertahap setiap hari, anda tidak perlu terlalu disiplin untuk hari-hari pertama, biarkan jadwal tersebut tergantung reaksi anak. Dengan cara bertahap, anak anda lama kelamaan juga akan terbiasa dengan jadwal barunya tersebut.
  • Diamlah saat anak anda mencoba untuk mengoceh atau mengeluarkan suara dari mulutnya. Beri anak kesempatan untuk mengeluarkan suara dengan memberi respon suara atau reaksi dari anda.
  • Sebaiknya anda mengikuti program bagaimana mengasuh anak dengan baik dan mengetahui apa yang harus anda lakukan saat anak tersedak.
  • Anak anda akan senang apabila anda dekat dengannya. Bila ia terbangun di tengah malam, tepuklah punggungnya agar ia tahu bahwa anda ada di dekatnya sehingga ia tidur kembali, jangan sekali-sekali digendong (sekali anda menggendongnya, ia akan terbiasa bangun dan meminta anda menggendongnya lagi di malam berikutnya).
  • Setelah menyusui anak, sebaiknya jangan langsung ditidurkan tetapi ditegakkan dahulu atau digendong kemudian baru ditidurkan. Telinga yang berair pada anak biasanya disebabkan oleh air susu atau air yang masuk ke dalam telinganya dan mengendap di dalam telinga sehingga terjadi infeksi.
  • Saat anak mulai tengkurap dan merangkak, berikan padanya benda-benda plastik seperti cangkir plastik. Biarkan ia belajar meletakkan gelas tanpa tutup ke mulutnya. Anak sangat cepat belajar dari cangkir. Gelas tanpa tutup adalah cara yang benar untuk mengajari anak minum pertama kalinya.
  • Saat anda membersihkan kamar anak, sempatkan untuk memeriksa benda-benda anak dengan teliti, buanglah benda-benda anak yang mungkin membuat anak anda tertarik untuk menelannya. Ganti seprei dan pakaian anak secara rutin, tidak saja karena kencing atau ketika anak mau mandi.
  • Pastikan barang-barang dalam rumah anda aman dari tangan anak-anak yang senang menjelajah dan meraih segala sesuatu yang menarik hatinya. Jauhkan barang pecah belah dari jangkauannya. Amankan kabel lampu di lantai, anak biasanya mencoba untuk memegang dan menariknya. Jika anda tidak dapat mencegah anak anda menjelajahi ruangan, maka pindahkan barang-barang tersebut untuk sementara.
  • Pada saat anak anda mulai merangkak, anak akan segera tertarik dengan taplak meja, telepon, dan barang-barang elektronik. Jauhkan semua itu dari jangkauannya. Dan gunakan stop kontak yang dapat ditutup secara otomatis.
  • Sajikan makanan anak yang berbeda jenisnya secara terpisah. Cara ini digunakan untuk mencegah anak bosan. Selain itu, pada masa ini anak sedang mencoba rasa dari berbagai jenis makanan yang disediakan.
  • Bila anda bekerja lembur hingga larut malam, maka ingatlah bahwa ada pekerjaan lain yang menunggu di rumah yaitu mengurus anak.
  • Jangan marah ketika anda tidak dapat memahami apa yang dimaksud anak. Hal ini terjadi karena anak belum mampu mengekspresikan maksudnya dan anda juga belum terbiasa menangkap apa yang dimaksud anak.
  • Orang yang paling memahami anak anda adalah anda sendiri bukan dokter atau orang lain.
  • Bila anda tinggal dengan anggota keluarga lain/kerabat anda, biasakan memanggil mereka dengan sebutan “kakek/nenek”, “tante”, “ammu/om” dan “kakak”, agar anak anda terbiasa memanggil mereka dengan sebutan itu.

 

  1. Usia Enam Bulan – Sembilan Bulan
  • Pada usia ini, sebaiknya anda sensitif terhadap tingkah laku anak. Apabila anak anda condong ke arah anda dengan mulut terbuka, kemungkinan ia ingin digendong, ingin makan atau mungkin ia hanya ingin mencium anda. Anak menangis mungkin ia lapar, mengantuk, sakit atau basah karena kencing. Biasanya orang tua cukup peka mengenal berbagai tingkah laku anak.
  • Apabila berat badan anak tidak naik, maka berilah makanan pendamping selain ASI seperti buah, biskuit, bubur susu atau nasi tim saring. Untuk mengetahui berapa banyak makanan tersebut diberikan, timbanglah bayi anda setiap bulannya.
  • Perhatikan setiap perkembangan anak. Ada beberapa anak yang tidak pernah merangkak tetapi langsung duduk. Mereka belajar duduk, kemudian langsung berdiri dan tanpa anda sadari mereka sudah bisa berlari.
  • Anak usia enam hingga sembilan bulan, semestinya sudah dapat mengambil dengan tangan kanan dan kiri, sebagian anak ada yang bisa berdiri berpegangan dan menjepit. Selain itu juga dapat bersuara bu… bu… dan melambaikan tangan. Latihlah anak anda melakukan hal-hal tersebut.
  • Berikan bedak ke badan anak atau popok agar anak tidak gatal dan agar berbau harum. Bedak ini berfungsi sebagai pelindung bagi kulit anak pada saat ia mengenakan popoknya dan buang air. Bedak juga dapat menyejukkan kulit anak dan memungkinkannya untuk tetap segar. Bila anak anda mengalami ruam akibat popok jangan lupa untuk mengoleskan bedak atau obat pada pantatnya.
  • Banyak orang beranggapan bahwa begitu anak belajar merangkak atau berjalan, maka beban orang tua sudah berkurang. Sebenarnya mengurus anak jauh lebih susah pada saat ia mulai berjalan karena ia mulai dapat mengambil sendiri apa yang diinginkannya dan tidak lagi digendong.
  • Bila anda mengalami berbagai kesulitan, maka anda berupaya agar tidak mempengaruhi anak anda. Bersikaplah tenang dan sabar dalam mengasuh anak.
  • Pada usia ini, anak anda menyukai benda-benda yang dapat mereka masukkan ke dalam mulut mereka. Agar ia tidak tersedak akibat kebiasaannya itu, pastikan barang-barang di sekitarnya.
  • Bagaimanapun baiknya pengasuh anak anda, sebaiknya anda tetap mengontrol pengasuh anak khususnya ketika anda keluar rumah cukup lama. Anda bisa bertanya keadaan anak melalui telepon, khususnya jam-jam tertentu ketika anak makan, mandi dan tidur.
  • Biasakan anak anda bangun pagi sesuai jadwal dan tidur cepat di malam hari. Hal ini dapat dibantu dengan menggunakan jam weker .
  • Sebagai orang tua, memasak makanan untuk anak akan lebih baik manfaatnya dibandingkan membeli makanan jadi. Dengan cara ini, vitamin makanan dan gizi dapat diatur secara baik.
  • Bila anda khawatir meninggalkan anak anda yang rewel dengan orang tua anda (neneknya anak), ingatlah bahwa anak biasanya bersikap lebih manis pada orang lain dibandingkan bila ia bersama orang tuanya. Orang tua sendiri biasanya lebih cerewet sedangkan nenek dan kakeknya cenderung memanjakan.
  • Apabila anda ingin anak anda bisa berenang, maka usia enam bulan adalah usia yang mungkin untuk mengajarkan anak anda berenang. Anak anda membutuhkan waktu beberapa tahun untuk bisa berenang, jadi mulailah lebih dini. Usia enam bulan adalah waktu yang baik untuk memulainya, tapi jangan kurang dari waktu tersebut.
  • Kadang orang tua bingung menghadapi anak yang tidak mau makan. Jangan biarkan kebiasaan anak anda melempar atau membuang makanan. Bila anak tidak mau makan, mungkin anak tidak lapar atau tidak suka dengan makanan yang anda sajikan. Meskipun demikian, anda tetap harus melarangnya melemparkan dan membuang makanan. Bila anak menolak, diamkan sebentar, coba berikan makanan yang sama beberapa saat kemudian. Anda dapat mengetahui bahwa anak tidak menyukai makanan tersebut apabila anak dalam keadaan sangat lapar.
  • Bila anak anda sedang dalam keadaan menangis, anggaplah ia sedang berolahraga atau hal ini biasa dialami semua anak. Tersenyumlah kepada anak dan anakpun akan membalas tersenyum.
  • Anak tidak akan makan makanan yang tidak enak. Oleh karena itu, orang tua lebih dahulu merasakan makanan tersebut enak atau tidak enak. Apabila orang tua merasakan enak maka anakpun akan menikmatinya.
  • Tinggalkan anak kepada orang yang kita percaya. Jangan meninggalkan anak anda dengan seseorang yang terlalu tua, terlalu muda atau terlalu bodoh.
  • Untuk mempertahankan minat anak terhadap mainannya, singkirkanlah beberapa mainan lama saat ia mendapatkan mainan baru dan keluarkanlah mainan lama itu enam bulan kemudian.
  • Bila anda ingin membuang mainan anak anda karena sudah terlalu banyak, sumbangkanlah mainan yang masih bisa digunakan dengan baik ke lembaga-lembaga sosial, sekolah, rumah sakit, tempat penampungan, dan pusat rehabilitasi.
  • Bila dalam suatu pertemuan atau acara, tidak ada seorang pun yang membawa anak, sebaiknya anda pun tidak perlu mengajak anak ke acara tersebut. Begitu pula ketika anak sakit, sebaiknya tidak perlu dibawa bepergian.
  • Bubur dapat larut dengan mudah dan merupakan makanan padat pertama yang baik untuk anak. Tapi jangan taruh dalam tas atau tas popok, tetapi ditaruh dengan baik dalam kotak. Jika tidak, maka bubur akan hancur.
  • Bila anak anda tidak juga tertidur saat waktunya tidur siang, biarkan ia terjaga hingga letih dan akan tidur sendiri. Jika anak kepanasan, biarkan ia tanpa mengenakan pakaian selama 15 menit. Udara yang ia rasakan akan membuatnya terasa nyaman. Setelah itu kenakan lagi pakaiannya, beri anak sebotol susu hangat dan coba tidurkan ia lagi.
  • Sesekali biarkan anak anda menangis keras untuk beberapa menit. Menangis keras ada baiknya juga bagi anak, karena dapat menguatkan paru-parunya.
  • Orang tua tidak perlu khawatir jika anaknya tidak melakukan sesuatu yang biasa dilakukan anak seumurnya. Catatlah perbedaan tersebut dan tanyakan pada dokter anda. Mungkin saja anak anda telah melakukan sesuatu yang anak lain belum melakukannya. Jangan khawatir, kecuali dokterlah memberitahukan hal yang membuat anda menjadi khawatir.
  • Jangan terlalu kaget bila anak anda memiliki perkembangan motorik yang tidak sama dengan anak seusia lainnya. Misalnya umur enam bulan, baru mulai merangkak atau sebaliknya belum bisa tengkurap sama sekali.
  • Anak anda senang memperhatikan kegiatan anggota keluarga lainnya. Jika anda meninggalkan anak anda dengan pengasuh, tinggalkan rekaman video keluarga anda juga. Sehingga bila anak mulai rewel, pengasuh dapat memutar rekaman tersebut. Gambar dan suara yang terdapat dalam rekaman dapat membuat anak merasa nyaman dan dekat dengan keluarganya.
  • Orang tua mesti menyadari bahwa setiap anak tidak ada yang sama dan selalu berbeda. Sehingga harapan kepada anak yang satu tidak mungkin disamakan dengan harapan kepada anak yang lain atau orang tua bersikap kecewa terhadap anaknya yang satu karena membandingkan anaknya dengan yang lain.
  • Bila anak anda terjatuh dari tempat tidur, jangan beranggapan ia menyakiti dirinya sendiri. Segera periksa keadaannya, tapi jangan menunjukkan reaksi yang berlebihan saat anda memeriksanya karena dapat membuatnya takut dan menangis.
  • Ketika rambut anak anda dipotong untuk pertama kalinya, hal itu merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan untuknya, tapi lama kelamaan mereka akan terbiasa dengan pengalaman itu, oleh karena itu beri dekapan atau digendong saat gunting rambut.
  • Jangan merasa tertekan bila anak anda yang berusia enam bulan membuat anda kewalahan. Jadikan suatu hiburan ketika melihat berbagai macam tingkah laku anak. Tidak ada keinginan anak untuk menyusahkan orang tua, semua tingkah laku anak adalah reaksi atau respon dari aksi dan stimulus lingkungannya.

 

  1. Usia Sembilan Bulan – Duabelas Bulan
  • Jangan ragu untuk mengambil mainan anak yang berbahaya dari tangannya, dan mulailah sejak dini untuk mencontohkan secara benar mana yang boleh dan mana yang tidak boleh. Anak yang akan memakan makanan bekas atau benda berbahaya sebaiknya orang tua mengambil barang tersebut dari tangan anak.
  • Anak usia sembilan hingga duabelas bulan, semestinya sudah mampu berdiri tanpa berpegangan, bahkan sebagian anak sudah mampu berjalan. Anak juga sudah bisa menjepit, memukulkan mainan dengan kedua tangan dan memasukkan mainan ke gelas. Pada usia ini, anak bisa memanggil ibu/ayah, bertepuk tangan, menunjuk dan meminta serta bermain dengan orang lain.
  • Bila anak anda tidak juga mau tidur, buatlah ia menghabiskan waktu minimal setengah jam di kamar yang tenang, nyaman dan bebas. Anda dan anak perlu istirahat agar merasa segar kembali nantinya.
  • Bawalah pengasuh anak, apabila diperkirakan anak akan mengganggu acara anda. Apabila tuan rumah diperkirakan tidak mau menerima kehadiran anak maka sebaiknya anda tidak membawa anak anda bertemu.
  • Ajak anak berespon dengan orang lain diluar anggota keluarga. Kalau mungkin digendong oleh orang lain agar melatih anak untuk mau menerima kehadiran orang asing. Anak menjadi tidak takut dan akan terbiasa berinteraksi dengan orang lain.
  • Bila anda memberikan makanan padat kepada anak anda, lakukanlah setahap demi setahap. Satu jenis makanan dites lebih dulu apakah terjadi reaksi alergi atau penolakan.
  • Anak pada usia ini sudah bisa diberikan nasi tim selain bubur susu, buah dan biskuit. Namun demikian, apabila ASI masih dapat memenuhi kebutuhan anak maka tidak perlu makanan dari luar dan pemberian ASI tambahan ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan anak.
  • Ajak anak bertamasya dan berjalan-jalan bersama keluarga besar anda. Dengan cara ini anak akan mulai mengenal orang-orang di sekitarnya.
  • Anak mengalami sakit yang umum seperti panas atau demam, bisa anda gunakan obat yang dijual di pasaran (apotek). Jangan ragu untuk membeli obat generik karena obat generik mengandung zat/bahan yang sama dikandung oleh obat lain yang lebih mahal. Dikarenakan obat generik mengandung zat/bahan yang sama dengan obat yang mahal, tentu saja khasiatnya pun akan sama
  • Apabila anak anda terbangun di tengah malam sambil berteriak tapi matanya masih tertutup, janganlah anda cemas, karena hal ini mungkin disebabkan oleh gelembung udara akibat menyusu. Cobalah untuk membuatnya bersendawa agar dapat melepaskan gas dari dalam tubuh anak. Jangan terburu-buru untuk memberinya makan, hal ini dapat membuatnya lebih tidak nyaman dan membuat sang bayi akan mengeluarkan apa yang telah dimakan sebelumnya.
  • Jangan menyalahkan diri anda bila anda tidak menyadari atau tidak mampu mengatasi sesuatu yang penting untuk anak anda. Anda adalah seorang ibu bukan ilmuwan, bukan dokter atau psikolog, oleh karena itu tidak perlu kecewa apabila anda tidak bisa mengatasi berbagai masalah anak.
  • Bila anak anda menolak makanan tambahan, cobalah untuk mengurangi pemberian susu khususnya di siang hari. Susu formula membuat anak selalu merasa kenyang sehingga menyulitkan anda untuk memberikan makanan tambahan. Makanan tambahan sebaiknya diberikan setelah memberi makanan yang utama.
  • Jangan biarkan anak menyusahkan seluruh anggota keluarga. Ayah berperan sebagai ayah, ibu berperan sebagai ibu, dan anak berperan sebagai anak. Anak sudah pasti tergantung kepada orang dewasa, oleh karena itu kita harus memahami semua tingkah laku anak, bukan anak yang diminta memahami tingkah laku orang tua.
  • Anak harus diajarkan mandiri yang sesuai dengan usia perkembangannya. Tugas anda sebagai orang tua adalah untuk mengajarkan dan memberikan stimulasi pada anak. Sebagai contoh, ajarkan anak anda untuk memegang botolnya sehingga ia bisa minum dari botolnya sendiri (hal ini biasa terjadi pada usia tujuh bulan). Pada usia empat bulan anak dapat menggoyangkan mainannya dalam waktu dua detik.
  • Pastikan anak anda tersenyum terhadap orang yang mengasihinya (kepada anda) di pagi hari, apabila anak anda tidak tersenyum, mungkin anak anda sakit. Respon anak terhadap lingkungannya merupakan indikasi keadaan anak.
  • Usahakan untuk menggunakan sebuah cangkir anak sebagai pengganti botol susu. Anak akan memegang cangkir dengan perlahan sehingga anak mampu memegang cangkir dengan baik. Setelah itu, isilah dengan air sedikit demi sedikit.
  • Orang tua perlu menyadari bahwa pendidikan dini sangat diperlukan. Salah satu cara yang efektif adalah dengan memberikan perhatian kepada anak. Umumnya masyarakat menyalahkan orang tua atas sikap anaknya yang nakal, hal ini bisa saja terjadi karena orang tua tidak memberi perhatian kepada anak semenjak dini.
  • Jangan langsung panik dan menggendongnya setiap kali anak anda menangis. Anak dibujuk agar berhenti menangis dan bila sudah berhenti menangis baru digendong. Hal ini dengan sendirinya membiasakan anak tidak digendong apabila menangis.
  • Biarkan anak anda belajar sebab dan akibat, seperti menolak susu karena susunya panas, menangis karena sakit, rewel karena mengantuk dan aksi orang tua yang dibalas dengan reaksi anak.
  • Sediakan karpet plastik atau karpet karet yang tidak berbahaya dan bersih sebagai tempat bermain anak. Diharapkan dengan karpet ini, anak akan bebas bermain dan mudah dibersihkan serta tidak membahayakan anak apabila jatuh.
  • Jika anak anda masih berusia di bawah dua tahun, biasakanlah untuk menyimpan keretanya, tas keperluan anak serta mainannya di mobil anda.
  • Bila anda bersikeras membawa anak anda ke suatu acara tanpa pengasuhnya, anda harus menyediakan segala persiapannya agar anak tidak rewel.
  • Bila anak ingin merangkak dan lepas dari anda sementara anda sedang memangkunya, biarkan ia turun dari pangkuan anda untuk bermain. Jangan terlalu membiarkannya terus dalam pangkuan anda karena akan memperlambat perkembangan motoriknya.
  • Bila anak anda akan disuntik, biarkan ia bermain dengan mainannya. Ketika suster datang untuk menyuntik, rebut mainannya sebelum ia disuntik sehingga perhatiannya akan beralih ke mainan yang direbut. Setelah disuntik dan anak anda mulai menangis berikan kembali mainannya, dan katakan maaf sayang sambil tersenyum. Anak akan melupakan suntikannya, begitu ia mendapatkan mainannya kembali.
  • Bila anak anda hanya menyukai susu tertentu sebagai minumannya dan menolak lainnya. Coba berikan padanya susu formula dalam gelas bertutup yang penuh dengan warna-warna ceria, agar anak tertarik dan tidak melihat isi gelas yang sebenarnya.
  • Bila anda memutuskan membawa anak anda ke suatu acara pertunjukan, pastikan acaranya berlangsung tidak lebih dari tiga jam. Bila lebih dari tiga jam dimungkinkan anak akan rewel.
  • Bila anak anda mulai merangkak dan belajar berjalan, disarankan agar anda memindahkan furniture yang memiliki sudut tajam di rumah anda. Anak anda dapat terluka kepalanya ketika kehilangan keseimbangan berdiri dan membentur sudut furniture yang tajam. Benturan tersebut dapat membuatnya ragu untuk mencoba berdiri dan berjalan lagi.
  • Bila tidak dipindahkan furniture yang tajam tersebut, maka disarankan untuk membiarkan letak furniture tetap pada tempatnya, tapi lapisi ujungnya dengan bahan yang lunak sehingga tidak membahayakan, misalnya diberi lapisan kertas karton atau karet.
  • Bila anak anda berada di rumah sepanjang hari, ajaklah ia sesekali melihat kesibukan orang-orang di sekitarnya.
  • Bersyukurlah setiap hari pada Allah atas anak anda. Rasa bersyukur ini akan mempengaruhi sikap orang tua dalam mendidik anak. Orang tua menjadi tenang dan sabar dalam menghadapi berbagai tingkah laku anak.
  • Anak anda senantiasa memperhatikan anda setiap harinya. Suatu saat ia akan menjadi seperti anda dan melakukan apa yang anda lakukan. Pada saat ia memperhatikan anda menggosok gigi, biarkan ia mencicipi pasta gigi yang anda gunakan sehingga ia akan terbiasa dan siap menggunakannya bila giginya sudah mulai tumbuh.
  • Ketika anak mulai merespon aksi anda dengan senyum dan gerakan tubuhnya, maka saat itulah anak bisa dilatih untuk mengenal mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dikerjakan.

 

  1. Usia Satu Tahun – Dua Tahun
  • Berilah makanan padat seperti kue atau biskuit pada anak. Pada masa ini, anak mulai senang mengunyah karena gigi pertamanya mulai tumbuh. Anda mulai dapat memberikan gelang mainan dari plastik, biskuit, kue berbentuk cincin dan buah yang empuk tanpa harus dihaluskan terlebih dahulu untuk merangsang pertumbuhan giginya.
  • Letakkan mainan-mainan kesayangan anak di tempat tidurnya, sehingga ketika ia terbangun, anak dapat langsung bermain dengan mainannya dan anak tidak menangis.
  • Pada dasarnya anak akan belajar dari pengalamannya. Apabila pernah terjatuh di sebuah kursi maka anak akan menghindari kursi tersebut. Orang tua jangan bersikap terlalu melindungi anaknya. Kebanyakan anak akan bersikap hati-hati secara alami, tapi anda tetap harus mengawasi gerak gerik mereka, terutama di sekitar kolam renang. Bila anda memiliki sebuah kolam, berilah sebuah palang pintu dan sebuah sensor gerak agar anda dapat selalu mengawasinya.
  • Orang tua perlu memberikan stimulus dengan berbagai perkembangan anak. Pada usia satu tahun hingga dua tahun, anak sudah bisa berjalan, berlari, naik tangga, menendang bola, mencoret-coret dan menumpuk dua hingga empat mainan. Pada usia ini anak mulai berbicara dua hingga beberapa kata, menunjuk gambar, meminum dari gelas, memakai sendok menyuapi boneka, melepas pakaian, memakai pakaian dan menyikat gigi.
  • Sempatkanlah anda berjalan-jalan bersama anak di taman. Udara segar dapat mengembalikan tenaga anda dan anak anda.
  • Jika anda tidak ingin membiasakan anak-anak anda tidur dengan anda, tempatkanlah anak anda dalam ruangan terpisah. Apabila anak terjaga di tengah malam, anda dapat menenangkannya. Jangan jadikan kebiasaan membawa anak ke tempat tidur anda, kecuali jika anda memang ingin ia tidur dengan anda.
  • Bila anda merasa anak mengalami kesulitan dalam memahami keinginan orang tua seperti tidak berespon terhadap aksi orang tua maka sebaiknya jangan ditunda lagi untuk membawa anak anda ke ahlinya. Kebanyakan orang tua yang memiliki anak yang sulit dalam pemahaman isyarat, tidak mengetahui keadaan anak yang sebenarnya. Kesulitan dalam memahami aksi orang tua akan menimbulkan kesulitan dalam belajar kelak.
  • Ajari anak anda untuk mandiri, misalnya mengambil mainan sendiri dan biarkan bergerak menjangkau benda yang ingin dicapainya.
  • Bila anak anda terbangun dan ingin bermain dengan anda pada pukul satu malam/dinihari, tak perlu melayaninya tapi anda tetap harus mengawasinya. Sekali-kali anda melayaninya bermain, tapi jangan melayaninya terus karena anak anda akan terus terbangun dan mengajak anda bermain pada malam berikutnya.
  • Saat anda membacakan cerita pada anak anda, jangan lupa untuk menerangkan benda-benda yang ada dalam gambar dan cobalah untuk mengejanya.
  • Bila anda menyanyikan lagu Bintang Kecil untuk anak anda, gerakkan tangan anda seolah-olah tangan anda adalah bintang yang bersinar. Ajak anak bereaksi atau meniru gerakan anda. Begitu pula dengan nyanyian Balonku.
  • Berikan beberapa permainan anak yang menarik dengan bunyi-bunyian dan gerak-gerakan, seperti kodok-kodokan. Ajak anak mencari kodok-kodokan yang melompat kemana-mana dan lihatlah reaksinya yang lucu saat ia melihat kodok melompat dan melarikan diri.
  • Cegah anak anda yang menggaruk mukanya sehingga menimbulkan goresan, mengacak-acak rambutnya yang telah rapi dan mengangkat-angkat bajunya.
  • Bersenang-senanglah dengan anak anda. Cobalah bermain kuda-kudaan atau berperan sebagai badut dihadapannya maka anak akan tertawa gembira.
  • Bila anda ingin melihat sesuatu yang benar-benar alami, perhatikan cara anak anda menaiki tangga, anda tak perlu mengajari hal itu. Ia dapat melakukannya sendiri.
  • Bila anak anda mulai merangkak dan mencoba berdiri dengan bertahan pada sesuatu, jauhkan ia dari dapur karena mungkin saja ia berdiri dekat pintu oven yang panas atau memegang kompor gas. Jauhkan pula setrika dan meja setrika dari jangkauannya.
  • Perhatikan kemungkinan bila anak anda alergi terhadap popok dan susu formula yang digunakannya, bahkan anak bisa juga menjadi alergi terhadap pemakaian sabun cuci pakaian.
  • Jangan mengucapkan kata-kata yang tidak baik di hadapan anak anda, walaupun anak belum bisa langsung menyebutnya tetapi suatu saat anak akan menirukannya.
  • Jangan memberikan minuman atau makanan pada anak di malam hari sebelum tidur. Karena selain tidak baik untuk giginya, makanan dan minuman yang banyak mengandung gula akan membuatnya terjaga sepanjang malam. Bahkan, banyak minuman akan membuat anak ngompol di malam hari.
  • Jangan bertengkar dengan siapa pun, terutama dengan suami/isteri anda, di depan anak anda. Hal ini dapat membuatnya tertekan walaupun anak masih sangat kecil. Ajari anak anda untuk saling menyayangi dan menghormati antar sesamanya.
  • Cobalah ajak anak anda bermain air dalam baknya ketika memandikan anak di pagi hari atau di sore hari. Hal ini akan membuatnya lapar dan lelah sehingga ia mudah tertidur nantinya.
  • Belikan mainan anak pada saat anak sudah bosan dengan mainannya atau ketika orang tua ingin mengembangkan kegiatan bermain anaknya.
  • Kuku jari tangan dan jari kaki anak anda akan menjadi tajam bila tidak dipotong. Anak anda mungkin akan melukai dirinya sendiri dengan kukunya. Oleh karena itu jagalah agar kuku anak anda tidak lebih panjang dari jarinya.
  • Beberapa dokter tidak akan menyetujui bila anak anda menggigit-gigit benda seperti menggigit-gigit mainan yang keras saat giginya tumbuh, tapi seorang ibu akan tahu mana yang berbahaya dan yang terbaik untuk anaknya.
  • Ajak anak anda bermain dengan orang lain agar anak tidak takut dengan orang lain dan bisa berhubungan baik dengan orang.
  • Jika anda membiarkan anak anda menangis dalam tempat tidurnya, perhatikan baik-baik dan pastikan anak tidak muntah.
  • Bila anak anda tampak pemalu dan takut dengan orang lain, anda mungkin bertanggung jawab atas sikapnya itu. Mungkin ia menjadi senang menyendiri karena terlalu bergantung pada anda.Untuk menghilangkan kebiasaan ini, ajaklah anak bermain dengan orang lain.
  • Biarkan anak anda merasa tertantang dengan berbagai aksi atau respon lingkungan kepadanya. Banyak gerakan yang bisa merangsang anak untuk berespon, misalnya ciluk ba atau ambil mainan di tangannya. Ini adalah salah satu cara belajar anak.
  • Jika anda ingin anak anda menjadi anak yang baik, pilihlah teman yang baik dalam lingkungannya dan jangan bermain dengan anak yang nakal.

Bila anda mulai mengetahui bahwa anak anda mulai memahami hal-hal yang dilakukannya, maka saatnya menerapkan peraturan pada anak.

 

BAB IV Solusi Masalah Perkembangan

A. AKTIVITAS SOLUSI

SOLUSI MASALAH PERKEMBANGAN

 

Solusi masalah perkembangan anak dapat dilakukan melalui berbagai aktivitas solusi di antaranya psikoterapi dan konseling. Psikoterapi adalah penanganan yang bersifat psikis (kejiwaan) terhadap berbagai permasalahan tingkah laku anak. Berbagai jenis psikoterapi dapat digunakan dalam membantu penyelesaian masalah anak, namun demikian kesesuaian dan ketepatan penanganan ini tergantung kepada permasalahannya.

 

Secara umum, solusi masalah perkembangan yang dimaksud adalah segala usaha yang dapat digunakan untuk menangani masalah anak melalui pendekatan psikologi dan bukan pendekatan medis. Sedangkan psikoterapi merupakan usaha-usaha dalam membentuk tingkah laku anak yang dikehendaki melalui perubahan tingkah laku. Dengan demikian, psikoterapi tidak saja bersifat menyelesaikan suatu masalah tetapi juga dapat membentuk tingkah laku anak. Pendekatan psikoterapi ini lebih sesuai diarahkan kepada anak-anak sebelum usia remaja. Sedangkan pendekatan konseling lebih sesuai kepada anak usia remaja dan dewasa.

 

  1. AKTIVITAS SOLUSI

 

  1. Belajar dari Pengalaman

Belajar dari pengalaman berarti anak akan mendapatkan pelajaran langsung, informasi atau pesan yang berharga untuk merubah tingkah lakunya dari pengalamannya. Biarkan anak bebas melakukan segala kegiatan yang diinginkannya selama tidak membahayakan dan merugikan dirinya.

 

Dengan banyaknya pengalaman maka anak akan banyak belajar. Pengalaman yang tidak menyenangkan akan ditinggalkannya dan tidak diulanginya. Dari pengalaman itu mereka akan tahu bagaimana akibat menampar orang, mengejek orang dan cara bergaul dengan orang lain. Dengan kesalahan-kesalahan yang dibuat, anak akan tahu dan belajar dengan sendirinya untuk melakukan tindakan berikutnya.

 

  1. Guru Ideal dan Disiplin bagi Anak

Guru ideal adalah guru yang memiliki nilai atau karakter yang ideal sebelum mengajarkan kepada anak-anak. Sehingga contoh teladan yang ada pada guru atau orang tua dapat diikuti dengan baik oleh anaknya. Kemudian, guru memuliakan anak-anak dan meningkatkan kehalusan budi pekertinya. Upaya memperbaiki watak anak merupakan upaya memperbaiki diri sendiri juga.

 

Box

Utbah Ibnu Abi Sufyan menegaskan sewaktu ia memberi petunjuk kepada guru anaknya: “Jadikanlah upayamu memperbaiki watak anakku sebagai upaya memperbaiki dirimu, sebab pandangan mata anak-anakku terpusat pada matamu, dan barang baik yang akan mereka lihat adalah barang baik yang telah kamu saksikan, dan barang yang mereka anggap buruk adalah yang memang kamu pandang demikian.

 

“Muliakanlah anak-anak kalian dan perbaikilah budi pekertinya” (HR Ibnu Majah 2/1211 h.n 3671 dengan sanad yang dhaif).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Didiklah anak-anak kalian dengan tiga perkara, mencintai Nabi kalian, mencintai ahli baitnya dan senang membaca Al Quran. Sebab orang-orang yang mengemban tugas Al Quran itu berada dalam lindungan singgasana Allah pada hari yang tidak ada perlindungan selain dari pada perlindungan-Nya beserta para Nabi-Nya dan orang-orang yang suci” (HR Ibn Annajar dalam tarikhnya, Imam Al-Manawi mengatakan haditsnya dhaif).

 

  1. Hubungan Harmonis Orang Tua-Anak

Hubungan orang tua dengan anak sangat diharapkan agar memperoleh suatu komunikasi yang efektif dalam rangka menyelesaikan berbagai permasalahan anak. Selain kedekatan yang diperlukan antara orang tua dengan anak, juga diperlukan kewibawaan orang tua di hadapan anak agar nasihat dan pendidikan orang tua kepada anaknya menjadi efektif (dalil dapat dilihat dalam box).

 

Banyak ditemui orang tua yang tidak efektif nasihatnya kepada anak, bahkan nasihat gurunya lebih efektif. Oleh karena itu perlu juga ketegasan dan kewibawaan orang tua terhadap anaknya dengan kelembutan dan kasih sayang orang tua tanpa melanggar disiplin. Janji Allah bagi orang-orang yang melaksanakan salat lail dan membaca Al-Quran dengan tartil di malam hari akan mendapatkan kedamaian hati yang akan memudahkan hubungan orang tua-anak.

 

Agar hubungan orang tua dan anak baik maka orang tua perlu dibantu dengan beberapa cara di antaranya adalah:

  • Orang tua mencari informasi bagaimana menghadapi atau membesarkan anak.
  • Melakukan pembicaraan dengan psikiater atau psikolog dimana orang tua dapat bekerja sama memahami perasaan, mengklarifikasi masalah dan mendapatkan dukungan.
  • Orang tua memahami metode belajar dengan cara mengubah sikap anak.
  • Memanfaatkan pusat pelayanan keluarga yang menyediakan bantuan.

 

Box

Bangunlah di malam hari (untuk salat), kecuali sedikit (daripadanya), setengahnya atau kurangilah sedikit dari padanya, atau lebihkan dari padanya dan bacalah Al Quran itu sungguh-sungguh. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu “qaulan tsaqiila” (QS Al Muzamil: 2-5).

 

Rasulullah sedang bepergian seorang diri tanpa membawa senjata di tengah gurun yang sepi. Kemudian datanglah Datsur yang menghunuskan pedang, siap membunuhnya. Sambil tertawa penuh kemenangan Datsur mengejek, “Sekarang….., siapakah yang mampu menyelamatkanmu dari kibasan pedangku ini?” Sambil tetap tenang, Rasulullahpun menjawab penuh kewibawaan, “Allah”. Bagai disambar petir, nyali Datsur tiba-tiba menciut mendengar nama Allah disebut bibir Muhammad. Serta merta pedang Datsurpun terjatuh dari tangannya yang gemetar.

 

  1. Hukum Grandpa

Hukum grandpa adalah memberi perintah sebanyak-banyaknya pada anak untuk mengulangi perbuatan yang kurang benar (yang tidak dikehendaki), sebelum menjadi kebiasaan pada tingkah laku anak.

 

Hukum grandpa berarti cara pengulangan tingkah laku yang salah menjadi kegiatan yang menjemukan atau tidak tertarik karena lelah. Sebagai contoh anak yang merokok, berikan satu batang rokok untuk mengisap kemudian diberi lagi satu batang setelah habis diberi lagi hingga terasa pusing atau jemu akhirnya anak akan jera sendiri.

 

Anak yang terkena hukum grandpa akan merasa bosan, lelah, sakit atau muak sehingga akan menghentikan perbuatan tersebut. Contoh lain bila anak tidak mau tidur sore hari, biarkan mereka terjaga hingga malam. Laranglah jika mereka ingin tidur, begitu seterusnya hingga merasa bosan dan pusing, nantinya akan jera sendiri. Dengan cara demikian rasa senang yang diperoleh menjadi tidak enak.

 

  1. Kartu Pengingat

Kartu pengingat berisi kata-kata nasihat atau saran terhadap tingkah laku yang dikehendaki tetapi kemudian pengingat tersebut berkurang bahkan menghilang. Anak-anak yang sudah bisa membaca, penggunaan kartu ini cukup efektif sebagai pengingat dan penegur. Kartu pengingat dapat dipasang di kamarnya atau di ruangan kelas seperti: “Jagalah kebersihan”, “Rajin pangkal pandai”, “Hemat pangkal kaya”, “Anak baik, dambaan orang tua dan guru”.

 

Kartu pengingat ini sebagai bentuk conditioning (pembiasaan) agar anak terbiasa dengan nilai-nilai yang ada di sekitar anak tersebut. Kartu pengingat juga berupa pesan dan informasi kepada anak agar anak mengikuti tingkah laku tersebut.

 

  1. Memaafkan

Memaafkan adalah akhlak Rasulullah SAW yang dianjurkan dalam Al Quran. Rasulullah SAW memiliki segudang kisah teladan untuk memaafkan orang lain. Saat beliau diejek, dicaci maki dan dilempari kotoran binatang, tetapi beliau sabar dan tak membalas, karena menganggap mereka berlaku demikian hanya karena ketidaktahuannya.

 

Orang tua yang memaafkan anaknya akan memperbaiki hubungan komunikasi orang tua dengan anak, sehingga akan memudahkan menyelesaikan berbagai permasalahan anak. Terkadang anak bersalah bukan disengaja, tetapi karena tidak tahu dan tidak disadarinya, oleh karena itu memaafkan anak dipandang sebagai usaha yang tepat. Dengan memaafkan anak tentunya akan meringankan perasaan, emosi dan pikiran orang tua dan akhirnya memudahkan orang tua melakukan pendekatan kepada anak.

 

Box

Dan orang-orang yang menahan marah serta memaafkan orang lain dan Allah mencintai orang-orang yang berlaku baik (QS Ali Imran: 134).

 

Maka karena rahmat dari Allah, engkau bersikap lemah lembut terhadap mereka, sekiranya engkau berlaku keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan dari sekitarmu. Maka maafkanlah mereka dan mohonkan ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam sesuatu urusan (QS Ali Imran: 159).

 

  1. Memadukan Beberapa Penanganan

Banyak bentuk penanganan yang telah diberikan dalam mengatasi setiap masalah anak. Beberapa penanganan tersebut dilakukan pemaduan sehingga menjadi satu penanganan. Misalnya berbohong dapat ditangani dengan memberikan penjelasan, mengabaikan dan memberikan hukuman.

 

Pemaduan penanganan yang diberikan tergantung dari masalah dan penyebab masalah itu sendiri. Perlu atau tidaknya beberapa penanganan atau hanya satu penanganan, tergantung pada masalahnya. Terapi ini biasanya bersifat kasuistik dan individualistik.

 

Syarat Memadukan Beberapa Penanganan

  • Setiap penanganan harus selaras.
  • Tidak membebani anak atau orang tua-guru.
  • Langsung merujuk ke permasalahan.

 

  1. Memberi Contoh

Model atau contoh pengamalan tingkah laku merupakan satu kebutuhan bagi anak untuk mengikutinya. Hampir dikatakan semua tingkah laku anak adalah hasil dari mencontoh tingkah laku orang tuanya (lingkungan). Anak usia di bawah lima tahun sangat dipengaruhi oleh contoh tingkah laku lingkungannya. Oleh karena itu sebaiknya orang tua menampilkan sesuatu yang baik karena anak akan menirunya. Pada usia remaja, mencontoh kepada model-model idola menjadi suatu ciri dari remaja khususnya dalam proses mencari identitas diri.

 

Memberi contoh semakin efektif apabila orang tua dengan sengaja mengajarkan dan memperlihatkan tingkah laku secara bertahap dan jelas. Contoh yang akan ditiru anak tidak saja kegiatan motorik tetapi juga emosi orang tua dan segala kebiasaan orang tua seperti cara bicara dan bergaul. Dengan demikian, sangat diperlukan bagi orang tua memberi contoh yang baik kepada anaknya.

 

Pedoman Memberi Contoh

  • Pengaruh yang besar dalam memberikan pembentukan kepribadian adalah contoh dari orang tua.
  • Menunjukkan sikap baik. Orang dewasa yang bijak akan berusaha memberikan contoh yang baik misalnya dalam menghadapi kendala harian dengan bijaksana, sabar, dapat mengendalikan emosi, mengerjakan tugas dengan tekun, dapat menghargai karya dan menunjukkan pandangan hidup yang optimis.
  • Mengurangi sikap tidak baik, dihadapan anak.
  • Menyembunyikan sikap yang tidak baik, contohnya rasa takut.
  • Mengendalikan sikap yang tidak baik agar tidak muncul tingkah laku buruk.
  • Menghindari kontradiksi antara kedua orang tua atau guru.
  • Anak cenderung untuk meniru orang lain yang dikaguminya, yang menyayanginya atau yang dekat pada mereka.

 

Box

Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu contoh teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah (QS Al Ahzab: 21).

 

  1. Memberi Hadiah

Hadiah sebagai suatu cara untuk mengukuhkan tingkah laku agar anak mengulangi tingkah laku yang dikehendaki orang tua. Hadiah diberikan kepada tingkah laku yang baik dan yang dikehendaki oleh orang tua. Hadiah dianjurkan Nabi SAW karena mewariskan kecintaan dan menghilangkan iri hati.

 

Di zaman Nabi SAW, hadiah tidak saja berupa materi tetapi juga berupa penghargaan dengan ucapan dan tingkah laku yang menyenangkan seperti mencium anak. Anak yang diberi hadiah akan termotivasi mengulangi tingkah laku yang dikehendaki tersebut, sehingga akan menghasilkan suatu kebiasaan. Sebaliknya, dilarang seorang anak dipukul atau dihukum dengan sebab  yang tidak jelas karena anak akan bingung terhadap tingkah laku yang boleh dan tidak boleh.

 

Memberi hadiah adalah memberikan sesuatu yang menyenangkan kepada anak dengan maksud menguatkan tingkah laku yang diinginkan orang tua. Hal yang menyenangkan bisa berupa benda yang kongkrit misalnya mainan, uang, makanan, sedangkan yang tidak kongkrit adalah perhatian, penghargaan dan pujian.

 

Jenis Hadiah

  • Jenis Intrinsik. Hadiah berupa kepuasan dalam diri melalui pemenuhan kebutuhan dan tujuannya adalah rasa bangga, kontrol diri dan mempererat hubungan dengan anak. Contohnya, pelukan, ciuman dan pujian.
  • Jenis Ekstrinsik. Hadiah yang diberikan berasal dari luar dan mendapatkan kepuasan seperti mainan atau makanan.

 

Cara Memberi Hadiah

  • Orang tua memberikan hadiah yang menyenangkan setelah anak menampilkan tingkahlaku yang diinginkan.
  • Orang tua memberikan hadiah ekstra bila anak melakukan hal yang diinginkan orangtua dan sukar dilakukan bagi anak.

 

Pedoman Memberi Hadiah

  • Sebaiknya hadiah bersifat kongkrit dan diberikan sebagai pendorong untuk menghargai, memberi perhatian, menghormati dan memberi kasih sayang.
  • Mengatakan lebih dulu bahwa anak akan mendapatkan hadiah, bila melakukan sesuatu yang diinginkan.
  • Tidak diberitahu sebelumnya bahwa mereka akan diberi hadiah tetapi setelah mereka melakukan yang sesuai.
  • Memberikan hadiah bukan karena sesuatu, tapi kita suka dengan apa yang dilakukannya.
  • Memilih hadiah yang sesuai dengan kesukaan anak. Jangan memberikan sesuatu yang tidak diinginkannya karena hadiah akan menjadi tidak berarti.
  • Berilah hadiah secara teratur dan terencana.
  • Hadiah diberikan untuk suatu sikap tertentu, jelas dan kongkrit yang dilakukan anak. Jangan yang bersifat kabur.
  • Buatlah catatan untuk mengetahui perkembangan tingkah laku anak, khususnya tingkah laku yang akan dikuatkan.
  • Berikan hadiah dengan segera ketika anak melakukan tindakan yang diinginkan.
  • Perbaiki prosedur pemberian hadiah setelah meninjau keberhasilan.
  • Beri hadiah sekecil-kecilnya dengan perubahan yang besar.

 

Box

Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya (QS Asy Syams: 7-8).

 

Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat untuk mengujimu tentang apa yang diberikanNya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaNya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS Al An’am: 165).

 

Jika seseorang sedang berjalan di sebuah jalan menemukan batang yang berduri dan menyingkirkannya, maka Allah akan memujinya, dan mengampuni dosanya (HR Muslim 3/1521 h.n 1914).

 

Allah Maha Penyayang lagi menyukai kasih sayang. Dia memberikan kepada yang lembut sesuatu yang tidak diberikan kepada yang keras atau kepada yang lainnya (HR Muslim 4/2003 h.n 2593).

 

Imam Ibrahim An-Nakha’i sangat senang jika seseorang memperlakukan anak-anaknya dengan adil hingga dalam memberi ciuman .

 

Rasulullah SAW bersabda: Engkau akan mendapati seburuk-buruk manusia adalah orang yang mempunyai dua wajah, yang mendatangi suatu kaum dengan satu wajah dan mendatangi kaum yang lain dengan wajah yang lain (HR Bukahri 3/1288 h.n 3304 dan  Muslim  4/1958 h.n 2526).

 

“Hendaknya kalian saling memberi hadiah karena sesungguhnya hadiah itu akan mewariskan kecintaan dan menghilangkan iri hati” (HR Tabrani 25/162 h.n 393).

 

  1. Memberi Hukuman

Memberi hukuman merupakan suatu pemberian yang tidak menyenangkan, menyakitkan atau membosankan terhadap tingkah laku yang tidak diinginkan. Tingkah laku yang tidak dikehendaki orang tua biasanya dapat diubah dengan cara menghukumnya. Tingkah laku yang menyimpang dalam masa perkembangannya akan diluruskan dengan hukuman. Tentunya hukuman yang diberikan mesti tepat dan sesuai.

 

Hukuman diberikan apabila anak sudah diatasi dengan berbagai cara yang kemudian tidak terselesaikan. Hukuman diberikan terhadap tingkah laku yang berakibat tidak baik atau membahayakan diri sendiri atau orang lain. Walaupun hukuman ini sebagai satu cara untuk membentuk tingkah laku, tapi dilarang memukul dan mencambuk.

 

Hukuman adalah untuk menghentikan tingkah laku yang  tidak dikehendaki,  sehingga tumbuh kesadaran pribadi.

 

Ciri Hukuman

  • Konsisten atau tidak berubah-ubah.
  • Pemberiannya tepat waktu.
  • Secara bertahap, dari ringan hingga berat.
  • Hukuman tersebut harus disadari anak sebagai hukuman.
  • Hukuman adalah sesuatu yang wajar, logis dan objektif.
  • Hukuman tidak membebani mental anak.
  • Hukuman yang diberikan bersesuaian.

 

Jenis Hukuman

  • Restitusi berarti menyuruh anak untuk mengerjakan sesuatu yang tidak menyenangkan.
  • Deprivasi berarti menghentikan dan melarang perbuatan atau tingkah laku yang disenangi anak.
  • Hukuman berarti membebani dengan sesuatu yang menyakitkan atau menyedihkan.

 

Pedoman Hukuman

  • Anak sebelum diberikan hukuman, sebaiknya diberi peringatan terlebih dulu dengan hukuman yang akan diberikan.
  • Ketika hukuman diberikan, jangan perhatikan komentar atau perilakunya.
  • Hukuman yang diterapkan sebaiknya singkat dan tepat.
  • Orang tua menyatakan kesalahan atau tingkah laku yang tidak dikehendaki dan memberitahu tingkah laku yang akan diberi hukuman.
  • Memberikan beberapa alternatif hukuman.
  • Dilarang mencela perbuatan yang tidak benar.
  • Memelihara hubungan yang baik dengan anak sehingga hukuman yang diberikan tidak dikesankan sebagai permusuhan.
  • Beritahukan fakta kesalahan dan bukti-bukti kesalahan sebelum hukuman diberikan.
  • Hukuman yang diberikan sebagai penanganan terakhir.
  • Memberikan hukuman ketika anak sedang melakukan kesalahan.
  • Mengamati dampak-dampak yang terjadi setelah hukuman diberikan.
  • Mengajak anak dalam membicarakan tingkah laku yang salah tersebut.
  • Menjelaskan hukuman dengan tenang, langsung dan tidak berbelit-belit.
  • Memberikan penjelasan kepada anak secara pribadi dan tidak secara umum tentang hukuman.
  • Menceritakan akibat-akibat dari perbuatan yang tidak baik dan hukuman yang akan didapatnya.
  • Memberikan hukuman secepat mungkin.
  • Hukuman yang tepat diiringi sikap tegas dan berwibawa tapi tidak memusuhi.

 

Box

Gantungkanlah cambuk di dinding yang dapat dilihat oleh semua penghuni rumah (lihat Al-Kamil Fi Dhuafa’ Ar-Rijal 3/90 hadits ini hasan).

 

Dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman (QS An Nur: 2).

 

Jangan sekali-kali seseorang memukul wajah (HR Ahmad 5/3 h.n 20042).

 

Jika salah seorang di antara kamu memukul, janganlah memukul wajah (HR Muslim 4/2016 h.n 2612).

 

  1. Memberi Saran

Memberi saran merupakan salah satu cara untuk memberikan pengertian, pesan dan penjelasan kepada anak. Memberi saran juga berarti menyampaikan suatu ide atau gagasan ke dalam pikiran anak agar diperhatikan terutama sesuatu yang belum pernah diketahui anak.

 

Saran bukan merupakan suatu paksaan, jadi bisa dilaksanakan bisa juga tidak. Orang yang memberi saran berusaha mempengaruhi kepercayaan anak. Apabila hubungan antara orang tua dan anak baik maka apa saja yang disarankan akan diperhatikan. Biasanya saran guru lebih didengar anak daripada saran orangtuanya sendiri.

 

Pedoman Memberi Saran

  • Saran sebaiknya dapat mengarahkan pikiran anak untuk bersikap dan berperasaan secara baik. Misalnya saran kepada anaknya “Kamu terlihat capek ya…, silahkan tidur”, “Kamu akan sembuh bila istirahat”.
  • Sebaiknya menghindari saran yang negatif, dengan memakai kata “tidak” atau “jangan”, misalnya “Kamu tidak bisa bertanggung jawab” atau “Kamu biasanya kurang mampu mengerjakan matematika”.
  • Biasakan saran yang disampaikan dalam bentuk tidak langsung. Cara ini biasanya akan lebih baik karena dapat memberikan kesan bahwa gagasan bukan semata-mata milik orang lain.
  • Tunjukkan perubahan tingkah laku anak ketika memberikan saran.

 

  1. Memberikan Batasan dan Peraturan

Disiplin adalah salah satu kata kunci penting kesuksesan anak di masa depan. Disiplin berarti memberi batas dan peraturan. Disiplin ini merupakan salah satu fungsi penting dalam mengontrol tingkah laku anak terhadap suatu kebiasaan atau aturan.

 

Berilah aturan sesuai dengan kemampuan dan batasan yang bisa dilaksanakan anak karena ketidakmampuan menjalankan aturan akan menimbulkan konflik. Sedangkan kesesuaian akan dapat menimbulkan disiplin pribadi.

 

Manusia harus hidup dengan kebiasaan dan peraturan, sehingga segalanya dapat berlangsung secara teratur dan baik. Pertumbuhan anak dapat diperoleh dengan baik apabila terdapat keseimbangan antara kasih sayang dengan kontrol yang diberikan.

 

Pedoman Memberikan Aturan

  • Sebaiknya aturan diberikan secara bertahap.
  • Peraturan diterapkan secara tegas dan jelas.
  • Peraturan dan batasan yang wajar diberikan kepada anak.
  • Peraturan dapat dilaksanakan langsung oleh anak.
  • Perintah diberikan dengan cara yang positif dan menekankan kepada apa yang harus dikerjakan bukan kepada apa yang harus dihindarkan.
  • Waktu tambahan diberikan bila anak tidak dapat melaksanakan tugas yang dikehendaki.
  • Jadikan hubungan dua arah yang baik antara anak dengan orang tua atau guru.
  • Usahakan semaksimal mungkin agar anak rela melakukan sesuatu.
  • Peraturan atau tugas diberikan dengan pekerjaan yang ringan atau lebih ringan kemudian diberikan pekerjaan yang sebenarnya.
  • Kesempatan diberikan kepada anak dalam memilih dan berbicara.
  • Meninjau kembali peraturan-peraturan yang sudah dilaksanakan dan mengevaluasinya.

 

  1. Memberikan Bimbingan dan Latihan

Bimbingan orang tua kepada anaknya perlu diberikan dengan memberikan alasan, penjelasan, pengarahan dan diskusi-diskusi. Juga bisa dilakukan dengan teguran,  mencari tahu penyebab masalah serta kritikan sehingga tingkah laku anak berubah. Bimbingan dan latihan dilakukan secara bertahap dengan melihat kemampuan yang dimiliki anak kemudian ditingkatkan perlahan-lahan. Bimbingan dapat berupa lisan, latihan dan keterampilan. Bimbingan dilakukan terhadap perkembangan motorik, bicara, emosi dan sosial.

 

Bimbingan dan latihan biasa hanya dapat dilakukan kepada anak yang mulai mengerti tentang perintah, pesan dan ucapan orang dewasa. Efektifnya bimbingan diberikan kepada anak yang sudah dapat mengerti dengan apa yang dimaksud. Bimbingan akan tepat apabila disesuaikan dengan kemampuan, kebutuhan dan minat.

 

Bimbingan dengan memberikan nasihat perlu memperhatikan cara-cara sebagai berikut:

  • Cara memberikan nasihat lebih penting dibandingkan isi atau pesan nasihat yang akan disampaikan.
  • Memelihara hubungan baik antara orang tua dan anak karena nasihat akan mudah diterima bila hubungannya baik.
  • Berilah nasihat seperlunya dan jangan berlebihan. Nasihat sebaiknya tidak langsung tapi tidak bertele-tele sehingga anak tidak bosan.
  • Berikan dorongan agar anak bertanggung jawab dan dapat menjalankan isi nasihat.

 

  1. Memberikan Dorongan

Memberikan dorongan bermaksud agar anak mengikuti apa yang diinginkan oleh orang tua. Beberapa cara untuk memberikan dorongan yaitu dengan memberikan tanda atau isyarat apakah dalam memulai suatu sikap yang diinginkan atau menghentikan suatu sikap.

  • Dorongan dengan kata-kata.

Contoh:

  1. “Nanti malam kamu belajar apa?”
  2. 2 hari lagi kamu ujian”.
    • Dorongan tanpa kata-kata (sikap atau isyarat)

Contoh:

  1. Mengacungkan jari di depan bibir mempunyai arti, silahkan diam atau tenang.
  2. Berdiri tegak tanpa gerak atau mengangkat satu tangan berarti minta perhatian.
  3. Menurunkan dan merendahkan telapak tangan perlahan-lahan, menunjukkan agar suara dikurangi.
  4. Melarang suatu kegiatan dengan cara menggerakkan mata, ekspresi wajah, gerakan tangan atau tubuh.

 

  1. Memberikan Kebebasan

Memberi kebebasan kepada anak pada dasarnya memberikan penyaluran kepada anak mengembangkan potensi dirinya. Memberi kebebasan berarti anak dapat mengekspresikan dirinya seluas-luasnya dalam berbagai kegiatan sehari-hari anak.

 

Pedoman Memberi Kebebasan

  • Membiarkan anak tetapi dengan batasan-batasan yang wajar dan hanya diketahui oleh orang tua saja.
  • Menerima sifat yang dimiliki anak dan tidak memaksakan anak untuk berbuat seperti orang dewasa.
  • Orang tua bersikap sabar terhadap sikap-sikap tertentu yang anak lakukan dan secara tidak langsung memperbolehkan mereka untuk meneruskan tingkah lakunya.
  • Orang tua menerima uneg-uneg atau perasaan anak sepenuh hati dan membiarkan anak untuk mengemukakan suasana hati dan emosinya.
  • Memberikan hak kepada anak untuk mengemukakan perasaan negatif terhadap orang dewasa atau kepada orang tuanya.

 

  1. Memberikan Kegiatan Rutin

Pada dasarnya anak-anak mempunyai aktivitas keseharian yang sesuai dengan perkembangannya. Namun demikian, aktivitas ini perlu diarahkan oleh orang tua agar bermanfaat bagi anak. Kegiatan rutin harus diberikan dengan hati-hati dan konsisten, sebagai kegiatan yang teratur. Beberapa kegiatan harian ini adalah waktu tidur, bangun tidur, ke toilet, bekerja, bermain bebas dan belajar.

 

Penyusunan kegiatan rutin pada anak dalam kehidupan sehari-hari adalah bentuk paling awal mencetak kedisiplinan anak. Bentuk ini perlu untuk menggiatkan, menanamkan rasa tanggung jawab anak, belajar secara bertahap dan menimbulkan rasa taat pada peraturan yang berlaku.

 

Pedoman Memberikan Kegiatan Rutin

  • Orang tua melakukan perubahan kegiatan rutin secara fleksibel, sehingga terjadi perubahan dan perkembangan pada anak.
  • Orang tua banyak mengisi waktu bersama anak dengan membaca buku cerita dan lain-lain.
  • Orang tua memberikan izin apabila meninggalkan kegiatan rutin untuk menyelesaikan tugas yang lebih penting.
  • Anak yang melaksanakan kegiatan rutin hendaknya jangan dipaksa, tetapi harus menjadi sesuatu yang menarik. Tunjukkan secara jelas bahwa kegiatan rutin itu adalah tanggung jawabnya dan bukan perintah.

 

  1. Memberikan Kesempatan dan Penyaluran

Anak pada dasarnya memiliki potensi untuk mengembangkan dirinya dan hanya lingkungannya yang dapat menghambat potensi anak. Apabila lingkungan mendukung maka potensi anak akan semakin dapat mengembangkan diri. Beri kesempatan kepada anak dengan menjalankan aktivitas anak yang dituntut oleh perkembangannya seperti bermain, berlari-lari, berbicara dan bergaul. Pemberian kesempatan diberikan pada tingkah laku yang dikehendaki dan yang diprogram oleh orang dewasa. Sehingga anak dapat mengungkapkan potensi dan emosinya.

 

Potensi anakpun perlu disalurkan dengan mengikuti kehendak dan minatnya, sehingga potensi dapat dikembangkan. Penyaluran dapat dilakukan dengan mendengarkan uneg-uneg atau perasaan dan emosinya. Selain itu, penyaluran emosi juga dilakukan dengan cara bermain, bercerita dan menangis.

 

  1. Memberikan Perhatian dan Empati

Beberapa bukti menunjukkan bahwa Rasulullah SAW memberikan perhatian kepada anak-anak seperti Rasulullah SAW mempercepat salatnya karena mendengar anak menangis, menciumi anak-anak, mengasihi, memperlama sujudnya ketika cucunya menaiki punggung Nabi, turun dari mimbar dan menggendong anak yang terjatuh. Rasulullah sama sekali tidak menganjurkan memukul anak kecuali anak yang malas salat ketika berumur sepuluh tahun. Beliau sangat menyayangi anak-anak.

 

Setiap anak balita belum memiliki kemandirian dari segi perkembangan apapun. Anak belum mandiri dari perkembangan bicara/bahasa, sosial, fisik, emosi dan kognitif. Anak butuh perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya. Tingkat kebutuhan ini seiring dengan ketidakmampuan dan ketergantungan anak pada orang dewasa.

 

Orang tua yang memberikan perhatian dan kasih sayang yang wajar akan membangun pribadi anak menjadi positif. Pendekatan terhadap anak sebaiknya dengan empati yaitu merasakan dan menghayati perasaan dan keadaan anak, sehingga anak merasakan penerimaan dari orang tua dan guru.

 

Box

Suruhlah anak-anakmu mengerjakan salat pada usia 7 tahun, dan pukullah mereka jika pada usia 10 tahun mereka meninggalkan salat. Serta pisahkanlah mereka (anak laki-laki dari anak perempuan) ketika tidur (HR  Hakim 1/311 h.n 708).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya saya pernah melakukan salat, dan saya bermaksud memperlama dan memperpanjang salat saya tersebut. Lalu saya mendengar suara tangisan bayi, maka saya pun memperpendek salat, sebab saya tahu, perasaan hati ibunya dengan tangisan anak tersebut” (HR Bukhari 1/296 h.n 830 dan Muslim 1/342 h.n 470).

 

Dari Abu Hurairah RA bahwa suatu hari Al-Aqra bin Habis melihat Rasulullah SAW sedang menciumi Al-Hasan. Kemudian Al-Aqra memberitahukan kepada Rasulullah SAW bahwa dia memiliki sepuluh anak tetapi belum pernah mencium salah seorang di antara mereka. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidak menyayangi maka dia tidak akan disayangi” (HR Bukhari 5/2235 h.n 5651 dan Muslim 4/1808 h.n 2318).

 

Anas RA mengatakan, “Belum pernah saya melihat orang yang lebih mengasihi keluarganya bila dibandingkan dengan Rasulullah SAW” (HR Muslim 4/1808 h.n 2316).

 

Aisyah RA menceritakan bahwa suatu ketika datang Arabi kepada Rasul SAW. Dan berkata, “Apakah engkau menciumi mereka (anak-anak), sedang kami belum pernah melakukan hal itu?” Maka beliau pun menjawab, “Tiada kuasa aku (menolong kamu) jika Allah telah mencabut sifat belas kasih dari hatimu” (Hadits Sahih riwayat Bukhari 5/2235 h.n 5652 dan Muslim 4/1808 h.n 2317).

 

Abdullah berkata: Rasulullah SAW  salat pada suatu ketika, ketika beliau sedang sujud, meloncatlah Hasan dan Husain ke atas punggungnya, para sahabat ingin melarang mereka berdua, namun Rasulullah SAW memberi isyarat agar mereka membiarkan mereka berdua. Ketika beliau telah selesai melaksanakan salat, beliau meletakkan mereka berdua di dalam pangkuannya dan kemudian berkata: Barang siapa yang mencintaiku hendaklah mencintai keduanya (HR Ibnu Khuzaimah 2/48 h.n 887).

 

Beliaupun pernah salat sambil menggendong cucunya yang lain, Ummah, beliau meletakkan Ummah di sisinya saat sujud, untuk kemudian menggendongnya ketika posisi berdiri (HR Muslim 1/385 h.n 543).

 

Rasulullah bahkan pernah menghentikan khutbahnya, turun dari mimbar sekedar hanya untuk memeluk Hasan dan Husain yang saat itu terjatuh setelah berkejar-kejaran. Sesudah itu naik kembali ke mimbar, beliau berkata, “Hai manusia, sesungguhnya harta dan anak-anak kalian itu fitnah dan ujian. Kalian lihat sendiri bagaimana aku melihat anak-anak itu berlarian dan terjatuh. Ternyata aku tak sanggup melihatnya, lalu aku turun dari mimbar dan menggendong keduanya ke sini” (HR Ibnu Khuzaimah 3/151 h.n 1801).

 

  1. Memberikan Tantangan

Tantangan merupakan sesuatu yang dapat mengembangkan potensi anak. Sebaliknya bagi anak yang bermasalah, tantangan akan semakin menambah masalah anak. Cara mudah untuk menimbulkan motivasi pada anak adalah memberikan tantangan atau peringatan yang bersifat tantangan, misalnya: “Ibu guru percaya kamu bisa menggambar lebih bagus lagi, coba gambar”, “Apakah kamu dapat membuat menara yang lebih tinggi?”

 

Pernyataan atau situasi menantang sangat efektif bagi anak yang mampu melaksanakan tantangan tersebut. Dengan tantangan, diharapkan anak memiliki motivasi mengerjakan suatu tugas. Orang dewasa atau guru harus memberi perhatian, terlihat tertarik, kagum dan senang pada saat anak menerima tantangan.

 

  1. Membuat Tahapan

Membuat tahapan dalam mendidik anak adalah suatu kenyataan yang sudah dipahami oleh semua pihak. Tanpa tahapan, pendidikan tidak akan berhasil. Selain mendidik secara bertahap, penanganan masalah juga harus dilakukan secara bertahap. Memberikan tugas dan penanganan secara bertahap bertujuan juga untuk memodifikasi (merubah) perilaku.

 

Sikap atau tingkah laku anak sulit untuk diubah secara langsung, oleh karena itu perlu dilakukan secara bertahap. Contoh cara bertahap untuk masalah motorik adalah ketika anak belum bisa meloncat, maka anak harus bertahap mampu merangkak, duduk, berdiri, berjalan, berlari kemudian meloncat.

 

Cara mengatasi anak yang pemalas dan bangun kesiangan dilakukan dengan memberikan catatan pada setiap tahapan tingkah laku yang akan dikehendaki. Bila dilakukan secara perlahan dan teratur hasilnya si anak tidak merasa berat melaksanakan tugas yang mulanya dianggap berat. Cara ini akan menimbulkan rasa percaya diri dan menghargai karya dirinya.

 

  1. Membujuk

Membujuk bertujuan untuk mempengaruhi anak. Membujuk adalah salah satu cara mempengaruhi anak untuk mengerjakan sesuatu dengan membangkitkan emosi, motivasi dan cita-cita. Karena manusia banyak dikendalikan oleh emosi maka bujukan dengan membangkitkan emosi merupakan cara yang cukup efektif.

 

Pedoman Membujuk

  • Membuat daya tarik dengan kata-kata.
  • Mengajak melakukan sesuatu yang disenangi.
  • Membujuk berarti menunjukkan tujuan atau hasil yang akan diperoleh dari perbuatan tersebut. Hasil yang akan diperoleh dari membujuk ini dihubungkan dengan salah satu kebutuhan, tujuan dan emosi anak misalnya kesenangan, hiburan atau penilaian.
    1. “Kelihatannya yang ini menarik sekali”.
    2. “Yang ini lucu dan mudah mengerjakannya”.
    3. “Makanan yang ini enak sekali, coba satu rasakan”.
    4. “Jundi, kalau mau jadi pemain sepak bola, makan dulu biar kuat”.
    5. “Kamu bagus, nilainya baik dan kelihatan lebih dewasa”.
  • Dalam membujuk sebaiknya tidak dengan irama kalimat yang datar karena hal ini tidak akan menarik perhatian anak. Sebaiknya dengan suara kalimat yang berirama atau intonasi yang bergaya seperti iklan atau di radio/televisi akan lebih menarik. Hal ini akan menimbulkan imajinasi, rasa dan bersifat dramatis.

 

  1. Memohon

Memohon berarti meminta anak agar mengerjakan sesuatu yang dikehendaki orang dewasa. Anak akan memenuhi permohonan bila disampaikan dengan ramah dan baik. Misalnya: “Ibu butuh bantuanmu, maukah menolong ibu”. Meskipun terhadap anak kecil, sebaiknya permohonan yang disampaikan berbentuk menyenangkan. Untuk lebih baiknya, permohonan menggunakan perkataan “silahkan”. Cara ini akan mempermudah anak untuk mau bekerja sama dan dapat menciptakan suasana rumah yang positif.

 

  1. Menanamkan Nilai

Menanamkan nilai adalah satu bentuk upaya orang tua untuk mencegah dan mengatasi berbagai permasalahan anak. Nilai-nilai yang perlu ditanamkan adalah nilai-nilai keIslaman seperti berbuat baik dengan orang lain, berkata jujur, menepati janji, menghormati orang tua dan yang lainnya. Setelah menanamkan nilai ketaatan mutlak kepada Allah, barulah Luqman menyuruh anaknya untuk taat pada orang tua. Ketaatan kepada orang tua inipun dilakukan selama tidak bertentangan dengan ketaatannya kepada Allah.

 

Anak yang bermasalah biasanya tidak mengetahui mengapa dirinya melakukan sesuatu yang bermasalah. Hal ini disebabkan karena anak tidak tahu nilai atau norma yang baik untuk dijadikan pedoman tingkah lakunya. Oleh karena itu, orang tua wajib menanamkan nilai kepada anaknya. Memberikan nilai dan moral yang baik, bertujuan agar anak tidak larut dengan nilai masyarakat yang sudah mengalami pergeseran dan perubahan. Nilai-nilai yang ditanamkan tersebut dapat memadukan kepribadian dan kehidupan dengan orang lain secara harmonis.

 

Cara yang paling baik adalah dengan memberikan pengajaran yang baik seperti rasa kasih sayang, baik hati dan empati. Tanamkan nilai-nilai agama dan latihlah anak untuk mengamalkannya seperti salat, berbuat baik dengan orang tua, guru dan masyarakat. Nilai-nilai tersebut akan membentuk kehidupan yang baik. Cara penanaman nilai bisa dilakukan dengan lisan dan contoh hidup.

 

Box

Hai putraku, janganlah engkau sekutukan (sesuatu) dengan Allah, karena sesungguhnya syirik itu adalah penganiayaan (diri) yang besar (QS Luqman: 13).

 

Hendaklah engkau syukur kepadaKu dan ibu bapakmu. KepadaKu lah tempat kembali. Dan jika mereka mengajarkan sungguh-sungguh untuk menyekutukan Aku (Allah) dengan sesuatu yang engkau tidak mengerti tentangnya, maka janganlah engkau taati mereka. Tetapi bergaullah dalam urusan dunia dengan sopan (QS Luqman: 14-15).

 

  1. Mencari Teman

Teman mempunyai peran penting bagi pertumbuhan sosial anak. Tanpa teman maka anak tidak dapat mengembangkan potensi sosialnya. Karena anak tidak bisa mencari teman yang baik maka orang tua perlu membantunya. Teman yang buruk akan mengakibatkan anak menjadi buruk, begitupun sebaliknya. Rasulullah SAW menyebutkan bahwa karakter seseorang itu tergantung pada agama temannya dan jauhilah teman yang buruk. Saling mempengaruhi di antara teman sangat dirasakan pada saat anak masih kanak-kanak dan remaja.

 

Box

“Seseorang itu atas dasar temannya. Oleh karena itu, hendaklah salah seorang dari kamu melihat kepada siapa dia berteman” (HR Abu Daud 4/259 h.n 4833).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Perumpamaan teman saleh dengan teman yang jahat itu seperti tukang minyak dan tukang las. Tukang kesturi, baik ia memberi atau engkau membeli darinya maka engkau tetap akan mendapati bau harum wewangi. Sebaliknya, dengan tukang las, adakalanya akan membakar bajumu, atau setidaknya engkau mendapati bau tidak sedap darinya” (HR Abu Daud 4/259 h.n 4829).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Seseorang itu akan sama dengan orang yang dicintainya, dan baginya apa yang diusahakannya” (HR Turmudzi 4/595 h.n 2386).

 

  1. Menceritakan Kisah

Kisah-kisah yang terdapat dalam Al Quran dan hadits memiliki banyak hikmah dan pelajaran bagi kita semua. Di dalamnya terdapat nilai-nilai perjuangan dan kepahlawanan Nabi serta para sahabatnya. Dengan membacakan kisah kepada anak-anak maka anak akan mendapat banyak pelajaran.

 

Imam Al Ghazali menyebutkan bahwa mendengar kisah dari Al Quran dan Hadits yang menceritakan kisah orang saleh dapat menanamkan rasa cinta kepada Islam dan nilai perjuangan. Anak menjadi cenderung mengikuti kisah yang disampaikan orang tuanya. Tertarik atau tidaknya anak terhadap kisah tersebut tergantung kepada bagaimana cara orang tua menyampaikan kisah tersebut.

 

Imam Al Ghazali mengisyaratkan peran kisah dalam menanamkan nilai atau norma dengan mengatakan, “Anak belajar Al Quran, cerita-cerita dalam Hadits, dan kisah-kisah orang  saleh serta perilaku mereka untuk menanamkan rasa cinta kepada orang saleh di dalam diri mereka”.

 

Box

Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya) (QS An Naziat: 26).

 

  1. Menenangkan dan Menenteramkan Anak

Kehidupan anak-anak memiliki berbagai warna emosi. Di antaranya anak terkadang  cemas, takut, fobia dan gangguan pada perkembangan emosi lainnya. Keadaan emosi ini dapat diatasi dengan cara menenangkan dan menenteramkan anak. Caranya dengan sikap dan situasi atau kondisi yang tenang sehingga menjadikan anak juga tenang. Orang tua/guru atau lingkungan di sekitar anak perlu tenang lebih dulu kemudian baru memberikan pengarahan yang menenangkan seperti ucapan kata-kata atau melakukan kegiatan yang menyenangkan.

 

Menenangkan anak dapat dilakukan dengan cara relaksasi, contohnya melatih anak untuk rileks, santai, tidak terburu-buru, pelan-pelan dan sabar. Fisik juga dikendalikan dengan cara tidak tegang, otot dikendorkan, pernafasan diatur dengan menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya pelan-pelan.

 

  1. Mengabaikan

Tingkah laku anak yang dibuat-buat sebaiknya diabaikan. Mengabaikan berarti dengan sengaja tidak melihat atau memperhatikan tingkah laku anak tersebut. Dengan mengabaikan ini maka tingkah laku seperti merengek, suka bertengkar, gampang menangis dan mudah marah akan berkurang. Namun, tingkah laku tersebut akan semakin menjadi bila orang dewasa (orang tua) memberikan perhatian yang berlebihan kepada tingkah laku anak.

 

Pedoman Mengabaikan

  • Dengan cara membiarkan anak dan tidak memperhatikan.
  • Bersabarlah beberapa saat untuk diam dan biarkan anak menyelesaikan tingkah lakunya tersebut, setelah berhenti segera memberikan pengertian atau hukuman.
  • Pihak lain seperti nenek, kakek, paman dan orang lain tidak boleh memberikan perhatian dengan cara mentertawakan, mengelu-elukan dan mendekati anak. Hal ini akan semakin menguatkan tingkah laku anak yang bermasalah itu.
  • Apabila anak berusaha mendekati orang tua, pindahlah ke tempat atau ruang lain untuk tetap diam dan tidak komentar.
  • Berikan pujian kepada anak yang menampilkan suatu hasil atau tingkah laku yang diharapkan orang tua.

 

  1. Menerapkan Pola Asuh yang Tepat

Pola asuh orang tua yang tepat adalah bersikap lemah lembut, tidak boleh berlaku keras dan berhati kasar, memaafkan anak-anak kalau salah, dan memberi ampun bagi mereka. Islam menyuruh kita mendidik anak dengan mencintai Nabi SAW dan mencintai keluarganya.

 

Agar mencintai Nabi SAW, sahabat Nabi mengajarkan anaknya dengan menceritakan sejarah hidup Rasulullah SAW dan juga mengajarkan surat-surat dari Al Quran.

 

Pola asuh yang tepat bertujuan agar anak tidak menjadi lemah. Oleh karena itu, kewajiban orang tua adalah memelihara keluarga dan anaknya dari api neraka. Dengan asuhan yang tepat diharapkan anak kita menjadi khalifah di muka bumi.

 

Al-Quran banyak mengajarkan kepada kita tentang cara mendidik anak yang baik. Di antaranya surat Ali Imran ayat 159 yang menyuruh lemah lembut. Walaupun surat tersebut ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW dalam membina umatnya, tapi pembinaan itu bersifat umum dan bisa juga untuk mendidik. Ayat tersebut juga berlaku bagi orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Jika mereka ingin agar anaknya lebih baik, maka jalan yang mesti ditempuh adalah mendidik dengan lemah lembut, tidak keras dan tidak kasar.

 

Pola asuh orang tua yang tepat sangat bervariasi tergantung pada masalah anak dan keadaan anak itu sendiri. Sebagai pencegahan terhadap munculnya masalah perkembangan anak, pola asuh yang baik dilakukan orang tua adalah dengan cara demokratis. Cara demokratis ini, anak dididik tidak dengan cara otoriter dan permisif. Dengan demokratis, anak dihargai dan diajak secara bersama untuk mengatasi masalah keluarga dan masalah tingkah laku. Anak tidak diancam, tidak diperlakukan semena-mena, dipaksa, dilindungi secara berlebihan, dilecehkan dan dimarahi terus-terusan akan tetapi anak sebaiknya diterima apa adanya kemudian potensinya dikembangkan.

 

Box

Maka karena rahmat dari Allah, engkau bersikap lemah lembut terhadap mereka, sekiranya engkau berlaku keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan dari sekitarmu. Maka maafkanlah mereka dan mohonkan ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam sesuatu urusan (QS Ali Imran: 159).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Didiklah anak-anak kalian dengan tiga perkara, mencintai Nabi kalian, mencintai ahli baitnya dan senang membaca Al Quran. Sebab orang-orang yang mengemban tugas Al Quran itu berada dalam lindungan singgasana Allah pada hari yang tidak ada perlindungan selain dari pada perlindungan-Nya beserta para Nabi-Nya dan orang-orang yang suci” (HR Ibn Annajar dalam tarikhnya, Imam Al-Munawi mengatakan haditsnya dhaif).

 

Seorang sahabat, Saad bin Abi Waqas menerangkan, “Kami mengajar anak-anak kami sejarah hidup Rasulullah SAW, seperti kami mengajarkan kepada mereka surat dari Al Quran”.

 

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka mengkhawatirkan terhadap (kesejahteraan) mereka (QS An Nisa: 9).

 

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka (QS At Tahrim: 6).

 

Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi (QS Al Baqarah: 30).

 

  1. Mengalihkan Arah

Mengalihkan arah hampir sama dengan mengabaikan. Namun demikian mengalihkan arah berarti mengganti aktivitas anak dari yang tidak baik ke arah aktivitas yang diharapkan. Mengalihkan arah berarti mengalihkan perhatian atau perbuatan anak pada kegiatan lain sehingga anak tidak melakukan kegiatan yang tidak dikehendaki orang tua.

 

Cara Mengalihkan Arah

  • Beri anak selingan kegiatan.
  • Memberikan selingan berupa pertanyaan dan komentar.
  • Memberikan aktivitas dan pekerjaan yang lain agar anak tidak melakukan tingkah laku yang tidak diharapkan.
  • Mengarahkan pada kegiatan lain yang positif.
  • Disalurkan kepada kegiatan-kegiatan lainnya.
  • Disalurkan dengan kegiatan fisik seperti berlari, sepak bola, tinju, menggergaji dan bermain.
  • Diarahkan pada permainan atau yang disukainya seperti hiking, camping dan mengikuti kegiatan lain.

 

  1. Mengatasi Konflik

Konflik atau perselisihan di antara anak merupakan sesuatu hal yang biasa. Mengatasi konflik merupakan tugas yang cukup berat dalam menghadapi anak karena kita harus memecahkan konflik secara efektif dengan alasan yang logis tanpa menimbulkan pertengkaran.

 

Secara arti kata, konflik adalah ketidaksetujuan antara dua orang atau lebih terhadap suatu hal. Cara-cara mengatasi konflik adalah dengan tenang, berpikir logis serta membicarakan masalah secara terbuka. Pembicaraan harus lebih ditekankan pada pemecahan masalah, dan jangan saling menjatuhkan. Kedua pihak harus mau menerangkan maksud masing-masing yang belum terpenuhi, harus mau saling mendengarkan keterangan yang diberikan, saling memahami serta mencari keputusan yang tepat. Apabila terjadi pertengkaran, kita harus bertindak sebagai wasit atau penengah dan memberikan penyelesaian secara dewasa dan bijaksana.

 

Pedoman Mengatasi Konflik

  • Mereka yang terlibat harus mengungkapkan pandangan dan mengemukakan maksud yang belum terpenuhi dengan tenang dan halus tanpa emosi.
  • Membantu untuk mencatat hal-hal yang disetujui oleh kedua anak yang konflik.
  • Mencatat hal-hal yang tidak disetujui dan memberikan alasan terhadap tindakannya.
  • Menyimpulkan hal yang diperselisihkan dan selidiki penyebab yang utama.
  • Meminta masing-masing anak untuk menawarkan keputusan-keputusan sementara, kemudian dicatat.
  • Menyuruh mereka memilih keputusan yang paling baik dan dapat memenuhi maksud kedua belah pihak.
  • Membujuk agar keduanya setuju melaksanakan keputusan itu.

 

Cara mendapatkan keputusan yang paling efektif dalam mengatasi suatu konflik adalah kompromi. Yang dimaksud kompromi adalah kedua pihak saling menerima, saling setuju dan menghentikan tuntutan masing-masing serta membuat suatu kesepakatan. Biasanya kompromi dilakukan oleh anak usia belasan tahun.

 

  1. Menghadapkan Anak pada Suatu Masalah

Menghadapkan anak pada suatu masalah, disebut juga dengan konfrontasi. Hal ini perlu diceritakan pada anak dengan jelas bahwa sikap yang tidak benar dapat menimbulkan problem sekaligus mengakibatkan hal yang negatif. Sebagai contoh anak sulit sekali diperintahkan untuk mengeringkan kakinya yang basah sehabis kehujanan. Anda boleh mengatakan “Nak, kalau kamu masuk rumah dengan kaki basah, nanti lantainya kotor dan bisa bawa penyakit, berarti ibu harus bekerja lagi membersihkan lantai, ibu jadi marah”.

 

  1. Menjaga Jarak

Menjaga jarak berarti menjauhkan dirinya dari anak yang bermasalah. Apabila sudah diberikan penanganan dan habis kesabarannya karena kenakalan anak anda, maka orangtua boleh menjauh, masuk ke kamar tidur kemudian mengunci pintunya. Anak akan dapat menyesuaikan diri dengan situasi semacam ini.

 

Penanganan masalah anak dengan cara menjaga jarak bertujuan agar orang tua perlu menjaga keseimbangan psikologis. Biasanya orang tua menghindar dari anaknya dengan berlibur pendek tanpa mengikutsertakan anak atau anak yang pergi ke famili dan camping. Hal ini akan mengurangi stres (ketegangan) di antara orang tua dan anak.

 

  1. Menyingkirkan Gangguan

Islam menganjurkan kita menyingkirkan gangguan seperti batang yang berduri dari sebuah jalan. Allah akan memuji dan mengampuni dosa kita karena kita telah menyingkirkan gangguan. Kebiasaan mengurangi gangguan terhadap orang lain akan mempengaruhi sikapnya terhadap dirinya sendiri.

 

Menyingkirkan apapun gangguan merupakan suatu akhlak yang terpuji, oleh karena itu perlu diajarkan kepada anaknya. Gangguan yang ditemui pada anak misalnya kesulitan dan ketidakmampuan melaksanakan sesuatu sehingga perlu disingkirkan. Banyak contoh manusia melaksanakan contoh Nabi SAW ini dalam kehidupan sehari-hari.

 

Box

Jika seseorang sedang berjalan di sebuah jalan menemukan batang yang berduri dan menyingkirkannya, maka Allah akan memujinya, dan mengampuni dosanya (HR Muslim 3/1521 h.n 1914).

 

Rasulullah SAW bersabda: “Iman itu ada enam puluh atau tujuh puluh tingkat; yang paling rendah ialah menyingkirkan gangguan yang ada di jalan, dan yang paling tinggi mengucapkan: “Laa ilaaha illallaah (Tiada Tuhan melainkan Allah) (HR Muslim 1/63 h.n 35).

 

Rasulullah SAW bersabda: “Telah ditunjukkan kepadaku perbuatan-perbuatan umatku yang baik dan yang buruk. Di antara perbuatan yang baik itu ialah menyingkirkan gangguan yang ada di jalan, dan di antara yang buruk ialah meludah di masjid (HR Muslim 1/390 h.n 553).

 

Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa menyingkirkan suatu benda yang mengganggu di jalan yang biasa dilewati kaum muslimin, ia telah menyimpan sebuah kebaikan dan bila kebaikan itu diterima ia akan masuk surga (HR Tabrani 20/216 h.n 502, hadits ini hasan).

 

  1. Menyela Tingkah Laku Anak

Menyela tingkah laku diarahkan kepada tingkah laku yang tidak diharapkan orang tua. Tingkah laku yang tidak dikehendaki itu dapat dikurangi atau diubah dengan cara menyela tingkah laku tersebut. Tingkah laku yang tidak dikehendaki itu bukan karena ingin diperhatikan atau ingin diberi kasih sayang, tetapi memang tingkah laku anak tersebut adalah kenakalan atau tingkah laku buruk. Tindakan menyela akan menjadi penguat munculnya tingkah laku tertentu, apabila tingkah laku yang tidak dikehendaki tersebut digunakan untuk mencari perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya.

 

Menyela tingkah laku anak dilakukan kepada anak yang destruktif atau agresif sebagai akibat dari contoh lingkungan. Dengan menyela, selain barang-barang tidak rusak juga tingkah laku akan berkurang. Menyela dapat berupa hukuman.

 

  1. Merubah Lingkungan Rumah

Beberapa psikoterapi atau cara yang efektif untuk menghentikan sikap kurang baik pada anak adalah dengan merubah lingkungan anak.

 

Ada tiga cara pokok untuk merubah lingkungan yaitu menambah, mengurangi atau menyusun kembali.

 

Pedoman Merubah Lingkungan Rumah

  • Merubah lingkungan rumah agar menarik, menyenangkan dan sesuai dengan kebutuhan anak.
  • Sediakan ruang bermain, agar mereka betah di rumah dan lebih bebas bermain.
  • Memberikan buku bacaan atau permainan yang memberikan kebetahan anak untuk berada di rumah.
  • Memindahkan benda-benda yang tidak menarik atau yang akan mengganggu proses perubahan
  • Menyusun jadwal kegiatan harian secara berganti, agar anak tidak bosan.
  • Variasikan situasi dan kondisi rumah.

 

  1. Pembentukan

Pembentukan adalah proses dukungan yang memperoleh perilaku-perilaku yang dikehendaki dengan cara pendekatan yang berturut-turut. Pertama, menentukan suatu sasaran perilaku misalnya menulis, menggambar atau menghitung. Kemudian kedua, perilaku anak diamati dan dicatat. Ketiga, tingkah laku yang sekecil apapun namun sesuai dengan tingkah laku yang dikehendaki perlu diberi motivasi misalnya berhitung yang bisa menyebut angka kemudian diurut dan seterusnya ditingkatkan. Misalnya seorang anak harus mengetahui ilmu dasar berhitung seperti menambah, mengurangi kemudian mengetahui pelajaran matematika. Kita perlu teliti mengetahui hal-hal yang mampu dikerjakannya sehingga peningkatannya dapat ditarget.

 

  1. Penghapusan

Penghapusan adalah sebuah teknik memunculkan suatu perilaku atau keterampilan baru sehingga dapat menghilangkan tingkah laku yang tidak dikehendaki. Penghapusan ini biasanya berkaitan dengan pelaksanaan perilaku yang sudah terbentuk dengan menghapuskan perangsang atau sejumlah situasi yang membangkitkan tingkah laku sebelumnya.

 

Tingkah laku yang sudah dimiliki diperbaiki dan disempurnakan misalnya seorang yang baru bisa melempar sejauh lima meter maka berangsur ditingkatkan kemampuan melemparnya. Perangsang sedikit demi sedikit dihapuskan sedemikian rupa sehingga tugasnya semakin sukar dan menantang anak untuk mengerjakan tingkah laku tertentu yang dikehendaki.

 

Semestinya perubahan tingkah laku dapat dilakukan melalui penghapusan tingkah laku yang jelek dengan memperoleh banyak  tingkah laku yang baru.

 

  1. Perjanjian

Dalam merubah perilaku, dimana anak bersama orang dewasa (orang tua atau guru) mengatur kesepakatannya melalui perjanjian agar dapat merubah tingkah laku. Perjanjian ini adalah persetujuan tertulis dan resmi, antara guru dengan anak atau orang tua dengan anak. Dalam pernyataan ini, berisi tugas yang akan dikerjakan serta hal-hal yang dilarang, kemudian imbalan dan hadiah yang akan diberikan.

 

Sebagai contoh:

 

    Saya bernama……….., benar-benar menyetujui untuk tidak ribut di kelas ketika guru sedang menerangkan. Apabila mematuhinya maka saya akan diberi hadiah………….Apabila saya masih ribut maka saya bersedia diberi hukuman berupa ……

 

Perjanjian merupakan cara yang sangat berguna dalam merubah tingkah laku anak, karena di dalamnya nampak secara jelas memiliki harapan dan maksud masing-masing. Perjanjian ini akan menimbulkan rasa tanggung jawab dan akan mengurangi perdebatan serta akan membuat cara kerja yang teratur.

 

  1. Psikoterapi Bermain

Psikoterapi bermain ini merupakan bentuk psikoterapi individu yang ditujukan kepada anak yang tak dapat berkomunikasi lisan dengan baik. Hanya dengan bermain anak dapat mengekspresikan perasaan, emosi dan frustrasi mereka.

 

Psikoterapi ini adalah usaha untuk merubah tingkah laku yang bermasalah dengan cara menempatkan anak dalam situasi bermain. Biasanya diciptakan suasana dan situasi yang khusus serta diatur sedemikian rupa sehingga anak merasa santai dan dapat mengekspresikan perasaannya dengan bebas. Permainan perlu dipilih yang sesuai dan dapat dijadikan media mengekspresikan emosi anak serta permasalahannya.

 

  1. Psikoterapi Individu

Psikoterapi ini menggunakan teknik verbal (lisan) dan nonverbal (non lisan), misalnya bermain, berbicara, belajar atau membaca. Psikoterapi individu sebagai media bagi anak untuk memberikan kesempatan mengekspresikan permasalahannya.

 

Tujuannya adalah:

  • Agar anak mampu mengekspresikan perasaan mereka dan sekaligus dapat menyalurkan atau melepaskan emosi anak.
  • Membantu anak mengoreksi persepsi mereka yang salah tentang lingkungan.
  • Membantu anak memahami perasaan mereka sehingga dapat meningkatkan kemampuan mereka menguasai emosi.

 

  1. Psikoterapi dalam Group

Psikoterapi dalam grup dilakukan bersama-sama teman lainnya yang memiliki kesamaan masalah. Psikoterapi dalam grup dapat membantu anak untuk:

  • Menyadari bahwa masalah yang terjadi pada anak tidaklah aneh. Karena masalah anak tidak saja terjadi pada dirinya sendiri tetapi juga terjadi pada anak yang lainnya.
  • Dengan berkelompok, anak dapat membandingkan perasaan, pikiran dan sikap mereka dengan anak yang sebaya.
  • Dapat belajar mengatasi perasaan dan situasi melalui cara berinteraksi dengan teman.
  • Anak dapat memahami dan berempati dengan perasaan teman lainnya.
  • Perasaan yang dialami anak didukung dari teman-teman di kelompoknya.
  • Anak memahami bagaimana bersikap dalam situasi sosial.

 

  1. Psikoterapi dalam Keluarga

Psikoterapi ini melibatkan seluruh anggota keluarga. Psikoterapi jenis ini dapat menunjukkan cara bagaimana tiap anggota keluarga berinteraksi dan bagaimana keluarga mengatasi potensi tekanan serta konflik di dalam keluarga. Psikoterapi ini juga bertujuan agar keluarga berfungsi lebih baik lagi.

 

Psikoterapi dalam keluarga dapat mengubah tingkah laku anak yang masalahnya berkaitan dengan keluarga. Psikoterapi ini memberikan kesempatan anggota keluarga untuk saling berinteraksi. Dengan demikian diperlukan kehadiran seluruh keluarga atau minimal orang-orang yang dekat dengan anak, agar masalah anak dapat diatasi dengan baik.

 

  1. Psikoterapi Tingkah Laku

Psikoterapi ini digunakan untuk mengatasi dan menghilangkan tingkah laku yang tidak diinginkan dan tingkah laku yang tidak dapat beradaptasi terhadap berbagai kondisi. Prinsip dasar psikoterapi ini memfokuskan pada penyimpangan tingkah laku anak yang tidak disebabkan oleh keluarga. Salah satu pendekatan yang dilakukan dalam psikoterapi ini adalah penguatan (reinforcement). Tingkah laku yang tak diinginkan, dihilangkan dengan menggunakan penguatan negatif (seperti hukuman) dan tingkah laku yang diinginkan diberikan penguatan positif, seperti melalui pemberian hadiah (reward).

 

  1. Pujian

Pujian merupakan hadiah untuk menguatkan tingkah laku yang diinginkan serta sekaligus menolak tingkah laku yang tidak diinginkan. Pujian diberikan sebagai tanda penghargaan dan sebagai penilaian positif atas tingkah laku anak. Pujian dapat berupa ucapan terima kasih. Pujian akan menimbulkan rasa bangga, rasa mampu dan rasa percaya diri.

 

Pedoman Memberi Pujian

  • Buatlah kata-kata pujian yang beragam agar tidak membosankan.
  • Sebaiknya komentar yang diberikan secara tepat, sesuai dengan sikap yang dilakukan.
  • Berikan pujian secara efektif dan diungkapkan dengan sungguh-sungguh, sepenuh hati dan antusias.
  • Pandangan mata diarahkan pada anak dan pujian melalui ekspresi wajah serta nada suara yang baik.
  • Berikan pujian ketika anak masih melakukan perbuatan tersebut, jangan setelah perbuatan berhenti karena tidak akan memberi pengaruh.
  • Berikan pujian bila anak mampu melakukan usaha untuk meraih suatu prestasi.
  • Hindarkan kata pujian dengan cara menambah komentar negatif atau membandingkan.
  • Pemberian pujian tidak semata-mata dalam rangka untuk merubah sikap atau tingkah laku tapi diberikan untuk meningkatkan tingkah laku dengan motivasi rasa senang.
  • Perilaku yang perlu diberi pujian misalnya anak dapat melakukan suatu tugas atau permainan sesuai dengan tingkat umurnya, selain itu anak yang patuh, dapat berteman dan bermain dengan teman sebaya atau saudaranya.

 

Box

“Hendaknya kalian saling memberi hadiah karena sesungguhnya hadiah itu akan mewariskan kecintaan dan menghilangkan iri hati” (HR Tabrani 25/162 h.n 393).

 

  1. Tanggung Jawab Orang Tua

Melaksanakan tanggung jawab orang tua merupakan satu cara untuk membangun potensi anak dan sekaligus sebagai cara mengatasi berbagai masalah anak. Islam melarang orang tua yang tidak bertanggung jawab kepada anaknya seperti tidak mengasuhnya, lalai membimbing dan tidak menasihati anak. Salah satu tanggung jawab orang tua adalah membelanjakan hartanya untuk keperluan anak dan keluarga.  Rasulullah secara tegas menyatakan agar kita bertanggung jawab terhadap anak-anak kita. Di antara wujud tanggung jawab lainnya adalah menyayangi, mencintai dan berbuat baik kepada anak, sehingga anak akan menghormati dan berbuat baik kepada orang tuanya.

 

Box

Barangsiapa diserahi tanggung jawab dalam pemeliharaan (keluarga, kerabat atau kaum muslimin keseluruhan) tetapi lalai membimbingnya dengan nasihat, maka ia akan dihalangi untuk masuk surga (HR Baihaqi dalam kitab Shuabul Iman 6/14 h.n 7364).

 

Pengeluaran yang paling baik ialah membelanjakan uangnya untuk keperluan keluarga (HR Muslim 2/691 h.n 994).

 

Orang yang tidak sayang kepada yang lebih muda dan hormat kepada yang lebih tua bukanlah golongan kita (HR Turmudzi 4/321 h.n 1919).

 

“Siapa yang tidak menyayangi tidak akan disayang” (HR Muslim 4/1808 h.n 2318).

 

“Orang yang penyayang akan disayangi oleh Allah. Sayangilah semua makhluk yang ada di bumi, maka engkau akan disayangi oleh penduduk langit (HR Abu Daud 4/285 h.n 4941).

 

Dari Abu Hurairah RA bahwa suatu hari Al-Aqra bin Habis melihat Rasulullah SAW sedang menciumi Al-Hasan. Kemudian Al-Aqra memberitahukan kepada Rasulullah SAW bahwa dia memiliki sepuluh anak tetapi belum pernah mencium salah seorang di antara mereka. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidak menyayangi maka dia tidak akan disayangi” (HR Bukhari 5/2235 h.n 5651 dan Muslim 4/1808 h.n 2318).

 

Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan… (QS Al Ahqaf: 15).

 

Barra’ berkata: “Saya melihat Rasulullah SAW menggendong Hasan di pundaknya dan berkata: Ya Allah, sesungguhnya saya mencintainya maka cintailah ia (HR Bukhari 3/1370 h.n 3539 dan Muslim 4/1883 h.n 2422).

 

Abu Hurairah berkata: Seorang lelaki mendatangi Rasulullah SAW daan bersamanya ada seorang anak, Rasulullah SAW bertanya: Apakah kamu menyayanginya, lelaki itu menjawab: Betul. Rasulullah SAW bersabda: Allah lebih menyayangimu daripada sayangmu kepada anakmu dan Dia Maha Penyayang di antara yang penyayang (HR Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad 1/137 h.n 377).

 

Bertanggung jawablah kamu sekalian terhadap anak-anakmu terhadap salat mereka dan ajarkanlah kepada mereka kebaikan karena kebaikan itu menjadi mudah karena sudah dibiasakan (HR Baihaqi 3/84 h.n 4874).

 

  1. Terapi dengan Obat

Penyembuhan dengan obat harus di bawah pengawasan dokter. Penggunaan obat biasanya diarahkan kepada gangguan emosi berat seperti stres dan depresi, serta gangguan perkembangan yang parah. Obat digunakan dengan baik dan hati-hati karena dikhawatirkan akan berpengaruh pada otak dan perkembangan anak. Namun ada juga kondisi anak yang membutuhkan obat karena disebabkan oleh kerusakan otak, misalnya epilepsi, hiperaktif dan gangguan psikotis. Orang dewasa yang menderita depresi dan kegelisahan yang parah juga dapat dibantu dengan obat.

 

  1. Terapi dengan Perawatan

Penyakit yang disebabkan oleh gangguan perkembangan anak yang tidak dapat diatasi melalui psikoterapi maka diperlukan bantuan obat dan perawatan yang serius di rumah sakit. Anak dirawat inap di rumah sakit bergantung pada:

  • Tidak selesainya permasalahan anak melalui berbagai cara.
  • Tingkat parah atau tidaknya masalah.
  • Keamanan anak, misalnya remaja yang ingin bunuh diri.
  • Kurangnya respons (perbaikan) setelah berbagai cara dilakukan.
  • Kompleksnya masalah keluarga.

 

Kondisi yang mengakibatkan anak dirawat inap sebagian besar adalah karena:

  • Keinginan bunuh diri.
  • Gangguan psikotis.
  • Gangguan tingkah laku yang berat.
  • Gangguan makan yang membahayakan.
  • Sikap menyerang dan kasar kepada orang lain.

 

  1. Umpan Balik Langsung

Umpan balik langsung bisa efektif tetapi bisa juga tidak efektif, hal ini tergantung kesiapan anak dalam menerima umpan balik langsung ini. Untuk mencapai suatu perilaku yang dikehendaki perlu memberikan umpan balik langsung kepada anak berupa informasi yang berfungsi sebagai rujukan maupun dukungan untuk mencapai reaksi yang dikehendaki.

 

Respon yang dikehendaki muncul maka diberi hadiah sedangkan yang tidak dikehendaki, diberi hukuman (konsekwensi). Hal ini merupakan umpan balik langsung. Perilaku yang akan diubah bisa bersifat akademis, pergaulan, olah raga dan kegiatan sehari-hari.

B. KONSELING

KONSELING

 

Konseling merupakan salah satu pendekatan orang dewasa terhadap berbagai permasalahan anak dengan memfasilitasi anak dalam menyelesaikan masalahnya sendiri. Begitu beragam dan banyaknya permasalahan anak yang perlu dibantu penyelesaiannya, oleh karena itu diperlukan pendekatan yang tepat. Pada anak usia remaja, konseling lebih sesuai dibandingkan dengan psikoterapi. Berbeda dengan konseling, pendekatan psikoterapi dapat dilakukan dalam menyelesaikan masalah anak secara sepihak oleh orang dewasa kepada anak. Psikoterapi lebih sesuai dan banyak dilakukan kepada anak usia sebelum remaja (termasuk anak balita). Orang dewasa (guru dan orang tua) lebih aktif untuk membantu anak.

 

Konseling bisa berjalan efektif membantu penyelesaian masalah anak melalui efektifnya komunikasi antara anak dengan orang dewasa. Tanpa komunikasi efektif, maka konseling menjadi tidak efektif dan sulit mencapai tujuan penyelesaian masalah. Oleh karena itu, anak yang sudah bisa berfikir dan mengerti terhadap suatu masalah serta dapat diajak berkomunikasi akan memudahkan penyelesaian masalah anak melalui konseling ini. Permasalahan emosi, sosial dan kognitif merupakan permasalahan yang mendominasi anak usia remaja. Masalah ini dapat dibantu melalui konseling.

 

Konseling sebaiknya dilakukan oleh ahli atau tenaga profesional di bidangnya seperti guru bimbingan penyuluhan, psikolog, konselor dan yang lainnya. Orang tua bisa berfungsi sebagai konselor apabila orang tua memiliki pengetahuan dan keterampilan konseling. Di Indonesia masih diperdebatkan profesi konselor ini perlu izin atau tidak. Namun demikian, setiap orang tua tidak apa-apa melaksanakan pendekatan konseling ini kepada anaknya, dengan syarat memahami proses, prinsip, pedoman dan cara melakukan konseling.

 

  1. Proses Konseling
  • Pertama sekali menjalin hubungan dengan anak. Hubungan sebelum pertemuan dengan melakukan kontak awal seperti perkenalan dalam kegiatan di sekolah atau kunjungan ke rumah secara informal, sehingga anak (orang tua/anak) dapat mengenal dan menerima konselor (guru/psikolog).
  • Anak bersama guru (konselor) mengatur waktu pertemuan dari waktu kegiatan mencari informasi (pengisian kuesioner, observasi, wawancara) hingga pemecahan/penanganan masalah.
  • Melakukan pengumpulan data dengan mengisi formulir atau observasi terhadap anak atau orang yang terkait.
  • Setelah data dari observasi dan kuesioner terkumpul, maka dilakukan wawancara. Wawancara pertama dengan mengadakan penggalian dan pendalaman data anak atau orang tua dengan mendengar secara seksama keluhan-keluhan yang dialami. Selain itu mendengar dari anak tentang latar belakang munculnya masalah dan latar belakang anak. Wawancara dilakukan dengan memancing melalui beberapa pertanyaan.
  • Merumuskan keinginan atau masalah anak, kemudian merumuskan sasaran konseling.
  • Kemudian merumuskan penyebab munculnya masalah dan menentukan masalah anak.
  • Perumusan masalah dengan mendiagnosa dan usaha pemecahan masalah.
  • Merencanakan intervensi, apakah langsung kepada anak atau melalui orang tua dan teman.
  • Pemecahan masalah dilakukan dengan merujuk pada keinginan anak, penyebab masalah dan situasi/kondisi anak.
  • Melakukan penilaian dan tindak lanjut. Setiap penanganan yang diberikan harus dievaluasi perkembangannya. Apakah ada hasil atau belum, kemudian dilakukan follow up dengan melihat laporan sebelumnya, apakah perlu perbaikan atau perubahan penanganan.

 

  1. Sikap Dalam Konseling
  • Tubuh konselor menghadap anak secara langsung.
  • Menampilkan sikap tubuh terbuka seperti tangan tidak bersedekap tetapi tangan diletakkan di paha atau memegang pulpen dan kertas.
  • Posisi tubuh ke depan.
  • Selalu mempertahankan kontak mata.
  • Rileks dan sopan, jangan tegang.

 

  1. Hal yang Perlu Dihindari
  • Guru atau konselor terlalu bersemangat untuk memecahkan masalah sehingga mengganggu perjalanan konseling dan dapat mencurigakan bagi anak.
  • Guru atau konselor terlalu aktif, sehingga anak tidak sempat menyampaikan masalahnya. Sesuai dengan prinsip konseling, sebaiknya konselor pasif dan bersifat memancing sedangkan anak diharapkan aktif apalagi terhadap orang tua.
  • Guru atau konselor bersikap menghakimi dan menuduh serta memberikan penilaian-penilaian yang negatif terhadap anak.
  • Guru atau konselor tergesa-gesa menyatakan patokan dasar dan menentukan masalah yang dihadapi anak, karena biasanya setelah informasi yang diterima apakah dari kuesioner atau wawancara barulah dapat ditentukan masalah.
  • Guru atau konselor membuat janji-janji keberhasilan dan langkah-langkah mujarab dalam penanganan. Sedangkan janji-janji tersebut belum pasti.
  • Guru atau konselor terlalu memberi kepastian, baik terhadap masalah atau penanganannya. Apabila gagal, maka orang tua akan sangat kecewa.
  • Guru atau konselor melakukan konfrontasi dan perlawanan apakah melalui perdebatan ataupun pertentangan dalam penanganan di lapangan misalnya orang tua tidak setuju tapi dipaksakan juga.
  1. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan oleh Konselor
  • Konselor sungguh-sungguh dan berminat untuk menolong anak, tidak main-main.
  • Konselor memandang anak sebagai pribadi dan subjek bukan sebagai objek penderita.
  • Konselor percaya pada diri sendiri agar dapat dipercaya pula oleh anak.
  • Konselor memiliki pengetahuan yang cukup, luwes, tidak picik dan terbuka sehingga dapat membantu pemecahan yang baik.
  • Konselor mampu menghadapi masalah sendiri, tidak cemas, tidak tertekan, tidak bersikap bermusuhan atau tidak disiplin serta tidak tergantung dengan orang lain.
  • Konselor bersabar, tekun dan berusaha keras dalam memecahkan masalah.
  • Konselor bersikap etis dan bertanggung jawab.
  • Konselor optimis, mampu memberi semangat dan memperlihatkan kepada anak bahwa apapun masalahnya insya Allah dapat diselesaikan.
  • Konselor serius dan sungguh-sungguh untuk menolong anak.
  • Konselor mampu mempertahankan kerahasiaan, tidak menceritakan masalah dan keadaan anak kepada orang lain.

 

  1. Prinsip-prinsip Pemecahan Masalah
  • Konselor tidak mengambil alih masalah anak. Masalah tetap milik anak, pemecahannya ada pada anak, konselor bersifat mengarahkan dan membantu mencari jalan keluar dari informasi yang diberikan kepada konselor.
  • Konselor tidak boleh menganggap anak sebagai orang yang kurang atau abnormal, anggap anak sebagai subjek yang bersama-sama konselor mengatasi masalah. Dengan menganggap sama dan tidak merendahkan, maka anak dapat menyampaikan semua masalahnya secara terbuka.
  • Konselor membantu anak dalam memecahkan masalah dengan segala kemampuan yang dimiliki.
  • Konselor mengetahui alasan-alasan munculnya masalah dalam diri anak dengan cara bertanya, observasi dan kuesioner.
  • Konselor membantu anak memberikan patokan-patokan pemecahan masalah dan bagaimana penanganannya.
  • Dalam memecahkan masalah harus dari pandangan anak bukan dari pandangan konselor atau orang lain. Berarti pemecahan harus realistis dan dapat dilaksanakan.
  • Konselor memberikan penghargaan bila anak mendapatkan hasil, perkembangan yang positif atau adanya usaha ini untuk memecahkan masalah.
  • Konselor tidak perlu memecahkan masalah jika anak acuh tak acuh tapi ketika anak sedang berminat dan ada perhatian, silahkan berikan penanganan.
  • Konselor merujuk masalah apabila memang diperlukan, misalnya ke orang terdekat anak, dokter atau psikolog.
  • Konselor memandang positif terhadap usaha anak, tidak dengan memandangnya sebagai pesakitan.

 

  1. Langkah-langkah Pemecahan Masalah
  • Langkah pertama adalah merumuskan masalah dengan menguraikan tingkah laku bermasalah dalam bentuk kata-kata dan menetapkan sasaran-sasaran apa yang akan dicapai.
  • Kemudian membuat konsep masalahnya beserta rencana-rencana pemecahan, sebaiknya juga dengan rencana tahapan dan waktu.
  • Rencana pemecahan tersebut diterapkan dengan memberi pengarahan atau strategi yang dapat dipergunakan orang tua untuk membantu anak.
  • Keluarga atau anak diberi kesempatan untuk mempraktekkan cara penanganan tersebut hingga penanganan bisa dilaksanakan oleh keluarga.
  • Pada pertemuan berikutnya dilakukan tindak lanjut atas pengarahan dan laporan hasil sebelumnya. Berdasarkan laporan tersebut, kemudian memberi pengarahan lain dengan cara yang sama.
  • Konselor memberi pujian pada orang tua atau anak yang berhasil melakukan pemecahan.

 

  1. Pedoman dan Pengarahan
    • Setelah mendapatkan informasi lengkap, barulah diberikan pengarahan pada akhir pertemuan. Sebaiknya pengarahan dilakukan dalam bentuk pemberian motivasi dan penjelasan, sehingga anak merasa optimis untuk menyelesaikan masalahnya.
    • Pengarahan yang dilakukan tersebut harus sesuai dengan keadaan dan situasi anak.
    • Segala pemecahan masalah diarahkan pada sasaran yang akan dicapai.
    • Biarkan anak menunggu konseling beberapa saat. Dengan menunggu diharapkan anak tidak sok tahu dan anak membutuhkan konselor.
    • Konselor memberikan pengarahan secara jelas dan tepat, tidak bertele-tele atau dengan bahasa yang tidak dimengerti.
    • Pengarahan atau pemecahan masalah disampaikan dengan melibatkan orang yang terkait seperti orang tua atau anak.
    • Selama pengarahan tersebut positif (misalnya hasil konseling) yang hanya untuk orang tua saja sebaiknya anak tidak perlu mendengar hasil tersebut, kecuali dalam pengarahan tertentu yang membutuhkan keterlibatan anak.
    • Pengarahan pada anak dilakukan secara sepihak.
    • Konselor meninjau tugas dan laporan yang sudah diperoleh.
    • Konselor menerima tanggung jawab apabila ada kegagalan dan tidak disalahkan kepada anak tetapi dicari perbaikannya.

 

  1. Anak yang Menutup Diri dan Tidak Terbuka

Ada saatnya anak menutup diri. Hal ini disebabkan karena beberapa hal:

  • Anak cemas terhadap konselor, karena belum dikenal atau pendekatan yang salah dari konselor sehingga mendapatkan kesan yang tidak baik.
  • Anak mengalami ketakutan terhadap hal yang tidak diketahui.
  • Biasanya anak tidak begitu percaya dalam mengungkapkan masalah kepada konselor dan tidak mengetahui tujuan dari konseling.
  • Sebaiknya konseling dilakukan berdasarkan keinginan dan kesadaran anak sehingga dalam penanganan menjadi lebih efektif.
  • Gejala atau masalah yang tidak diketahui sebagai suatu penyebab anak tertutup.
  • Atau anak bingung dan takut tentang apa yang perlu disampaikan dan dikerjakan.

 

  1. Ciri Anak yang Menutup Diri
  • Anak membisu dan diam tidak merespon terhadap pertanyaan konselor.
  • Anak tidak serius dalam menanggapi konseling seperti santai dan main-main.
  • Anak berbicara berlebihan dan berusaha mendominasi suasana.
  • Anak mendebat setiap pengarahan atau pertanyaan yang diberikan.
  • Anak menolak bekerja sama apabila diminta bantuannya untuk menyelesaikan suatu masalah.
  • Anak tidak peduli tentang konselor dan anak acuh tak acuh seperti tidak butuh saja.

 

  1. Cara Menghadapi Anak yang Menutup Diri
  • Konselor sebaiknya mengerti situasi anak, apakah dalam suasana hati yang baik atau kurang baik untuk konseling misalnya sedang sedih atau sedang berminat.
  • Konselor tidak memaksakan diri tapi peka terhadap perasaan anak yang sedang dialaminya.
  • Memberikan perhatian secara pribadi kepada anak seperti menanyakan kebiasaannya, apa yang disenanginya sehingga muncul kedekatan.
  • Konselor bersikap menyimak dan memperhatikan secara seksama apa yang dikatakan atau yang dilakukannya.
  • Konselor perlu mendampingi anak dengan menimbulkan rasa aman.
  • Sebaiknya konselor menghentikan konseling apabila suasana masih tidak mendukung untuk berjalannya konseling.

 

  1. Cara Menghadapi Anak yang Pasif dan Membisu
  • Konselor memahami kesulitan-kesulitan yang dialami anak sehingga dapat mengetahui cara yang tepat untuk mendekatinya
  • Konselor memberikan berbagai alternatif jalan keluar agar anak dapat bercerita misalnya dengan menanyakan hal-hal yang mungkin dijawab seperti nama, tempat tinggal dan usia.
  • Konselor memberi izin kepada anak untuk tidak diwawancarai atau didekati.
  • Sebaiknya tidak menekan dan memaksa anak untuk bercerita. Biarkan anak berbicara sampai menunggu saat yang tepat.
  • Konselor bersikap kreatif dalam menghadapi anak yang pasif, misalnya diajak jalan-jalan, makan-makan, bermain dan sebagainya.

 

MENJADIKAN ANAK SALEH

 

BAB I PENDIDIKAN ANAK

A. MEMBANGUN POTENSI ANAK

MEMBANGUN POTENSI ANAK

 

Orang tua yang ingin membangun potensi anaknya, harus lebih dulu mengenal perilaku dan watak anaknya. Pengenalan perilaku anak akan dapat membangun potensi dan mengarahkan anak kepada beberapa kegiatan yang sesuai. Selain itu, orang tua yang membangun potensi anaknya harus menyesuaikan diri mereka dengan perkembangan anak.

 

Membangun Potensi Melalui Pengenalan Perilaku

Setiap anak memiliki perbedaan perilaku meskipun berasal dari orang tua yang sama. Perilaku anak yang terlihat sehari-hari merupakan wujud atau ekspresi keinginan, kecenderungan dan potensi anak. Oleh karena itu, pemahaman yang jelas terhadap tingkah laku anak diperlukan dalam membangun potensinya.

 

Al Quran menjelaskan bahwa tingkah laku seorang anak dengan anak yang lain memiliki perbedaan tingkah laku. Wujud perbedaan ini bisa dilihat dari tingkah laku suku atau bangsa tertentu dan warna kulit mereka. Perbedaan tingkah laku adalah media untuk bisa saling mengenal satu sama lain, sebagaimana Firman Allah SWT sebagai berikut:

  • Sesungguhnya tingkah laku kamu itu bermacam-macam (QS Al Lail: 4).
  • Di antara tanda-tanda kekuasaanNya yaitu Tuhan menjadikan langit dan bumi dan berbagai macam bahasa dan warna kulit kamu (QS Ar Rum: 22).
  • Hai manusia, sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu dari laki dan perempuan. Dan Aku jadikan suku dan bangsa untuk saling berkenalan. Sesungguhnya yang mulia di sisi Allah adalah orang-orang yang bertakwa (QS Al Hujurat: 14).

 

Penggambaran secara rinci dan pendataan secara tepat terhadap perilaku anak sangat diperlukan. Untuk tepatnya sebuah penilaian terhadap perilaku anak, diperlukan penyelidikan secara cermat.

 

Penggambaran perilaku anak dapat dilihat melalui:

  • Frekuensi : Sering tidaknya perilaku anak tersebut muncul
  • Lama berlangsung : Waktu yang diperlukan untuk berlangsungnya setiap

tindakan.

  • Intensitas : Banyaknya daya yang dikeluarkan oleh perilaku

tersebut.

 

Melalui frekuensi, lama berlangsung dan intensitas perilaku anak dapat diketahui bagaimana sebenarnya tingkah laku anak. Pada dasarnya tingkah laku yang tampil pada diri anak adalah gambaran hakikat anak, kebutuhan dan perkembangannya.

 

Untuk mengenal perilaku anak diperlukan data yang lengkap tentang diri anak sehingga memudahkan orang tua membangun potensi anaknya. Beberapa cara untuk mengumpulkan data adalah:

  • Usahakan untuk mencatat tingkah laku anak setepat mungkin yang disesuaikan dengan waktu dan tempat terjadinya perilaku.
  • Biarkan anak-anak (khususnya usia remaja) untuk mencatat perilakunya sendiri.
  • Memperhatikan usia anak dan anak itu sendiri.
  • Gunakan proses pengumpulan data sebagai kesempatan untuk meninjau dan memberi umpan balik.

 

Hal yang perlu diperhatikan dalam mengenal perilaku anak di antaranya adalah:

  • Hakikat anak yaitu anak yang berada pada masa tertentu mempunyai potensi tertentu yang berbeda dengan orang dewasa.
  • Kebutuhan pokok anak (jasmani, kejiwaan dan ruhani).
  • Tugas dan tahap perkembangan anak

 

Orang tua yang ingin membangun potensi anaknya dilarang melakukan sesuatu atas dasar kemauan anak saja karena bisa menjadikan anak gagal untuk masa berikutnya, khususnya dalam hal kemandirian. Keinginan orang tua mesti disesuaikan dengan kecenderungan perilaku anak. Anak yang akan diarahkan pada ilmu sosial atau ilmu eksakta dapat dilihat dari kecenderungan kesehariannya dalam permainan dan tingkah lakunya. Permainan yang diminati anak berupa alat-alat dengan bongkar pasang memperlihatkan kecenderungan eksaktanya dibandingkan dengan anak yang lebih senang bergaul dan berinteraksi dengan temannya. Perilaku menyanyi atau menghapal suatu nyanyian juga suatu perilaku yang bisa diramalkan arah kecenderungan pengembangan potensi seninya.

 

Tingkah laku anak yang seringkali dilakukan dan berlangsung lama, biasanya menggambarkan minat anak terhadap kegiatan tersebut. Hal ini bisa menjadi tanda bagi orang tua bahwa anak menunjukkan potensi dan kemampuan yang perlu dikembangkan.

 

Anak nakal yang kadang dituduhkan oleh orang tua, tidaklah selalu benar. Anak yang aktif dan sering mengganggu adiknya adalah perilaku biasa dan normal. Orang tua tidak boleh melontarkan tuduhan kepada anaknya, karena hal ini akan merusak konsep diri anak. Begitu pula berbagai penilaian orang tua terhadap perilaku anak yang tidak diikuti dengan pengetahuan yang benar. Hal ini tidak akan dapat membangun potensi anak secara maksimal, bahkan akan merusak potensi anak itu sendiri. Anak yang tidak sesuai dalam bidang keterampilan fisik, tetapi orang tuanya memaksa, akan mengalami kegagalan. Begitu juga dengan anak yang dipaksa mengembangkan diri menjadi seorang dokter atau insinyur, tetapi tidak memperlihatkan kecenderungan kepada kegiatan-kegiatan eksakta tentunya juga akan menghancurkan potensi anak.

 

Orang tua yang memberikan penilaian terhadap perilaku anak, perlu meninjau ulang secara seksama untuk mengetahui apakah anak-anaknya bermasalah atau tidak. Pada perilaku anak biasanya ada dua pembagian yaitu:

  • Kenakalan semu : Bukan merupakan kenakalan sebenarnya tetapi

perilaku yang hadir sebagai proses

perkembangan atau reaksi dari lingkungan

atau yang bersifat sementara, tidak menetap

dan masih dalam batas-batas normal.

  • Kenakalan sebenarnya : Tingkah laku yang merugikan dirinya atau

orang lain dan melanggar nilai-nilai moral

maupun nilai-nilai lainnya.

 

Orang tua harus melakukan penilaian terhadap tingkah laku anaknya. Berdasarkan penilaian ini akan diperoleh beberapa cara atau pendidikan yang akan diberikan orang tua kepada anaknya. Untuk itu, penilaian terhadap anak dilakukan secara hati-hati. Pendidikan kepada anak diawali dengan penilaian anak. Jika anaknya dinilai cerdas maka orang tua boleh memberikan harapan yang tinggi kepada anak, begitu pula sebaliknya. Cerdas atau tidaknya anak bisa dilihat dari perilaku anak, khususnya sampai sejauh mana anak memahami nasihat atau informasi dari orang tua, kemudian sejauh mana pula anak dapat mengamalkan informasi tersebut. Anak-anak yang sudah dapat bereaksi dengan orang tua (sekitar dua tahun) sudah dapat diramalkan kecerdasannya.

 

Hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua dalam membangun potensi anaknya adalah hakikat, kebutuhan dan tugas perkembangan anak. Jika orang tua telah mengenal hakikat anak dan kebutuhannya, maka orang tua bisa mengarahkan perilaku anak secara tepat dan sesuai. Yang penting diperhatikan orang tua dalam mengembangkan potensi anak adalah tugas perkembangan anak yang disesuaikan dengan usia perkembangannya. Pendidikan anak semakin efektif jika ada kesesuaian antara pendidikan anak dengan usia perkembangannya.

 

Membangun Potensi Melalui Pengenalan Watak

Para ilmuwan dan pendidik selama bertahun-tahun mendebatkan tentang terbentuknya watak, yaitu mana yang alamiah atau yang pengasuhan. Mana yang memiliki pengaruh lebih besar pada kehidupan anak, gen atau lingkungan rumah? Pada dasarnya, lingkungan berpengaruh pada perkembangan anak. Pendapat yang menyatakan anak dilahirkan dengan membawa watak tertentu membuat seakan-akan orang tua lepas dari tanggung jawab membantu anaknya merubah perilaku anak.

 

Banyak ahli mulai menerima apa yang telah diamati orang tua bahwa sebagian bayi lahir ke dunia dengan sifat ribut atau tenang, menggeliat atau lemah, peramah atau pemarah. Temperamen ini dianggap sebagai sifat dari anak atau pembawaan dari lahir.

 

Meski begitu, bukan berarti pengasuhan anak tidak memiliki peran sama sekali. Nilai-nilai plus metode komunikasi dan cara mengatasi konflik adalah hal yang cukup penting bagi orang tua dalam membantu anak. Faktor keluarga lainnya adalah kelahiran, jumlah saudara kandung, dan peristiwa-peristiwa kehidupan seperti perpindahan, penyakit, perubahan ekonomi keluarga dan pekerjaan orang tua. Kesemuanya itu berperan dalam pembentukan watak seorang anak. Anak yang “baik” berpotensi menjadi “musuh” jika diabaikan atau disiksa. Anak yang “sulit” berpotensi menjadi lebih baik dengan bimbingan orang tua yang sabar.

 

Temperamen orang tua bukanlah suatu ketetapan. Selama ini yang terlihat oleh orang tua adalah apa yang bisa dilakukan oleh anaknya. Seorang anak yang sangat pemalu dapat belajar bersosialisasi tapi belum bisa menjadi ketua atau pusat perhatian dari sebuah kelompok. Oleh karena itu, orang tua harus bisa menjadi pengatur temperamen sosial, membantu membentuk, merubah, atau memperkuat kepribadian dasar anak.

 

Penelitian mengindikasikan bahwa temperamen berhubungan dengan tingkat fisik, emosi, dan sosial. Karakter-karakter ini dianggap sebagai dasar fisik dan genetik. Anak yang enerjik cenderung berasal dari orang tua yang aktif; anak yang cemas datang dari orang tua yang penuh khawatir; anak pemalu berasal dari orang tua yang introvert, dan sebagainya.

 

Namun faktor keturunan bukanlah satu-satunya penentu. Sifat kreatif akan lebih kompleks. Begitu juga dengan sifat agresif, karena sifat tersebut adalah hasil dari karakter dasar (berupa tingkat keaktifan dan sosial anak) yang dikombinasikan dengan perilaku yang dipelajari. Tapi dengan pengasuhan yang sedemikian rupa akan menyebabkan temperamen tersebut mudah dikurangi.

 

Cara lain melihat sifat bawaan anak adalah melalui kepekaan anak, seperti sesuatu yang membuat sebagian anak tidak nyaman dengan suara yang keras, cahaya terang, baju yang kasar, atau makanan pedas. Anak-anak seperti ini rentan terhadap marah yang diakibatkan oleh perasaan yang berlebihan.

 

Ciri-ciri watak:

  • Tingkat keaktifan (apakah tingkah lakunya liar atau tidak, dapat diam atau bermain dengan tenang).
  • Perhatian (memiliki konsentrasi kuat, kurang perhatian atau mudah dialihkan).
  • Berpendirian (tetap pada suatu keinginan dan permintaan atau mudah menyerah).
  • Intensitas (mudah kecewa dan susah dihibur atau tenang dan cepat didiamkan).
  • Keteraturan (tepat waktu untuk tidur, makan, mandi atau tidak).
  • Sensitifitas (mudah terganggu dengan keramaian atau tidak sama sekali).
  • Kewaspadaan (mudah bergaul dengan orang, tempat, dan barang baru atau enggan bergaul).
  • Mood (mudah tersinggung, cengeng atau ceria).
  • Penyesuaian (dapat menyesuaikan diri dengan perubahan atau menolak keras).

 

Sebagian besar anak yang dianalisa berdasarkan ciri di atas bisa diklasifikasikan menjadi anak yang “mudah”, “sulit”, atau “lama” untuk ditenangkan ketika mereka marah atau menangis. Kadang kala ada anak dengan kategori tertentu “mudah” diatasi namun “sulit” dengan kategori lainnya. Cara orang tua berhubungan dengan anak akan memberikan efek penting pada wataknya. Menyebut anak “sulit” tidak harus mencapnya sebagai anak nakal – artinya orang tua “sulit” berhubungan dengannya karena emosinya yang intens, mendadak, berkelanjutan, atau kemampuan adaptasinya yang lemah. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan orang tua untuk berhubungan dengan anaknya secara baik.

 

Kemudahan untuk mengerti temperamen anak dapat mengurangi frustrasi orang tua, dan pada saat yang sama dapat meningkatkan toleransi bagi anak. Mengatur anak yang cenderung cemas, mudah ditakut-takuti, merengek,  menangis sejadi-jadinya karena masalah kecil, bukan merupakan pekerjaan yang mudah bagi orang tua. Orang tua yang menyalahkan diri mereka sendiri karena perilaku anak yang buruk tersebut dan mengharapkan perubahan terjadi dalam waktu semalam dapat merugikan kepribadian anak tersebut.

 

Hal yang perlu diperhatikan orang tua dalam mengembangkan potensi anak adalah kesesuaian, artinya menyelaraskan solusi dengan watak anak dan menumbuhkan interaksi yang membangun antara keduanya. Misalkan, dua anak balita dan dua ibu. Satu anak balita sangat penakut dan pemalu, anak yang lain senang berpetualang dan aktif. Satu ibu protektif dan cenderung khawatir, ibu yang lain tidak terlalu mencampuri dan mandiri dalam pengasuhannya.

 

Ibu yang protektif biasanya akan mengawasi anaknya yang sangat penakut secara berlebihan. Ibu yang mencegah anaknya yang berani akan memunculkan sifat menentang dan keras kepala.

 

Sedangkan ibu yang percaya diri dan mandiri, biasanya tidak sabar pada anak yang  pendiam, hal ini akan memperburuk rasa cemas anak, meningkatkan keraguan anak dan ketergantungannya. Ibu yang demikian biasanya memaksa si anak mencoba hal baru sebelum ia terbiasa dengan tingkah lakunya. Ibu ini juga bisa gagal memonitor anak yang berani tersebut dengan benar, sehingga resiko luka fisik dapat terjadi dan akhirnya ia tidak akan pernah belajar mengenal bahaya.

 

Pandangan bahwa watak mencerminkan kepribadian anak bisa menimbulkan kontroversi dan disalahartikan dimana orang tua terkesan tidak boleh mengubah perilaku anaknya.

Orang tua adalah orang dewasa, dimana mereka mampu menyesuaikan diri mereka dengan kepribadian anak. Menerima watak anak dan memahami bentuk-bentuk perilaku anak akan menghasilkan kesesuaian yang lebih empati dan lebih baik antara orang tua dan anak. Hal ini akan membantu orang tua mengenal tanda-tanda kesulitan, dan situasi apa yang bisa membuat anak tertekan. Hal ini juga mengajarkan orang tua kapan mereka harus membujuk, sedikit menantang, atau membantu anaknya  mengembangkan pengendalian diri.

 

Untuk mengatasi anak yang pemalu, orang tua sebaiknya mengundang salah satu teman anaknya ke rumah untuk bermain bersama-sama dan hindari mencap anak sebagai pemalu, berisik, atau tidak bisa diam, karena akan membuatnya minder dan mungkin akan menghindar berinteraksi dengan orang lain.

 

Ibu yang protektif harus mengajarkan anak balitanya dengan hal-hal yang menantang, misalnya mengajak anaknya main ayunan dan memegang tangannya dengan lembut. Kemudian ketika anak sudah merasa nyaman, ibu perlu memberikan keyakinan pada anaknya dan biarkan ia bermain sendiri. Terhadap anak balita yang pemberani, ibu harus membiarkannya bereksplorasi, sambil mengajarkan anak tindakan pencegahan untuk menghindari bahaya.

 

Ibu sebaiknya membiarkan anaknya yang pemalu dan enggan terhadap suatu kegiatan. Jangan mencegah atau melarangnya bermain. Ibu sebaiknya menunggu sampai anak menunjukkan minatnya, kemudian yakinkan dia (tanpa menekan) bahwa situasi baru bisa menyenangkan anak. Sang ibu tentunya senang dengan kegembiraan anaknya yang aktif, namun ibu harus membantu mengembangkan keaktifan, kecerobohan, dan agresifitas anak.

 

Pengasuhan yang baik terjadi bila orang tua melakukan penilaian pada anak dan memperhatikan bagaimana anak berkembang secara fisik dan emosional. Orang tua yang mengetahui temperamen anak akan mendapatkan kemudahan dalam mendidiknya.

 

Orang tua sangat memerlukan pengenalan watak untuk membangun potensi anaknya. Penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan suatu aktivitas ditentukan oleh kesesuaian ciri aktivitas dengan ciri watak anak yang akan melakukannya. Setiap pekerjaan menggambarkan suatu tuntutan dan ciri-ciri pekerjaan, oleh karena itu mengenal watak anak akan membantu mengarahkan potensi pekerjaan atau pendidikan apa yang cocok untuk anak. Anak yang berwatak berani mengambil resiko, senang bergaul dengan orang lain dan mau melakukan tantangan mencerminkan watak seorang pebisnis yang berhasil. Begitu pula dengan anak yang mempunyai watak sosial, dapat diarahkan sebagai pekerja kesehatan atau pekerjaan yang berhubungan dengan manusia.

 

Box

Utbah ibnu Abi Sufyan menegaskan sewaktu ia memberi petunjuk kepada guru anaknya: “Jadikanlah upayamu memperbaiki watak anakku sebagai upaya memperbaiki dirimu, sebab pandangan mata anak-anakku terpusat pada matamu, dan barang baik yang akan mereka lihat adalah barang baik yang telah kamu saksikan, dan barang yang mereka anggap buruk adalah yang memang kamu pandang demikian”.

 

Membangun Potensi Melalui Pengenalan Tugas Perkembangan Anak

Anak mempunyai tugas-tugas perkembangan yang sama dengan usianya. Namun dalam praktek dan kenyataannya, pencapaian perkembangan anak berbeda di antara sesama anak. Setiap usia anak, memiliki hal-hal yang penting dalam perkembangannya.

 

Anak pada usia empat tahun lebih, diharapkan sudah mampu mengikuti gambar diagram yang sederhana dan mampu menggambar orang dengan bentuk sederhana, misalnya mata dan tangan. Perkembangan anak pada usia ini perlu disalurkan oleh orang tua dengan mengajarnya menggambar, sehingga pada usianya anak dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya.

 

Perkembangan anak usia lima tahun diharapkan sudah mampu melompat dengan dua kaki, mampu mengikat tali sepatu dan mengetahui usianya serta membedakan pagi dan siang. Kemampuan anak dikaitkan dengan masing-masing perkembangan seperti perkembangan sosial, kognitif, emosi, motorik dan bicara. Setiap perkembangan anak pada usia tertentu memiliki hal-hal penting yang perlu dikembangkan oleh orang tuanya. Keberhasilan membangun potensi anak sesuai dengan usia perkembangannya, akan memudahkan anak mengikuti tugas-tugas perkembangan berikutnya.

 

Anak pada usia enam tahun menurut perkembangannya telah mengetahui jumlah jari dan menyebut nama hari, maka orang tua harus mendidik dan mengajarkan anak berhitung dan menghapal, sehingga anak mempunyai kemampuan yang sesuai dengan tugas perkembangannya.

 

Orang tua perlu melihat hal-hal penting pada anak untuk membangun potensinya. Tugas perkembangan anak merupakan tanda dan ukuran tingkah laku yang akan dicapai anak. Banyak cara untuk membangun potensi anak sesuai dengan usia perkembangannya seperti melalui bermain, nasihat atau pengajaran.

 

  1. Keluarga dan Perhatian kepada Anak

Adalah kewajiban para orang tua untuk mendidik anaknya secara baik dan benar dari sudut ilmu pendidikan maupun dari syariat Islam. Kegagalan mendidik anak secara baik dan benar berdampak kepada masa depan anak.

 

Beberapa dalil, dapat disimpulkan bahwa Islam menuntut kebersamaan orang tua terhadap anaknya. Sebagai contoh Islam menyuruh ibu menyusui anaknya secara penuh hingga sampai saatnya disapih (sekitar dua tahun) dimana aktivitas menyusui adalah aktivitas kongkrit kebersamaan ibu dengan anaknya.

 

Pernahkah anda merasa enggan pergi ke kantor karena begitu asyiknya  mendengarkan celoteh anak-anak anda? Duduk bertelekan di sofa sambil memandangi anak-anak, bercengkrama dan berbincang dengan mereka merupakan kenikmatan yang tiada bandingnya.

 

Allah SWT menyebut keluarga dan anak sebagai perhiasan kehidupan dunia dan dijadikan indah memandang anak dan pasangan kita. Namun sebaliknya, anak bisa menjadi ujian dan cobaan apabila kita tidak dapat mendidiknya secara baik. Mendidik anak secara baik dan benar dilihat dari sudut ilmu pendidikan maupun dari syariat Islam yang merupakan kewajiban orangtua. Kegagalan mendidik anak akan berdampak pada masa depan anak.

 

Proses pendidikan anak berawal pada saat anak dalam kandungan, dimana ibu paling banyak berperan. Namun peran ayah tidak kalah penting. Kerjasama yang baik antara ayah dan ibu, akan melahirkan anak yang berkualitas, karena itu, sebaiknya kehamilan dipandang sebagai anugerah yang harus disyukuri. Dengan rasa syukur itulah ayah dan ibu akan menjalankan peran pendidikannya secara optimal.

 

Box

Harta dan anak adalah perhiasan kehidupan dunia (QS Al Kahfi: 46).

 

Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang telah Aku ciptakan sendirian. Dan Aku jadikan baginya harta benda yang banyak. Dan anak-anak yang selalu bersama dia (QS Al Mudatsir: 11-13).

 

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak… (QS Ali Imran: 14).

 

Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu) (QS At Taghabun: 15).

 

Dan mereka menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan. Maha suci Allah, sedangkan untuk mereka sendiri apa yang mereka sukai (yaitu anak laki-laki). Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya dan dia sangat marah (QS An Nahl: 57-58).

 

Apakah (patut) untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah anak perempuan? Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil (QS An Najm: 21-22).

 

Dan sesungguhnya Dialah Yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan (QS An Najm: 45).

 

Sesungguhnya rugilah orang-orang yang membunuh anak-anak mereka karena kebodohan dan tidak mengetahui, dan mereka mengharamkan apa-apa yang telah Allah rezekikan kepada mereka dengan semata-mata mengada-adakan terhadap Allah. Sesungguhnya mereka telah sesat dan tidaklah mereka mendapat petunjuk (QS Al An’am: 140).

 

Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang sangat besar (QS Al Isra: 31).

 

Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalak) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka melahirkan (QS Ath Thalaq: 6).

 

Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang makruf (baik) (QS Al Baqarah: 233).

 

Dari Nabi SAW, sesungguhnya seorang wanita dari Ghomidiyah datang kepada Rasulullah lalu mengadu; “Saya telah berzina, ya Rasulullah”. Maka Rasulullah berkata (menolak): “Pulanglah”. Lantas pulanglah wanita itu. Esok harinya wanita itu datang lagi menemui Rasulullah, “Mudah-mudahan engkau tidak menolak saya, sebagaimana engkau menolak Maiz bin Malik, demi Allah saya telah berzina dan hamil”. Untuk kedua kalinya, Rasulullah menolaknya, dan kembali berkata: “Pulanglah”. Maka pulanglah wanita itu. Esok harinya wanita itu datang lagi, namun Rasulullah menyarankan: “Pulanglah, sampai engkau melahirkan”. Setelah melahirkan, wanita itu kembali menghadap Rasulullah sambil membawa bayinya, “Ini bayi yang saya lahirkan”. Rasulullah berkata: “Susukanlah dia sampai waktunya berpisah menyusu, dan di tangannya ada makanan yang ia makan”. Setelah tiba saatnya bayi itu tidak menyusui dan dapat memegang makanan, maka Rasulullah menerima bayi itu dan menyerahkannya kepada seorang muslim. Lantas Rasulullah memerintahkan orang membuat lubang untuk wanita – ibu sang bayi – tersebut dan menyuruh orang merajamnya. Kemudian Khalid bin Walid merajamnya dari sebelah kanan. Dirajamnya wanita itu dengan batu, sehingga baju Khalidpun terkena oleh cipratan darah wanita itu. Lantas Rasulullah berkata kepada Khalid; “Tenanglah hai Khalid, demi Allah yang jiwaku di tanganNya, ia telah bertobat, yang jika diucapkan oleh seorang penipu (orang yang tidak baik) sekalipun, niscaya Allah akan mengampuninya”. Kemudian Rasulullah mengajak orang-orang merawat jenazah wanita itu, disembahyangkan, lantas dikuburkan (Hadits Sahih riwayat Muslim 3/1323 h.n 1695).

 

Saya menemukan wanita-wanita terbunuh di beberapa tempat peperangan Rasulullah SAW. Maka Rasulullah melarang membunuh wanita-wanita dan anak-anak (Hadits Sahih riwayat Muslim 3/1364 h.n 1744).

 

  • Nasihat untuk Orang Tua

Orang tua berkewajiban mendidik anaknya, begitu nasihat Nabi SAW kepada para orang tua. Tentunya orang tua dinasihati agar melakukan tindakan dan perbuatan yang baik kepadanya agar anak mencintai Nabi, ahli bait dan Al Quran. Orang tua perlu mengajak anaknya beramal dan berinfak serta menuntut ilmu sehingga mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat.

 

Rasulullah SAW bersabda, “Didiklah anak-anak kalian dengan tiga perkara, mencintai Nabi kalian, mencintai ahli baitnya dan senang membaca Al Quran. Sebab orang-orang yang mengemban tugas Al Quran itu berada dalam lindungan singgasana Allah pada hari yang tidak ada perlindungan selain dari pada perlindungan-Nya beserta para Nabi-Nya dan orang-orang yang suci” (HR Ibn Annajar dalam tarikhnya, Imam Al-Manawi mengatakan haditsnya dhaif).

 

Satu dinar engkau nafkahkan di jalan Allah, satu dinar engkau nafkahkan untuk membebaskan budak, satu dinar engkau sedekahkan untuk orang miskin, dan satu dinar engkau nafkahkan untuk keluargamu, yang paling besar pahalanya ialah dinar yang engkau nafkahkan untuk keluarga (HR Muslim 2/692 h.n 995).

 

Ibnu Masud berkata: “Hendaklah kalian menuntut ilmu sebelum ilmu itu diangkat dan terangkatnya ilmu dengan meninggalnya para ahli, dan tuntutlah ilmu karena kalian tidak mengetahui kapan kalian memerlukannya”.

 

Barangsiapa yang menginginkan kebaikan di dunia ini, hendaknya mencari ilmu; barangsiapa yang menginginkan kebaikan di akhirat hendaknya mencari ilmu; barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya hendaknya mencari ilmu.

 

1.2. Peran Orang Tua

Allah SWT telah menjadikan anak dan keluarga sebagai perhiasan dan sekaligus sebagai amanah, dimana Allah SWT telah menciptakan semua potensi manusia untuk disyukuri dan dipergunakan dengan baik. Target penciptaan manusia adalah ibadah dan menjadi khalifah, oleh karena itu peran orang tua dalam membangun potensi anak sangatlah diutamakan. Pendidikan anak dimulai dengan menyusui anak dan menjaga agar anak tetap dalam fitrah. Orang tua wajib bersikap baik dan kasih sayang terhadap anak dan keluarganya, serta mendidiknya secara bertahap hingga mencapai kedewasaannya.

 

Orang tua perlu menjalin hubungan yang positif dengan anak, dimana pendekatan kepada anak harus dilakukan secara baik. Menyuruh atau melakukan suatu tingkah laku perlu diberikan dengan ramah dan bersifat himbauan, sehingga hubungan menjadi akrab dan tidak bermusuhan. Larangan dan hal-hal yang tidak boleh, disampaikan dengan alasan yang rasional dan logis serta dapat diterima dan dimengerti anak. Anak tidak dijadikan sebagai objek tapi sebagai subjek.

 

Hubungan orang tua-anak yang baik, akan mengefektifkan segala perlakuan yang diberikan dalam merubah perilaku anak. Masalah-masalah anak dapat diatasi dengan baik. Pengaruh-pengaruh dari luar dapat dibendung dan dicegah.

 

Box

Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi (QS Al Baqarah: 30).

 

Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya adalah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya di antara kalian rasa kasih dan sayang (QS Ar Rum: 21).

 

Sebaik-baik kalian ialah yang paling baik sikapnya terhadap keluarganya, dan saya adalah orang yang paling baik terhadap keluarga saya (HR Turmudzi 5/709 h.n 3895).

 

Tiada satu anakpun yang terlahir ke dunia ini kecuali dalam keadaan fitrah. Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi. Sebagaimana halnya binatang yang melahirkan binatang sempurna, apakah kamu akan menemukan cacat padanya? Kemudian Abu Hurairah berkata: “Jika kamu mau, bacalah ayat: “Itu (agama Islam) adalah fitrah Allah yang Ia tetapkan pada manusia. Tidak ada penggantian bagi ciptaan Allah” (HR Bukhari 1/456 h.n 1292 dan Muslim 4/2047 h.n 2658).

 

Dan Allah telah mengeluarkanmu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur (QS An Nahl: 78).

 

Kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan (QS Al Haj: 5).

 

Tidak dicatat dosa-dosa seseorang itu dari tiga golongan: Orang yang tidur sehingga dia bangun, orang yang ditindas hingga ia bebas dan dari anak kecil hingga ia dewasa (HR Tabrani fil Awsath 8/161 h.n 8273).

 

Sesungguhnya harta dan anak-anak itu adalah merupakan perhiasan kehidupan dunia (QS Al Kahfi: 46).

 

Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan (QS Al Baqarah: 233).

 

Katakanlah: “Dialah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati”. (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur (QS Al Mulk: 23).

 

1.3. Kebutuhan Anak

Bayi yang baru lahir dan bayi yang berusia di bawah satu tahun adalah makhluk ajaib yang gerakannya didasari oleh kebutuhan, seperti makan, tidur, dan hubungan dengan orang lain. Dengan adanya pengasuhan maka kebutuhan fisik, kebutuhan emosi dan kebutuhan sosial  anak akan terpuaskan.

 

  • Kebutuhan fisik. Anak membutuhkan makanan, pakaian dan lingkungan rumah yang aman.
  • Kebutuhan emosi. Anak membutuhkan kasih sayang dan perawatan. Mereka juga butuh pujian dan pengakuan, khususnya untuk usaha belajar yang dilakukannya dan sikap baik mereka. Anak juga butuh pengalaman yang baru dan bervariasi, seperti jalan-jalan ke kebun binatang, musium, acara kebudayaan dan aktivitas rekreasi lainnya. Anak tidak boleh terlalu dilindungi. Sebaliknya mereka harus didorong untuk bertanggung jawab terhadap apa yang mereka mampu atau apa yang orang lain harapkan pada mereka.
  • Kebutuhan sosial. Anak perlu berinteraksi dengan orang lain (teman) agar bisa bersosialisasi.

 

1.4. Pengasuhan Anak

Pengasuhan anak harus dilakukan secara adil dengan mengikuti usia dan tahap penerimaan anak. Anak usia tujuh tahun sudah dapat mengerti perintah, maka dapat disuruh mengerjakan salat. Apabila anak telah berumur 10 tahun belum salat, orang tua dapat memukul kakinya. Sesungguhnya pendekatan Islam dalam mengasuh anak sangat sesuai dengan fitrah manusia.

 

Pada dasarnya ada tiga jenis pengasuhan anak, yaitu:

  • Keras (otoriter). Jenis pengasuhan ini sangat tegas, melibatkan beberapa bentuk aturan-aturan. Anak-anak dibiasakan dengan pemberian hadiah dan hukuman. Masalah yang muncul dengan jenis pengasuhan ini adalah anak-anak akan belajar untuk mengharapkan hadiah atas kelakuan “baik” anak. Hukuman yang terlalu keras akan menimbulkan ketakutan dan kemarahan yang berlebihan. Namun, jenis ini masih merupakan cara pengasuhan yang efektif untuk anak kecil yang pengertiannya masih harfiah dan sederhana.
  • Lunak (permisif). Orang tua yang menggunakan cara ini tidak memberikan batasan dan biasanya anak akan tumbuh tanpa arahan. Anak seperti ini sering disebut “anak manja”. Masalah yang muncul dengan gaya ini adalah anak tidak peduli dengan tanggung jawab sosial dan akan mengalami kesulitan dalam bergaul. Orang tua, guru dan orang dewasa yang terlalu lunak dapat menghambat perkembangan moral anak. Mungkin ini adalah gaya terburuk dalam pengasuhan anak.
  • Otoritatif (moderat). Gaya pengasuhan ini didasari atas pengertian dan rasa hormat orang tua terhadap anaknya. Orang tua yang menggunakan cara ini memberikan aturan yang sesuai dengan usia dan perkembangan anak. Orang tua yang fleksibel dan otoritatif adalah mereka yang mengizinkan dan mendorong anak untuk membicarakan masalah mereka, memberi penjelasan yang rasional dan masuk akal tentang peran anak di rumah dan menghormati peran serta orang dewasa dalam pengambilan keputusan meskipun orang tua merupakan pemegang tanggung jawab tertinggi. Orang tua seperti ini juga menghargai sikap disiplin dan tingkah laku yang baik.

 

Sebagian besar orang tua memulai dengan cara pengasuhan yang otoriter. Tapi penting untuk dicatat bahwa seiring tumbuhnya anak, pengasuhan anak yang otoriter lebih pantas untuk mengajari anak dalam menumbuhkan rasa percaya diri dan bertanggung jawab. Pengasuhan yang lunak bukanlah jenis pengasuhan yang efektif dan harus dihindari. Jenis otoritatif merupakan cara yang cukup baik dalam mengembangkan potensi anak, terlebih ketika anak memasuki usia remaja. Beberapa pendekatan keras dapat digunakan untuk anak usia balita dan pra remaja, khususnya dalam menerapkan disiplin.

 

Hal-hal yang Dihindari dalam Mengasuh Anak

  • Orang tua menjadikan cinta sebagai suatu balasan. Orang tua harus memberi pengertian bahwa dikarenakan mereka mencintai anak sehingga mereka melakukan sesuatu dan bersikap baik. Hal ini menjadikan anak berusaha mendapatkan kasih sayang orang tua. Orang tua harus mencintai anak meski terdapat kelemahan dan kesalahan pada diri anaknya.
  • Orang tua tidak mengekspresikan cinta. Orang tua di Asia cenderung tidak mengekspresikan rasa cinta mereka kepada anak. Lalu bagaimana anak mengetahui kalau mereka dicintai oleh orang tuanya?
  • Anak disamakan dengan orang dewasa. Padahal anak bukanlah miniatur orang dewasa. Mereka memiliki pikiran dan sikap yang berbeda dengan orang dewasa.
  • Orang tua terlalu berharap. Orang tua sering mengharapkan anaknya berhasil dengan usaha mereka. Bahkan orang tua mengharapkan anak mencapai sesuatu yang orang tuanya sendiri tidak memiliki kesempatan untuk melakukannya. Orang tua yang berpengharapan tinggi seperti itu akan membuat anaknya tertekan. Ukuran baik sebuah prestasi anak adalah melakukan apa yang dia mampu, bukan yang terbaik. Jika tidak, anak akan merasa frustrasi dan mereka merasa telah gagal. Anak pun dapat membangun rasa marah dan benci pada orang tuanya. Hal ini akan menegangkan hubungan keduanya.
  • Anak yang dimanja. Menyerah pada tingkah dan khayalan anak bukanlah pengasuhan yang baik. Anak harus diberikan batasan. Bentuk pengawasan eksternal ini akan membantu anak menumbuhkan pengendalian diri.
  • Anak tidak boleh dilindungi dari kesalahan yang diperbuatnya. Melindungi anak dari berbuat salah adalah kesalahan terbesar karena anak tidak memiliki kesempatan untuk mempelajari sesuatu yang benar atau salah. Sebagai ilustrasi, pertimbangkan keadaan dimana orang tua melihat anak mengerjakan bongkar pasang. Sebuah kesalahan anak dalam bongkar pasang yang tidak boleh disalahkan tetapi disarankan untuk dibiarkan agar anak mendapatkan pengalaman. Mengkoreksi anak akan menghilangkan kesempatan anak untuk belajar. Membiarkan anak menyadari kesalahan mereka memang akan memakan waktu namun sesungguhnya pengalaman menjadi lebih berarti dan bermanfaat bagi anak. Anak akan belajar dari kesalahan yang mereka lakukan. Kesalahan mendasar para orang tua dalam masyarakat yang kompetitif adalah mereka ingin anaknya menjadi kebanggaan bagi keluarga atau orang tuanya tanpa melihat kemampuan anak yang sebenarnya.

 

Box

Rasulullah SAW bersabda, “Perintahkanlah kepada anak-anak kalian untuk mengerjakan salat setelah mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka (jika belum mengerjakan) setelah berusia sepuluh tahun” (HR Abu Daud 1/133 h.n 494).

 

Allah SWT berfirman, “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan” (QS Al Alaq: 1).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah mengajari mereka menulis, berenang dan melempar serta tidak memberi rezeki kecuali dengan rezeki yang baik” (HR Baihaqi 10/15 h.n 19526  dengan sanad yang dhaif).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Jika anak Adam sudah meninggal, maka semua amalnya akan terputus kecuali tiga hal; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang saleh yang mendoakan dia” (HR Muslim 3/1255 h.n 1631).

 

Allah SWT berfirman, “Berbuat adillah kamu karena sesungguhnya berbuat adil itu lebih dekat kepada takwa” (QS Al Maidah : 7).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Berbuat adillah terhadap anak-anak kalian, berlaku adillah terhadap anak-anak kalian, berlaku adillah terhadap anak-anak kalian” (HR Ahmad 4/278 h.n 18475).

 

1.5. Kewajiban Anak

Kewajiban anak adalah menyembah Allah dan berbuat baik kepada kedua orang tuanya, bahkan dilarang membantah atau menyakiti hatinya, dan diwajibkan mengucapkan perkataan yang mulia kepada orang tuanya. Anak perlu meminta kerelaan orang tuanya, karena kerelaan Allah tergantung dari kerelaan orang tua. Bahkan Nabi SAW menyatakan bahwa surga ada di bawah telapak kaki ibu. Oleh karena itu kewajiban anak terhadap orang tua perlu dijalankan. Kewajiban anak lainnya adalah menuntut ilmu dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

 

Box

Allah SWT berfirman, “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”(QS Al Isra: 23).

 

Fathimah RA berkata, Rasulullah SAW telah bersabda, “Tetapilah kakinya (ibu), sebab surga ada di bawah telapak kakinya” (HR Ibnu Majah 2/929 h.n 2781).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Kerelaan Allah SWT dalam kerelaan orang tua, dan murka Allah SWT dalam murka orang tua” (HR Turmudzi, 4/310 h.n 1899).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Jika anak Adam sudah meninggal, maka semua amalnya akan terputus kecuali tiga hal; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang saleh yang mendoakan dia” (HR Muslim 3/1255 h.n 1631).

 

Dari Abu Hurairah RA berkata Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya ada seorang hamba (yang oleh Allah) ditinggikan derajatnya, dan dia akan berkata, “Wahai Tuhanku, dari mana ini?” Tuhan menjawab, “Sebab istighfar anakmu (untukmu) setelah kamu meninggal” (HR Ibnu Majah 2/1207 h.n 3660).

 

Allah SWT berfirman, “Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya” (QS Ath Thur: 21).

 

1.6. Menjaga Kestabilan Emosi Ibu

Sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa emosi ibu ketika hamil tidak stabil. Kadang ibu merasa sedih tiba-tiba, khawatir yang berlebihan, serta mudah marah. Ketidakstabilan  ini sangat tampak pada triwulan pertama dan triwulan ketiga. Pada triwulan pertama, ketidakstabilan terjadi karena ibu mengalami perubahan hormonal. Masa ini bisa disebut juga masa adaptasi. Ketidakstabilan semakin parah bila kehamilan itu di luar rencana. Sehingga ada dua beban yang dirasakan ibu. Beban pertama adalah perubahan siklus hormon, dan beban kedua adalah rasa terbebani dengan kehamilan itu. Peran ayah dan keluarga besar, sangat dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan ini. Bila hal ini dibiarkan dapat mengakibatkan perkembangan emosi janin yang kurang bagus.

 

Dalam kaitannya dengan menjaga kestabilan emosi, sebaiknya ibu yang sedang hamil tidak dibebani dengan pikiran yang berat. Ayah diharapkan mempunyai cara yang baik dalam menyampaikan persoalan yang harus diketahui oleh ibu. Pada triwulan pertama, pada kasus tertentu bisa terjadi keguguran yang diakibatkan oleh stres yang berat. Nasihat yang lembut pada situasi yang nyaman, sangat dibutuhkan pada saat ibu mengandung.

 

Dari pihak ibu, agar emosi stabil, diharapkan semakin meningkatkan hubungannya kepada Allah. Rasa syukur dan ikhlas dalam menjalankan amanah Allah akan memberikan dampak yang baik untuk janin. Memang pada saat hamil, untuk mendekat kepada Allah perlu perjuangan. Pada awal kehamilan, ibu merasa tidak nyaman sehingga untuk beribadah perlu motivasi yang kuat dari dalam diri dan didukung oleh keluarga. Menjelang persalinan, ketika beban kandungan semakin berat, rasa malas beribadah semakin mendera. Bahkan untuk membersihkan diri rasanya teramat berat. Hanya tekad yang kuat dan keimanan saja yang dapat menguatkan ibu untuk terus mendekatkan diri kepada Allah.

 

Keikhlasan yang kuat akan memudahkan ibu untuk menjalankan persalinan. Emosi yang stabil sangat diperlukan. Ibu-ibu yang tertekan pada saat hamil akan melahirkan generasi yang terganggu emosinya, bahkan terganggu kecerdasannya. Ayah dan ibu sebaiknya senantiasa memohon kepada Allah diberikan keikhlasan agar kestabilan emosi bisa dijaga.

 

Tips Menjaga Emosi Ibu Hamil bagi Suami atau Keluarga

Box:

Apabila seorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah SWT mencatatkan baginya  setiap hari dengan  1000 kebaikan dan menghapuskannya dari  1000 kejahatan.

 

Dua rakaat salat dari wanita yang hamil lebih baik daripada 80 rakaat salat wanita yang tidak hamil .

 

Wanita yang hamil akan mendapat pahala beribadat  pada malam hari.

 

Wanita yang hamil akan mendapat pahala berpuasa pada siang hari.

 

Beberapa Tips Menjaga Emosi Ibu Hamil

  • Berikan perhatian yang khusus pada saat kehamilan diketahui.
  • Berikan nasihat dengan cara yang baik dan pada saat yang tepat.
  • Ingatkan dengan cara yang baik untuk senantiasa meningkatkan ibadah kepada Allah.
  • Berikan hadiah khusus yang berupa makanan kesukaannya selama makanan itu halal dan baik.
  • Sediakan waktu untuk mengantar ibu periksa ke dokter.
  • Rencanakan waktu untuk menemani ibu ketika masa persalinan.
  • Libatkan keluarga besar untuk membantu meringankan tugas ibu.

 

  1. Dasar Mendidik Anak

Dasar mendidik anak adalah mengacu pada bakat dan lingkungan (orang tua). Perubahan yang terjadi pada anak tergantung dengan bakat anak dan lingkungannya. Mendidik anak dalam Islam diawali dengan memberi nama yang baik dan mengajarkan Al Quran kepadanya.

 

Box

Katakanlah bahwa setiap orang itu bekerja menurut bakatnya masing-masing (QS Al Isra: 84).

 

Anak itu dilahirkan atas fitrahnya, orang tuanyalah yang dapat menjadikan Yahudi, Nasrani ataupun Majusi (HR Bukhari 1/465 h.n 1319 dan Muslim 4/2047 h.n 2658).

 

Dari Umar bin Khathab, Amirul Mukminin, ada seorang ayah yang didurhakai anaknya datang mengadu kepadanya. Umar kemudian memanggil anaknya untuk ditanyai kebenarannya. Umarpun berkata kepada anaknya: “Apa sebab kamu durhaka kepada bapakmu?” Ia menjawab: “Wahai Amirul Mukminin, apa hak anak terhadap ayahnya?” Ia menjawab: “Memberinya nama yang baik, memilihkan calon ibu yang baik, dan mengajarkan Al Quran kepadanya”. Anak itu berkata: “Wahai Amirul Mukminin, tidak satupun dari semua itu yang ayahku lakukan padaku”. Umarpun memandang bapaknya dan berkata kepadanya: “Engkau telah durhaka kepada anakmu sebelum dia durhaka kepadamu”. Selanjutnya, Umar berbicara dengan anak-anak (lainnya) sehingga beliau memusyawarahkan dengan mereka berbagai perkara yang penting (Riwayat Hidup Umar oleh Thanthawiyani).

 

2.1. Dilakukan Berulang-Ulang

Pendidikan yang efektif dilakukan berulang kali sehingga anak menjadi mengerti. Pelajaran atau nasihat apapun perlu dilakukan secara berulang, sehingga mudah dipahami oleh anak.

 

Box

Dari Anas RA, ia berkata: “Nabi SAW bila mengucapkan suatu kalimat, beliau mengulanginya sampai tiga kali, sehingga pendengarnya memahaminya. Apabila beliau datang kepada suatu kaum, beliau memberi salam kepada mereka tiga kali (HR Bukhari 1/48 h.n 95).

 

2.2. Pendidikan Bertahap

Pendidikan sebaiknya dilakukan secara bertahap sesuai dengan tahap kemampuan dan usia perkembangan anak. Anak akan mudah menerima, memahami, menghapal dan mengamalkan, bila pendidikan dilakukan secara bertahap.

 

Box

Dari Umar RA, ia berkata: “Nabi SAW menerima ayat-ayat Al Quran dari Jibril (untuk dihafal) lima ayat-lima ayat (HR Baihaqi dalam kitab Shu’abul Iman 2/331 h.n 1958).

 

2.3. Pendidikan dari yang Ringan

Perubahan tingkah laku dan usaha membangun potensi anak dilakukan dari hal yang ringan dan yang paling mungkin diubah. Rasulullah menyuruh kita untuk memulai hal yang paling mudah selama hal itu bukan merupakan perbuatan dosa, kemudian secara bertahap dilakukan perubahan. Rasulullah dalam mendidik anak dan cucunya memulainya dari hal yang bisa dilakukannya (yang ringan) termasuk menyuruh para sahabatnya menghapal ayat Al Quran.

 

Box

Dari Aisyah, dia berkata: “Bila Rasulullah SAW diberi pilihan antara dua hal, beliau memilih yang paling mudah selama bukan perbuatan dosa. Jika hal itu merupakan perbuatan dosa, beliau adalah orang yang paling jauh dari berbuat dosa. Rasulullah SAW tidak pernah menuntut balas kepada seseorang untuk dirinya sendiri, tetapi semuanya itu karena orangnya melanggar ketentuan Allah, lalu beliau menuntut balas terhadap orang itu karena Allah” (HR Malik, Bukhari 3/1306 h.n 3367 dan Muslim 4/1813 h.n 2327).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang memiliki anak yang masih kecil, maka gaulilah mereka sesuai dengan tingkat akal mereka” (HR Ibn Asakir dan Ibn Babawih dari Muawiyah).

 

“Berikanlah hukuman kepada budak dan keluargamu sesuai dengan tingkat akal mereka (HR Dailami 3/14 h.n 4017 dan Ibn Asakir dalam kitab Tarikh).

 

Imam Al-Munawi berkata: Seorang guru hendaklah berbicara dan berinteraksi dengan muridnya sesuai dengan tingkat akal mereka dan pemahaman mereka.

 

Dari Jabir RA mengatakan, “Saya pernah mengunjungi Rasulullah SAW. Maka beliau mengajak kami makan. Tahu-tahu ada Husain bermain di jalan bersama anak-anak yang lain. Beliau bergegas mendatangi mereka dan membentangkan tangannya. Beliau pun harus berlari ke sana dan kemari. Beliau menggembirakan dia (membuat dia tertawa). Maka beliau meletakkan salah satu tangannya ke dagu Hasan sedangkan tangan beliau yang lainnya diletakkan di antara kepala dan kedua telinganya. Beliau memeluk kemudian menciumnya” (HR Ibn Majah 1/51 h.n 144).

 

Dari Usamah bin Zaid RA, “Saya pernah mengutus putri Rasulullah SAW kepada ayahnya, bahwa anak saya sudah menjelang ajal. Maka beliau mengutus (seseorang) dan mengirim salam seraya bersabda, “Sesungguhnya apa yang diambil dan diberikan oleh Allah adalah milikNya. Setiap sesuatu (di sisi Allah SWT) memiliki batas akhir yang telah ditentukan. Oleh karena itu, bersabarlah kamu dan berharaplah akan adanya pahala! Maka puteri beliau bersumpah agar beliau mendatanginya. Beliau pun berdiri (dan berangkat). Bersama beliau adalah Saad bin Ubadah, Muadz bin Jabal, Ubai bin Kaab, Zaid bin Tsabit serta beberapa orang laki-laki. Anak tersebut kemudian diangkat dan diserahkan kepada beliau dan diletakkan di pangkuan, sementara nafas beliau tersengal hebat dan air mata beliau mengalir dengan deras. Saad bertanya, “Apa arti semua ini, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ini adalah rasa kasih sayang yang dijadikan oleh Allah SWT di hati semua hamba-Nya”. Dalam riwayat lain dikatakan, “Allah menjadikan kasih sayang di hati hamba yang dikehendaki-Nya. Dialah Allah yang hanya menyayangi hamba-hamba-Nya yang menyayangi” (HR Bukhari 1/431 h.n 1224 dan Muslim 2/635 h.n 923).

 

  1. Aktivitas Orang Tua

 

3.1. Menjaga Fitrah

Anak lahir dalam keadaan fitrah. Orang tua diharapkan menjaga fitrah anak agar tidak berubah. Fitrah yang tetap terjaga pada anak akan membentuk pribadi anak yang saleh. Usaha untuk menjadikan anak saleh dilakukan dengan merubah anak (mendidik anak) tersebut agar tetap bersama fitrahnya.

 

Box

Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka (QS At Tahrim: 6).

 

Apabila seseorang telah meninggal dunia, maka terputuslah pahala amalnya, kecuali tiga perkara, yakni: shadaqah jariyah (shadaqah yang kemanfaatannya dapat berlangsung lama setelah orang yang bershadaqah meninggal), ilmu yang bermanfaat, serta anak saleh yang selalu mendoakan baik kepada kedua orang tuanya (HR Muslim, Abu Daud, Turmudzi dan Nasai dari Abu Hurairah RA).

 

Setiap anak dilahirkan atas fitrah sampai lisannyapun mengatakan demikian, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya beragama Yahudi, Nasrani atau Majusi (HR Abu Yala, Tabrani dan Baihaqi, juga dalam HR Bukhari 1/465 h.n 1319 dan Muslim 4/2047 h.n 2658).

 

Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan seseorang, apabila seseorang itu tidak mau merubah yang ada pada dirinya sendiri (QS Ar Rad: 11).

 

3.2. Memahami Anak

Orang tua harus mengerti bahwa anaknya sebagai manusia senantiasa berproses. Allah SWT pun menyebutkan proses kejadian manusia dari sperma dan ovum hingga lahir. Proses pertumbuhan fisik ini juga diiringi dengan proses perkembangan jiwa. Pengertian terhadap anak sebagai makhluk yang sedang berproses akan sangat membantu pendidikan anak. Orang tua dapat secara tepat mendidik anak melalui proses tahapannya dan memahami berbagai masalah dan kendala anak dalam membangun potensinya. Anakpun dilahirkan dengan beragam karakter dan kepribadian walaupun berasal dari satu orang tua. Oleh karena itu orang tua dilarang memperlakukan anaknya sama rata. Tidak semua anak pandai atau bodoh.

 

Anak lahir dengan karakteristik dan sifat yang berbeda. Ciri-ciri ini dapat membantu anak membentuk kepribadian mereka. Dengan mengenali ciri anak, orang tua dapat membantu anak mengembangkan dirinya untuk hal yang positif.

 

Orang tua yang mempunyai harapan akan memberi pengaruh kuat pada anaknya. Seringkali, orang tua mengharapkan anaknya berbuat sesuatu yang baik sehingga mereka dapat membicarakannya dalam berbagai pertemuan antar orang tua dan anak. Anak dapat merasakan hal ini dan akan mencoba memenuhinya. Harapan baik orang tua akan membuat sikap mereka menjadi baik.

 

Orang tua mampu mengenali stres anak. Ketika anak mengalami stres, akan mempengaruhi cara dia berinteraksi dengan orang lain dan cara orang tua menangani anaknya. Orang tua harus mengatur stres anaknya seperti halnya mengatur hubungan dengan anak.

 

Anak dapat mempelajari kata “tidak” sejak dini karena itu adalah kata yang sangat mereka kenal dari orang tua. Orang tua harus mencari jalan untuk lebih sering mengatakan “ya”.

 

Anak dapat membentuk keyakinan pada diri mereka sendiri yang berasal dari pengalamannya. Jika orang tua selalu mengatakan bahwa mereka anak nakal, maka anak akan mulai mempercayai perkataan orang tuanya itu dan mengenali dirinya  sebagai anak nakal, sebaliknya anak yang dijuluki anak baik akan menumbuhkan perilaku baik pula. Anak dapat menumbuhkan sendiri keyakinan positif pada diri mereka dan orang tua membimbing mereka membangun sikap positif tersebut. Salah satu caranya adalah dengan mengajarkan kepada anak bahwa perasaan positif itu penting. Orang tua harus mendengar perasaan anak dan meresponnya dengan rasa hormat dan penuh pengertian.

 

Anggota keluarga di rumah adalah orang-orang terpenting bagi kehidupan anak. Jika kedua orang tuanya bekerja, maka orang dewasa lainnya, seperti nenek atau kakek atau anggota keluarga lainnya, atau orang tua asuh pun menjadi penting keberadaannya bagi anak. Anak perlu membangun hubungan yang dekat dengan orang yang lebih tua.

 

Orang tua perlu mengerti bahwa anak-anak senang bermain. Bermain adalah suatu hiburan bagi anak-anak. Bagi anak, bermain adalah “kerja” mereka. Anak harus bermain untuk berkembang. Melalui bermain, anak belajar tentang dunianya dan keberadaannya di dalam kelompoknya. Anak melatih kemampuan yang mereka miliki ketika mereka tumbuh. Anak belajar tentang kehidupannya dengan mencoba dan berbuat kesalahan (trial and error). Bermain merupakan bagian penting, dimana orang tua dapat membantu anak tumbuh. Orang tua yang bermain dengan anak juga dapat membangun hubungan positif dengan anaknya. Anak juga membutuhkan waktu untuk bermain sendiri, dalam rangka ingin menjelajah pikirannya dan belajar dengan bebas.

 

Box

Sesungguhnya Aku telah menjadikan manusia dari sari tanah, kemudian Aku jadikannya dari setitik nutfah yang tersimpan dalam tempat yang aman, yang teguh (yaitu dalam rahim ibu). Kemudian air mani (nutfah) itu Aku jadikan alaqah (segumpal darah) kemudian Aku jadikan segumpal daging (mudghah) itu menjadi tulang belulang. Kemudian tulang belulang itu Aku selaputi dengan daging. Setelah itu aku jadikannya suatu bentuk yang lain (yaitu bentuk manusia), maka berkah Allah Maha Pencipta yang paling utama” (QS Al Mukminun: 12,13,14).

 

3.3. Adil kepada Anak

Menafkahi dan membiayai keluarga adalah suatu tanggung jawab orang tua khususnya sang ayah. Namun keadilan dalam memberi makan, minum, mainan kepada anaknya, agak sulit dilakukan orang tua. Apalagi orang tua yang lebih menyayangi seorang anaknya dibandingkan anak lainnya tentu akan membedakan dalam pemberian sesuatu kepada anak-anaknya.

 

Adil kepada anak tidak saja dalam memenuhi kebutuhan fisik seperti pemberian makan dan minum tetapi juga kebutuhan emosi seperti perhatian dan kasih sayang. Bahkan Rasulullah SAW menyuruh adil dalam mencium anak-anaknya. Islam sangat memperhatian keadilan di antara anak-anak. Banyak dalil yang menyuruh kita berbuat adil terhadap anak-anak dalam hal pemberian, kasih sayang, ciuman, makan dan minum. Anak yang dimanja biasanya dibedakan dari anak lainnya dan mengakibatkan terjadinya ketidakadilan di dalam rumah. Hampir kebanyakan anak yang dimanja oleh orang tuanya, bermasalah di usia remaja dan dewasanya, karena ketidakmandirian anak dalam menghadapi segala tantangan kehidupan. Selain itu anak yang tidak dimanja dalam rumah juga akan menimbulkan masalah karena kurangnya pemenuhan perhatian dan kasih sayang. Dengan demikian, ketidakadilan yang diperlakukan oleh orang tua akan merusak perkembangan anak.

 

Box

Rasulullah SAW bersabda, “Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah, utamakanlah orang yang menjadi tanggunganmu” (HR Bukhari 5/2048 h.n 5040) Abu Hurairah menambahkan seorang anak akan  berkata, “Berilah makan kepada saya (sebab kalau tidak) kepada siapa engkau akan meninggalkan diriku”.

 

Ibrahim An Nakha’i sangat senang seseorang berlaku adil kepada anak-anaknya hingga dalam masalah ciuman.

 

Rasulullah SAW bersabda: “Berlaku adillah kalian terhadap anak-anak kalian dalam masalah pemberian” (HR Bukhari 2/913 h.n 2445).

 

Dari Numan bin Basyir, Rasulullah SAW bersabda, “Takutlah kalian kepada Allah, dan berlaku adillah terhadap anak-anak kalian” (HR Muslim 3/1242 h.n 1623).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Berbuat adillah terhadap anak-anak kalian, berlaku adillah terhadap anak-anak kalian” (HR Abu Daud 3/293 h.n 3544).

 

Rasulullah SAW bersabda: Tidaklah dilahirkan seorang anak dalam satu keluarga kecuali itu merupakan suatu kehormatan yang masih belum wujud (HR Al-Baihaqi dalam Shu’ab Al-Iman 6/408 h.n 8693).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Takutlah kalian kepada Allah dan berlaku adillah terhadap anak-anak kalian sebagaimana kalian juga senang mereka berlaku adil kepada kalian dalam kebaikan dan kasih sayang” (HR Ibn Hibban 11/503 h.n 5104).

 

Rasulullah SAW bersabda: “…Apakah engkau senang jika mereka melakukan kebaikan kepadamu dengan sama (Adil)?” (HR Muslim 3/1243 h.n 1623).

 

3.4. Mengajarkan Ilmu

Orang yang berilmu mendapatkan tempat yang tinggi dalam Islam, bahkan Allah SWT meningkatkan derajat orang-orang yang berilmu. Oleh karena itu, Islam menyuruh umatnya menuntut ilmu dan mengajarkan ilmu kepada orang serta tidak boleh menyembunyikannya. Rasulullah SAW menyuruh kita mendidik anak-anak dengan ilmu dan wajib hukumnya bagi kita untuk menuntut ilmu yang berkaitan dengan pendidikan anak.

 

Orang yang berilmu dengan yang tidak berilmu berbeda derajatnya. Orang yang berilmu selain mendapatkan pengetahuan dan meningkatkan kemampuannya, juga mendapatkan balasan berupa kemudahan jalan menuju surga. Mengajarkan ilmu kepada seseorang juga mendapatkan pahala dari kegiatan mengajarnya dan juga dari pengamalan orang yang mendapatkan ilmu dari kita. Rasulullah SAW menyebutkan bahwa tiga hal yang dapat membantu kita di akhirat kelak adalah anak yang saleh, ilmu yang diajarkan kepada orang lain dan amal jariah. Dari ketiga hal tersebut, dua di antaranya adalah kegiatan mengajarkan ilmu seperti menjadikan anak yang saleh.

 

Box

Dari Abi Sa’id Al-Khudri, Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa mempunyai tiga anak perempuan, lalu mendidik mereka (dengan baik), menikahkan mereka dan selalu memperhatikan mereka dengan baik, maka baginya adalah surga (HR Abu Daud 4/338 h.n 5147).

 

Rasulullah SAW: “Barangsiapa yang ditanya tentang suatu ilmu, lalu ia menyembunyikannya (tidak mau mengajarkannya kepada orang lain), maka kelak di hari kiamat, Allah akan mengekangnya dengan kekangan api neraka” (HR Abu Daud 3/321 h.n 3658 hadith ini hasan).

 

Katakanlah: “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? (QS Az Zumar: 9).

 

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu sekalian, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (QS Al Mujadalah: 11).

 

Menuntut ilmu itu wajib bagi kaum muslimin dan ilmu yang tidak diletakkan kepada orang yang bukan ahlinya seperti mengikat babi dengan emas permata (HR Ibnu Majah 1/81 h.n 224).

 

Rasulullah SAW bersabda: Seorang alim lebih berbahaya bagi syaitan daripada seribu ahli ibadah (HR Ibnu Majah 1/81 h.n 222).

 

Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah memudahkan jalan untuknya menuju surga (HR Muslim 4/2074 h.n 2699).

 

Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah memudahkan jalan untuknya menuju surga. Sesungguhnya malaikat meletakkan kedua sayapnya untuk menuntut ilmu, disebabkan ridha Allah kepadanya, dan orang yang alim akan dimintakan ampun oleh semua yang berada di langit dan di bumi, bahkan ikan di lautanpun akan memintakan ampun untuknya. Dan kelebihan seorang alim terhadap seorang abid seperti kelebihan bulan atas semua bintang (HR Turmudzi 5/48 h.n 2682).

 

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa-apa yang tidak diketahuinya (QS Al Alaq: 1-5).

 

Dan demikianlah Tuhanmu, memilih kamu (untuk menjadi Nabi) dan diajarkanNya kepadamu, sebagian dari tabir mimpi-mimpi (QS Yusuf: 6).

 

Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu? (QS Al Kahfi: 66).

 

Sebaik-baik kamu adalah siapa yang mempelajari Al Quran dan mengajarkannya (HR Bukhari 4/1919 h.n 4739).

 

Barangsiapa yang menyembunyikan ilmu dari ilmu-ilmu yang berguna bagi manusia dalam permasalahan mereka dan permasalahan agama, maka Allah akan mencambuknya di hari kiamat dengan cambuk api neraka (HR Ibnu Majah 1/97 h.n 265).

 

3.5. Mendidik Jasmani Anak

Islam memperhatikan masalah jasmani anak, selain masalah ruhani dan akal. Ketiga potensi tersebut dikembangkan dalam Islam. Rasulullah menyebutkan bahwa jasmani mempunyai hak untuk dipenuhi, sehingga memunculkan suatu kekuatan. Bahkan Allah SWT lebih menyukai orang beriman yang kuat jasmaninya dibandingkan yang lemah jasmaninya.

 

Beberapa contoh mendidik jasmani ketika di zaman Nabi SAW adalah memanah, berenang, bergulat, lari, berkuda, dan latihan perang. Saat ini, mendidik jasmani anak dapat dilakukan dengan bermain, aktivitas motorik seperti berlari, meloncat dan melempar. Bahkan berbagai bentuk permainan seperti main bola, petak umpat, kejar-kejaran dan sebagainya dapat dijadikan sarana mendidik jasmani anak.

 

Box

Sesungguhnya bagi tubuhmu terdapat hak atas (yang harus dipenuhi oleh) dirimu (HR Bukhari 2/697 h.n 1874).

 

Kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi RasulNya dan bagi orang-orang beriman (QS Al Munafiqun: 8).

 

Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada yang lemah, dan setiap sesuatu itu ada kebaikannya, bersegeralah mendapatkan apa-apa yang bermanfaat bagimu dan minta tolonglah kepada Allah dan janganlah menjadi lemah  (HR Muslim 4/2052 h.n 2664).

 

Umar pernah menulis surat kepada Abi Ubaidah: Ajarkanlah anak-anakmu berenang dan ajarkanlah memanah kepada orang yang ikut berperang di antara kamu.

 

3.6. Memenuhi Hak Anak

Salah satu kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah memenuhi hak anak. Rasulullah menyebutkan bahwa berdosa seseorang yang menyia-nyiakan tanggung jawabnya kepada anaknya. Salah satu contoh pemenuhan hak anak adalah hak untuk makan dan minum serta hak mendapatkan pendidikan.

 

Anak sebagai manusia kecil yang tidak mempunyai kemandirian akan banyak membutuhkan bantuan orang dewasa. Salah satu dari bantuan tersebut adalah pemenuhan hak anak.

 

Box

Dari Rasulullah SAW, sabdanya: “Seseorang telah cukup dikatakan berbuat dosa bila ia menyia-nyiakan orang-orang yang menjadi tanggungan makan dan minumnya” (HR Muslim 2/692 h.n 996).

 

Dari Numan bin Basyir, Rasulullah SAW bersabda, “Takutlah kalian kepada Allah, dan berlaku adillah terhadap anak-anak kalian”. “…Apakah engkau senang jika mereka melakukan kebaikan kepadamu dengan sama (Adil)?” (HR Muslim 3/1242 h.n 1623).

 

Orang (mukmin) yaitu mereka menjauhi segala hal yang sia-sia (QS Al Mukminun: 3).

 

Dan mereka memelihara kemaluan mereka (QS Al Mukminun: 5).

 

3.7. Memberi Warisan Anak

Islam mengatur harta warisan secara baik dan adil di antara anak-anak, apakah anak laki-laki atau anak perempuan. Memberi warisan kepada anak bagi orang tua merupakan suatu tanggung jawab dan sekaligus kewajiban yang harus dipenuhi orang tua.

 

Box

Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah baligh) harta mereka, janganlah kamu menukar yang baik dengan yang buruk, dan janganlah kamu memakan harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu adalah dosa yang besar (QS An Nisa: 2).

 

Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya (QS Al Isra: 34).

 

Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup usia untuk kawin. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cukup cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. Dan janganlah kamu makan harta anak yatim melebihi batas yang patut dan (janganlah kamu) tergesa-gesa (membelanjakannya) sebelum mereka dewasa. Barangsiapa (di antara pemelihara itu) mampu, maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan barangsiapa yang miskin, maka bolehlah ia makan harta itu menurut yang patut. Kemudian apabila kamu menyerahkan harta kepada mereka, maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi (tentang penyerahan itu) bagi mereka. Dan cukuplah Allah sebagai pengawas (atas persaksian itu) (QS An Nisa: 6).

 

3.8. Memberikan Ganjaran dan Sangsi

Pembentukan tingkah laku anak yang diinginkan biasanya disertai dengan ganjaran dan sangsi (konsekwensi). Ganjaran (reward) dan sangsi (punishment) berfungsi untuk membantu pembentukan kepribadian anak. Tingkah laku yang diinginkan akan muncul pada diri anak, maka orang tua memberinya ganjaran dalam bentuk materi seperti pemberian kue atau makanan dan bisa juga dalam bentuk non materi seperti ucapan pujian dan penghargaan. Manakala muncul perbuatan anak yang tidak diinginkan, orang tua memberinya sangsi seperti hukuman atau mendiamkan. Dengan cara memberikan ganjaran dan sangsi ini, tingkah laku anak dapat dibentuk sesuai dengan yang diharapkan orang tua. Dalam Islam (Al Quran dan Hadits), ganjaran dapat berupa surga dan balasan kebaikan dari Allah SWT, sedangkan sangsi adalah neraka dan balasan buruk dari Allah SWT.

 

Box

Dari Ibnu Umar RA, ia berkata: Ada seorang laki-laki yang semasa hidup Nabi SAW kalau bermimpi, selalu menceritakan mimpinya kepada Rasulullah SAW. Akupun ingin sekali mendapatkan mimpi, kemudian aku ceritakan kepada Rasulullah SAW, sedangkan saat itu aku masih kanak-kanak dan aku biasa tidur di masjid. Akupun mendapatkan mimpi seolah-olah dua orang malaikat memegangku, lalu membawaku pergi ke neraka. Tiba-tiba neraka itu seperti lubang sumur dan mempunyai dua tanduk. Di dalamnya berisi banyak orang yang sudah aku kenal. Aku berkata: “Semoga Allah melindungiku dari neraka”. Ia berkata: Lalu aku ditemui oleh malaikat lain, lalu ia berkata kepadaku: “Kamu belum menjauhi kesenangan duniawi”. Selanjutnya mimpiku aku ceritakan kepada Hafsah, lalu Hafsah menceritakannya kepada Rasulullah SAW, kemudian beliau bersabda: “Sungguh Abdullah adalah lelaki yang baik kalau dia mau terus melakukan salat malam”. Selanjutnya, ia (Abdullah bin Umar) tidak lagi tidur malam, melainkan hanya sebentar saja (HR Bukhari 1/26 h.n 1070 dan Muslim 4/1927 h.n 2479).

 

Rasulullah SAW bersabda: “Surga dikelilingi oleh hal-hal yang tidak disukai dan neraka dikelilingi oleh syahwat” (HR Bukhari).

 

Dari Abdullah bin Harits, ia berkata: “Rasulullah SAW membariskan Abdullah, Ubaidillah dan beberapa orang anak Bani Abbas, kemudian beliau berkata: “Barangsiapa yang lebih dulu sampai kepadaku, maka dia akan mendapatkan begini dan begini”. Ia (Abdullah bin Harits) berkata: “Merekapun berlomba lari kepada beliau, lalu ada yang memegang punggung dan dada beliau, kemudian Nabi mencium mereka dan menggandeng mereka” (HR Ahmad 1/214 h.n 1836).

 

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula (QS Al Zalzalah: 7-8).

 

(Luqman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui” (QS Luqman: 16).

 

3.9. Memotivasi Anak

Kebersamaan orang tua dengan anaknya, tidak saja memberi makan atau minum tapi juga memberi pendidikan yang tepat. Seorang anak harus memiliki motivasi yang kuat dalam pendidikan (menuntut ilmu) sehingga pendidikan menjadi efektif. Memotivasi anak adalah suatu kegiatan memberi dorongan agar anak bersedia dan mau mengerjakan kegiatan atau perilaku yang diinginkan orang tua. Anak yang memiliki motivasi maka akan memungkinkan anak untuk mengembangkan dirinya sendiri.

 

Contoh memotivasi anak adalah membuat senang hati anak, membantu anak agar terpancing melaksanakan sesuatu, kelembutan, menyayangi dan mencintainya. Dengan cara ini anak terdorong melakukan suatu kegiatan. Sebaliknya anak yang belum termotivasi melakukan sesuatu kegiatan seperti belum mau salat maka orang tua diperkenankan menghukum secara bijak dan tepat seperti memukul kaki anak atau memarahinya. Memotivasi anak biasanya diawali membujuk dengan baik dan kemudian menghukumnya apabila anak masih belum terdorong dalam melakukan suatu kegiatan.

 

Memotivasi anak hanya dapat dilakukan bagi anak yang sudah bisa diajak berpikir dan mulai mengerti perintah dan larangan dari orang tuanya. Anak usia dua tahun mulai dapat dimotivasi oleh lingkungan sosialnya.

 

Box

Dari Watsilah bin Atsqa, sesungguhnya Rasulullah SAW menemui Utsman bin Mazhun yang sedang bersama seorang laki-laki yang masih kecil dan anak itu diciumnya. Nabi SAW bertanya kepadanya: “Apakah ini anak laki-lakimu?” Ia menjawab: “Ya”, lalu Nabi bertanya: “Engkau mencintainya, wahai Utsman?” Ia berkata: “Demi Allah, wahai Rasulullah, saya mencintainya”. Nabi bersabda: “Maukah engkau aku tambahkan supaya engkau lebih mencintai dia?” Ia berkata: “Baiklah, demi Allah”. Nabi bersabda: “Barangsiapa yang membuat senang hati anak kecil dari keturunannya sehingga dia menjadi senang, maka Allah akan menjadikan dia senang pada hari kiamat sampai orang tua itu senang” (HR Ibnu Asakir, lihat Al-Bayan wat Ta’rif 1/280).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Allah akan memberi rahmat kepada orang tua yang membantu kepada anaknya untuk berbuat baik kepadanya”. Yakni orang tua yang tidak memerintah anak berbuat sesuatu yang sekiranya anak itu tidak mampu mengerjakan”.

 

Dari Anas RA mengatakan, “Sebaik-baiknya budi pekerti adalah budi pekerti Rasulullah SAW. Suatu hari beliau mengutusku untuk suatu keperluan. Saya mengatakan, “Demi Allah, saya tidak akan pergi” (hati saya mengatakan saya akan pergi). Maka saya keluar, sampai bertemu dengan anak-anak yang sedang bermain di pasar. Tiba-tiba Rasulullah SAW berada di belakangku. Saya melihat kepada beliau dan beliau pun tersenyum dan bersabda, “Anas, engkau pergi juga ketika aku perintahkan?” Saya menjawab, “Ya, saya pergi wahai Rasulullah.” Anas mengatakan, “Demi Allah, saya melayani Rasulullah SAW selama sembilan tahun lamanya. Belum pernah beliau bersabda (dengan apa yang ku kerjakan), “Mengapa kamu melakukan ini dan itu?” Belum pernah saya tidak melakukan sesuatu, dan beliau menegur, “Mengapa tidak engkau lakukan ini?” (HR Muslim 4/1804 h.n 2308 dan 2309).

 

Mintalah ampun kepada Tuhan kalian, sesungguhnya aku (Nabi) meminta ampun kepada Allah dan bertobat setiap hari sebanyak seratus kali” (HR Tabrani 3/301 h.n 886).

 

Dari Ibnu Masud RA berkata, “Saya pernah memukul budak dengan cambuk. Tiba-tiba saya mendengar suara dari arah belakang, ternyata suara tersebut adalah suara Rasulullah SAW, kemudian beliau menegur saya, “Wahai Aba Masud, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah SWT lebih kuasa (lebih kuat) dibandingkan perlakuanmu kepada anak (ini)” (HR Muslim 3/1280 h.n 1659).

 

Allah SWT berfirman, “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah), sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar” (QS Luqman: 13).

 

Allah SWT berfirman, “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu” (QS Luqman: 14).

 

Allah SWT berfirman, “Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung” (QS Al Hasyr: 9).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Jauhkanlah dirimu dari kebakhilan, karena orang-orang sebelum kamu binasa karena kebakhilan. Mereka disuruh bakhil lalu mereka bakhil dan mereka disuruh memutuskan hubungan keluarga lalu mereka memutuskan dan mereka disuruh mendurhakai lalu mereka durhaka” (HR Ibnu Hibban 11/579 h.n 5176).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT menyenangi kelembutan dalam semua persoalan” (HR Bukhari 5/2242 h.n 5678 dan Muslim 4/1706 h.n 2164).

 

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya kelembutan itu jika masuk kepada sesuatu maka dia akan menghiasinya dan tidaklah diangkat kecuali dia akan mengotorinya” (HR Muslim 4/2004 h.n 2593).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Jika Allah SWT menghendaki kebaikan pada penghuni suatu rumah tangga, dimasukkan-Nya kelembutan kepada mereka” (HR Ahmad 6/71 h.n 24471).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Allah SWT menyayangi orang tua yang membantu anaknya untuk mengabdi kepada-Nya” (HR Abu Syaikh dalam kitab tsawab dengan sanad yang dhaif, lihat Kashful Khafa’ 1/514).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Tidak boleh membahayakan (bagi diri sendiri) dan tidak boleh membahayakan (orang lain)” (HR Ibnu Majah 2/784 h.n 2340).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Seseorang lelaki (suami) itu penggembala keluarganya dan bertanggung jawab terhadap gembalaannya. Dan seseorang perempuan (isteri) itu penggembala di rumah tangga suaminya dan anak-anaknya dan bertanggung jawab terhadap gembalaannya” (HR Muslim 3/1549 h.n 1828).

 

Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya (QS Al Baqarah: 286).

 

Kami tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya (QS Al An’am: 152).

 

Apa yang aku perintahkan kepadamu, maka kerjakan semampumu, dan apa yang aku larang kamu darinya maka tinggalkanlah. Sesungguhnya yang menghancurkan orang-orang sebelum kamu adalah banyaknya pertanyaan mereka dan perselisihan mereka dengan para nabi (HR Muslim 4/1830 h.n 1336).

 

3.10. Membina Karakter Anak

Tanggung jawab orang tua lainnya adalah membina karakter anak. Karakter anak dibina dengan cara memberi nama anak yang baik, mengajarkan akhlak dan mengajaknya beramal saleh. Nama yang baik dapat membentuk konsep diri anak yang baik, sehingga dapat membentuk karakter yang baik pula. Pembinaan karakter anak dilakukan dengan kasih sayang dan lemah lembut. Islam melarang membina karakter anak melalui pukulan dan marah yang berlebihan serta kebencian.

 

Box

Sesungguhnya engkau akan dipanggil nanti di hari kiamat dengan nama-namamu sekalian, serta dengan nama-nama bapak-bapakmu, maka baguskanlah nama-namamu (HR Abu Daud 4/287 h.n 4948. Perawi-perawinya tsiqah tetapi ada inqitha’ dalam sanad).

 

Rasulullah SAW bersabda: Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang akan menjadikannya Nasrani, Yahudi, Majusi (HR Bukhari 1/465 h.n 1319 dan  Muslim 1/456 h.n 1292).

 

Aisyah RA berkata: Rasulullah SAW tidak pernah memukul pelayan, isteri-isterinya dan tidak pernah memukul seseorangpun dengan tangannya (HR Ibnu Abi Syaibah 5/223 h.n 25459).

 

Rasulullah SAW bersabda: Pelajarilah garis keturunanmu kemudian hubungkanlah tali silaturrahim. Demi Allah sesungguhnya seseorang mempunyai permasalahan dengan saudaranya kalaulah dia tahu hubungan yang ada di antara mereka niscaya dia tidak akan memutuskan talian persaudaraan dengannya (HR Bukhari fi Adabul Mufrad 1/39 h.n 72).

 

Ibnu Abbas berkata: Pada suatu hari saya berada di belakang Rasulullah SAW, beliau berkata: Wahai anakku, saya akan mengajarkan kepadamu beberapa hal: Jagalah Allah maka Allah akan menjagamu, jagalah Allah maka engkau akan mendapatinya di depanmu. Jika engkau meminta, mintalah hanya kepada Allah dan jika engkau meminta tolong, maka mintalah hanya kepada Allah. Ketahuilah jika semua manusia bersepakat untuk memberi manfaat kepadamu, maka mereka tidak akan pernah sanggup kecuali apa-apa yang telah ditentukan oleh Allah SWT, dan jika mereka bersepakat untuk memberi mudharat kepadamu, maka niscaya mereka tidak akan bisa kecuali apa-apa yang telah ditentukan oleh Allah SWT (HR Turmudzi 4/667 h.n 2516).

 

Tiada pukulan yang melebihi sepuluh kali kecuali menyangkut had-had Allah (pelanggaran terhadap Allah) (HR Muslim 3/1332 h.n 1708).

 

Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan (QS Ash Shaf: 2-3).

 

  1. Pendidikan yang Terpadu

 

4.1. Pendidikan Fisik

Islam mementingkan pendidikan fisik bagi anak. Bahkan Rasulullah SAW menyamakan pendidikan fisik ini sebagai dzikrullah, dan mukmin yang mempunyai fisik yang kuat akan lebih dicintai Allah SWT. Beberapa contoh pendidikan fisik kepada anak yang dilakukan Nabi SAW dan para sahabat adalah berenang, melempar, melompat ke atas punggung kuda, menunggang kuda, berpacu, berlomba lari dan kegiatan-kegiatan ketangkasan serta keterampilan fisik lainnya.

 

Box

Rasulullah SAW bersabda, “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dibandingkan dengan mukmin yang lemah” (HR Muslim 4/2052 h.n 2664).

 

Umar bin Khaththab RA pernah menulis kepada beberapa penguasa, “Amma Badu. Maka ajarilah dan perintahkan anak-anak kalian untuk berenang dan melempar. Dengan begitu mereka akan mampu melompat ke atas punggung kuda (dengan sigap dan tangkas)” (Imam Al-Munawi menyebutkannya dalam Fayd Al-Qadir 4/327).

 

Umar pernah menulis surat kepada Abi Ubaidah: Ajarkanlah anak-anakmu berenang dan ajarkanlah memanah kepada orang yang ikut berperang di antara kamu .

 

Rasulullah SAW bersabda, “Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah mengajari mereka menulis, berenang dan melempar serta tidak memberi rezeki kecuali dengan rezeki yang baik” (HR Baihaqi 10/15 h.n 19526, hadits ini dhaif).

 

Dalam riwayat lain, “Ajarilah anak-anak kalian berenang dan melempar” (HR Baihaqi 6/401 h.n 8664, Hadith ini dhaif sekali).

 

“Barang siapa yang meninggalkan melempar setelah mempelajarinya karena tidak menyenanginya, sesungguhnya itu termasuk nikmat yang telah diingkarinya atau kufur terhadap nikmat yang telah Allah berikan kepadanya (HR Abu Daud 3/13 h.n 2513).

 

Rasulullah SAW pernah melewati suatu kaum yang sedang belajar melempar. Beliau bersabda, “Melemparlah kalian wahai Bani Ismail. Sesungguhnya ayah-ayah kalian adalah para pelempar. Melemparlah, saya bersama Bani Fulan. Maka salah satu dari dua kelompok tersebut berhenti melempar. Kemudian beliau bersabda, “Melemparlah, dan saya akan bersama kalian semua” (HR Bukhari 3/1292 h.n 3316).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Tetaplah kalian melempar, sebab melempar adalah termasuk paling baiknya permainan kalian” (HR Bazzar 3/346 h.n 1146 dan Tabrani 2/304 h.n 2049).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Setiap sesuatu yang bukan termasuk dzikrullah adalah permainan kecuali empat perkara, berjalannya seseorang di antara dua sasaran atau tujuan (untuk melempar), melatih kuda, bercanda dengan isteri dan ketika mengajar berenang” (HR Tabrani 8/119 h.n 8147).

 

Dari Muhammad bin Ali bin Rakanah bahwa Rakanah pernah bergulat dengan Rasulullah SAW dan beliau berhasil mengalahkannya” (HR Abu Daud 4/55 h.n 4078).

 

Dari Ibnu Umar RA, “Rasulullah SAW pernah berpacu di antara kuda” (HR Bukhari 1/162 h.n 410).

 

Jabir berkata: Para sahabat melakukan Salat maghrib bersama Rasulullah SAW, sesudah itu mereka akan bermain panah (HR Ibn Hibban 10/549 h.n 4696).

 

Dari Aisyah RA berkata, “Rasulullah SAW pernah mengajakku berlomba (lari) dan aku menang. Setelah berlalu beberapa waktu (dan ketika itu aku sudah gemuk) beliau mengajak berlomba lagi, maka beliau menang dan bersabda, “Ini balasan untuk itu (kekalahanku dulu)(HR Ibnu Hibban 10/544 h.n 4691).

 

4.2. Pendidikan Moral

Islam adalah agama yang mengajarkan moral. Beberapa contoh moral yaitu budi pekerti yang baik, tidak berkhianat, tidak berdusta, tidak melanggar janji, tidak memusuhi, tidak benci, tidak berzina, tidak sombong, tidak jahat, jujur, menjaga ucapan, tidak mencela, tidak berkata kotor dan tidak keji, menahan marah, memaafkan kesalahan orang lain, dan menyukai kebajikan. Upaya mengamalkan tingkah laku bermoral ini merupakan perintah Allah SWT dan RasulNya yang perlu diajarkan kepada anak. Pendidikan moral dalam Islam merupakan hal yang penting.

 

Box

“Tidak ada pemberian yang diberikan orang tua kepada anaknya yang lebih baik dibandingkan penanaman akhlak terpuji” (HR Turmudzi 4/338 h.n 1952 hadits ini mursal).

 

Rasulullah SAW berdoa: Ya Allah, Engkau telah membaguskan rupaku, maka baguskan juga budi pekertiku (HR Baihaqi dalam kitab Shu’abul Iman 6/364 h.n 8543).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Muliakanlah anak-anak kalian, dan perbaguslah budi pekerti mereka” (HR Ibnu Majah 2/1211 h.n 3671 dengan sanad yang dhaif).

 

Bertanggung jawablah kamu sekalian terhadap anak-anakmu terhadap salat mereka dan ajarkanlah kepada mereka kebaikan karena kebaikan itu menjadi mudah karena sudah dibiasakan (HR Baihaqi 3/84 h.n 4874).

 

Dari Abi Sa’id Al-Khudri, Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa mempunyai tiga anak perempuan, lalu mendidik mereka (dengan baik), menikahkan mereka dan selalu memperhatikan mereka dengan baik, maka baginya adalah surga (HR Abu Daud 4/338 h.n 5147).

 

Ibnu Umar pernah berkata kepada seorang lelaki: Didiklah anakmu, sesungguhnya engkau akan ditanya bagaimana engkau mendidiknya dan apa yang engkau ajarkan kepadanya dan dia akan ditanya bagaimana dia berbuat baik dan taat kepada orang tuanya.

 

Rasulullah SAW bersabda, “Di antara kewajiban seorang ayah terhadap anak ialah ia harus memperbagus budi pekerti anak dan memperbagus namanya” (HR Baihaqi dalam Shu’abul Iman 6/403 h.n 8673).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Ada empat hal yang menyebabkan seseorang menjadi benar-benar munafik. Dan barang siapa yang memiliki salah satu dari empat sifat itu, berarti ia seorang munafik sebelum ia meninggalkannya. Jika dipercaya dia berkhianat. Jika berbicara ia berdusta. Jika berjanji ia tidak menepati. Dan jika memusuhi ia keterlaluan” (HR Bukhari 1/21 h.n 34 dan  Muslim 1/78 h.n 58).

 

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Tiga orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah SWT, tidak disucikan, tidak dilihat oleh-Nya, dan bagi mereka siksa yang pedih. Orang tua yang berzina, raja pendusta, dan orang kekurangan yang sombong” (HR Muslim 1/102 h.n 107).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Jauhilah olehmu sekalian, dusta karena dusta itu mengakibatkan berbuat jahat, dan berbuat jahat itu akan menjerumuskan ke dalam neraka. Selagi hamba itu berdusta dan selalu berdusta, maka Allah SWT akan mencatatnya sebagai pendusta” (HR Bukhari 5/2261 h.n 5743 dan Muslim 4/2012 h.n 2607).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang berkata kepada anak kecil, “Kemarilah, ambillah ini!” tetapi dia tidak memberikannya, maka itu termasuk dusta”  (HR Ahmad 2/452 h.n 9835).

 

Abdullah bin Amir berkata: Ibuku memanggilku ketika Rasulullah SAW duduk di rumahku, dan ibuku berkata: Kemarilah, saya akan memberimu. Rasulullah SAW berkata: Apa yang hendak engkau berikan kepadanya? Ibuku menjawab: Aku akan berikan korma. Rasulullah SAW berkata: Kalaulah engkau tidak memberinya maka engkau akan dicatat telah melakukan suatu kebohongan (HR Abu Daud 4/298 h.n 4991).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Tiada lain yang akan menjerumuskan manusia ke dalam neraka itu adalah ucapan-ucapan lidah-lidah mereka” (HR Ashhabussunan, lihat Sunan Turmudzi 5/11 h.n 2616).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah orang mukmin itu orang yang suka mencela, mengetuk, berkata keji dan berkata kotor” (HR Turmudzi 4/350 h.n 1977).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah termasuk golongan kami orang yang meniru selain kami. Janganlah kamu sekalian meniru orang Yahudi dan Nasrani” (HR Turmudzi 5/56 2695 sanadnya dhaif).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari mereka” (HR Abu Daud 4/44 h.n 4031).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah salah seorang di antara kamu tidak berpendirian dan mengatakan, “Saya seperti orang banyak. Jika mereka baik saya baik, dan jika mereka jahat saya jahat”. Tetapi, kata Nabi, “Mantapkanlah dirimu. Jika orang banyak baik, kamu perkuat. Jika mereka jahat, hindarilah jauh-jauh kejahatan mereka” (HR Baihaqi 9/152 h.n 8765).

 

Rasulullah SAW melaknat kaum laki-laki yang meniru-niru kaum wanita dan kaum wanita yang meniru-niru kaum laki-laki (HR Bukhari 5/2207 h.n 5546).

 

Allah SWT berfirman, “Dan orang-orang yang menahan marahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain, Allah SWT menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan” (QS Ali Imran: 134).

 

4.3. Pendidikan Iman

Orang tua dapat menanamkan keimanan kepada anaknya dengan mengajak memikirkan penciptaan langit bumi, silih bergantinya malam dan siang, penciptaan tanaman dan gunung-gunung. Anak yang memikirkan tanda-tanda ciptaan Allah, akan mengalami peningkatan keimanan. Orang tua yang mengajak anaknya pergi ke gunung, tepi laut dan melihat keindahan alam dapat mendekatkan diri anak kepada penciptanya.

 

Box

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (QS Ali Imran: 190).

 

Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebagian tanaman-tanaman itu ata